“Aldo, sebenarnya Meisya dan Farrel sudah menikah secara agama. Ini semua permintaan Tante yang ingin ada seseorang yang memberikan kasih sayang seorang ibu pada Zaki.” Tutur Geni.
“Pantas Tante tidak memberi tahukan keluarga besar kita yang lain, bahkan tanpa pesta mewah.”
“Iya Aldo, karena waktunya benar-benar terdesak.” Ucap Geni mengingat kembali momen tersebut.
“Apa mereka saking menyukai Tante?” Aldo bertanya penuh harap.
“Entahlah Al, Tante pikir mungkin. Karena tatapan mata Farrel dan Meisya, sama-sama memancarkan kasih sayang, meskipun mereka terlihat masih mencoba untuk menutupnya. Dan belum menyadari jika mereka saling membutuhkan satu sama lain.” Terang Geni.
“Syukurlah Tante.” Jawab Aldo.
“Maksud mu?”
“Maksud Aldo, semoga mereka bisa ber
Farrel dan Meisya sudah sama-sama polos, Farrel masuk dalam bactub dan memangku tubuh Meisya diatasnya.“Sayang malam, ini aku ingin melakukan tugasku sebagai suami mu. Kamu siap ya.” Bisik Farrel.Tidak ada Jawaban dari Meisya, dia hanya mengaguk pelan dengan mata terpejam, Meisya benar-benar malu apa lagi membuka matanya. Semula Farrel kesulitan melakukan tugasnya, mengingat ini pertama kalinya bagi Meisya.Farrel juga sangat hati-hati dan perlahan. Dia tidak ingin istri mudanya mersa kesakitan, sehingga dia memperlakukan dengan begitu lembut.Mereka mengawali dalam kamar mandi, setelah selesai ronde pertama, Farrel membantu memandikan Meisya yang berjalan saja dia masih kesulitan. Dan melanjutkan kembali diranjang. Meskipun tidak dapat dipungkiri, Meisya merasa kesakitan namun dia merasa bahagia karena sudah menjadi istri yang seutuhnya.Meisya lega sudah men
Siang ini Hardian terlihat bersemangat, disebuah hotel berbintang tempat yang mereka tentukan untuk melakukan pertemuan penting dengan seorang pengusaha besar dari Meksiko yang bernama Gibran.Begitu juga dengan Farrel, dia juga terlihat jauh lebih segar, ibarat abg yang baru saja jatuh cinta. Senyum merekah tidak luput dari pancaran wajah tampan nya itu.Farrel dan Hardian mulai sibuk merundingkan kerjasama yang akan segera mereka mulai, sambil menunggu kedatangan Gibran. Farrel menyalakan laptop dan menerangkan pada Hardian tentang proyek besar yang akan mereka kerjakan bersama.Nampak Hardian mengangguk pelan tanda paham dengan penjelasan dari Farrel, tidak berapa lama Gibran masuk dengan seo wanita cantik yang merupakan sekretaris nya.Meeting singkat pun segera mereka mulai, dimana kedua belah pihak saling tertarik untuk bekerja sama dalam proyek besar itu. Lokasi proyek baru mereka berdua dilua
Farrel melirik jam dipergelangan tangan nya."Sudah sore sebaiknya aku langsung pulang, kasihan Zaki yang kurang perhatian dariku Akir ini, termasuk istri cantik ku Meisya." Gumam Farrel berjalan pergi meninggalkan hotel tempat mereka mengadakan barusan."Arka aku pulang duluan, kamu handel semua pekerjaan karyawan yang lembur malam ini" ucap Farrel pada Asisten pribadinya.“Baik bos,” jawab Arka yang kembali menuju perusahaan mereka.Farrel melajukan mobilnya menuju Rumah, membelah jalanan yang mulai ramai pengendara lainnya, karena sekarang bertepatan jam pulang kantor.Mobil Farrel berhenti dihalaman yang luas, berjalan menuju pintu terlihat sudah tidak sabaran. sambil memencet bel, pelayan berlari membuka kan pintu."Eh... Tuan muda Farrel, silahkan masuk" ucap pelayan."Ya terimakasih .." Farrel melangkah masu
Meisya merasa malam ini begitu panjang dan melelahkan, karena dia kesusahan untuk memejamkan mata. pikiran nya masih teringat suaminya Farrel yang jauh di sana."Mas kamu sedang apa sekarang.?"Gumam Meisya yang sering bolak balik ke kanan dan ke kiri, mencoba mencari posisi yang nyaman. tangan sebelah kiri mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas samping tempat tidurnya."Zaki kamu kangen papa ya nak?” sambil mengelus-elus kepala Zaki pelan. Malam ini Meisya sengaja tidur bareng Zaki." Apa sebaiknya aku hubungin mas Farrel saja, tapi gimana ya......aku malu ngubungin duluan, atau dia masih sibuk sekarang?"Meisya mengusap layar ponselnya, tapi dia masih merasa ragu untuk menghubungi, akirnya dia membuka galery photo dan mencari foto Farrel dari media sosial nya.Senyum manis mengembang di bibir Meisya, ketika matanya fok
