Degup jantung keduanya seperti beradu, seakan berlomba memperdengarkan irama yang menderu.
âApa kamu merindukanku?â tanya Alexandra.âTentu saja aku merindukanmu,â jawab Christian.âSeandainya aku sakit tapi tidak dalam keadaan hamil, apa kamu juga akan tetap mengkhawatirkanku?ââTentu saja aku sangat khawatir.âAlexandra tersenyum, sepertinya dia hanya salah mengartikan ucapan Christian. Alexandra yang sensitif lupa jika suaminya adalah tipe orang yang mengatakan hal berbeda meski sebenarnya dia sangat perhatian.Alexandra membelai lembut rahang suaminya yang tegas, rindu itu semakin bergelora.Perlahan Alexandra mendekatkan wajah yang disambut dengan senang hati oleh Christian, pria itu justru lebih dulu meraup bibir Alexandra. Keduanya terhanyut dalam buaian kerinduan.âApa aku boleh menyapa dia?â tanya Christian yang telah terbawa gairah. Alexandra mengangguk.Christian mulai berselancar, beberapaAlexandra mengangguk mantap, keduanya berciuman di bawah langit jingga yang memukau.âPemandangan ini indah sekali, bukan?â tanya Alexandra.âIya indah.âDulunya Christian tak pernah menganggap matahari terbenam atau terbit adalah hal yang penting. Baginya kedua hal itu hanya fenomena alam biasa dan tidak ada yang istimewa.Berbeda dengan sekarang, Christian tahu ternyata melihat matahari terbenam begitu menyenangkan.âApa kamu masih berminat tinggal di dekat pantai?â tanya Christian.âTentu saja masih, tapi âĶ.ââTapi?â tanya Christian.âAku tidak ingin di tempat yang waktu itu,â jawab Alexandra.âKenapa?ââEntahlah, aku merasa tidak nyaman dengan lokasi itu. Mungkin karena aku teringat dengan sosok Monica yang kecelakaan di daerah itu,â jawab Alexandra.Luar biasa, Alexandra seperti bisa tahu jika tanah itu Christian dapatkan dengan cara yang bisa dikatakan tidak baik.Christian menghembuskan nafas pelan, entah mengapa dia merasa sedikit gelisah, khawatir Alexandra mengetahui riwayat
David sedang disibukkan dengan segudang pekerjaan yang harus dia kerjakan selama Christian menemani Alexandra, dibantu oleh Eric dan sekretaris pribadi Christian.Sebuah telepon berbunyi di ruangan itu, sekretaris itu memberi tahu jika Anthony Hoover datang berkunjung. Namun, belum sempat pria itu menyelesaikan kalimatnya, Anthony sudah memasuki ruangan tersebut.âDi mana Chris, David?â tanya Anthony.Ekspresi wajah Anthony terlihat garang dan penuh kekesalan.âSelamat siang, Tuan Besar. Lama kita tidak berjumpa,â ujar David berbasa-basi.âTidak perlu berbasa-basi, David. Bagaimana pendosa sepertimu bisa berada di sini dan menggantikan posisi anakku? Cepat katakan di mana Christian berada.David tersenyum tipis mendengar ucapan ayah kandung Christian itu.âPak Chris sedang berada di suatu tempat, rencananya mereka akan kembali ke kota dua hari lagi, Tuan! Apa mungkin ada pesan yang ingin Anda sampaikan?â Jawab David deng
Sepasang suami istri itu duduk berdampingan. Kemudian menyesap teh yang sudah tersaji.âSudah lama Ayah tidak menikmati teh buatanmu, Alexa,â ucap Harry.âApa teh buatanku masih enak?â goda Alexandra.âTentu saja, tidak ada yang mengalahkan rasa teh buatanmu,â puji Harry.Ayah dan anak itu terus berbincang dengan sekali-kali mengajak Christian masuk dalam obrolan.âKamu tahu, Ayah sangat khawatir selama kamu tak ada kabar,â imbuh Harry.âMaafkan Alexa, Ayah.ââSudahlah, kita berkumpul bukan untuk membicarakan itu, bukan?â Alexandra mengangguk.Sebelum memulai pembicaraan Alexandra dan Christian saling pandang. Christian menggenggam tangan istrinya, lalu tersenyum dan mengangguk, menyerahkan semuanya pada Alexandra.âAda yang ingin Alexa pada Ayah.ââApa yang ingin kalian katakan, kenapa kalian serius sekali?â tanya Harry Davendra.Sepasang suami istri kembali saling pandang.âSebentar lagi Ayah akan menjadi seorang kakek.ââHah? Apa? Kakek?â Harry masih mencerna ucapan anaknya.Alexan
