Kiran tertegun dan benar-benar tak percaya dengan yang baru saja ia dengar. Apa tidak salah Shawn menyebut Amy sebagai adiknya?
“Kenapa kamu melihatku seperti itu? Apa kamu tidak tau jika matamu begitu indah, aku bisa melihat diriku di dalamnya,” puji Shawn makin menggoda Kiran seakan ia tak pernah bicara apapun soal Amy Baker sebelumnya.
“Admiral, tadi kamu bilang ...”
“Iya, aku adalah anak kandung Christoper Baker, Menteri Pertahanan. Lebih tepat, putra di luar pernikahan,” jawab Shawn dengan nada santai. Seolah ia sudah begitu terbiasa dengan nasibnya dan tak menggerutuinya sama sekali.
“Bagaimana bisa?” Kiran masih tak percaya dan itu membuat Shawn tersenyum.
“Banyak hal di dunia ini yang tak sesuai dengan harapan kita. Termasuk takdirku ... dan kamu.” Shawn menambahkan lalu ikut bersandar menyamping melingkarkan sebelah tangannya pada Kiran. Sebelah tangannya yang lain lalu memindahka
Bagai petir di siang bolong ketika Blue Handerson menghubungi Shawn Miller tentang Yousef Kanishka tiba-tiba. Bukan apa-apa, kali ini ia tak menyerah ingin mendapatkan Kiran kembali.“Apa maksudmu dia memberikan kabar seperti itu?” tanya Shawn sambil celingukan ke kanan dan kiri lalu masuk ke sebuah ruangan yang bisa ia gunakan untuk berbicara dengan Blue.“Dia menghubungiku!”“Bagaimana dia bisa menemukan nomor teleponmu?”“Aku tidak tahu, Admiral. Gara-gara itu aku membuang iPhone-ku. Aku menghubungimu dari jalur aman dan bebas pelacak!” Shawn dengan kesal mengusap rambut dengan kasar dan meremas salah satu sudut sisi jendela balkon.“Lalu apa yang dia katakan selain itu?” tanya Shawn lagi.“Tak ada ... dia hanya ingin kamu menandatangani surat perceraian lalu dia akan memberikanmu daftar rahasia itu!” Shawn benar-benar menggeram kesal.‘Sialan, akan kubun
Yousef Kanishka tiba di rumahnya sebelum pukul 10 pagi ketika keadaan masih sedikit sepi. Tak ada pengawal sama sekali yang menjaga rumah itu dan hanya ada seorang pelayan yang tengah membersihkan ruangan lalu terkejut saat melihat salah satu tuannya tiba-tiba datang.“Tuan?” Yousef lalu berhenti dengan mengangkat dagunya ia melihat ke segala arah. Tak ada siapapun di sana.“Kenapa sepi sekali? Biasanya aku melihat Sonia di taman depan!” tanya Yousef dengan kening mengernyit dan wajah tanpa senyuman. Pelayan tadi lalu menundukkan kepala dan tak menjawab. Ia berinisiatif untuk mengambil koper milik Yousef dan membawanya ke kamar.Sementara seorang pelayan lagi datang dan memberitahukan jika Ramdash tengah berada di ruang kerjanya bahkan sebelum Yousef meminta seseorang untuk menjawab pertanyaannya.“Ayah!” panggil Ramdash meletakkan semua berkas-berkas pekerjaannya di atas meja lalu menghampiri sang Ayah ketika ia masuk.
