Alvaro mengemudikan Mercedes Benz G65 miliknya sedikit kencang menuju rumah Mama. Sementara Cara memilih menatap jalanan lewat kaca mobil yang ada di sampingnya. Gadis itu tidak bisa berhenti tersenyum sejak keluar dari rumah Felix. Cara merasa amat sangat bahagia karena Alvaro mau menuruti keinginannya.
Padahal Alvaro dulu bersikap sangat dingin dan kasar di awal pertemuan mereka. Alvaro bahkan menganggapnya seorang jalan. Namun, siapa yang akan menyangka Alvaro sekarang sangat mencintainya dan rela melakukan apa pun untuknya.
"Apa yang membuatmu terlihat sangat bahagia, Sayang?" Alvaro meraih tangan Cara lantas menautkan jemari mereka. Jemari gadis itu begitu pas mengisi sela-sela kosong di jemari tangannya. Seolah-olah Cara memang sudah diciptakan untuknya.
"Apa kamu tahu, Roo?" Cara malah balik bertanya alih-alih menjawab pertanyaan Alvaro.
Alvaro menggeleng polos. Entah kenapa jantungnya selalu berdet
Sedikit pun Alvaro tidak pernah menyangka jika dirinya sekarang mengulangi hal yang dulu hanya dia lakukan pada Angela ke Cara.Alvaro yang terkenal arogan dan dingin pada siapa pun bersikap sangat manis dan hangat hanya pada Angela. Sejak dulu dia memang menaruh hati pada model seksi itu hingga rela melakukan apa pun. Termasuk bersaing dengan saudara kembarnya sendiri.Butuh perjuangan yang tidak mudah bagi Alvaro untuk meluluhkan hati Angela karena wanita itu memiliki harga diri yang sangat tinggi. Berkali-kali dia ditolak dan berkali-kali dia hanya diberi harapan palsu oleh Angela. Namun, Alvaro tidak gentar untuk mendekati wanita itu. Dia mencurahkan seluruh perhatian juga kasih sayangnya untuk membuktikan jika dirinya sungguh-sungguh mencintai Angela.Setelah sepuluh tahun lebih berjuang, akhirnya Angela mau membalas perasaannya. Alvaro merasa sangat bahagia dan tanpa pikir lama langsung memutuskan
'Aku hayalah karakter sampingan yang tidak akan kau lihat. Tetapi aku merasa sangat bahagia hanya karena mencintaimu Aku hanya berharap jika suatu hari nanti kau bersedih. Kau tidak perlu mencari siapa pun karena kau masih memilikiku yang tidak akan hilang ... di sini' ~ Aditya Kafka ~ Dio mendadak tidak mau makan. Anak berusia lima tahun itu marah karena Cara pergi meninggalkan mansion keluarga Mahendra. Dia ingin sekali bertemu dengan gadis itu. "Ayo, makan dulu, Sayang." Alexandra mengulurkan satu sendok nasi tepat di depan mulut Dio. Namun, anak itu masih setia menutup mulutnya rapat-rapat. Alexandra menghela napas panjang. Rasanya dia nyaris menyerah membujuk Dio agar mau makan.
Setelah dari rumah sakit, Cara dan Alvaro mampir ke sebuah pusat perbelanjaan karena ingin membeli perlengkapan bayi untuk calon buah hati mereka. Cara terlihat begitu senang melihat baju, popok, bahkan mainan untuk bayi yang lucu-lucu. Rasanya dia ingin sekali membeli semuanya. Namun, dia masih cukup waras untuk tidak menguras kantong Alvaro. "Baju ini lucu ya, Roo?" Cara menunjukkan baju bayi model ikan badut alias Nemo pada Alvaro. Kening Alvaro berkerut dalam melihat baju bayi yang Cara tunjukkan pada dirinya. Baju model ikan itu malah mengingatkannya dengan Romeo dan Julliet. Ikan koi peliharaan mereka di rumah. "Kalau anak kita pakai baju ini pasti kelihatan lucu. Kita beli ini ya, Roo?" Cara menatap Alvaro dengan penuh harap. "Yang ada anak kita nanti malah mirip Romeo dan Julliet. Aku nggak mau beli baju yang ini!" Cara mengerucutkan bibir kesal karena Alvaro
Maldives merupakan tempat yang sangat romantis dan sempurna untuk berbulan madu karena memiliki banyak pantai yang indah. Negara kepulauan tersebut berada di selatan-barat daya India. Tepatnya 700 km sebelah barat daya Sri Lanka.Setelah kondisinya membaik, Allendra langsung mengajak Angela ke Maldives untuk berlibur karena dia sudah terlalu bosan tinggal di apartemen. Dari Singapura butuh waktu kurang lebih sekitar empat setengah jam untuk tiba di sana.Allendra memilih menginap di Lux South Ari Atol yang ada di Pulau Didhoofinolhu, Maldives. Resort tersebut menawarkan pengalaman Resort Luxe tanpa alas kaki dengan properti rumah pantai yang sangat apik. Dengan 194 vila, menjadikan Lux sebagai salah satu resort Maldives yang unggul dalam menciptakan pengalaman intim bagi setiap tamu yang menginap. Di sana juga ada delapan macam restoran kelas atas yang menyajikan makanan buatan koki ternama."Bagaimana menurutmu tempat ini
