Share

Bab 60. IKCD.

Penulis: FitrianiYuriKwon
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tata mencari pakaian yang bisa dia pakai. Dia mengambil satu kemeja putih yang tampaknya panjang dan bisa menutupi tubuh polosnya.

"Entah, kenapa nasibku jadi begini?" tanyanya pada diri sendiri sambil memasang kemeja panjang itu.

Setelah memakai kemeja yang sampai lutut itu. Tata menatap pantulan dirinya di depan cermin. Hatinya terenyuh ketika melihat tanda kemerahan seperti lukisan di leher wanita tersebut.

"Aku benar-benar sudah rusak. Tak ku sangka akan kehilangan mahkotaku sebelum menikah. Apa yang harus aku jelaskan pada suamiku nanti? Apa dia akan menerima aku pada adanya?"

Tata mengusap air matanya dengan kasar. Ingin rasanya dia berteriak dan marah tetapi pada siapa? Dia juga salah karena tak bisa menjaga diri dengan baik.

"Apa aku akan terus duduk di situ?" sindir lelaki tersebut duduk di sofa ruang tamunya.

Tata segera menoleh ke arah pria tersebut. Jika bisa, rasanya dia ingin sekali mencakar wajah lelaki itu.

Tata berdiri lalu berjalan ke arah pria itu dan duduk di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 61. IKCD.

    Mobil yang di kendarai oleh Chaca berhenti di parkiran rumah sakit. Dia turun duluan membuka pintu agar lelaki menyebalkan itu turun dari sana. "Silakan, Tuan," ucap Chaca tersenyum ramah. Tetapi dalam hati wanita itu sudah merenggut kesal. Bram keluar dengan wajah datar dan dinginnya. Dia menatap Chaca tajam karena masih penasaran siapa kekasih gadis ini? "Siapa pacarmu?" tanya Bram. Chaca mendelik. Lelaki ini dari tadi diam dengan wajah kesalnya. Namun, kenapa sekarang malah bertanya siapa pacarnya? "Yang pasti laki-laki, Tuan. Tidak mungkin perempuan karena saya masih suka yang batang-batang," jelas Chaca kesal. Padahal yang di maksud Chaca pacarnya itu adalah Tata. Sejak semalam sahabatnya tersebut tidak pulang. Dia telepon juga tidak diangkat. Tentu saja dia panik, bagaimana kalau terjadi sesuatu ada Tata? "Siapa dia?" tanya Bram kepo dan belum puas sebelum tahu. Chaca menghembuskan napasnya kasar. Sebenarnya mau lelaki ini apa? Kenapa Bram sangat ingin tahu masalah hidu

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 62. IKCD.

    Galang mengepalkan tangannya dengan kuat. Apalagi setelah Bastian mengurungnya di dalam vila. Niat hati ingin bertemu dengan Bee malah dirinya yang terjebak. "Kak, aku akan balaskan dendammu pada Bastian. Dia harus merasakan kehilangan sama seperti aku," ucap Galang. "Tak hanya itu, Kak. Aku akan merebut semua kebahagiaan Bastian. Aku tidak akan biarkan dia hidup tenang." Amarah terlihat jelas dari raut wajah pria muda yang masih berstatus mahasiswa itu. Kehilangan sang kakak bagai membuat kewarasannya di uji. Selama ini kakaknya lah yang selalu peduli dan memperhatikan dirinya. "Kak, aku rindu!" lirih Galang mengigit bibir bawahnya. Dia rengkuh figura yang ada di atas nakas kamarnya. Matanya mulai berkaca-kaca dan buliran bening bergulir dari mata indahnya. "Seandainya kau masih ada, Kak. Aku pasti tidak akan merasakan kesepian seperti ini!" Galang meletakkan foto tersebut di atas dadanya. Dia resapi semua rasa sakit yang terasa mencengkram dan menyayat hati. "Daddy dan mommy s

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 63. IKCD.

