Share

108. Bau Ketek

Penulis: LiaBlue
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-29 10:43:35

“Sayaaang!”

Avram berteriak memanggil Lavira. Dia baru saja pulang kerja dan langsung memanggil sang istri. Meski baru beberapa jam lalu Lavira pulang lebih dulu dari kantor Avram. Pria itu sudah merasa sangat rindu. Begitulah bucinnya seorang Avram saat ini.

“Sayaaang, aku pulaaang!”

“Jangan belisik, Pa. Memangnya ini hutan?”

Pergerakan Avram terhenti ketika mendengar suara cadel seorang anak laki-laki. Pria itu menoleh dan menatap datar Alano. Alano, sang putra tampannya kini sudah masuk usia tiga tahun. Suara cadelnya tak membuat Avram merasa gemas, pasalnya Alano selalu saja membuatnya merasa kesal.

“Papa tidak mengajakmu berbicara,” cetus Avram malas.

“Aku juga tidak, Pa. Aku tadi belbicala kepada jelmaannya taljan. Teliak-teliak di mansion kita.”

Mata Avram melotot mendengar kalimat tersebut. Dia menggerutu, tetapi tak dapat berkata-kata menyahut kalimat Alano yang jelas untuk dirinya. Alano secara tak langsung mengatakan jika dirinya seorang tarzan. Pasalnya Avram adalah orang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
🌹isqia🌹
ehh ku kira udah gak lanjut lagi
goodnovel comment avatar
Muchlishotul Irsyadah
lucu bengetttt sih .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kecil Penebus Hutang   109. Gembel

    Lavira berjalan bersama Alano di sampingnya. Putra kecilnya itu berjalan sambil berpegangan tangan dengan Lavira. Mereka baru saja keluar dari dalam mobil dan bergerak ke arah lobi perusahaan Avram. Pria bucin itu meminta sang istri untuk datang ke perusahaan pada jam makan siang. Sebab Avram sendiri tak sempat untuk pulang karena harus ada meeting dengan klien dari luar.Bagi para pegawai perusahaan, mereka sudah sangat tahu siapa Lavira. Pasalnya perempuan itu setiap hari selalu datang ke kantor untuk menemui Lavira. Mereka juga mengetahui bagaimana bucin dan protektifnya seorang Avram kepada istrinya tersebut.Setiap kali datang, perhatian mereka tertuju kepada Alano. Anak laki-laki berusia tiga tahun itu terlihat sudah sangat tampan di usianya saat ini. Wajah Alano seakan begitu menuruni sang ayah. Apalagi rambut dan bola matanya, begitu mirip dengan Avram. Mata tajamnya pun perlahan mulai terlihat, meski masih terkesan imut karena bulat seperti anak kecil pada umumnya.“Siang, Ny

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Istri Kecil Penebus Hutang   110. S2-Satpam

    “Satpaaam!”Beberapa satpam berlarian ke arah sumber suara. Perempuan tadi berteriak memanggil satpam. Sehingga hampir seluruh orang menoleh ke arah mereka. Para karyawan yang sedari tadi ada di sana, hanya bisa memutar bola mata mereka malas. Nampaknya sebuah pertunjukan akan terjadi beberapa saat lagi.Drap ... drap ...Suara derap langkah para satpam menarik perhatian. Para satpam tersebut sampai di depan pintu lift dan melihat Lavira sedang berdiri di depan pintu lift. Yah, setelah perdebatan beberapa detik lalu. Sekarang Lavira berada di luar lift, karena sempat disuruh keluar oleh perempuan seksi tadi.“Apa yang harus kami lakukan, Nyonya!” Tiga satpam yang datang langsung bersuara serentak dan menunduk hormat secara serentak pula ke arah Lavira.Jelas hal itu membuat perempuan seksi tadi merasa sangat terkejut. Pasalnya di sini dia-lah yang harusnya diberi hormat, itu menurutnya. Dia yang memanggil para satpam untuk mengusir Lavira. Namun, para satpam tersebut malah memberi hor