Sepasang suami istri itu pergi meninggalkan rumah keluarga Davendra menuju ke kediaman keluarga Anthony Hoover.Wajah Alexandra terlihat begitu tegang dan cemas. Christian menggenggam tangan istrinya disaat mereka berhenti di traffic light.âKamu tak perlu khawatir dan tegang, kita tak perlu berperan menjadi sepasang suami istri yang meyakinkan di depan mereka lagi. Karena sekarang kita adalah sepasang suami istri sungguhan. Tegakkan tubuhmu, karena kamu adalah Nyonya Muda keluarga Hoover,â ujar Christian.Alexandra memandang sang suami kemudian menarik nafas panjang dan mengangguk pelan.âBaiklah, Tuan Muda Hoover. Aku akan menjadi Nyonya Muda Hoover yang tangguh!ââBagus! Itu baru Alexandra Hoover.â Alexandra membulatkan mata sempurna, ini pertama kalinya dia mendapat pengakuan sebagai anggota keluarga Hoover.Christian sedikit mendekatkan tubuhnya pada Alexandra, lalu mengecup keningnya. Tak ingin kalah Alexandra mengecup
Alexandra mulai gelisah, pikirannya semakin ke mana-mana, takut-takut jika ibunya dulu pernah memiliki masalah dengan kedua orang tua Christian, tanpa sadar dia menggigit bibirnya.Christian yang melihat wajah cemas istrinya pun menggenggam erat tangan Alexandra, memberi tahu jika dia mendukung serta memberi kekuatan padanya. Alexandra memandang Christian dan tersenyum tipis.Dengan perasaan takut, Alexandra akhirnya memberanikan diri untuk bertanya pada kedua mertuanya.âApa Tuan dan Nyonya mengenal orang ibu saya?ââTentu saja kami mengenal ibumu yang âĶ.â kalimat Amanda terhenti karena Anthony langsung menyenggol istrinya, tidak ingin pembicaraan semakin ke mana-mana.âAda apa ini sebenarnya, apa yang sebenarnya ayah ingin bicarakan pada kami? Kenapa membawa-bawa ibu Alexandra?â Christian menyela pertanyaan Alexandra yang belum terjawab karena tidak sabar.Sama halnya dengan Alexandra, Christian juga merasa cemas jika kedua ora
Kedua ayah dan anak itu saling pandang dengan tatapan tajam. Keduanya tampak seperti musuh yang ingin saling menjatuhkan.âSepertinya hal itu bukanlah ranah Ayah untuk ikut campur, aku tidak tahu apa maksud Ayah membahas tentang itu, dan aku tidak perlu menjawab pertanyaan itu,â Christian menyangkal.Anthony tersenyum sinis, lalu berkata, âaku memang tidak ingin ikut campur, aku hanya ingin Alexandra mengetahui fakta yang sebenarnya.ââJika Alexandra mengetahuinya lantas apa keuntungan yang akan Ayah dapatkan? Aku rasa tidak ada!â Christian mulai kesal.âJika memang tidak ada hal yang lebih penting untuk dibicarakan mari kita akhiri pembicaraan ini.âKali ini Christian benar-benar mengajak Alexandra untuk pergi dari ruangan dan rumah yang dulu membesarkannya.Sejujurnya ada sedikit ketakutan tersendiri di benak Christian jika Alexandra mengetahui kebenarannya. Perjalanannya cukup panjang hingga akhirnya bisa bersama.âBa