    "Tuan Suami, kapan pulang?" renggek Bee. Dia benar-benar bosan berada di rumah sakit ini. "Tunggu kau sembuh," jawab Bastian. Lelaki itu sudah siap dengan jas yang membungkus tubuhnya. Hari ini mau tak mau dia harus berangkat ke kantor karena beberapa pekerjaan darurat yang harus segera dia selesaikan. "Aku sudah sembuh," jawab Bee cepat. Walau ruangan rawat inap ya semewah hotel bintang lima. Tetap saja lebih nyaman di rumah sendiri. "Sayang!" Bastian mengeratkan pelukannya. "Iya, Tuan Suami." Bee mendongakkan kepalanya menatap wajah sang suami. "Kau dan dedek-dedek bayi kita harus baik-baik saja. Itulah sebabnya Tuan Suami mau Istri Kecil tetap di sini supaya di rawat," jelas Bastian sabar. Dia geli sendiri mendengar ucapannya. Namun, dia suka pada apa yang di ucapkannya. "Tapi aku bosan," renggek Bee. "Aku tahu. Tetapi ini demi kebaikanmu dan calon anak kita," ujar Bastian lagi sambil mengusap kepala Bee yang menempel di dada bidangnya. Bee merenggut kesal. Dia merebahkan

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 64. IKCD.

    "Mommy." Mata Bee berkaca-kaca ketika melihat wanita paruh baya itu masuk ke dalam kamar inapnya. Jantungnya berdebar-debar. Sudah lama mereka tak bertemu. Bee saja tidak tahu ke mana orang tua nya selama ini. Walau ada rasa marah karena akibat hutang kedua orang tua nya dia terjebak dalam pernikahan paksa dengan Bastian. Namun perlahan ada rasa syukur di dalam hatinya karena hal itu telah mempertemukannya dengan cinta sejati untuknya. Wanita paruh baya itu berjalan dengan wajah datarnya. Tak ada kerinduan yang terselip di antara rongga dadanya meski sudah lama tak bertemu dengan anak perempuannya itu. "Mom—"Plak!Bee terkejut ketika sebuah tamparan melayang di pipinya. Hingga membuat wajah wanita itu terasa panas, pedih dan perih karena luka akibat tamparan dari sang ibu. Sudut bibir Bee mengeluarkan darah segar, entah berapa kuat sang ibu menampar pipinya. "Mom." Bee menggeleng. "Dasar anak tidak tahu diri!" tekan Ella menarik rambut anaknya ke belakang. "Mommy, apa yang kau

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 65. IKCD.

    "Siapa yang melakukan itu?" tanya Bram. "Aku tidak mengenal namanya, Tuan," jawab Tata yang masih menangis sesenggukan di pelukan Chaca. Bram terus melajukan mobilnya. Jujur dia merasa prihatin melihat penampilan Tata yang tampak berantakan karena di perkosa oleh pria yang tidak dia kenal. Sebagai seorang laki-laki dia merasa sedikit bersalah walau bukan dia yang melakukan hal tersebut. "Sudah jangan menangis lagi," ucap Chaca. Tata terdiam dengan tatapan kosong. Bagaimana jika nanti dia benar-benar hamil? Apa yang harus dia lakukan? Siapa yang akan bertanggungjawab atas kehamilannya? Dia benar-benar tak mau bertemu dengan lelaki yang sudah merusaknya itu. Sampai di apartemen Tata. Bram menghentikan mobilnya di basemen. Dia menatap sekeliling bangunan itu yang tampak sepi dan tak ada penjagaan. "Kalian tinggal berdua di sini?" tanya Bram. "Iya, Tuan," jawab Chaca membantu Tata keluar dari mobil. Bram ikut keluar. Padahal harusnya dia pulang karena masih banyak pekerjaan yang a

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 66. IKCD.

