Share

Istri Kecil Om Dingin
Istri Kecil Om Dingin
Penulis: Saraswati_5

Bab 1. Awal

Penulis: Saraswati_5
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-27 22:05:07

"Kamu harus menikah dengan Bos dari pamanmu!" ucap Alice.

Emily mengangkat wajahnya menatap Alice. "Tapi aku masih kuliah, Tan."

"Memangnya kenapa kalau masih kuliah! Kamu tidak ada pilihan lain! Menikah dengan Tuan Muda Axel atau pergi dari rumah ini!" bentak Alice.

Emily kembali menundukkan pandangannya. Dia tidak tahu akan seperti apa nasibnya nanti setelah ini. Kehidupannya selama ini sudah sangat hancur setelah kematian kedua orang tuanya akibat kecelakaan yang mereka alami. Karena itu, dia harus tinggal bersama keluarga tantenya yang tidak menyukai dirinya.

"Sudah! Sekarang kamu ke kamar dan persiapkan diri kamu! Besok akan ada orang dari keluarga Del Piero datang untuk mengurus semuanya dan membawa kamu ke mansion keluarga Tuan Del Piero."

Emily hanya menurut dan segera pergi ke kamarnya. Sifatnya yang penakut membuat dia tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi saat ini dia sama sekali tidak mempunyai apa-apa.

"Ma. Apa tidak masalah Emily menikah dengan Tuan Muda Axel?" tanya Gunawan.

Alice menatap Gunawan dengan tatapan bertanya. "Memangnya kenapa? Tuan Muda Axel bahkan berani memberi mahar sebesar 1 milyar dan menaikkan jabatan Papa untuk jadi Manager. Kapan lagi coba kita punya kesempatan seperti ini."

Langkah kaki Emily langsung terhenti. Hatinya semakin hancur ketika mendengar Alice mengatakan hal itu. "Kenapa Tante bisa sekejam ini. Apa salahku?" gumam Emily di dalam hati sembari menahan bulir air mata yang siap jatuh kapan saja.

Gunawan mengembuskan napas panjang. "Mama 'kan tahu sendiri, usia Tuan Muda Axel itu hampir dua kali lipat dari usia Emily. Dia itu lebih pantas menjadi ayah dari Emily daripada suaminya. Dan lagi, apa Mama tidak tahu kabar tentang Tuan Muda Axel?"

Alice langsung menatap Gunawan dengan tajam. "Sudah! Lebih baik Papa nggak usah ikut campur. Ini semua itu urusan, Mama!"

Alice segera berbalik ke kamarnya. Akan tetapi, dia menjadi kesal ketika melihat Emily yang berdiri di anak tangga. "Kenapa kamu masih di situ, Emily! Cepat masuk ke kamar!"

Emily berbalik. "E-em, itu ada yang ketinggalan, Tan," ucap Emily sambil menunjuk tas kuliahnya yang masih ada di atas sofa.

"Cepat ambil dan masuk ke kamar!" bentak Alice.

"Ba-baik, Tan."

Emily segera berlari menuruni anak tangga untuk mengambil tasnya. Sementara Gunawan yang melihat Emily selalu dimarahi oleh Alice hanya bisa menatap keponakannya itu dengan tatapan kasihan.

Emily baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Seperti biasa dia hanya mengenakan bathrobe dan handuk yang dililitkan di kepalanya.

Niatnya dia ingin berjalan  menuju lemari untuk mengambil baju. Akan tetapi, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan kasar.

BRAK!

Emily terperanjat ketika melihat Marcel yang bisa masuk ke kamarnya. Dia semakin takut ketika Marcel mendekat.

"Kak Marcel? Kak Marcel mau apa?" tanya Emily dengan suara ketakutan.

Marcel tidak menjawab dan terus mendekat ke arah Emily. Dia hanya tersenyum miring. Di detik selanjutnya, Marcel sudah membawa Emily ke pelukannya.

"Kak Marcel! Apa yang Kak Marcel lakukan? Lepasin aku!" ucap Emily sambil terus mencoba melepaskan diri dari Marcel. Namun, dia tidak bisa, tenaganya jauh di bawah Marcel.