Paginya, hal pertama yang dilihat Meisya adalah ponselnya, dia sangat berharap sekali semalam menghubungi nya. senyum manis mengembang indah disudut bibirnya saat mata nya membaca pesan mesra dari sang suami."Ternyata mas Farrel tidak menghubungi ku, tapi dia mengirimkan pesan mesra untuk ku."Meisya mengusir kegundahan hatinya. Dia berjalan keluar kamar memilih bermain bersama Zaki, dan Mama. Meisya belajar membuat kue-kue resep baru andalan mama.Keseruan didapur sedikit banyak membuat Meisya kembali tertawa bahagia, dia melupakan ponselnya yang masih tergeletak tertinggal di kasur.Pagi ini jadwal Farrel sangat padat, terjun langsung kelapangan memeriksa beberapa proyek kerjasamanya yang akan segera mereka bangun."Bagaimana kabarnya istri kecilku sekarang, apa dia sudah bangun?"gumam Farrel, sebelum berangkat me
Kerjasama mereka berjalan lancar, meskipun memakan waktu beberapa hari masa peninjau awal. Senyum mengembang dibibir Hardian maupun Farrel membayangkannya Besok mereka sudah bisa pulang dan akan bertemu kembali dengan keluarga tercintanya.Malam ini Farrel sengaja berjalan menyusuri tepian pantai Kuta, sementara yang lain sudah kembali ke penginapan masing-masing.“Meisya sedang apa ya sekarang?” tersenyum membayangkan wajah istri cantik nya.Farrel terus berjalan, sementara dia lupa membawa ponsel nya yang tertinggal di mobil. Suasana malam yang indah serta cahaya bulan yang membuat suasana malam semakin indah, tanpa sadar Farrel terus berjalan.Dia berhenti disebuah gubuk kosing, Farrel tertidur begitu saja dalam pondok kecil di tepi pantai itu, merasa seperti bermimpi seseorang mendekap dan mencium lembut bibirnya, dan rabaan tangannya terus menyusuri setiap lekuk tubuh Farrel.
Tubuh keduanya menggigil kedinginan, dan masuk kerumah kosong tanpa penghuni itu, Farrel mencoba mengumpulkan ranting-ranting kecil yang berserakan dan menyalakan api untuk mengusir kedinginan mereka.Farrel menyalakan cahaya dengan lampu minyak yang ditemukan disekitar gubuk , sambil mencari posisi yang pas untuk diduduki. dia sengaja menjaga jarak dari gadis itu.Sudah hampir satu jam mereka berteduh, namun hujan masih belum menunjukkan bakal reda dengan cepat. sementara api yang dinyalakan Farrel pun telah padam kembali.Farrel merebahkan tubuhnya di atas kursi panjang dan besar itu, ingin melanjutkan tidur nya kembali. baru beberapa saat matanya terpejam suara petir yang menyambar mengagetkan nya, sementara gadis itu terlihat ketakutan berlari mendekat, dan langsung menghambur ke dalam pangkuan Farrel yang masih terbengonng dengan tingkah nya."Om aku takut sekali hu...hu..." ucap nya menangis se
Dalam tidur nya farel begitu gelisah, dia tengah bermimpi sehingga keringat dingin membasahi tubuhnya. Dalam mimpi nya Farrel mendorong kasar tumbuh gadis yang datang menggodanya itu, berhalusinasi sekilas seperti melihat bayangan Meisya dan Mika yang menatap kecewa kearah nya. Mereka seperti sedang menangis. Tiba-tiba Farrel kembali terbangun, Dia berdiri memegang kepala nya frustasi "maafkan aku Meisya" berulang kali Farrel mengucapkan kata itu. Sehingga membantu kan Meisya yang tertidur pulas disampingnya.“Kamu kenapa mas?” menatap heran Farrel yang masih ngos-ngosan habis mimpi buruk nya.“Maaf atas apa mas,” menatap heran Farrel.Farrel berjalan menuju kamar mandi, menutup pintu dari dalam. sambil menangis memukul dada dan tubuh yang terasa sudah kotor karena perbuatan dan kekhilafan nya. Farrel telah terbawa suasana merasa menyesal dengan perbuatan.Se
