Hari berganti membawa suasana baru dalam kepelikkan hubungan Alexa dan Aaron. Cuaca yang sangat segar di pagi hari di daerah sekitar danau, membuat orang tua Aaron bersemangat sekali membawa Axel berjalan-jalan. Bukannya bermaksud tidak acuh dengan situasi rumah tangga anak mereka saat ini, tapi tidak ada salahnya menikmati liburan daripada harus diam dengan kecemasan menunggu kabar Aaron dan Alexa tentang semuanya di rumah.Atas izin Aaron maupun Alexa, Tuan Daniel dan istrinya ingin membawa Axel bermain tanpa pengawasan berlebih. Itu terasa sesak bagi mereka saat ingin berlibur tapi harus tetap merasa was-was. Mereka hanya ingin diawasi oleh orang mereka sendiri. Tapi sebenarnya kedua orang tua itu ingin mental Axel tidak terbebani dengan percakapan orang tuanya yang tidak ia mengerti dan rumit.Tuan Daniel yang sudah pernah dan beberapa kali ke tempat itu, sudah lumayan hafal dan mengenal spot yang bagus untuk jalan-jalan bersama istri dan cucunya. Tak lupa mereka mengambil foto pe
Alexa dan Kay segera mendatangi lokasi kejadian. Tapi sudah tidak ada kedua pertuanya di sana karena mereka sudah langsung mendatangi kantor polisi untuk membuat laporan.“Kay, bagaimana?” tanya Alexa yang sedari tadi mengawasi sekitar sambil menunggu Kay mendapatkan informasi."Semua CCTV di gedung ini sudah diretas, Bos. Dan anehnya, ada beberapa bagian rekaman berdurasi belasan menit hilang. Dan itu di sekitar toilet umum." lapor Kay pada Alexa."Ya Tuhan... Apa yang harus kulakukan?" Alexa sangat bingung dan terlintas wajah Aaron di benaknya. Baru saja Alexa ingin menelepon Aaron, ponselnya sudah berdering lebih dulu dan menampilkan panggilan dari deretan nomor yang tidak dikenal."Halo?" jawab Alexa singkat.‘Kalau kau ingin anakmu selamat, datang sendirian ke alamat yang akan kukirimkan. Jangan mencoba melapor ke polisi atau anakmu yang tampan ini akan kubuat diam selamanya!’Alexa terdiam kaku. Sepertinya ia mengenali suara wanita yang mengancamnya saat ini."Kau si Jalang itu,
"Bos!" Kay menyapa singkat."Apa Ryan dan anak buahnya sudah berangkat?" tanya Alexa."Sudah, Bos. Dan aku langsung ke sini setelah Bos Ryan mengabariku." jawab Kay, "dan ini alat komunikasi milikmu, juga ini." lanjut Kay seraya memberi jam tangan komunikasi yang tersambung dengan earphone kecil di telinga serta senjata api miliknya yang sudah disiapkan Kay.Alexa terlihat mengaktifkan jam tangan miliknya dan langsung menghubungi seseorang, "Let’s go, Ryan. I’m ready.”‘Lakukan yang terbaik dan ayo kita pulang.’"Yes, we'll be home soon," jawab Alexa singkat sebelum menutup panggilannya.Mata Alexa terpejam sejenak, berusaha mengatur pikirannya yang bertambah kacau setelah mendengar ajakan pulang dari Ryan. Satu tepukan di bahu Alexa membuatnya kembali membuka mata."Bos, ayo kita berangkat. Axel menunggu kita." ucap Kay tenang."Ya, kau benar. Tidak ada waktu untuk memikirkan perasaan sekarang. Axel menunggu kita." jawab Alexa setuju, "Kay, bersiaplah karena permainan ini sudah di mu
Dari atas langit terdengar dan terlihat sebuah helikopter berulang kali melintas di atas tempat Alexa dan para mafia itu berada. Tidak ada yang tahu kalau itu adalah Aaron yang meminta bantuan kepolisian."Kau mengingkari kesepakatan kita. Kau sudah meminta bantuan, kan?" ucap Karina yang mulai waspada."Tidak. Aku tidak menghubungi siapa pun. Bukannya kalian sudah menyadap ponselku? Kalian akan tahu kalau aku menghubungi orang lain." balas Alexa tenang tanpa melepaskan bidikannya ke Karina.‘Bos, sepertinya itu helikopter kepolisian.’ Kay memberitahu.Alexa tidak menanggapi, tapi hanya tersenyum karena yakin bala bantuan datang dan akan mempermudah urusannya. Kalau saja tidak ada bom di tubuh anaknya, sudah pasti sejak tadi Alexa sudah menghabisi mereka semua."Hai, wanita jalang. Lepaskan anakku sekarang juga sebelum kau menyesal karena membuatku marah. Tidak bisakah kau menghadapiku sendirian tanpa melibatkan anak kecil? Apa kau masih marah setelah tidak bisa mendapatkan ayahnya? I