"Jangan memberontak Emily dan diam saja. Aku hanya ingin memberimu kenang-kenangan sebelum kamu menikah dengan pria lemah seperti Axel," ucap Marcel dengan senyum miringnya.

Emily menatap Marcel tidak paham. "Maksud Kak Marcel?"

"Wah ... jadi Mama belum ngasih tahu kamu ya! Axel menikahi kamu itu karena dia itu penyuka sesama jenis."

"Apa?" Emily melebarkan kedua matanya.

Marcel kembali tersenyum miring. Dia sangat senang melihat Emily yang terkejut dengan kenyataan yang dia katakan. "Karena itu, aku ingin memberimu hadiah."

Emily menatap Marcel. "M-maksudnya?"

Marcel tersenyum miring. Dia mendekatkan bibirnya ke telinga Emily dan membisikkan sesuatu.

Emily langsung memberontak setelah mendengar ucapan Marcel. "Lepas, Kak! Aku tidak mau! Lepasin!" Teriak Emily sambil terus mencoba melepaskan diri dari Marcel.

"Sudahlah jangan memberontak, aku hanya ingin membuat kamu merasakan surga dunia," ucap Marcel yang mencoba melepaskan bathrobe yang dipakai oleh Emily.

"Jangan, Kak! Aku mohon," ucap Emily dengan air mata yang mengalir dari kedua matanya. "Tante, Om, tolong aku."

Marcel tersenyum sinis. "Tidak akan ada yang menolong kamu Emily! Mama dan Papa sudah berada di kamar mereka! Jadi lebih baik kamu jangan buang-buang tenagamu untuk itu. Lebih baik kamu gunakan tenagamu untuk melayaniku," ucap Marcel sambil mulai aksinya.

Emily hanya bisa menangis, ingin melawan tetapi tenaganya sudah habis. "Ya Allah, tolong hamba-Mu ini." Mohon Emily di dalam hati.

Ceklek!

Pintu kamar Emily terbuka dan terlihat di sana ada Alice. "Astaga, Marcel!" Alice sangat terkejut ketika melihat Marcel sedang melakukan hal tidak senonoh pada Emily.

Alice segera menarik Marcel dan membawanya keluar dari kamar Emily. Meninggalkan Emily yang sedang menangis dengan penampilan yang tidak pantas untuk dilihat.

Keesokan harinya. Sesuai dengan rencana pengawal kepercayaan keluarga Del Piero datang untuk mengurus pernikahan Tuan Muda Axel dengan Emily. Karena kekuasaan yang dimiliki keluarga Del Piero, pernikahan mereka dilakukan hanya melalui berkas-berkas saja dan ketika sudah selesai Emily langsung dibawa ke mansion milik keluarga Del Piero.

Emily menatap keadaan mansion mewah itu. Entah sudah berapa kali dia berdecak kagum pada mansion itu, sungguh ini pertama kali Emily menginjakkan kakinya di tempat seindah dan semewah itu. "Astaga, ini sih lebih tepat disebut istana," gumam Emily pelan.

"Mari, Nona. Saya akan mengantar Nona ke kamar Tuan Del Piero," ucap seorang pelayan wanita yang masih cukup muda yang bernama Chrisa.

Emily mengangguk dan mengikuti langkah pelayanan itu. Namun, langkahnya terhenti ketika ada suara seseorang yang seperti memanggil dia.

"Hei, kamu!"

Emily dan pelayan itu menoleh. "Anda memanggil saya, Nyonya?" tanya Chrisa sambil menundukkan kepalanya.

"Siapa yang memanggil kamu, aku memanggil dia." Vera menunjuk Emily. Dia mendekat ke arah Emily dan memeluk Emily.

"Jangan berpikir setelah kamu menjadi istri dari keponakan aku, kamu akan menjadi Nyonya di sini. Di sini hanya ada satu Nyonya dan itu aku!" bisik Vera sambil menekankan kata-katanya.

"Maaf, Nyonya. Nona Emily harus ke kamar Tuan Besar."