Usai pernikahan Joona, Shawn dan teman-temannya tak bisa menghalangi Jayden untuk pergi. Joona hanya membuat pesta kecil sederhana untuk para sahabat, itu pun tak dihadiri oleh Jayden.Sementara itu, Joona tidak bisa menepis rasa khawatirnya pada Jayden yang baru saja pergi. Ia mengumpulkan semua sahabatnya pada acara makan malam pernikahan Elle dan berdiskusi tentang apa yang harus mereka lakukan.“Little Flower, mengobrollah bersama Claire. Aku akan segera kembali!” Kiran mengangguk dan sebuah kecupan kemudian mendarat di pipi Kiran. Shawn pun masih mengawasi Kiran untuk beberapa saat sebelum kemudian bergabung dengan teman-temannya."Perasaanku tidak enak," ujar Joona pada Shawn, Aidan, James dan Bryan begitu ia duduk."Aku tidak tau masalahnya apa!" tanya Aidan dengan polosnya. Shawn mendengus tersenyum lalu menggelengkan kepalanya pada Aidan."Ini adalah kisah yang rumit Aidan Caesar," sahut Shawn menepuk pundak Aidan tapi ia
Shawn meninju dengan cepat meja kerjanya di ruangannya usai membaca surat permohonan perceraian itu. Ia benar-benar tak habis pikir tentang Yousef. Pria itu akan terus menjadi belati yang akan terus mengusik kehidupannya dan Kiran.Yousef akan berusaha memisahkannya dan Kiran. Itu membuat Shawn marah setengah mati. Baru kali ini ada seorang pria bisa memancing kemarahannya dan membuatnya frustasi.Tanpa peduli pada berkas-berkasnya lagi, Shawn keluar dari ruangannya dengan kesal. Ia berjalan dengan wajah datar tanpa senyuman dan rahang yang menggeram.“Admiral, kamu sudah selesai? Mana dokumennya, kamu tidak jadi mengambilnya?” tegur Kiran saat suaminya menghampiri. Shawn nampak tertegun sejenak sebelum makin mendekat dan tersenyum.“Tidak apa-apa, Little Flower. Aku akan meminta seseorang untuk mengambilnya nanti. Uhm ... aku ingin mengantarmu. Ayo!” mata Kiran sedikit membesar dan ia tak sempat bertanya apapun. Shawn langsung men
Robert tak percaya yang ia dengar. Bagaimana bisa Admiral congkak itu malah memberikan rekomendasi dan meminta Kiran untuk mengajar tetap di Navy? Bukankah dia seharusnya tidak menyukai Kiran karena ia adalah Jaksa yang membuat Shawn cacat karier militernya? Atau jangan-jangan ...Robert jadi memandang Kiran dengan pandangan lain sekarang. Apa yang sesungguhnya terjadi dan luput dari matanya? Ia coba mengingat seperti apa Shawn malah terdengar menyindir Kiran saat pertemuan pejabat beberapa bulan lalu. Tapi Robert masih diam dan memperhatikan Kiran dari posisinya sampai Phillip selesai menandatangani semua surat-suratnya.“Selamat bertugas di tempat yang baru Kiran!” ucap Phillip memberikan selamat dan jabat tangan pada Kiran. Kiran pun mengambil jabat tangan itu sambil tersenyum.“Terima kasih, Pak. Aku senang pernah menjadi bagian dari kantor ini.” Phillip membalas senyuman Kiran dengan tulus dan mengangguk. Kiran pun berjalan membawa semua berkas-berkasnya dan melewati Robert yang
Seperti janji, Shawn akan menemani Kiran merayakan hari besar Deepawali di New York. Shawn sampai mencari tau dimana komunitas India perantauan melakukan adat istiadat budayanya itu.Dengan bantuan Bryan dan Jayden yang kenal dengan berbagai multi ras di pusat New York. Salah satu sudut Manhattan akan menjadi pusat perayaan Deepawali tahun ini.Kiran memakai Lehengga Choli yaitu pakaian khas wanita India yaitu semacam rok panjang mengembang yang dipadankan dengan atasan blus ketat crop dan sebuah Choli yaotu kain selendang yang juga panjang sebagai pelengkap.Ia memakai warna Lehengga baby pink yang sangat cantik sementara Shawn memakai Kurta, yaitu pakaian panjang pria sampai lutut dengan celana bahan kain yang nyaman.Perayaan Deepawali adalah perayaan cahaya yang dilakukan selama lima hatri berturut-turut. Karena ini hari pertama maka Kiran bersama orang-orang India lainnya akan bersembahyang di kuil yang sudah dipersiapkan.Sementara Shawn hany
“Mana Kiran!” hardik Yousef pada seorang pegawai Kejaksaan yang ia temui. Pegawai itu mengernyitkan keningnya.“Uhm...!” tak sabar Yousef langsung menarik kerah jas si pegawai itu dan mengancamnya.“Jika tidak bicara aku akan membongkar seluruh ruangan di kantor ini!” ancam Yousef dengan nada menggeram rendah.“Anda tidak bisa sembarangan, Tuan. Kami punya CCTV!” tunjuk pria yang tengah diancam oleh Yousef tersebut pad asebuah sudut yang memasang kamera pengawas. Yousef sedikit mendongak dan melihat sebuah kamera tengah merekamnya. Ia pun kesal lalu menghempaskan pria itu dari pegangannya.“Brengsek! Ke mana anak itu!” umpat Yousef kemudian. Beberapa petugas keamanan kantor lantas menghampiri Yousef untuk mengusirnya keluar dari kantor tersebut.Sedangkan Shawn terus mengintip Yousef dari balik tembok. Setelah tau jika Yousef berhasil diusir keluar, barulah ia kembali ke koridor kamar keci