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Istri Kecil Penebus Hutang   111. S2-Menggila

    “Akhirnya Anda datang, Tuan Dakasa. Saya ke sini karena perintah dari Papa saya, sebagai utusan dari perusahaan Hadocs. Tapi tiba-tiba perempuan gembel ini malah menghalangi jalan saya, bahkan berani mengata-ngatai saya. Saya sungguh kecewa, datang ke sini bukannya disambut baik, malah mendapatkan perlakuan tidak baik seperti ini. Ini sebuah penghinaan, Tuan Dakasa.” Jumaika bersuara sambil bergerak mendekat ke arah Avram, jelas ingin memulai dramanya di depan Avram.Bukannya mendapatkan izin dari Avram. Pergerakan Jumaika langsung ditahan oleh para pengawal pribadi Avram. Jelas hal itu membuat Jumaika semakin kesal. Niat hati ingin mengadu dan bermanja kepada Avram, menarik perhatian pria tampan tersebut.“Minggir kalian, apa-apaan ini?” geram Jumaika kepada para pengawal.“Tuan Dakasa tidak boleh bersentuhan dengan sembarang orang.”Jumaika melotot mendengar jawaban salah satu pengawal tersebut. “Tuan Dakasa, lihatlah mereka sangat kurang ajar kepada saya,” rengek Jumaika kepada Avr

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Istri Kecil Penebus Hutang   112. Merajuk Satu Minggu

    Plak ...Sebuah suara tamparan menggema di lorong depan pintu lift perusahaan tersebut. Semua orang menatap itu semua dengan wajah senang. Bukannya merasa kasian, pasalnya yang menjadi korban tamparan adalah Jumaika. Perempuan berpakaian seksi itu baru saja mendapatkan tamparan dari seorang pengawal perempuan, jelas pengawal untuk Lavira.Aksi itu membuat Jumaika terkejut. Wajahnya tertoleh dengan rasa begitu perih. Jumaika sempat meringis, dia mengusap pipinya yang memerah. Perlahan perempuan itu menggerakkan leher dan menatap si pelaku penamparan dengan wajah marah dan mata melotot.“Siapa kau berani menampar saya, brengseek!” teriak Jumaika semakin menggila. Nampaknya perempuan itu benar-benar merasa berkuasa dan tak tahu atau tak sadar sedang berhadapan dengan siapa.Semua karyawan menatap Jumaika dengan wajah tak suka. Baru kali ini ada orang gila yang berani berteriak seperti itu di depan Avram. Pria berambut abu-abu itu sedang menahan diri saat ini. Andai tak ada Lavira dan put

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02
  • Istri Kecil Penebus Hutang   113. Tidak Telat

    “Tuan, mohon maafkan putri saya, Tuan.”Avram menatap dingin seorang pria paruh baya yang berlarian mendekat ke arah mereka. Pria itu bergerak cepat ke arah Jumaika yang sedang berbaring di atas lantai perusahaan. Keadaan Jumaika terlihat miris, baru saja mendapat tamparan dari Avram. Tamparan yang tak main-main, diberikan begitu kuat dan berkali-kali.Tak perlu melakukan hal lebih, Avram cukup membalasnya dengan tamparan bertubi-tubi. Itu hanya pembalasan sementara, sebelum nanti dia akan memberikan pembalasan lebih parah dari sekadar tamparan. Namun, dengan tamparan saja sudah berhasil membuat Jumaika seakan tak sadarkan diri. Wajahnya membengkak dengan luka robek di kedua sudut bibirnya.“Jumaika, Naak!” teriak Jadil, ayah Jumaika.Avram menatap jam tangannya. Dia tentu mengingat peringatan sang istri. Tak boleh lebih dari lima belas menit, atau Lavira akan merajuk. Mengingat hal itulah membuat Avram memilih menampar Jumaika. Hal paling penting yang harus dia lakukan adalah melampi