Vera melepas pelukannya. "Aku hanya ingin memeluk istri Axel, apa tidak boleh!"

"Boleh, Nyonya. Tapi Nona sudah ditunggu."

Vera mencebikkan bibirnya. "Ya udah sana!"

Di waktu yang sama di tempat yang berbeda. Seorang pria masuk ke dalam ruangan atasannya. Dia menunduk hormat. "Istri Anda sudah sampai di mansion dan saat ini sedang bersama Tuan Besar."

"Lalu?"

"Apa Anda tidak ingin menemuinya?" tanya Maxime.

"Untuk apa menemui dia, dia hanya alat untukku agar bisnis ini tidak jatuh ke tangan Alfa."

Maxime hanya diam. Dia adalah orang yang paling tahu akan hal itu. Dia juga yang paling tahu seperti apa sifat tuan mudanya.

"Jadi apa Anda tidak akan pulang?"

"Tidak! Siapkan apartemenku, aku akan tinggal di sana."

"Baik, Tuan Muda."

Satu bulan kemudian. Emily melakukan aktivitas seperti biasa. Selama satu bulan itu, Emily sama sekali belum pernah bertemu dengan suaminya. Namun, walau seperti itu Emily tidak merasa sedih.

Apalagi Tuan Del Piero memperlakukan dia seperti cucu sendiri, para pelayan di sana juga bersikap baik padanya. Walaupun tidak semua bersikap baik kepadanya. Seperti Vera dan Alfa, mereka tidak pernah bersikap baik kepada Emily.

Emily masuk ke dalam kamarnya setelah pulang kuliah. Tidak lama pintu kamarnya diketuk.

"Masuk."

Pintu kamar Emily terbuka, memperlihatkan Chrisa di sana. "Anda ditunggu Tuan Besar di ruang kerjanya, Nona?"

"Tumben? Biasanya Opa ada di kamarnya."

"Saya tidak tahu, Nona."

"Baiklah, aku akan segera ke sana."

Emily berjalan bersama Chrisa. Sampai di depan ruangan Tuan Del Piero, Chrisa membuka pintu tersebut dan mempersilakan Emily untuk masuk. "Opa memanggilku?" tanya Emily mendekat ke arah Tuan Del Piero, tidak menyadari ada orang lain di ruangan itu.

"Iya, duduk sini, sayang."

"CK!" Orang yang ada di dekat jendela berdecak ketika mendengar Tuan Del Piero memperlakukan Emily seperti itu.

Emily menoleh dan betapa terkejutnya dia ketika dia melihat orang di dekat jendela di belakangnya. "Dia?"

Komen (21)
goodnovel comment avatar
Da Chan
mantap bgt, jadi penasaran
goodnovel comment avatar
Zetha Salvatore
Siap-siap kamu bucin Axel hahahaha
goodnovel comment avatar
Halimah Ema
Duh, Emily kasihan deh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 2. Pertemuan

    "Sepertinya Opa sangat menyayangi dia ya?" ucap pria itu yang tidak lain adalah Axel sambil menyunggingkan senyum miring di bibirnya. Dia berjalan mendekat ke arah meja kerja Tuan Del Piero. Emily mematung menatap pria yang saat ini sudah berada di sebelahnya. "Om Axel? Ya ampun, ternyata dia masih sangat tampan. Aku kira foto yang ada di dalam kamar itu foto dia sepuluh tahun yang lalu soalnya kelihatan masih muda banget, tapi ternyata memang masih sangat muda, tidak setua umurnya. Tapi ... aku nggak lagi mimpi ini 'kan? Masa sih aku punya suami om-om tapi setampan ini." Emily bergumam di dalam hati sambil mencubit lengannya sendiri. "Sssttt!" Emily meringis kecil ketika merasakan sakit di lengannya. Sementara Axel yang berada tidak jauh dari Emily dapat mendengar suara ringisan Emily. Dia memutar bola matanya malas. Dia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh gadis kecil di sebelahnya itu. Akan tetapi, dia tidak mau ambil pusing. Dia kembali menatap Tuan Del Piero yang saat ini sedan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-17
  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 3. Perjanjian

