Di dalam kamar hotel tempatnya menginap bersama Robert, Megan duduk cemas di pinggiran ranjang. Ia kembali dengan kekecewaan karena resepsionis hotel menolak memberitahukan informasi tentang tamu VVIP mereka. Robert baru keluar dari kamar mandi langsung bertanya karena Megan benar-benar terlihat sedang cemas.“Kau kenapa, Meg? Kau habis dari mana? Saat aku bangun tadi, aku tidak melihatmu di kamar.” Robert bertanya dan duduk di samping Megan.“Aku ingin berjalan-jalan sebentar di luar. Aku bosan sejak tadi malam kau abaikan. Sepanjang malam kau mabuk dan setelah sampai di kamar kau malah tertidur dengan pulas. Kau baru pulang, tapi bukannya mendapatkan pelukan dan bercinta, aku malah harus mendengarmu terus bergumam tidak jelas.” Megan menjawab kesal dan itu bisa diterima Robert.“Maafkan aku. Mungkin aku terbawa suasana.” Robert meminta maaf, “Aku tidak ingin sengaja mengabaikanmu, Meg.” ia menambahkan alasannya sambil menggenggam tangan Megan.“Kau bahkan tidak memanggilku dengan s
“Katakan pada kami, dengan siapa kau bermalam di hotel itu?” Regan bertanya dengan bentakan pada Alexa. Di sampingnya ada Harley yang terlihat memijat dahinya, sedangkan Megan dan Cora berdiri di belakang sofa tempat Regan dan Harley duduk. Semuanya memberikan tatapan geram yang berisi pertanyaan yang sama.“Kalian ingin tahu sekali atau apa? Kenapa malah pertanyaan seperti ini yang kalian tanyakan? Sebegitu kecewa kah kalian karena aku tidak tidur bersama pria tua itu?” Alexa membalikkan pertanyaan.“Anak kurang ajar. Tidak bisakah kau hanya menjawab apa yang ditanyakan padamu? Kenapa sikap membantahmu ini tidak berubah sama sekali?” Harley menanggapi dengan tidak berdaya. Ia kewalahan menghadapi sifat Alexa yang keras.“Kalian ingin bertanya, dan aku ingin tahu untuk apa itu? Bukankah ini privasiku? Kalian tidak akan mati hanya karena mengatakan kemauan kalian atasku.” Alexa masih tidak ingin menjawab. Karena tentu ia tidak akan mengatakan kalau dirinya bermalam di kamar Aaron, pri
“Sebelumnya maaf, karena aku belum sempat menyapa Tuan Hobbs. Aku Darwin, aku mengelola bisnis di bidang resort di beberapa bagian negara di Asia dan Amerika, kini aku mulai merambah ke Eropa. Aku sudah mendengar nama Tuan Aaron sejak lama, tapi baru kali ini bisa beruntung bertemu secara langsung,” ucap Darwin sopan.“Ya, senang berkenalan dan bertemu dengan Tuan Darwin. Tapi sepertinya pertemuan kita tidak berkesan baik kali ini. Ada urusan penting yang harus diselesaikan, jadi mari kita ulangi di lain hari.” jawab Aaron sopan.“Dan lagi, bagaimana perjodohan ini bisa terjadi saat Alexa sendiri tidak menceritakan hal ini denganku? Babe, tolong jelaskan padaku sekarang.” ucap Aaron mengarah pada Alexa untuk menjelaskan.‘Habislah aku. Apa yang harus kukatakan padanya? Dia juga entah kenapa malah membawa masalah baru di sini. Tuhan, kepalaku sakit.’ Alexa bergumam bingung dalam hati. Ia terlihat seperti kucing yang tertangkap basah mencuri ikan.“Maafkan aku tidak memberitahukan padam
“Begitu penting nggapan suamiku pada kalian, tapi perasaanku yang selalu dipermainkan tidak ada artinya, ya? Sayang sekali karena itu tidak berguna. Mana mungkin dia repot memikirkan kelakuan kalian sementara jelas di matanya kalian jahat padaku?” Alexa menanggapi ucapan Harley.“Lex, kau tidak bisa mengatakan hal seperti itu pada orang tuamu sendiri. Ingatlah semua kebaikan mereka padamu. Kumohon, jangan berubah seperti ini. Kau yang dulu sangat lembut, tidak sekasar ini sekalipun kau sangat marah.” bujuk Robert sambil mengingatkan bagaimana Alexa yang dulu.“Alexa yang dulu sangat lembut dan mudah dihancurkan. Itu kah yang kau maksud, Tuan Robert? Tapi kurasa kau harus menelan kekecewaan.” Alexa menjawab sambil tersenyum miris.“Aku mengingatkan sekali lagi, jangan mengusikku atau hanya kesialan yang akan kalian dapatkan nanti. Aku tidak akan menahan lagi jika kalian melewati batasan yang sudah sangat jelas.” Sambungnya memberi peringatan sebelum menoleh pada Aaron yang sejak tadi h