Christian menghela nafas panjang, lalu melepaskan pelukan Alexandra. Dia beranjak dan berjalan menuju ke pintu balkon. Menghirup udara luar sepertinya akan membuatnya lebih baik.Alexandra pun ikut turun dari ranjang dan mengikuti langkah Christian kemudian berdiri di sampingnya.Alexandra memandang langit luas, suasana sore hari yang begitu indah, langit yang samar-samar mulai berwarna jingga dengan udara yang sejuk. Sangat berbanding terbalik dengan suasana hatinya saat ini. âApa yang sebenarnya terjadi? Katakanlah! Aku siap untuk mendengarkan semuanya.ââKamu yakin?ââIya.ââTapi aku yang tidak yakin. Bisa jadi kamu akan membenci bahkan meninggalku setelah mendengar semuanya.ââApa separah itu?âChristian kembali menatap langit seraya menghela nafas berat. âAku selalu mengingatkan wajah dan nama Maya Valencia, ibumu. Tapi yang dikatakan ayahku tentang dia yang menyelamatkanku tidak sepenuhnya benar.âAlexandra mengernyitkan keningnya karena bingung dengan ucapan Christian.âLant
Alexandra terus menahan sakit, namun tak ingin sedikitpun ingin menerima uluran tangan Christian. Dengan bersusah payah Alexandra berusaha membangunkan diri.âSandra!ââAahhh!â Nyeri di perut Alexandra semakin menjadi.âSandra! Maafkan aku! Sandra!â Christian meminta maaf seraya membantu Alexandra untuk bangun.âLepaskan, Christian! Tinggalkan aku, biarkan aku mati seperti keinginanmu!â racau Alexandra.âTidak, Sandra. Jangan berkata seperti itu. Maafkan aku, maafkan aku!â Christian meraih tubuh istrinya.Tangis Alexandra semakin menjadi, dia terus meronta ingin melepaskan diri dari pelukan Christian.âKamu jahat, Christian. Kamu jahat. Lepaskan aku! Huhuhu.â Maki Alexandra seraya menahan rasa sakit di perut bagian bawahnya.âTidak, aku tidak akan melepaskanmu. Aku mencintaimu, Alexandra Davendra. Aku mencintaimu, untuk selamanya.â Ungkapan hati Christian begitu memabukkan untuk orang normal yang tergila-gila pada pria itu. Tapi, keadaan itu kini berbeda, Alexandra rasanya ingin mat
Gagal sudah rencana Alexandra untuk pulang ke rumahnya dan juga berpesta bersama Fiona. Terlihat jelas dalam guratan wajah wanita itu jika saat ini dia sedang kesal.âApa seperti itu wajah yang seharusnya kamu tunjukkan pada suamimu setelah lima tahun tidak bertemu!â protes Christian. Alexandra hanya diam dan melirik pada pria yang masih berstatus sebagai suaminya itu.Pria itu sibuk menyiapkan minuman di dalam Limousine mewahnya.Tak ubahnya dengan sang ibu, Aldrich pun berwajah tak bersahabat, tangannya menyilang di dada dan menatap ayahnya dengan tajam sama persis seperti Christian.Kini Aldrich ingat jika pria tampan berwajah tegas itu adalah pria sukses yang ada di televisi, yang membuat ibunya bahkan tidak berkedip memandangnya, namun ketika di dalam kesunyian ibunya menangis karena teringat dengan pria itu.Pria itu juga yang fotonya berada dalam dompet kesayangan ibunya. Aldrich tahu karena pernah sengaja mencari tahu tentang ayahnya.Alexandra bukan tak pernah memberi tahu se
Lima tahun kemudian. Alexandra dapat melewati waktu lima tahun ini hidup bertiga dengan ayah dan juga anaknya. Pria kecil yang tampan, lincah, dan juga cerdas itu dia beri nama Aldrich Tian. Aldrich yang artinya laki-laki bangsawan yang berkarakter dan berbudi luhur, sedangkan Tian diambil dari penggalan nama ayahnya, Christian. Lima tahun yang lalu Alexandra dan ayahnya memutuskan untuk meninggalkan kota itu dan memilih menetap di kota tanah kelahiran sang ayah. Meninggalkan semua kenangan pahit yang pernah mereka lalui, memulai hidup baru dan juga bisnis baru di tempat tinggal yang baru. Lima tahun berlalu Alexandra dan Aldrich baru saja menginjakkan kaki di tanah kelahirannya lagi. Alexandra akan menghadiri sebuah pertemuan besar dalam dunia bisnis, perusahaannya masuk dalam undangan khusus di acara tersebut. âJadi ini kota kelahiranmu, Ma? Lebih semrawut dari dugaanku,â kata Aldrich. Alexandra membulatkan mata. âKamu berkomentar terlalu pedas Al, jangan sampai orang l