Kiran Kanishka sekarang diikuti oleh 10 orang mata-mata yang ditugaskan Shawn Miller tanpa diketahui oleh Kiran sama sekali. Ia bahkan tak mengetahui jika kamar kerjanya di Kejaksaan telah dipasangi oleh kamera-kamera pengintai yang langsung terakses pada Shawn.Esok adalah hari pelantikan Kiran menjadi Kepala Jaksa Muda di Kejaksaan Tinggi New York. Kiran akan menempati posisi barunya sebagai salah satu jaksa termuda.Sementara Shawn Miller juga memperoleh undangan untuk pelantikan tersebut. Meskipun sebenarnya ia boleh tak menghadirinya karena itu hanya pelantikan internal biasa, tapi Shawn pasti tak akan melewatkannya.Jadi malam ini, untuk merayakannya, Shawn pulang lebih cepat untuk memasak bagi Kiran. Ia akan membuat makanan spesial menggunakan daging terbaik.Daging panggang Roast Meat khas Inggris, pie dan bir peterseli, Yorkshire pudding hingga Bubble and Squake adalah deretan makanan yang sedang diolah oleh Shawn di dapurnya. Bibi Shimla hanya m
Ares bahkan sempat mencegat Andrew tapi yang ditunjukkan sahabatnya itu hanyalah tatapan kebencian. Ia pergi tanpa ada siapa pun yang bisa mencegahnya. Andrew ternyata pulang ke Boston tapi The Seven Wolves terutama Jayden terus mengejar dirinya.Andrew pun tak lama menghabiskan waktunya di mansion sang Ayah, ia bahkan tak hadir saat pembacaan warisan yang memberikan seluruh harta milik Shawn Miller padanya. Andrew berhenti datang ke sekolah dan mulai menghilang. Ia lari dari asrama sekolah dan tak pernah kembali ke penthouse mewah di Belligers lagi.Andrew sempat menyelinap masuk ke dalam apartemen ayahnya yang dijaga oleh anggota Golden Dragon. Ia hanya ingin mengambil barang peninggalan ayahnya yaitu sebuah album lagu dalam bentuk vinil milik mendiang ibunya dan sebuah foto milik orang tuanya yang diambil oleh neneknya Kiriko Matsui.Setelah mendapatkan yang diinginkannya, Andrew hendak menyelinap lagi keluar sebelum ia melihat Nana Tantria ternyata tidur di
"Waktu kematian … " begitu sakralnya kalimat tersebut saat seorang dokter menyatakan kematian seseorang. Kalimat itulah yang tak ingin di dengar oleh siapa pun. Itu termasuk Arjoona yang hanya duduk menyaksikan jasad temannya Shawn dinaikkan ke dalam ambulans dan dibawa.Semuanya hancur dalam sehari. Semuanya tanpa terkecuali. Dengan tubuh basah kuyup serta masih meneteskan air, Rei lantas menyelimuti ayahnya."Dad ... Daddy bisa pneumonia dan mati jika seperti ini!" ucap Rei dengan suara beratnya pada sang Ayah. Arjoona tak menjawab dan malah menengadahkan kepala menatap langit yang masih mendung. Hujan sudah berhenti dan membawa jiwa Shawn terbang ke angkasa. Mungkin saat ini, ia tengah bertemu Kiran dan berkumpul bersama James juga Delilah.Mata Rei lantas menoleh pada ambulans yang membawa Andrew. Ia tak sadarkan diri setelah tak mampu menangkap ayahnya Shawn yang memilih melompat dari ketinggian 15 meter lebih langsung ke lantai beton bersama Rohan K
Jayden menggunakan tali pinggangnya sebagai alat bela diri dengan memanfaatkan tenaga lawan."Om Jay!" pekik Ares hendak menolong tapi ia salah jatuh dan hampir terjerembap ke lantai dua tempat dimana Jayden tengah dikeroyok. Andrew dengan cepat memegang tangan Ares sebelum ia terjatuh. Mata mereka saling menatap dengan ekspresi takut kehilangan. Punggung Andrew tiba-tiba dihantam oleh seseorang menggunakan kayu dan ia hampir saja melepaskan Ares.Mars yang berada di lantai satu melihat putranya bergelantung di lengan Andrew langsung membelalakkan matanya. Pertolongan bagi Andrew datang dari Aldrich dan Rei yang menghajar orang-orang yang memukul Andrew. Selagi Aldrich dan Rei sibuk berkelahi, Andrew menarik Ares kembali ke atas.Dengan mata terbelalak, Ares tak sempat bernapas selain memukul salah satu pria yang hendak memukul Andrew dari arah belakang. Mars di bawah sudah kalah telak karena kini dihajar oleh tiga orang bersenjata tajam. Salah satunya sudah men
Ares menatap horor ke arah Andrew yang hanya mendengus meliriknya sekilas."Ini bahaya!" gumam Ares lagi masih dengan pandangan horor yang sama."Dia Pamanku, Ares. Dia kakak dari ibuku!" gumam Andrew membuat Ares semakin membelalakkan matanya."Fuck!" kutuk Ares tanpa sadar. Ia lalu memandang dashboard mobil sport milik Andrew dan berpikir sementara Andrew terus mengebut dengan mobilnya. Ia memasukkan nama taman yang dimaksudkan oleh Elena pada mesin navigasi dan sebisa mungkin tiba lebih cepat. Ares lalu mengambil ponsel dan menghubungi Jupiter, Rei serta Aldrich bersamaan."Kamu mau apa?" tanya Andrew pada Ares yang menempelkan ponsel di telinganya."Menghubungi yang lain. Kita butuh bantuan!" aku Ares dengan jujur. Andrew menggelengkan kepalanya."Jangan ... mungkin tak akan terjadi apa pun!""Jangan gila kamu. Dia pria yang berbahaya!""Dia Pamanku, Ares!" bantah Andrew makin sengit."Tapi dia pembunuh Aunty Kiran.