Revano menatap kagum, pada pantulan wajah dan tubuhnya di cermin besar yang terdapat ditengah-tengah ruangan besar itu. pakaian yang dirancang Naura benar-benar pas dan melekat sempurna ditubuh Revano. termasuk mami, papi,opa dan kedua adiknya."Penampilan anak mami sangat tampan dan gagah," puji Prisla seraya memperbaiki posisi dasi Revano yang agak miring."Makasih pujiannya mi." ucap Revano."Tentu dong sayang, selain acara ulang tahun perusahaan kita. nanti Revano juga akan diperkenalkan sebagai seorang CEO baru, pada seluruh kolega bisnis dan investor perusahaan." Hardian ikut menimpali percakapan ibu dan anak itu."Tu kan, mami cuma muji penampilan kak Revano doang, padahal dunia telah mengakui jika aku lah anak mami yang paling gagah, bahkan mengalahkan papi dan kak Revano." Adiknya tidak mau kalah, dia sekuat tenaga menggeser tubuh Revano dari cermin besar."Udah ga
Dengan perasaan deg-degan Naura mengukur bidang tubuh Revano, posisi mereka begitu dekat. Revano perlahan memejamkan matanya. menikmati aroma wangi tubuh Naura. dan helaan nafasnya yang terasa begitu lembut dan wangi menthol.Saat posisi tubuh mereka berhadapan, tangan Revano terangkat pelan namun pasti. Revano dengan lembut menelusuri pipi mulus Naura dengan jemarinya. terus mengelus-elus rambut panjang lurusnya.Naura merasa terhipnotis, tidak ada penolakan sama sekali. dia membiarkan sentuhan hangat tangan Revano. seakan-akan dia sedang bermimpi indah. bertemu kembali dengan cinta pertamanya.Revano mendekatkan wajahnya, semakin dekat hingga tidak ada jarak lagi yang mengikis diantara mereka berdua. Maura memejamkan matanya pelan. saat tubuh Revano makin merapat ke tubuhnya. dunia seakan terhenti ketika Naura merasakan lembutnya kecupan hangat bibir Revano dikening, kedua kelopak matanya hingga terus kedua pipinya.
Revano tersenyum puas, sebelah tangannya masih mengusap-usap layar ponselnya. dimana terpampang foto cantik Naura yang mengunakan pakaian kerja.Wajah Naura terlihat anggun, dan sudah terlihat sedikit dewasa. mengingat sekarang dia sudah menamatkan kuliah. juga mulai ikut merintis salah satu usahanya sendiri.Maura memang sangat mandiri, bahkan diusianya yang masih relatif muda. Dia telah mampu bangkit dan mengembangkan usaha. yang bergerak di bidang butik. yang merupakan salah satu bakat dan hobi nya selama ini.Naura memang sengaja, mengambil jurusan di bidang desainer. agar nanti kedepannya dia bisa mengembangkan usaha sendiri. tidak butuh waktu lama bagi Naura. sekarang nama butik dan rancangan nya sudah terkenal. bahkan seberapa artis ibukota sengaja memesan dan mengunakan rancangan pakaian Naura. diberbagai momen tertentu mereka."Naura aku sangat merindukanmu, meskipun hubungan kita yang
Satu bulan berlalu, kini mereka semua telah terpisah. melanjutkan kehidupan dan pendidikan masing-masing ditempat yang berbeda-beda.Sekarang Naura sudah bisa bernafas dengan lega, karena nilai-nilai melonjak menunjukkan peningkatan, semua ini tidak terlepas dari dukungan Revano dulunya.Meskipun Revano sudah pergi jauh meninggalkan nya. Namun Naura selalu berharap mereka akan dipertemukan kembali.Sementara Azka dan Arga, mereka memilih kuliah di kampus yang sama dengan wanita pujaan mereka Agnes dan Caca.Seiring berjalannya waktu, tanpa terasa Naura sudah menamatkan pendidikannya, bahkan sekarang dia sudah kuliah disebuah universitas ternama. tanpa pernah bertemu dan mendengar kabar tentang Revano lagi.Begitu juga dengan para teman-temannya yang lain, mereka semua seperti sudah putus contak. serta sibuk dengan kehidupan masing-masing.Naura me
Selepas ujian akhir, Revano menyiapkan hatinya untuk berpisah dengan Naura. Dia menghembuskan nafas dalam-dalam, mencoba memberi ketegaran dan kekuatan pada hatinya sendiri. berat' bagi Revano meninggalkan asrama terutama dengan Naura, namun dia tidak bisa berbuat banyak mengingat dia harus melanjutkan pendidikan nya keuangan lebih tinggi dan lebih baik.Lamunan Revano buyar ketika getaran ponsel, yang disimpan di kantung celananya. segera Revano mengangkat panggilan dari maminya tersebut, sambil berjalan masuk kedalam kamar."Assalamualaikum mi....!" ucap Revano dengan nada suara kurang semangat."Waalaikumsalam sayang ...., aduuuuuh anak ganteng mami kok lesu gitu, ayo semangat sayang. karena besok pagi sopir jemputan yang dikirim papi bakal kesana untuk menjemput mu nak" ujar Prisla."Iya mi""Apa kamu sudah berkemas sayang ?""Belum mi,