    "Yes, akhirnya pulang!" seru Bee. "Astaga, Sayang. Jangan teriak-teriak nanti tenggorokanmu sakit!" tegur Bastian. "Aku sangat bahagia, Tuan Suami. Akhirnya aku bisa pulang. Tempat ini benar-benar membosankan," ujar Bee. Bastian terkekeh pelan. "Ayo minum dulu!" ujarnya membuka tutup botol di tangannya dan membantu wanita itu untuk minum. "Terima kasih, Tuan Suami," ucap Bee. "Hem." Bastian berdehem. "Sampai kapan kau terus memanggilku tuan suami? Aku ini suamimu, bukan tuan-mu," protes Bastian. Sebenarnya sudah lama dia ingin protes saat istrinya itu terus memanggil dirinya tuan. Kening Bee mengerut. "Lalu aku harus memanggilmu apa?" tanya Bee bingung. "Terserah! Asal jangan tuan suami," seloroh Bastian. Bee mengetuk-ngetuk kan jari di ujung pelipisnya seolah sedang berpikir keras. "Aha!" pekik Bee"Astaga!" Bastian mengusap dadanya karena terkejut. "Hehe, maaf apa aku mengejutkanmu?" Bee mengerjabkan matanya berulang kali. "Setelah aku berpikir sangat keras, bagaimana kal

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 67. IKCD.

    "Son!" panggil Milly. "Iya, Mom. Kenapa?" tanya Kenzo tersenyum lembut pada sang ibu. "Apakah boleh Mommy bertemu dengan Bee?" pinta Milly penuh harap dengan mata berkaca-kaca. Kenzo menghela napasnya panjang, sejak kemarin sang ibu terus merenggek ingin bertemu dengan wanita bernama Bee itu. Bukan Kenzo tak mau mempertemukan mereka. Hanya saja Bastian tidak akan mengizinkan sang ibu bertemu dengan istrinya. "Mom!" Kenzo menggenggam tangan sang ibu. "Mommy tahu sendiri 'kan bagaimana Bastian? Dia tidak akan mengizinkan Mommy bertemu dengan Bee," ucap Kenzo berusaha memberikan pengertian. Raut wajah Milly langsung berubah. Tatapan matanya sendu seolah minta di kasihani. Dia sangat ingin bertemu dengan wanita bernama Bee itu. Setiap kali melihat wajah polos dan lembut Bee, rasanya ada kehangatan yang menjalar di seluruh tubuhnya. "Tapi, Son–""Mom, kita belum memastikan jika Bee adalah Belva. Jadi, kita tidak bisa bertemu Bee sembarangan. Apalagi Bastian sangat menjaga istrinya, b

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 68. IKCD.

    Air mata Tata luruh berderai. Sejak kejadian malam itu, wanita tersebut hanya mengurung diri dalam kamar tanpa mau ke mana pun. Rasanya ketakutan masih terus terngiang padanya kepala wanita tersebut. Apalagi mengingat kejadian ini panas yang telah merenggut mahkota yang dia jaga dengan susah payah. "Ta," panggil Chaca masuk ke dalam kamar seraya membawa nampan berisi makanan. Wanita itu sama sekali tak menggubris. Dia malah melamun tanpa terganggu dengan panggilan sahabatnya. Seketika semua dunianya hancur dan runtuh dalam sekejap. Terlahir dari keluarga yang berantakkan dan kini pun kehidupan yang dia jaga dengan baik ikut berantakan juga. "Ta, ayo makan!" ucap Chaca. Tata menggeleng dan menatap sahabatnya dengan tatapan memohon. Jangankan makan bahkan bernapas saja rasanya dia tidak mau. Semua terjadi di luar kendali wanita itu. "Jangan seperti ini. Lupakan semua yang terjadi," ungkap Chaca mengusap bahu sahabatnya. "Kau tidak pernah sendirian. Ada aku yang akan selalu menemani