Alexa dan Aaron kini berada di mobil Aaron. Ia setuju menuruti keinginan Axel agar ikut dengan mereka ke rumah keluarga Hobbs. Setelah lelah bicara dan bercanda dengan Alexa, Axel akhirnya tertidur sambil memeluk ibu perinya, seakan tidak ingin ibu perinya itu lari lagi.Suasana menjadi hening, tapi saat ini adalah waktu yang tepat bagi Aaron bicara.“Alexa, bisakah kita bicara? Ini serius.” tanya Aaron pada Alexa yang ada di sampingnya.“Apa ada hal yang serius dalam hidupmu? Dari mulai aku membuka mata pagi ini, kau selalu bercanda dan bicara hal-hal konyol.” Alexa menjawab langsung, tapi Aaron malah tersenyum senang. Lirikan matanya juga terlihat bolak-balik terarah ke Alexa.Diperhatikan dengan pandangan seperti itu membuat Alexa menjadi salah tingkah dan sedikit kesusahan menata ekspresinya, “Lihat saja jalan di depanmu atau kau akan membuat kita semua celaka.”omelnya.“Aku juga tidak tahu kenapa aku suka sekali menggodamu. Lihatlah, padahal kau sedang kesal tapi aku malah bahagi
‘Braaak!’ sebuah vas bunga berbahan keramik hancur di lantai saat Megan membantingnya dan menambah kerusakan di dalam kamarnya. Itu bukan benda pertama yang dihancurkannya karena marah.Setelah kepergian Aaron dan Alexa, Robert juga ikut meninggalkan rumahnya dengan sikap kasar. Kekasihnya itu tidak hanya membentaknya, tapi juga menunjukkan sikap dingin pada Regan dan Harley ketika orang tua Megan itu membujuk Robert untuk tinggal.“Wanita Jalang! Sial! Kenapa dia harus selalu ada dalam hidupku untuk membuatku menderita?!” Megan meraung marah sambil menangis. Alasannya marah bukan hanya karena sikap Robert yang berubah setelah bertemu dengan Alexa, tapi ia juga marah saat memikirkan kenapa Alexa bisa sampai menikah dengan pria sebesar Aaron Hobbs. Itu artinya Alexa adalah nyonya besar di keluarga terpandang itu.“Bagaimana mungkin aku dikalahkan oleh si Jalang itu? Bagaimana mungkin hidupnya yang sudah kuhancurkan akan sebaik sekarang? Itu tidak boleh terjadi!” Megan bergumam panik.
Town City Park, di sinilah Alexa dan Aaron berada. Di taman bermain yang tidak jauh dari tempat mereka berbincang, ada Kay dan Vin yang sedang menemani Axel bermain. Ya, karena Alexa sering membawa si kecil dan kedua anak buahnya juga lebih sering ikut, maka si kecil sudah mulai terbiasa dengan kedua pria itu.“Bagaimana kalau aku menolak dan membatalkan sertifikat pernikahan itu. Kurasa tidak ada yang bisa kukatakan lagi padamu, Tuan.” Alexa yang kini sudah lebih tenang, mencoba berunding dengan Aaron.“Tidak bisa. Aku sudah memberatkan sertifikat itu dengan denda perceraian yang tinggi. Kalau salah satu dari kita membatalkan pernikahan itu sebelum seratus hari, maka siapa yang ingin bercerai akan membayar sejumlah uang yang sudah aku tetapkan di sana. Setidaknya sekalipun itu terjadi, tidak ada pihak yang dirugikan secara materi.” Aaron juga menjawab dengan tenang. Ia tidak ingin merusak perbincangan yang berawal dengan baik ini.“Tidak masalah kalau aku harus membayar seberapa bany
“Ini.” ucap Aaron saat baru saja kembali menemui adiknya di halaman belakang. Di tangannya terdapat dua bungkusan plastik dengan sebuah sedotan di dalamnya, dan satunya sikat gigi anak kecil.Ternyata sebelum meninggalkan Aaron meja di mana dirinya dan Alexa berbincang tadi, Aaron menyempatkan mengambil sedotan bekas Alexa dan menyimpannya tanpa sepengetahuan Alexa. Sesampainya di rumah, ia juga menunggu Axel selesai makan malam dan menggosok gigi dulu. Setelah semuanya pergi, barulah ia mengambil sikat gigi Axel dan membawanya pada Austin.“Apa ini?” Austin bertanya bingung saat menerima itu dari kakaknya.“Itu milik Alexa yang kudapatkan tadi. Antarkan ini ke dokter pribadi kita. Jangan sampai ada yang tahu tentang ini. Aku membuatmu terlibat agar kau juga percaya dengan apa yang kupercaya kalau Alexa mungkin saja adalah ibu kandung Axel.” Setelah Aaron berucap seperti itu, Austin membelalakkan matanya. Kini ia tahu apa maksud ucapan kakaknya itu.“Kau akan jadi orang pertama yang m