Ryan yang sudah berjuang di ujung napasnya selama seminggu di ICU, ternyata tidak bisa melawan takdir. Pria tampan, hebat, sombong, dan penyayang keluarga itu akhirnya berpulang ke Yang Maha Pencipta. Sosok hebat pemimpin World Shadow itu kini hanya bisa hidup dalam benak setiap orang yang mengenalnya dengan berbagai versi.Hari ini, jenazah Ryan dibawa kembali ke kota tercinta. Rumah besar yang biasanya menjadi tempat yang hangat karena hanya di sanalah keluarga Parker berkumpul dengan penuh kasih sayang, kini menjadi rumah duka yang menyedihkan.Jenazahnya tidak di tempat pemakaman pada umumnya, melainkan di halaman belakang rumah mereka yang luas. Tuan Parker yang begitu terpukul atas kepergian putranya itu memutuskan untuk tidak berada jauh dari Ryan. Ia ingin terus melihat putra yang selama ini terus mendampinginya sekalipun Ryan sudah terkubur di pembaringan terakhirnya.“Kenapa kau melakukan ini padaku, Ryan bodoh? Kau menyuruhku kembali ke rumah hanya untuk menyelesaikan masal
Tidak ada yang lebih sempurna selain menyempurnakan suatu hubungan asmara dan cinta dengan janji yang disampaikan dalam pernikahan. Ketika janji suci itu telah diucapkan, kebahagiaan pun sudah lengkap rasanya.Seperti itulah yang Alexa dan Aaron rasakan saat ini. Meski sudah bertahun-tahun lamanya terikat dengan pernikahan walau hanya dalam selembar sertifikat, keduanya masih merasa kurang. Terlebih Aaron yang seakan terombang-ambing di abaikan Alexa yang terkesan menganggap ringan pernikahan mereka.Bukan tanpa sebab, itu karena Alexa yang notabene seorang mafia yang harus pergi kesana-sini mengurus masalahnya sendiri tanpa ingin melibatkan Aaron dalam kerumitan masalahnya. Dan hal itu dianggap Aaron kalau Alexa tidak menganggap hubungan mereka erat sebelum adanya janji pernikahan.Maka saat ini, Aaron mengungkapkan keberaniannya meminta izin pada Tuan Parker untuk mengucapkan janji dan ikrar pernikahan yang bagi seorang mafia seperti mereka yang menganggap sebuah janji dan sumpah sa
Satu bulan masa berkabung sepeninggalnya Ryan usai, Tuan Parker menyetujui permintaan yang ingin mengajukan resepsi pernikahannya dengan Alexa.Resepsi tidak dilangsungkan secara mewah. Pesta bertema Wedding Garden itu berlangsung tenang dan bahagia karena hanya mengundang kerabat dekat dan kolega penting saja. Setelah para tamu satu-persatu pulang, Aaron masuk ke kamar untuk menyusul Alexa yang sedang menerima panggilan video dari Austin yang sedang mengasuh Axel. Ia melihat Alexa istrinya yang sedang duduk di depan meja rias sambil tersenyum-senyum sendiri.Tiba-tiba kedua tangan Aaron sudah melilit pinggang Alexa yang ramping. Bibir Aaron mulai mengecupi leher dan tengkuk Alexa, hingga membuat Alexa kegelian, “Kenapa kau tersenyum sendiri, Babe? Apa yang kau bicarakan dengan Austin?”“Tidak ada. Aku bahkan lebih banyak bicara dengan Axel yang mengeluh karena dibawa pulang oleh pamannya.” jawabnya sambil tersenyum, tapi itu tidak lama karena Alexa kembali murung. Ia menyandarkan k
Peristiwa berdarah yang terjadi saat penculikan Axel dulu masih menyisahkan beberapa hal. Dalam waktu yang ditentukan, semua orang yang menyaksikan kejadian berdarah itu diwajibkan melapor ke kantor polisi. Hari ini adalah hari terakhir Alexa mendatangi kantor keamanan negara itu sebagai kewajibannya. Akan tetapi, rasanya ia ingin sekali menemui beberapa orang yang ingin ia lihat keadaannya.Setelah mendapat persetujuan dari Tuan Parker dan suaminya, Alexa yang didampingi mulai bergegas. Tempat pertama yang akan didatangi mereka adalah rumah tahanan tempat Regan ditahan.Setelah mendapatkan izin menjenguk Regan yang diurus oleh kenalan Reed di sana, Alexa melangkah mendekati sel tempat Regan ditahan. Sesuai permintaan, Alexa yang tidak ingin diberitahukan kedatangannya pada Regan mulai mendekat dalam diam.Di balik jeruji besi dengan ruangan yang sempit yang harus dibagi dengan beberapa orang, Regan Abbott terlihat meringkuk sambil memejamkan mata. Perasaan iba muncul di hati Alexa s