Bab terbaru

  • Istri Kecil CEO Dingin   Ekstra part

    Beberapa tahun kemudian....Bastian menatap kue ulang tahun yang bertulisan angka 26 di atasnya. Dia mengerutu kesal. Bagaimana tidak? Istrinya baru berusia 26 tahun. Sedangkan dia sudah berusia 42 tahun. Ahhh jauh sekali selisih usia mereka. Ingin rasanya Bastian mempermuda dirinya agar serasi dengan Bee. Bee semakin hari semakin cantik. Pesonanya membuat siapa saja yang melihatnya terkagum-kagum. Sedangkan Bastian semakin hari semakin tua, bagaimana dia tidak mengerutu kesal. Apalagi jika dibandingkan, mereka bagai kakak dan adik saja. Bukan pasangan suami istri."Dad, kenapa lama? Kapan kita beri Mommy surprise?" gerutu putra sulung Bee dan Bastian. "Tunggu sebentar, Son!" Bastian mengambil kaca. Dia menatap wajahnya di cermin."Masih tampan. Tidak berkeriput. Tapi kenapa serasa sangat tua dari istriku," protes Bastian dalam hati. "Son, coba lihat wajah Daddy. Apakah Daddy ini sangat tua?" tanya Bastian pada putranya yang baru berusia enam tahun itu."Daddy memang tua," sahut B

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 121. IKCD (Ending)

    Acara panjang itu cukup menguras waktu dan tenaga. Apalagi dengan tamu undangan yang mencapai ribuan orang. Tentu tamu dari Eric, Bastian, Bram dan Lucas bukanlah orang-orang biasa. Mereka penjabat serta pembisnis yang sudah lama mengenal keempat pengusaha ternama itu. Bastian menggendong tubuh istri kecilnya masuk ke dalam kamar. Sementara ketiga anak kembar mereka masih diurus oleh Dominic dan Milly yang ingin menghabiskan waktu bersama ketiga cucu kembarnya. "Hubby, apa aku berat?" Bee melingkarkan tangannya di leher sang suami. "Hem, tidak. Kau ringan!" sahut Bastian. Bee merebahkan kepalanya di dada bidang Bastian. Rasanya masih seperti mimpi bisa memeluk tubuh kekar suaminya itu. Setelah banyak kejadian yang mereka alami, kini keduanya bisa menikmati kebahagiaan yang telah lama hilang dari pandangan mata. Bastian meletakan tubuh kecil istrinya di atas ranjang. Jika dulu malam pertama mereka berbeda, maka malam ini akan dia membayar segala kesalahan yang ada di masa lalu.

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 120. IKCD

    Beberapa bulan kemudian. Keempat wanita cantik tengah menatap pantulan diri mereka di depan cermin. Mereka mengenakan gaun pengantin dengan warna dan model yang sama. Rambut mereka sengaja digerai indah dengan mahkota yang tertanam di atas kepala keempatnya. "Nak," panggil Santa. Santa menatap Bee dan Chaca dengan tatapan kagum. Kedua wanita muda yang masih bertahan mahasiswa ini adalah para menantu kesayangan yang membuat dirinya seperti memiliki anak perempuan. "Iya, Mom." Hari ini, Eric, Bastian, Lucas dan Bram akan melangsungkan pernikahan secara bersamaan. Eric dan Santa memutuskan untuk kembali bersama dan berusaha melupakan kejadian lampau yang pernah memisahkan mereka berdua. Eric dan Santa tak mau egois karena Bastian dan Bram meminta agar rujuk untuk mewujudkan impian keluarga bahagia. Sementara Bastian ingin membuat pesta pernikahan mewah agar semua dunia tahu bahwa Bee adalah istri kecilnya. Dia ingin menebus satu tahun yang lalu ketika menikahi Bee tanpa kehadiran k