    Axel keluar dari ruang kerja Tuan Del Piero dengan wajah merah padam. Dia sungguh tidak habis pikir dengan Opa-nya itu. Waktu itu, Opa-nya meminta dia untuk segera menikah. Setelah dia menikah, sekarang Opa-nya meminta dia untuk segera memberi Opa-nya cucu. Sungguh ... Axel menyesal sudah kembali ke Indonesia jika seperti ini. Seharusnya, dia tinggal di Meksiko saja. Mengurus semua bisnis yang ada di sana, tanpa ada orang yang mengganggu dirinya. "Ada apa, Tuan Muda?" tanya Maxime ketika masuk ke dalam ruang kerja milik Axel dan melihat raut wajah Axel yang sudah merah padam. "Opa mulai berulah lagi!" jawab Axel sambil menyandarkan kepalanya di sandaran kursi kerjanya dengan mata tertutup. Maxime menautkan alisnya. "Maksud, Tuan Muda?" Axel menghela napas kasar. "Opa meminta cucu." "Ukhuk! Ukhuk! Ukhuk!" Maxime terbatuk ketika mendengar apa yang diucapkan bosnya. Axel langsung membuka matanya dan menatap Maxime kesal. "Ukhuk! M-maaf, Tuan Muda," ucap Maxime sambil menunduk. Ax

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 4. Setuju

    Beberapa jam yang lalu ketika di ruang kerja Tuan Del Piero. "Bantu Opa agar Axel segera menyentuh kamu dan memberikan Opa penerus." Emily melebarkan kedua matanya. "I-itu tidak mungkin Opa," ucap Emily sambil menundukkan wajahnya. "Tidak mungkin kenapa? Opa yakin kamu bisa, Emily. Opa mohon sama kamu tolong penuhi permintaan Opa. Dan Opa mohon tolong buat Axel jatuh cinta sama kamu juga." Emily menatap Tuan Del Piero sejenak. Setelah itu, dia menundukkan kepalanya. "Aku tidak yakin apa aku bisa melakukan itu, Opa. Bahkan sepertinya Om Axel tidak menyukai aku." Tuan Del Piero tersenyum tipis mendengar panggilan Emily ke cucunya. Namun, tidak lama wajahnya kembali biasa. Dia mengenggam tangan Emily dengan erat. "Opa yakin kamu bisa, Sayang. Sekeras-kerasnya batu, pasti bisa hancur juga dengan tetesan air yang terus menerus jatuh di atas batu itu." Emily mengembuskan napasnya dengan berat ketika mengingat permintaan Tuan Del Piero. Apalagi saat ini di tangannya ada sebuah kertas, k

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 5. Satu Kamar

    Axel menyeringai. Dia berdiri dan berjalan mendekat ke arah Emily. Setelah itu, dia menatap Emily yang ada di hadapannya dan mendekatkan wajahnya pada wajah Emily. Dengan reflek Emily menutup matanya, dia juga menahan napasnya ketika wajah Axel semakin dekat dan hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Dapat Emily rasakan deru napas Axel menerpa kulit wajahnya. Gluk ... Emily menelan salivanya dengan susah. Seringaian kembali muncul di bibir Axel ketika melihat Emily menutup matanya. Dia mengelus lengan bagian atas Emily hingga bawah dengan jari telunjuknya. "Aku tahu, kamu pasti akan menyetujui perjanjian itu. Karena perjanjian itu sangat menguntungkan untuk kamu," ucap Axel dengan suara sensual. "Tapi maaf, aku tidak bernapsu dengan kamu," ucap Axel yang kemudian langsung menjauhkan dirinya dari Emily. Mendengar kalimat Axel membuat Emily langsung membuka matanya lebar-lebar. Dia menatap Axel yang berjalan masuk ke dalam kamar mandi dengan tatapan kesal. "Hih, nyebelin ban

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-21
  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 6. Penyuka Sesama Jenis

