“Kamu sungguh pintar memuji.” Alexandra tertawa renyah.“Aku tidak memuji itu semua kenyataan,” gocap Alexandra seraya memasukkan makanan ke dalam mulutnya.Tidak dapat dipungkiri jika malam itu pertama kalinya Christian memakan makanan yang Alexandra sebut dengan makanan rakyat jelata.Christian tidak bisa membandingkan makanan itu dengan makanan yang biasa dia makan, sebab ini memang baru pertama kalinya dia memakan makanan food street.Dari segi rasa ada beberapa makanan yang memang aneh itu mulutnya tapi masih bisa dia nikmati.Alexandra memegang tangan kiri suaminya kemudian melihat jam tangan yang bertengger di sana.“Wah, ternyata sudah malam, sebaiknya kita segera pulang,” ujar Alexandra.“Aku masih bisa memberi waktu untukmu beberapa menit lagi jika kamu belum puas,” balas Christian.Alexandra menggeleng, “tidak, lebih baik kita pulang saja. Besok kamu harus bekerja.”“Baiklah kalau mau begitu.
Brraaakkk!!!Suara besi yang tabrakan itu mengalihkan perhatian Alexandra, Ervin, dan Sisca.Betapa terkejutnya Alexandra saat melihat mobil yang tertabrak oleh mobil lainnya adalah mobil yang dia mengendarai bersama Anna. Sepengetahuan Alexandra, Anna berada di dalam mobil itu dan tidak keluar seperti biasanya.Alexandra langsung berdiri dan berteriak, “Anna!” Meski tubuhnya sedikit lemas karena panik, Alexandra langsung berlari menuju ke arah mobilnya untuk melihat kondisi Anna.Sudah ada beberapa orang yang lebih dulu berkerumun untuk melihat kondisi dua mobil tersebut.Alexandra yang panik hanya bisa menunggu Anna dan pengemudi mobil yang menabrak itu dievakuasi.“Jangan panik,” sebuah suara yang cukup familiar di telinga Alexandra membuat wanita menoleh.Pria itu tersenyum tipis.“Tuan Michael!” Lirih Alexandra.Pria itu terlihat melakukan panggilan dengan ponsel pintarnya, meng
“Brengsek!” Christian mengumpat kesal.Bukan karena isi pesannya tapi karena si pengirim terkesan kurang kerjaan.Bagaimana tidak, pesan itu berisikan foto-foto Alexandra dan David di sebuah supermarket. Foto-foto itu diambil dengan candid yang sangat tepat. Seperti saat Alexandra dan David saling pandang setelah pria itu mengambilkan barang.Dan foto-foto lain yang menunjukkan keakraban Alexandra dengan David.Christian segera mengambil tindakan, memberitahu kepada Eric untuk menyelidiki siapa yang telah mengawasi gerak-gerik Alexandra dan David.Christian kembali melihat satu foto yang menurutnya cukup menggelitik hatinya. Di situ terlihat Alexandra begitu nyaman berbicara dengan David dan juga sebaliknya.“Sejak kapan mereka berdua sedekat itu?” gumam Christian.Christian tidak mengira jika kedua orang yang penting dalam hidupnya itu ternyata cukup akrab. Terlebih David terlihat sangat lembut pada Alexandra,
Vivian tersenyum sinis, kemudian menjawab, “Tentu saja aku sudah melakukannya sesuai perintahmu, kamu hanya tinggal menunggu reaksinya saja, bayaranku sangat mahal untuk ini semua.”“Kamu tak perlu khawatir Vivian, sisanya akan ditransfer setelah ini.”“Bagus aku senang bekerjasama denganmu. Dia sudah memimun sebagian minumannya, kamu hanya tinggal mendekatinya saja.”“Ok.” Pria itu pun berjalan mendekati Alexandra yang hanya duduk sendirian sejak tadi. Fiona dari kejauhan melihat ke arah pria asing itu, melihat gerak-geriknya, dan melaporkan setiap detailnya pada David.“Hai,” sapa pria itu pada Alexandra.Alexandra menoleh ke kanan dan ke kiri khawatir bukan dirinya yang disapa oleh pria itu.Melihat Alexandra yang bingung pria itu kembali berbicara.“Iya, aku menyapamu,” ujar pria itu. Tanpa permisi pria itu duduk di depan Alexandra.“Ayo kita berkenalan, namaku Rolan. Kita berbeda jurusan, tapi aku
Eric sangat terkejut melihat kenyataan bahwa David-lah pria yang bersama dengan Alexandra di kamar itu. Pria itu menatap tidak percaya pada David. Rasanya dia ingin berteriak, ‘kamu gila, hah? Dia itu istri dari bosmu sendiri!’ tapi semua itu hanya ada dalam benaknya saking terkejutnya.“Apa tidak ada wanita lain di dunia ini selain istriku, David?”“Sudah saya katakan, Pak. Saya bisa jelaskan, ini semua semua tidak–”“Eric tangkap David, kurung dia jangan sampai lepas, aku harus membuat perhitungan dengannya!” Titah Christian tanpa ingin di ganggu gugat.“Pak, ini jebakan, beri saya waktu untuk membuktikan semuanya. Saya juga tidak melakukan apapun pada Nona Alexandra,” David mencoba memberi penjelasan pada Christian, tapi Christian tak peduli.Sorot mata itu penuh kemarahan, kebencian, dan kekecewaan. Bagaimana bisa dia dikhianati oleh dua orang kepercayaannya sekaligus. Hal yang tak pernah ada di benaknya sama sekali.