Alexandra akhirnya membuka suara dengan sebuah pertanyaan.Christian tersenyum samar mendengar pertanyaan dari istrinya itu.âKita bahas itu besok saja, kita tidak perlu buru-buru. Silakan kamu coba susu almond buatanku, kalau enak aku akan rajin buatkan untukmu.âAlexandra menghela nafas pelan, kemudian mengambil gelas yang berisi susu almond itu. Aromanya sungguh menggoda.Alexandra menyeruput susu tersebut, rasanya sangat segar berbeda dengan susu hamil pada umumnya yang membuat eneg.Sedangkan Christian menatap Alexandra dengan antusias menunggu wanita itu berkomentar.âBagaimana rasanya?ââEnak,â jawab Alexandra singkat.âKamu suka?â Alexandra hanya mengangguk dengan senyuman setipis tisu.âBaiklah aku akan rajin membuatkannya untuk,â seru Christian.Alexandra tersenyum tipis kemudian kembali meminum susu itu lagi.âSetelah ini kita makan malam, aku sudah buatkan sup salmon untukmu.âMereka menikmati makan malam bersama dengan menu spesial buatan Christian.Bagaimana Alexandra ti
Seraya menggiring Alexandra ke mobil, Christian menghubungi seseorang.âDave, berhentilah bermain-main, dia sudah bersamaku sekarang!â titah Christian.âTanggung, Tuan. Aku ingin sedikit membuatnya tergores,â balas Dave.âTerserah kamu saja!â Christian langsung memutus panggilan tersebut.Di dalam mobil mewah itu begitu sunyi, baik Alexandra maupun Christian tak ada yang membuka suara.Alexandra tidak tahu akan dibawa ke mana yang dia tahu jalan itu tidak menuju ke apartemen Christian.Sedangkan Christian mati-matian menahan diri agar tidak kelepasan, dia ingin sekali memeluk Alexandra, mengucapkan kata rindu, mengecup bibirnya, dan juga menyapa janin dalam kandungan Alexandra, tapi egonya masih begitu tinggi.Setelah melewati perjalanan yang cukup memakan waktu, mereka akhirnya tiba di sebuah rumah mewah berlantai dua yang berada di dekat pantai.Saat keluar dari mobil Alexandra bisa mencium aroma pantai yang khas. Alexandra menghentikan langkah kemudian menghirup dalam-dalam udara d
David menyeringai, dengan sigap dia menghalau tangan Dave, sebuah tembakan melayang entah ke mana.Doorrr!!!Buuugghhh!!!Satu sikutan keras menghujam tepat perut Dave. âUugghhh!!!âDavid langsung mengambil alih senjata itu dari tangan Dave.Dave memang ahli dengan senjata api, tapi tak setangkas David dengan tangan kosongnya.âJangan membuat keributan, Dave. Aku sedang tidak ingin meladenimu!â David mengulang kalimatnya memberi penegasan.Dave meringis, serangan David ternyata cukup kuat, beberapa saat kemudian Dave menegakkan tubuhnya dan bertepuk tangan pelan.âHebat! Kecepatanmu memang tidak ada tandingannya!â puji Dave.âAyo kita sedikit bermain-main, aku sudah menantikan pertarungan ini sejak lama!â ungkap Dave.âTidak denganku, Dave! Aku tidak memiliki banyak waktu,â David langsung masuk ke dalam mobil dan memacu kendaraannya menuju ke rumahnya.Entah mengapa perasaannya menjadi tidak enak, David merasa Dave datang hanya ingin mengulur waktunya saja. Dalam perjalanan David