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 119. IKCD

    Tata terdiam saat mendengar penjelasan dari Lucas. Pantas saja selama ini kakaknya itu selalu tak mau membahas Lucas. "Apa Kakak masih mencintai Kak Tania?" tanya Tata. Tata akan melepaskan Lucas jika memang lelaki ini masih mencintai kakaknya. Dia tak mau menjadi penghalang untuk kebahagiaan sang kakak. Sebab dia tahu jika selama ini Tania berusaha bangkit dari semua perasaan bersalah. "Sayang." Lucas mengenggam tangan Tata. "Perasaanku pada Tania sudah hilang sejak malam panas kita. Kau adalah wanita yang sekarang memiliki sepenuh hatiku. Ini bukan gombalan, tetapi ini perasaan yang aku rasakan," ucapnya tersenyum lebar seraya menyatukan tangan mereka. Tata menatap bola mata Lucas berusaha mencari kebohongan melalui mata lelaki itu, tetapi yang dia temukan adalah ketulusan. "Tapi Kak Tania masih cinta sama Kakak," ucap Tata tersenyum kecut. Lucas terkekeh pelan. Dia tahu jika Tania masih mencintainya. Namun, perasaannya pada wanita itu memang sudah tak ada lagi sejak kita berp

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 118. IKCD

    Santa memeluk Bee dengan rasa bahagia penuh. Akhirnya setelah menunggu sekian lama dia bisa lagi melihat senyum manis wajah menantu cantiknya ini. "Mommy takut sekali melihatmu, Nak," ucapnya mengusap bahu wanita itu. "Mom." Bee melepaskan pelukannya pada Santa. "Apa kabarmu?" tanyanya tersenyum lembut. Wanita ini sudah seperti anak kandungnya sendiri. Sementara Milly dan Dominic hanya bisa saling memeluk satu sama lain. Mereka ingin sekali berhambur ke arah Bee lalu mengatakan jika rindu wanita itu. Akan tetapi, Bee masih marah dan tak mau bicara pada mereka, lantaran masa lalu yang sulit dijelaskan. "Mommy baik, Nak," jawab Santa sembari mengecup kening Bee dengan haru. Lalu Bee melirik ke arah kedua orang tua kandungnya. Ada rasa marah dan kecewa di hati wanita cantik itu, tetapi tak bisa dipungkiri bahwa ada rindu juga yang mengemban dalam dadanya. "Daddy, Mommy!" panggil Bee. Kedua orang itu terkejut ketika dipanggil oleh anak yang sudah lama mereka rindukan kehadirannya.

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 117. IKCD

    "Ini, Bas!" Lucas memberikan botol kecil pada Bastian. "Apa ini?" tanya Bastian bingung. "Obat penawar racun," jawab Lucas. "Cepat suntikan pada Bee!" suruhnya. Semua keluarga berkumpul di vila mewah Bastian kecuali Kenzo, sejak tadi lelaki itu tak jua muncul. Entah ke mana dia pergi? Dengan siapa dan sedang berbuat apa? Mata Bastian berkaca-kaca dia menatap kedua lelaki yang tenang tersenyum padanya. "Terima kasih, Lucas." Bastian memeluk sahabatnya. Sekian lama hidup dalam kemarahan dan kekecewaan, akhirnya dia bisa mengakhiri rasa marah dan dendam yang menghantam dadanya. "Sama-sama, Bas. Semoga kau dan Bee hidup bahagia selamanya. Jaga dia dengan baik," ucap Lucas melepaskan pelukan Lucas. "Pasti. Itu adalah tugas dan tanggungjawab ku," sahut Bastian. "Kak.""Bram." Bastian dan Bram saling memeluk erat. Kakak beradik yang pernah selisih paham karena sebuah kondisi dan keadaan, kini kembali saling memberi maaf. "Terima kasih, Bram," ucap Bastian. Tanpa malu pria itu menang