“Brengsek!” Christian semakin murka ketika tidak mendapati istrinya di dalam kamar mandi.Dengan emosi yang hampir meledak Christian mengambil ponselnya, lalu menghubungi orang-orang kepercayaannya untuk melacak keberadaan atau kepergian David.Siapa lagi pelaku utama yang membawa kabur Alexandra kecuali David.Dalam perjalanan Alexandra mulai demam dan kepalanya pusing.Melihat Alexandra yang gelisah, David pun memeriksa suhu tubuh Alexandra dengan menempelkan punggung tangannya dikenal wanita itu.“Nona, di belakang ada roti, makanlah dulu kemudian minum obat. Di dashboard ada pereda nyeri, kita tidak bisa berhenti di daerah ini karena masih sangat riskan untuk bisa ditemukan oleh Chris.Dengan lemah dan sedikit malas Alexandra mengambil roti isi daging itu, entah mengapa rasanya sedikit aneh hingga membuat perut Alexandra mual.Alexandra nyaris memuntahkannya. David berhenti sejenak memijat tengkuk Alexandra.
Christian berdehem untuk menghilangkan ketegangan sebelum akhirnya mengangkat panggilan telepon tersebut.Panggilan telepon itu berasal dari James Hoover, kakeknya.“Halo, Kakek.”“Halo, cucuku yang manis. Apa kamu baru saja kehilangan istrimu?” ucap pria sepuh itu tanpa basa-basi.Hal yang sudah Christian duga sebelumnya, dia bisa menyembunyikannya kasus itu dari publik, namun tidak bisa menyembunyikannya dari sang kakek.“Bagaimana cucuku yang paling cerdas dan pintar ini bisa kelabui oleh seorang wanita, bahkan bisa membuat orang kepercayaanmu berpihak padanya. Wanita itu sungguh luar biasa,” imbuh James Hoover.“Apa inti yang ingin kakek sampaikan padaku?”Christian mulai tidak sabar dengan ucapan kakeknya. James Hoover justru tertawa renyah.“Anak muda memang selalu tidak sabaran. Kakek hanya ingin menawarkan bantuan untuk mencari dua orang itu dan memberi pelajaran.”“Kakek tidak perlu ikut campur
Jantung Alexandra berpacu kencang seperti berada di medan perang, menunggu hasil dari tes kehamilan itu. Alexandra menggigit bibir bawahnya karena cemas.Jika dia memang benar-benar hamil adalah hal yang patut disyukuri. Bahagia? Tentu saja, Alexandra sangat bahagia karena akan memiliki buah hati, apalagi itu adalah anak dari Christian Hoover, pria yang amat sangat dia cintai.Pikiran tiba-tiba berkecamuk mengingat perjanjian pernikahannya dengan Christian, mereka akan berpisah sebentar lagi. Lalu bagaimana dengan nasib anaknya? Apakah Christian akan memisahkan dirinya dengan anaknya? Christian akan mengambil hak asuh anaknya dengan total lalu membuang dirinya begitu saja.Membayangkan hal itu saja tiba-tiba membuat hati Alexandra bersedih. Alexandra kembali memfokuskan diri pada alat tes kehamilan itu.Alexandra menggunakan tiga alat sekaligus. Detik demi detik berlalu, air itu mulai naik dan garis pertama telah terlihat kemudian garis