    Ceklek ... Axel yang sedang bingung kenapa dirinya bisa baru bangun tidur langsung mengalihkan pandangannya ke arah suara pintu kamar mandi yang terbuka. Dia bisa melihat Emily yang keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian yang sudah rapi. Axel penasaran ke mana Emily akan pergi tetapi dia tidak menanyakannya pada Emily dan memilih untuk diam dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. BLAM! Emily menoleh ke arah pintu kamar mandi yang sudah tertutup. Namun, dia langsung mengedikkan bahunya tidak peduli dan memilih melanjutkan menyisir rambutnya dan segera bersiap-siap karena sebentar lagi waktunya Tuan Del Piero sarapan. Axel yang sudah selesai keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk di pinggangnya. Dia menatap Emily yang sudah siap dengan tatapan yang sulit diartikan. Setelah itu, dia berjalan ke arah tempat tidur, dia menggeram kesal ketika tidak melihat baju di atas tempat tidur. "Di mana bajuku?" tanya Axel dengan nada kesal. Emily yang sedang merapikan berkas-berkasnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-23
  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 7. Teman Ranjang

    Emily berjalan cukup cepat ke ruang tengah bersama Chrisa. Saat ini dia sudah hampir telat untuk pergi ke kampus. Ini semua gara-gara Chrisa yang terus saja bertanya ini itu kepada dirinya tadi. Seharusnya Emily tidak susah bercerita pada Chrisa, tetapi jika bukan pada dia lalu pada siapa Emily bercerita? Karena saat ini Emily tidak memiliki siapa-siapa. "Wah ... wah ... wah ... lihat Nona Muda kita, semakin hari semakin cantik saja."Emily yang sedang berjalan terkejut dengan kehadiran seorang pria cukup tampan, tinggi, dan bersetelan kantor sedang berdiri menghadang langkahnya dan menatap Emily dengan tatapan mesumnya. Dengan refleks Emily langsung mundur beberapa langkah menghindari pria itu. "Maaf, Tuan Muda Alfa. Sebaiknya Anda menyingkir, Nona Muda harus segera pergi ke kampus karena dia sudah telat," ucap Chrisa pada pria itu yang tidak lain adalah Alfa. "Siapa kamu, berani-bedaninya mengatur saya? Ingat! Kamu itu cuma pembantu di sini! Jadi jangan syok!" ucap Alfa sambil me

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-24
  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 8. Pembuat Onar

    Axel menatap Maxime dengan tatapan datar. Setelah itu, dia tersenyum miring. "Apa kamu menyukai dia?" Mendengar pertanyaan dari Axel, membuat Maxime terkejut. Dia langsung mengangkat wajahnya dan menatap tuan mudanya itu. "Saya tidak mungkin menyukai Nona Muda, Tuan Muda. Saya melakukan itu karena Nona Muda memang pantas mendapatkannya. Bagaimanapun juga, Nona Muda adalah istri Anda. Jadi, sudah sepantasnya saya melayani istri Anda itu."Axel menatap Maxime dengan seksama, melihat apa asistennya itu mengatakan hal sebenarnya atau sedang berbohong. Namun, setelah dilihat-lihat sepertinya Maxime mengatakan hal sejujurnya."Jadi ... apa para klien dari Singapura sudah datang?" tanya Axel tidak mau membahas hal yang menurut dia tidak penting. "Belum, Tuan Muda. Tapi, tadi mereka memberi kabar jika saat ini mereka sedang dalam perjalanan kemari."Axel mengangguk. "Kalau begitu kamu boleh kembali ke ruanganmu."Maxime hanya diam. "Apa kamu tidak mendengarku, Maxime?" tanya Axel dengan sua