Seperti biasanya, Pihak sekolah mengadakan berbagai pertandingan tiap tahunnya, berdasarkan bakat dan minat para siswa dan siswi sekolah mereka. untuk tahun ini pihak sekolah pun memberikan kebebasan untuk memilih diantara nya.- Pemilihan Miss tercantik disekolah itu, semua siswa cewek bebas untuk mengikuti nya, tapi tetap harus mengikuti tes dan serangkaian seleksi- Lomba Tim Bola Basket- Lomba menyalurkan bakat akting, seperti mengikuti Drama dan pertunjukan disekolah.- Lomba menari BalletSemua menyambut antusias acara itu, termasuk tiga cewek cantik Agnes, Caca dan jeni. memilih mengikuti menjadi Miss. sementara Naura lebih menyukai bakat akting. sedangkan gea Memilih untuk menari Ballet yang merupakan kesenangannya.Revano yang mengetahui jika Naura mengikuti pentas drama, membatalkan niatnya untuk mengikuti lomba Bola Basket. karena sebentar l
Setelah melihat sekawanan monyet itu telah pergi menjauh, Revano menyalakan motor nya."Ayo Naura kita tinggal kan tempat ini"Maura naik keatas motor lalu Revano melesat dengan kecepatan tinggi, jalanan yang sepi membuat Revano bebas melajukan motornya."Kak Revano masih ingat jalan pertama yang kita masuki tadi" Naura sudah merasa sedikit cemas."Aku tidak ingat Naura, tapi kita harus tetap melakukan motor ini hingga bertemu penduduk sekitar untuk bertanya jalan menuju villa" ujar Revano yang sudah ikutan-ikutan cemas.Sudah capek berputar-putar dengan motor itu, namun mereka tidak menemukan Seorang pun yang melintasi jalan itu, maupun Rumah penduduk. Revano mulai putus asa sedangkan bahan bakar motor mereka sudah hampir habis."Kak Revano aku takut, sementara signal disini juga tidak bagus" Naura mengangkat ponselnya tinggi berharap mendapatkan signal yang
"Naura kamu pegangan ya.. soalnya jalanan ini terlalu licin. dan tidak rata, aku takut kamu ntar jatuh" ucap Revano sambil tersenyum."I...iya kak" dengan ragu-ragu akirnya tangan Naura melingkar di pinggang Revano.Sepanjang perjalanan itu Revano dan Naura tidak henti-hentinya bercerita dan bercanda, sesekali Naura mencubit pinggang Revano. tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka berdua.Mereka saling tebak tebakan, atau bercerita tentang hobi dan Film kesukaan mereka masing-masing. sesekali Naura tertawa lepas. Revano puas menikmati wajah cantik Naura dari kaca spion motor itu.Terkadang tangan Revano mulai nakal mengelus lutut Naura atau sesekali merem mendadak motor nya, untuk menikmati moment indah kebersamaan mereka.Motor Revano berhenti di sebuah warung, mere membeli makanan khas daerah itu, dan minuman segar. setelah itu Revano kembali melanjutkan perjalanan memasuk
Hari ketiga mereka di villa ini, membuat kedekatan Revano dan Naura sudah menunjukkan kemajuan yang sangat baik. selain sudah bertukar No ponsel masing-masing. Revano dan Naura jika hendak menutup jendela kamar masing-masing mereka akan saling lempar pesawat yang terbuat dari kertas."Yauupps...." Naura menangkap layangan kertas itu dan membacanya"Selamat malam kak Revano, met bobo.... moga mimpi indah" isi pesan yang tertulis di layangan kertas ituBegitu pun Naura membaca isi pesan dari layangan Revano."Met malam Cantik....,, besok kita jalan-jalan ke sekeliling area puncak ini yuk"Naura tersenyum membacanya, dan kembali membalas kemudian melemparkan kembali ke jendela kamar Revano."Okey... aku setuju banget, tidak sabar menikmati udara puncak yang segar dan bersih itu, tapi emang kita berdua sanggup, karena area ini terlalu luas, dan masih&