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Istri Kecil Penebus Hutang   114. Topeng Monyet

    “Kakak kenapa kayak dikejar setan gitu?” Lavira bertanya setelah membantu sang suami untuk berdiri.Sebenarnya Lavira tak benar-benar membantu Avram. Pasalnya jika Avram melepaskan seluruh berat badanya pada Lavira. Jelas sang istri tak akan tahan dan Lavira bisa ikut terjatuh. Kini pria itu sudah berdiri dan perlahan membuka jas di tubuhnya.Avram melirik Alano di atas sofa. Anak laki-lakinya itu duduk dan sibuk dengan makanannya. Merasa ada kesempatan, Avram bergerak mendekat ke arah sang istri dan memeluk Lavira manja. Lavira jelas terkejut, dia melirik Alano dan tersenyum ketika melihat putranya sibuk dengan makanan.Lavira balik memeluk Avram yang sedang bermanja. Suaminya itu memang sangat manja, tetapi akhir-akhir ini suka diganggu oleh Alano. Jadi, Avram sudah terbiasa memanfaatkan sedikit waktu untuknya bermanja kepada sang istri. Hal itu sering kali membuat Avram merasa kesal kepada putranya, tetapi dia tahu jika itu adalah resiko memiliki anak kecil.“Pantat Kakak sakit, ga

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Istri Kecil Penebus Hutang   115. Jangan Pulang

    Brak ...“Bangsat!”Rino mengumpat keras ketika tiba-tiba pintu ruangannya dibuka secara kasar dari luar. Pria itu mendongak dan berniat memarahi si pelaku. Namun, Rino mendengkus ketika melihat Avram datang bersama Alano. Jelas pelaku pendobrakan pintu tadi adalah Avram.“Bisa lebih santai buka pintunya, Tuan Dakasa?” cetus Rino menatap Avram malas.“Kau ke taman bawah, bawa Alan nonton topeng monyet,” pungkas Avram tanpa basa-basi.Kening Rino berkerut mendengar kalimat tersebut. “Topeng monyet? Sejak kapan di taman bawah ada topeng mo ....”“Cepat,” sela Avram melotot ke arah Rino, seakan dia sedang memberi kode saat ini.Rino bingung, dia menatap Avram dengan wajah datarnya. Namun, terkesan rasa bingung dan tak paham. “Kenapa harus aku? Kenapa tidak kau saja, atau induknya mana?” tanya Rino kepada Avram.“Tidak udah banyak tanya, dia keponakanmu,” balas Avram datar.Rino menatap Avram malas. “Dia memang keponakanku, tapi dia ini putra Anda, Tuan Dakasa. Jelas Anda lebih bertanggun

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Istri Kecil Penebus Hutang   116. Lavira Kesal

    “Sayaang!”Lavira tak menghiraukan panggilan Avram. Meski dia terbilang polos, tetapi Lavira tahu serta paham bagaimana rasanya cemburu. Dia terlihat sangat kesal ketika sang suami mengatakan bonus tentang keseksian sekretaris barunya.Avram sendiri terus berlarian dengan keadaan kancing kemeja bagian atas terbuka. Yah, sebelum tadi berpelukan, Avram sempat membuka tiga kancing atas kemeja kerjanya. Dia bahkan berniat membuka kemeja tersebut, karena sudah terbiasa kelonan tanpa baju bersama sang istri.Sett ...“Tunggu dulu, Sayang. Aku tadi hanya bercanda, mana mungkin aku suka perempuan lain. Kamu tahu aku ‘kan? Aku ....”“Kenapa gak mungkin? Aku tahu kalau Kakak bisa saja dapat perempuan yang jauh lebih seksi dari pada aku. Orang Kakak tiap hari di kantor, jelas dong bisa dapat perempuan seksi. Aku ini apa, cuma ibu rumahan yang ngurus anak, pakai das ....”“Sssttt.”Kalimat Lavira terputus saat dengan tiba-tiba Avram meletakkan jari telunjuknya di depan kedua bibir sang istri. Avr