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 9. Raihan

    Emily menatap pria yang berdiri di sebelah mejanya. "Aku nggak apa-apa," jawab Emily sambil menundukkan kepalanya kembali. Pria itu tersenyum, dia kemudian langsung duduk di kursi yang tadi diduduki oleh Angel dan Sherly. "Kamu kenapa sih, Emily? Perasaan, satu bulan ini kamu menghindar dari aku terus?" tanya pria itu sambil terus menatap Emily. Emily hanya diam tidak menghiraukan pria di depannya. Hal itu, membuat pria itu mengepalkan telapak tangannya. Setelah itu, dia menarik buku yang sedang dibaca oleh Emily. "Kamu apa-apaan sih, Raihan?" Emily menatap pria di depannya dengan tatapan kesal. "Kamu yang apa-apaan! Kenapa setiap aku ajak bicara selalu seperti itu? Apa kamu tahu sikap kamu itu membuat hati aku sakit, Mily!"Emily menghela napasnya. "Aku udah bilang, Rai. Tolong jauhi aku, aku ini sudah bersuami, jadi tolong jangan ganggu aku lagi."Raihan menatap Emily dengan tatapan sedih. "Kenapa, Mily? Kenapa kamu malah menikah dengan pria yang bahkan memiliki skandal jika pr

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27

Bab terbaru

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 144. Terima Kasih

    Bab 144. Terima Kasih—oOo—Emily merasa seperti sedang berada di dalam mimpi saat melihat Raihan berdiri di tengah-tengah pesta yang diadakan oleh Axel. Pria itu tampak begitu tampan dengan jas yang dipakainya, menunjukkan postur tubuh yang atletis.Selama lima tahun ini, Raihan telah menjadi teman yang setia bagi Emily, selalu ada di sisinya baik dalam suka maupun duka. Walaupun sering kali Emily menolak perasaan Raihan karena Emily hanya menganggap Raihan sebagai seorang sahabat, tetapi pria itu tidak marah dan pergi meninggalkannya. Emily teringat saat mereka berdua merawat Devan, anaknya bersama Axel. Ketika dia sedih dan hampir putus asa karena menduga Axel berselingkuh dengan Chelsea. Raihan selalu ada untuk menghiburnya dan mendukungnya, membuatnya merasa tidak sendirian. "Raihan ...," gumam Emily pelan, tak mampu menyembunyikan perasaan terharu dan takjubnya. Emily menatap Raihan dengan mata yang mulai berkaca-kaca.Perlahan, Emily turun dari panggung dan berjalan menuju Rai

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 143. Emily Valerie, Istri Saya.

    Bab 143. Emily Valerie, Istri Saya. —oOo—Emily menatap gedung megah di depannya, tempat acara pesta yang akan mereka datangi bersama Axel. Hatinya tiba-tiba tidak karuan, dia merasa akan ada sesuatu yang terjadi di dalam pesta tersebut. Namun, dia juga tidak tahu apa itu. "Ayo," ajak Axel sambil tersenyum. Dia mengulurkan tangannya untuk digandeng oleh Emily. Emily menghela napas. Dia kemudian melingkarkan tangannya di lengan kiri Axel, sementara tangan kanan Axel, dia gunakan untuk menggendong DevanSedangkan Devan yang berada di gendongan Axel terlihat begitu bahagia bisa diajak Axel ke acara ini.Begitu memasuki gedung, seketika semua mata tertuju pada Axel yang tampil gagah bersama Emily dan Devan. Para tamu yang hadir, terutama para wanita, tidak bisa menahan rasa penasaran mereka. Mereka saling bertanya-tanya di antara bisikan, "Siapa gerangan wanita bercadar yang bersama Axel? Dan siapa anak kecil yang digendongnya?" tanya salah satu tamu undangan. "Entahlah, aku juga baru p

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 142. Kembali Ke Mansion

    Bab 142. Kembali Ke Mansion—oOo—Sudah dua hari Emily dan Axel berada di villa. Mereka semua menikmati kebersamaan mereka. Seperti saat ini, Emily dan Chrisa tengah menatap Devan yang tengah membakar ikan yang mereka pancing bersama Axel dan Maxime. Kebetulan kesehatan Tuan Del Piero sudah lebih baik, jadi mereka bisa di villa hingga beberapa hari. Senyum terpancar di bibir Emily kala melihat Devan yang terlihat bahagia bersama Axel. Devan terlihat sangat menikmati kebersamaannya dengan Papanya. "Mama!" Devan melambaikan tangannya pada Emily. Emily tersenyum lalu membalas lambaian tangan putranya. "Devan terlihat sangat bahagia ya?" ucap Chrisa yang terus menatap ke arah Devan. "Iya.""Setelah ini rencana kamu apa? Apa kamu dan Devan akan kembali ke Singapura?" tanya Chrisa menoleh dan menatap Emily. Emily mengembuskan napas berat. "Aku juga tidak tahu, Kak."Chrisa yang melihat Emily mengembuskan napas mengusap baju Emily. "Aku tahu lima tahun lalu kamu kecewa dengan Tuan Muda.