"Kamar yang terbatas tentu saja membuat kita kesulitan untuk mengatur barang yang diinginkan. Apa lagi bagi orang tua yang menginginkan menaruh meja belajar di dalam kamar anak mereka. Untuk itu perusahaan kami ingin meluncurkan meja belajar portable untuk anak-anak." Alvaro menekan remote untuk mengganti slide power point. Pada layar LCD seketika muncul desain meja belajar portable khusus untuk anak-anak yang akan diproduksi oleh Perusahaan Dinata. "Kami sengaja memilih bahan metal agar kuat dan tidak mudah patah. Selain itu bahan metal juga tidak mudah berkarat." Sudah menyelam di dunia bisnis selama kurang lebih tujuh tahun membuat Alvaro begitu tenang dan lugas saat mempresentasikan produk terbarunya. Dia memang terkenal memiliki tangan dingin dalam memimpin perusahaan. "Untuk menarik perhatian anak-anak, kami
Alvaro tidak pernah bosan memandangi Cara yang tertidur lelap di dalam dekapannya. Wajah gadis itu terlihat begitu polos dan apa adanya. Seperti bayi. Sangat menggemaskan.Alvaro pikir, dia tidak akan bisa jatuh cinta lagi setelah menikah dengan Angela. Namun, Cara perlahan-lahan menghapus nama Angela dari hatinya sejak gadis itu masuk ke dalam ke hidupannya. Dia bahkan sudah tidak peduli lagi pada Angela karena yang ada di pikirannya sekarang hanya Cara, Cara, dan Cara. Apa lagi gadis itu sedang mengandung buah hatinya sekarang.Padahal Alvaro sudah berusaha keras menahan diri agar tidak jatuh hati pada Cara. Namun, sekeras apa pun dia berusaha, perasannya malah semakin sulit untuk dikendalikan. Dia tidak bisa lagi menahan perasaannya karena sudah telanjur jatuh hati terlalu dalam pada Cara.Gadis itu selalu bisa membuat perasaannya nyaman dan merasa tenang. Alvaro seolah-olah menemukan rumah dal
Alvaro ingin melepaskan Cara dari dekapan karena ponselnya yang ada di dalam saku celana bergetar. Namun, gadis itu malah memeluknya semakin erat. Seolah-olah enggan melepaskannya dari dekapan.Entah kenapa Cara hari ini ingin terus memeluk Alvaro dan berada di dekat lelaki itu."Sayang, lepas dulu, ya? Aku mau menerima telepon, nih."Cara mengerucutkan bibir kesal. "Nggak mau, nerima telepon kayak gini kan, bisa."Alvaro terkekeh geli melihat tingkah Cara yang begitu manja pagi ini. Gadis itu benar-benar menggemaskan, seperti anak kucing. Dia mengecup puncak kepala Cara sekilas sebelum menerima telepon dari Gabriella."Ya, Gab?" ucapnya.'Selamat pagi, Mr. Alvaro. Saya hanya ingin mengingatkan kalau jam sepuluh pagi nanti Anda ada rapat penting. Saya harap Anda untuk segera datang ke kantor. Cukup sekian terima gaji.' Gabriella langsung memutus sambungan teleponnya setela
Minggu ini saham Perusahaan Dinata naik sepuluh persen. Para investor merasa sangat puas dan tidak menyesal sudah menanam modal pada perusahaan yang didirikan oleh ayah Alvaro tersebut. Perusahaan Dinata sekarang bahkan semakin berjaya sejak dipimpin oleh Alvaro. Alvaro mengempaskan tubuhnya di kursi setelah selesai memimpin rapat dengan para petinggi perusahaan. Untung saja dia masih sedikit mengerti materi yang dibahas pada rapat jam sepuluh tadi, jika tidak para investor pasti ragu untuk mempertahankan saham mereka di perusahannya. "Gabriella, jangan lupa kirimkan laporan rapat tadi padaku secepatnya." "Baik, Mr. Alvaro." Gabriella mengangguk patuh. "Apa lagi jadwalku setelah ini?" Gabriella pun membuka buku agenda Alvaro. "Anda ada janji makan siang dengan pemimpin Alex Coorporation. Setelah itu meninjau pembangunan mall sekaligus arena bermain bagi anak-anak di jalan Sudirman sam