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-08

Bab terbaru

  • Istri Kecil Penebus Hutang   184. Tamat

    “Makan yang banyak, kamu tadi malam juga tidak makan, ‘kan? Banyak-banyak lauknya, ini, kamu suka ini.” Lavira memberikan sepotong ikan bakar kepada Elina. Elina terkekeh menatap Lavira yang begitu perhatian. “Makasih, Ma. Mama juga makan yang banyak, biar nanti kita sama-sama bulet, hehe.” Lavira ikut tertawa mendengar kalimat menantunya. Dia tak menyangka jika gadis kecil yang bertahun-tahun dia cari, akhirnya sekarang berada di depannya. Meski Elina belum mengingat siapa Alano dan keluarga, setidaknya sekarang Elina sudah menjadi istri Alano. Hal itu membuat Lavira merasa lebih tenang, dia juga tak menuntut Elina untuk mengingat dirinya. Seperti ini saja sudah membuat Lavira merasa senang. Sett ... Elina terkejut ketika tiba-tiba Alano memberikan secentong sayur brokoli di atas nasinya. Elina menoleh dan menatap Alano dengan wajah polos. Alano sendiri nampak santai, terus menyuap makanannya dengan ekspresi datar seperti biasa. Lavira tersenyum menatap itu, dia merasa senang keti

  • Istri Kecil Penebus Hutang   183. Nakal

    “Ini masuknya ke mana?”“Aku juga tidak tahu.”“Makanya lebih tarik, lebarkan sedikit lagi.”“Sudah tidak bisa ini, Mas.”Lavira dan Avram saling tatap tepat di depan pintu kamar Alano. Kamar yang mulai hari itu akan dihuni pula oleh Elina. Setelah tadi sepasang pengantin baru itu meminta izin untuk ke kamar lebih dulu. Lavira ingin menyusul dan mengantarkan makanan untuk Elina, sebab setahunya Elina belum makan malam.Namun, siapa sangka niat mereka malah mendapatkan perkata-perkataan demikian. Lavira tersenyum, dia berfikir hal yang diinginkannya. Kegiatan malam pertama para pengantin baru pada umumnya. Avram pun menatap senyum sang istri, dia terkekeh kecil.“Mereka akan kasih kita cucu ‘kan, Pa?” tanya Lavira cukup terdengarn polos.Avram kembali terkekeh geli. “Biarkan saja mereka, ayo kita kembali ke bawah. Kamu juga harus segera tidur, ini sudah larut.”“Iya, tapi ... Elin belum makan, Pa.”“Nanti kalau mereka sudah selesai, mungkin akan terasa lapar. Alan bisa bantu Elin ambil

  • Istri Kecil Penebus Hutang   182. Panggilan

    Sepasang insan sekarang sedang duduk di tepian ranjang sambil saling lirik. Mereka adalah sepasang pengantin baru yang baru saja sah setelah acara ijab qabul beberapa jam lalu. Alano dan Elina, mereka duduk dengan sudut mata sama-sama melirik satu sama lain.Alano pun menghela napas pelan. Dia nampaknya cukup bingung harus melakukan apa setelah ini. Lavira dan Avram tadi sempat menggoda dirinya. Alano si kaku, dia tak pernah memiliki kekasih. Dia tak tahu cara berhubungan dengan perempuan, tetapi dia adalah pria normal dan tak sepolos Avram dulu. Alano sudah dewasa, sehingga dia tahu kegiatan apa biasa dilakukan sepasang pengantin baru.Hanya saja, masalahnya sekarang adalah mereka pribadi. Alano dan Elina terbilang menikah tanpa ada kata cinta. Mereka hanya saling merasa nyaman satu sama lain untuk saat ini. Elina pun tertarik kepada Alano karena ketampanan pria itu, dan tentunya merasa nyaman. Elina sejujurnya tak paham dengan perasaannya sendiri, setiap kali melihat dan berdekatan