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 141. Bikin Anak

    Bab 141. Bikin Anak—oOo—"Bagaimana?" tanya Axel pada bodyguard yang membukakan pintu mobil untuknya. "Semuanya aman, Tuan Muda.""Bagus." Axel kemudian memberi kode pada bodyguard itu untuk pergi dari sana. Sementara Emily yang melihat Axel dengan bodyguard tadi menautkan alisnya dan betanya di dalam hati. "Apa yang Om Axel bicarakan pada bodyguard tadi? Kenapa bisik-bisik," gumam Emily pelan. Axel berbalik, menatap Emily. Dengan segera Axel bejalan mendekat ke arah istri kecilnya. "Ayo," ajak Axel sambil menggandeng tangan Annisa. "Tadi Om bicara apa sama dia?" Emily memberanikan diri untuk bertanya. Ya, lebih baik dia bertanya bukan? Daripada dia penasaran. "Bukan hal penting, sebaiknya sekarang kita ke sana.""Jika itu bukan hal penting, kenapa Mas bicara dengan dia. Bukannya bisa bicara sama Kak Maxime saja, ya?" Emily tidak mau kalah. Axel mengembuskan napa panjang. "Karena itu—""MAMA!!" Axel bernapas lega saat mendengar teriakan Devan. Karena teriakan itu, dia tidak per

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 140. Menyusul Devan

    Bab 140. Menyusul Devan —oOo— "Jadi gimana?" tanya Axel sambil menatap istri kecilnya. "Om denger sendiri tadi," jawab Emily membuat Axel memicingkan matanya. "Kamu bilang apa tadi?" Emily menutup mulutnya, menyadari akan kesalahannya tadi. Dia kemudian langsung mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya ke atas dan membentuk dua jarinya itu menyerupai huruf 'v'. "Maaf, Mas." Axel mendengkus. Ingin marah, tetapi dia tidak tega dan pada akhirnya membuat Axel memalingkan wajahnya ke arah lain. "Jadi sekarang kita mau makan di mana?" tanya Axel. "Terserah Mas aja, aku udah nggak berselera," ucap Emily sedih, pasalnya dia tidak bisa makan siang bersama Devan. Bukan karena Devan tidak ingin makan siang bersama dia, tetapi Emily yang tidak tega jika harus membuat Devan menunggu sekitar dua jam agar mereka bisa makan bersama, mengingat saat ini Devan berada di Villa yang berada di Puncak Bogor. Alhasil Emily menyuruh Devan untuk makan siang bersama Chrissa dan Maxime saja. Axel m

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 139. Kegilaan Axel

    Bab 139. Kegilaan Axel —oOo— Emily menatap Axel yang kini tengah mengemudikan mobilnya. Dia menatap Axel tidak percaya, tidak percaya dengan apa yang telah Axel lakukan. Dia mengingat kejadian beberapa saat yang lalu, di mana dia tengah menatap Marcel yang berada di taman. "Kenapa Om lakukan itu sama Kak Marcel?" tanya Emily saat sudah duduk di dalam mobil. Axel berbalik, memposisikan dirinya untuk berhadapan dengan Emily. Detik selanjutnya dia menatap manik mata Emily dengan lekat. "Karena ...." "Karena apa?" "Karena dia sudah berani ingin menyentuh sesuatu yang sudah menjadi milikku." Emily mengerutkan dahinya, dia merasa tidak paham dengan apa yang baru saja Axel katakan. Maksudnya apa coba? Menyentuh sesuatu yang sudah menjadi miliknya? "Maksud, Om, apa?" Axel menyentuh pipi Emily yang terhalang niqab dan mengusap lembut pipi istri kecilnya. "Dia sudah berani menyentuh kamu satu hari sebelum kamu ke mansion." Emily melebarkan kedua matanya, dia tidak menyangka jika Axel