David masuk ke dalam ruang rawat inap Alexandra dengan membawa makanan kesukaan Alexandra seperti biasanya.âAku ada kabar gembira untukmu!â Ucap David pada Alexandra.âApa itu?ââJika sore ini hasil pemeriksaanmu bagus semua, dini hari kita bisa keluar dari sini.ââBenarkah?â tanya Alexandra dengan wajah semringah.âTentu saja, aku tidak pernah berbohong padamu. TapiâĶ.â David menjeda ucapannya.âTapi apa?ââTapi aku butuh tahu persiapanmu.ââPersiapan?â tanya Alexandra bingung.âIya, persiapan. Cepat atau lambat Christian pasti akan menemukan kita. Aku ingin kamu juga bersiap secara fisik dan mental jika tiba-tiba dia menemukan kita, terutama kamu. Aku sendiri tidak yakin akan bisa melindungimu sepenuhnya kali ini,â jujur David.David sendiri juga sedang mempersiapkan diri andai saja Christian melakukan serangan. âIya, aku sudah mempersiapkan diri, David. Kamu tak perlu khawatir. Justru aku mengkhawatirkanmu, dia orang yang tidak memiliki hati, aku takut gara-gara aku, kamu send
Christian menyeringai mendengar ucapan ayah mertuanya.âBenar Ayah Mertua, aku memang tidak butuh perusahaanmu itu. Kalau begitu jaminkan saja nyawa Anda,â ucap Christian dengan dingin dan tanpa belas kasih.âA-apa?â Harry Davendra pun terkejut. Isi tempurung kelapanya baru saja berpikir seperti itu, lalu pria mengerikan di depannya ini berkata hal yang sama.âApa Anda tuli?â Christian pun berdiri tanpa menunggu jawaban dari ayah mertuanya, kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membawa Harry dengan paksa.Harry tak bisa berbuat apa-apa, memangnya dia bisa berbuat apa? Dalam hati Harry hanya bisa berdoa semoga Alexandra dalam keadaan baik-baik saja setelah ini.Bisa dikatakan hidupnya begitu sial bisa berurusan dengan Christian Hoover.Harry digelandang keluar dari rumahnya.âTuan Christian, Anda tidak bisa membawa âĶ.âBelum sempat anak buah David itu selesai bicara sebuah tembakan melesat ke tubuh itu. âMerepotkan sekali!â kesal Christian.Sedangkan tubuh Harry mulai gemetar,
Mendengar panggilan Anna, David pun menghentikan langkahnya dan menoleh.âYa?ââKembalilah dengan selamat. Melawan Pak Chris dan Tuan Dave pasti tidak akan mudah,â pesan Anna dengan nada khawatir.âKamu tak perlu khawatir. Aku tidak akan bertengkar dengan mereka,â balas David lalu kembali melanjutkan langkahnya.âSayangnya aku tak percaya ucapanmu, Tuan David,â gumam Anna. Lalu masuk ke dalam kamar inap Alexandra.âAnna!ââYa, Nona?ââApa David akan baik-baik saja karena melindungiku?â tanya Alexandra dengan nada khawatir. Baik Christian dan David sama-sama manusia tidak mempunyai hati, bedanya Christian masih memiliki kekuatan yang lain, sedangkan David tidak.âPercaya pada Tuan David, Nona. Dia pasti akan baik-baik saja,â Anna mencoba menenangkan Alexandra, kendati dirinya sendiri tidak yakin.âAku hanya tidak ingin ada pertumpahan darah di antara mereka. Mereka adalah partner dan juga sahabat, aku tidak ingin hanya karena wanita sepertiku mereka terpecah belah,â ujar Alexandra.An
âAaarrggghhh!!!!â Christian mengerang kesal. Dia meluapkan emosi dengan meluluh lantakkan kamar itu.âBrengsek! Bajingan! David sialan!â Maki Christian.âAlexandra, jadi kamu lebih memilih bersama David setelah mengetahui semua fakta yang ada? Hahahah!â Christian tertawa frustasi.âHanya orang bodoh yang tetap mau bersama orang yang telah membunuh ibu kandungnya sendiri, ya, orang bodoh. Kamu harus sadar diri Christian, lihatlah semua ini akibat dari ulahmu sendiri,â Christian bermonolog setelah memporak-porandakan kamar tersebut.âAlexandra!â gumam Christian.âAku ingin menjadi orang egois yang ingin terus bersamamu walaupun kamu tak akan pernah memaafkanku. Sungguh aku mencintaimu, Alexandra!â Monolog Christian lagi kemudian tertawa seperti orang gila.Ya, Christian telah gila. Gila karena kebenciannya telah berbalik arah menjadi cinta, dan sebaliknya untuk Alexandra.Menyesal? Tentu saja dia menyesal, andai dia tahu lebih awal, pasti tidak akan seperti ini jadinya. Dari mana Davi