  • Istri Kecil Penebus Hutang   181. Ijab Qabul

    Elina menatap ke samping, di mana kedua orang tuanya berada. Dia tak menyangka jika dirinya benar-benar akan segera menikah dengan Alano. Kemarin-kemarin dia masih berpikir jika Alano hanya bercanda. Sampai akhirnya satu minggu kemudian kedua orang tua Elina datang ke Indonesia dan mengatakan jika mereka senang tahu Elina akan menikah dengan Alano.Elina meminta pernikahan ini tak usah ada pesta sebelum dirinya wisuda. Sebab dia tak ingin diserbu oleh para fans Alano selama di kampus. Hal itu akhirnya dituruti oleh Alano. Akhirnya mereka hanya akan mengadakan ijab qabul saja dulu, sebelum nanti mengadakan pesta mewah setelah Elina benar-benar wisuda.“Kami keluar dulu, Sayang. Nanti akan Mama jemput kalau sudah selesai.”“Iya, Ma,” sahut Elina sambil menarik napas.Cklek ...“Astaga, sahabatkuu ini. Kau menikungkuu!”Elina terkejut ketika tiba-tiba Mei masuk ke dalam ruangan tempatnya menunggu, Mei berteriak. Hari ijab qabul yang begitu tiba-tiba. Tak hanya mengejutkan Elina, tentu sa

  • Istri Kecil Penebus Hutang   180. Baru Kenal

    Elina menatap Lavira yang terlihat begitu antusias memperlihatkan berbagai macam bentuk mode gedung pernikahan. Perempuan itu masih tak paham dengan keadaan tiba-tiba ini. Baru tadi Alano mengatakan dia akan mengurus pernikaha, pria itu sudah memberitahu Lavira dan Avram. Sekarang Lavira nampak sangat semangat memperlihatkan berbagai macam dekorasi gedung pernikahan.“Kamu suka yang ini? Ini cantik juga, astaga, jadi bingung,” celoteh Lavira.“M-maaf, Tante. Ini beneran bakalan nikah?”Lavira menoleh dan menatap Elina yang nampak sangat bingung. Perempuan itu terkekeh, dia melirik Alano di samping Avram. Dua pria itu juga berada di sana, mereka duduk tak jauh dari tempat Lavira serta Elina berada. Kini mereka berempat sedang berada di sofa ruangan keluarga mansion Dakasa, setelah tadi Elina sudah sempat diajak makan malam oleh Alano.“Kamu tidak bilang lebih jelas sama, Elin, No? Dia kebingungan loh, ini,” ucap Lavira kepada Alano.“Udah, Ma. Dia mau.”“Masa iya, terus kenapa dia nany

  • Istri Kecil Penebus Hutang   179. PHP?

    “Kata orang-orang, dia itu psikopat. Jadi dia suka bunuh orang, aku ngeri kalau nanti menikah dengannya ... pas aku lagi tidur, malah dicekik dan mati.”Alano menatap Elina yang melanjutkan kalimatnya. Dia berdeham sambil tertawa kecil mendengar kalimat takut Elina. “Kalau memang begitu, seharusnya kau sedari tadi sudah aku cekik dan mati,” cetus Alano santai.Kalimat Alano itu membuat Elina terdiam. Perempuan itu kembali menggeliat pelan, sampai kelopak matanya bergerak pelan pula. Kening Elina berkerut ketika dia berniat membuka mata. Dengan mata sedikit memicing, akhirnya kini dua bola mata itu terbuka. Elina menatap sekitar sambil menggeliat, sampai pergerakannya terhenti ketika melihat paha seseorang tepat di samping tubuhnya.Mengikuti paha tersebut, Elina mendongak sampai akhirnya kedua bola matanya menangkap wajah tampan seseorang. Saat dua pasang bola mata itu beradu pandang, tepat ketika itu pula Elina melotot. Dia melotot karena terkejut melihat wajah tampan Alano di saat d