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 138. Rumah Sakit Jiwa

    Ban 138. Rumah Sakit Jiwa—oOo—Emily melihat gedung di mana Axel menghentikan mobilnya. Dia kemudian beralih menatap Axel. "Kenapa kita ke sini, Om?" tanya Emily bingung. Axel balas menatap Emily. "Nanti kamu juga akan tahu." Axel kemudian keluar dari dalam mobil disusul dengan Emily. Axel berjalan mendekat ke arah Emily. "Ayo," ajak Axel sambil menggandeng tangan istri kecilnya. Emily berjalan mengikuti langkah kaki Axel. Sesekali pandangannya menatap ke arah sekeliling dan melihat begitu banyak orang-orang yang berada di sana dengan kondisi tidak normal. Di dalam hati Emily, dia bertanya-tanya kenapa Axel membawanya ke rumah sakit jiwa ini. Padahal Emily meminta Axel untuk mempertemukannya dengan Alice dan Marcel, tetapi kenapa Axel malah membawa dia ke sini? Siapa yang sakit jiwa? Langkah kaki Emily terhenti saat tiba-tiba seorang wanita dengan pakaian serba putih mendekat ke arahnya dan Axel. "Selamat siang, Tuan Axel?" sapa wanita itu saat sudah berada di hadapan Axel. Axel

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 137. Menagih Janji

    Bab 137. Menagih Janji —oOo— Emily mengerjapkan matanya saat merasa tenggorokannya kering. Dengan perlahan Emily membuka matanya dan merasa terkejut saat sudah di suguhi pemandangan yang membuat wajahnya merah. "Selamat pagi," sapa Axel dengan senyum di bibirnya. Emily dengan segera memalingkan wajahnya ke arah lain saat melihat Axel yang tengah duduk di tepi tempat tidur dengan penampilan yang membuat siapa saja wanita yang melihatnya akan tergoda dan malu. Bagaimana tidak? Saat ini penampilan Axel sangat menggoda, dengan rambut dan tubuh bagian atas yang masih basah tengah duduk di samping Emily dengan senyum menawannya. Apalagi tetesan air yang jatuh dari rambut ke roti sobek milik Axel, membuat kesan seksi semakin keluar dari tubuh Axel. "Kak Maxime sudah ngasih kabar belum, Om?" tanya Emily tanpa menatap Axel. "Dalam islam, tidak baik jika bicara dengan suami tanpa menatap suami." Emily mendengkus kesal. Dia bertanya-tanya kenapa Axel sekarang jadi paham tentang hal seperti

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 136. Penyatuan Setelah Lima Tahun

    Bab 136. Penyatuan Setelah Lima Tahun —oOo— Emily memejamkan matanya, merasakan setiap lumatan yang Axel lakukan. Sesekali dia mendesah saat lidah Axel berusaha masuk ke dalam mulutnya, menjelajah setiap rongga mulutnya. Hingga tanpa sadar saat ini dirinya dan Axel sudah berada di atas tempat tidur dengan posisi di mana Emily di bawah tubuh Axel. Axel melepas pagutannya saat merasakan Emily mulai kehabisan napas. Dia kemudian menatap manik mata Emily yang mulai berkabut. Dia mengusap lembut pipi Emily dan bibir Emily yang sudah berubah merah akibat ulahnya. "Bolehkan?" tanya Axel dengan suara berat saat sudah tidak bisa menahan rasa yang sudah lama dia pendam. Mendengar satu kata yang keluar dari bibir Axel, Emily perlahan membuka matanya. Dapat Emily lihat ada kabut gairah di mata Axel, kabut yang selama lima tahun ini tidak Emily lihat. Emily bingung harus menjawab bagaimana. Melihat tidak ada jawaban dari Emily membuat Axel berpikir jika Emily menyetujui apa yang akan dia la

DMCA.com Protection Status