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 116. IKCD

    "Argh!" Julio tersungkur sambil memegang kakinya yang tertembak. Tata dan Chaca membuka matanya. Keduanya terkejut karena melihat Julik yang tersungkur dengan darah mengalir dari bagian kakinya. "Cepat tangkap dia!" perintah Kenzo. "Baik, Tuan," sahut ketiga anak buah suruhan Kenzo yang mengangkat Julio berdiri. "Hai, Julio!" Kenzo menyunggingkan senyum liciknya. Bukannya takut Julio malah membuang ludahnya yang bercampur darah ke atas lantai. "Sekarang Anda tahu siapa saya, Tuan?" Julio membalas dengan senyuman mengejek. "Tidak hanya tahu, tetapi mengenal siapa kau sebenarnya, Julio. Kau tahu, aku tidak akan membiarkanmu bernapas dengan baik setelah menyakiti adikku," ucap Kenzo. Lucas dan Bram berhambur ke arah Tata dan Chaca. "Sayang." Tata memeluk sang kekasih sambil menangis ketakutan. "Jangan takut, sekarang sudah aman," ucap Lucas menenangkan. "Swetty." Bram mengangkat tubuh kecil Chaca. "Kakak," renggek Chaca. Wajah gadis itu sampai pucat karena ketakutan. Dia piki

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 115. IKCD

    Tata dan Chaca saling berpelukkan karena ketakutan melihat tatapan mata Julio yang seolah ingin menelan mereka hidup-hidup. "Ta, aku takut," renggek Chaca menangis hebat. "Ck, kau pikir aku berani?" ketus Tata yang juga sebenarnya takut. Julio berjalan ke arah dua wanita itu sambil membawa belatuk di tangannya. Wajahnya tampak merah penuh amarah, tangan mengepal dengan rahang yang mengeras menandakan bahwa dia benar-benar sedang marah. "Kalian mencari masalah dengan saya, Nona!" tekan Julio mengarahkan belatuk itu ke arah Tata dan Chaca. "Kak Julio, ampun, maaf," mohon Chaca. "Kami hanya menyelamatkan Bee," sahutnya beralasan. Julio menarik sudut bibirnya merasa terkecoh dengan ucapan gadis di depannya ini. "Kalian adalah target selanjutnya. Saya akan membuat kalian seperti nona Bee, atau bahkan lebih dari nona Bee karena sudah berani bermain-main dengan saya!" Pria itu berjalan menghampiri Tata dan Chaca yang sudah ketakutan dengan wajah pucat mereka. "Kak Julio, ka-u tidak i

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 114. IKCD

    "Apakah mereka aman?" tanya Bram yang mulai tak tenang. "Kenapa mereka seperti panik?" Lucas menunjuk ke arah manson mewah itu. Dia juga panik dan takut terjadi sesuatu pada kekasih kecilnya. Kenzo memutar bola matanya malas. Kedua sahabatnya itu sudah dikasih tahu, masih saja tidak paham dan tenang. "Mungkin mereka sudah tertangkap!" sahut Kenzo asal. "Apa maksudmu?" tanya Bram dan Lucas bersamaan sambil menatap Kenzo tajam. Kenzo bergidik ngeri, niat hati bercanda kenapa malah membuat bulu berdiri? "Aku bercanda," sahut Kenzo memutar bola matanya malas. "Mereka sedang menjalankan misi." Bram kembali melihat ke arah mansion. Jika saja tadi tidak dicegah oleh Kenzo, sudah pasti pria itu akan keluar dari mobil dan berlari menemui kekasih kecilnya. "Hubungi anak buah agar segera menyusul ke sini!" perintah Kenzo. "Kau memerintahku?" Bram menatap tajam sahabatnya itu. "Bukan. Tapi menyuruh!" ketus Kenzo. "Cepat hubungi!" titahnya lagi. "Iya!" Bram mengotak-atik ponselnya dan m

DMCA.com Protection Status