  • Istri Kecil Penebus Hutang   178. Setengah Tidur

    “Kami senang, akhirnya sekarang bisa tenang melepas Elin di Indonesia. Kemarin kami risau, masalahnya Elin keras ingin berkuliah di Indonesia, padahal kami belum bisa kembali ke sana. Akhirnya kalian bertemu lagi, kami senang. Maaf karena tidak memberitahu lebih cepat, sebab kemampuan kami yang serba terbatas.”Suara seorang perempuan dewasa di layar ponsel milik Avram terdengar. Ada sepasang suami istri di sana sedang berbicara dengan Lavira. Mereka adalah kedua orang tua Elina. Sesuai kalimat Alano tadi, mereka akan menghubungi kedua orang tua Elina. Akhirnya setelah sekian lama, mereka kembali bisa berkomunikasi. Orang tua Elina meminta maaf karena tidak bisa memberitahukan keberaaan Elina nan masih selamat dari kejadian kebakaran kala itu.“Tidak masalah, Kak. Kami mengerti, bukan salah kalian juga. Kalian juga sudah berusaha menghubungi, kami senang sekarang bisa melihat Elin lagi. Dia masih sama, tumbuh semakin cantik, dan gadis polos nan cerewet,” terang Lavira dengan nada rama

  • Istri Kecil Penebus Hutang   177. Menghubungi

    Rasanya Alano tak terlalu lama beraktivitas di dalam kamar mandi. Namun, ketika dia keluar, Alano sudah menemukan Elina terbaring di atas tepian ranjangnya. Sebelah kaki perempuan itu terjuntai dengan kedua mata tertutup. Hembusan napas perempuan polos itu terlihat tenang dan teratur, itu pertanda jika dia sedang tidur.Hanya beberapa menit ditinggal mandi. Elina tertidur di atas ranjang Alano, mungkin sudah terlalu lelah. Biasanya perempuan itu akan tidur siang jika pulang dari kampus. Hari ini kegiatannya terasa padat, pergi ke mansion Alano dengan segera alasan untuk melarikan diri. Apalagi setelah semua rencana dan alasannya gagal, perempuan itu bercerita cukup lama dengan Lavira. Sampai akhirnya masuk ke dalam kamar Alano dan diajak jahil oleh si pemilik kamar.“Dia benar-benar masih sama, suka tidur sembarangan. Kalau bergerak sedikit, dia bisa jatuh.” Alano menatap tubuh Elina yang memang begitu mepet di tepian ranjang.Perlahan pria itu menarik pinggang Elina, kemudian mengang

  • Istri Kecil Penebus Hutang   176. Kamar

    Elina duduk kaku di tepian ranjang kamar Alano. Setelah tadi sempat berbincang sebentar dengan Lavira. Akhirnya kini Elina berada di kamar Alano. Pria itu katanya sedang menyelesaikan pekerjaan di ruangan kerjanya di mansion tersebut. Lavira malah menyuruh Elina menunggu Alano di dalam kamar pria itu.“Aduh, aku harus apa sekarang? Masa aku harus berbaring di sini? Kalau nanti Pak Alan marah bagaimana?”Meski Lavira yang menyuruh Elina untuk menunggu di dalam kamar tersebut. Tetap saja Elina merasa tak enak jika harus tidur di kamar seorang pria. Apalagi pria itu adalah dosennya sendiri. Pergerakan Elina bahkan cukup terbatas. Sejujurnya dia penasaran ingin melihat-lihat isi kamar Alano, tetapi dia takut jika nanti Alano keburu kembali ke dalam kamar.“Emm, itu apa?” Elina melihat sebuah lemari dan terfokus kepada sebuah kotak kecil tanpa penutup di dalam lemari tersebut.Elina melangkah mendekat ke arah lemari dengan wajah penasarannya. Dia memicingkan mata sambil meraih sebuah kotak

DMCA.com Protection Status