Ares benar-benar menyebalkan. Ia terus menguntit Andrew bahkan sampai masuk ke dalam mobilnya. Ia hanya ingin Andrew bicara tentang apa yang membuatnya berubah tiba-tiba."Keluar!" sahut Andrew mengusir Ares yang ikut masuk ke dalam mobilnya."Tidak!" jawab Ares tak peduli. Andrew makin mendengus kesal lalu diam tak bicara maupun menekan pedal gas."Kenapa kamu pindah ke asrama sekolah? Memangnya kenapa jika tinggal di Bellingers?" tanya Ares begitu serius pada Andrew yang tiba-tiba memutuskan untuk masuk ke asrama sekolah dan tak mau lagi tinggal bersama ayahnya."Itu bukan urusanmu!""Aku temanmu, Andy!" Andrew terkekeh sinis dan menggelengkan kepalanya."Yang benar saja!" gumamnya makin sinis. Ares benar-benar mengernyitkan keningnya heran. Dalam satu hari ia bisa berubah drastis seperti seseorang yang tak pernah dikenal Ares sama sekali."Ada apa denganmu, Andy? Kenapa kamu bisa berubah seperti ini!" tukas Ares lagi dengan nada se
Shawn tak lagi masuk kerja usai pertengkarannya dengan Andrew tadi malam. Ia berdiri di depan jendela ruang kerjanya menunggu berita dari salah satu mata-matanya. Jemarinya terus menyentuh cincin pernikahan yang melingkari jemarinya.Alunan suara seorang wanita menyanyikan tembang Love Story mengisi relung ruangan yang sepi itu."With his first hello. He gave new meaning to this empty world of mine. There'd never be another love, another time. He came into my life and made the living fine. He fills my heart ... "Dengan merdunya rekaman suara nyanyian Kiran menggema ke seluruh penthouse tersebut. Seakan Kiran datang memeluk Shawn yang memejamkan matanya. Pipi Kiran dirasakan Shawn ditempelkannya dibalik pundaknya sambil terus menembangkan lirik lagu cinta yang dinyanyikan kembali olehnya.Dahulu, saat Andrew baru lahir dan masih berusia satu minggu, Andrew pernah mengalami sakit demam tinggi. Untuk menenangkan bayinya yang tengah sakit, Kiran ber
Napas Andrew tersengal hebat dan wajahnya memerah. Ia benar-benar kesal karena niatnya dihalangi oleh ketiga sahabatnya. Begitu pula dengan Aldrich yang begitu terengah dan marah menatap Andrew. Andrew masih tak berpakaian hanya memakai celana jeans-nya saja."Apa yang kamu lakukan, Andy?" tanya Ares lagi dengan suara lebih rendah dan lebih tenang. Isakan Chloe masih terdengar dan Jupiter masih terus memeluk untuk melindunginya."Itu bukan urusanmu!""INI URUSANKU!" teriak Ares tak sabar dan terengah. Mata Andrew dan Ares kini beradu dalam amarah yang terbakar."Kamu sudah hampir melecehkan Chloe, Andy!" Andrew malah mendengus dengan sinis mengejek Ares yang benar-benar marah padanya."Kamu bilang aku melecehkannya! DIA ITU PACARKU!" balas Andrew berteriak bahkan sampai menunjuk Ares di depannya."BERANINYA KAMU BILANG DIA PACARMU!" sahut Aldrich ikut meledak marah dan menunjuk wajah Andrew."Apa! Apa urusanmu!" sahut Andrew membalas
Shawn mulai memeriksa kamera pengawas dan hal-hal yang berhubungan dengan kedatangan Rohan ke penthouse-nya. Sebaliknya, ia tak lagi menaruh curiga pada Andrew dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba. Shawn terlalu fokus pada Rohan dan mulai meneruskan keinginannya untuk menyingkirkan pria itu."Hey, Andy! Apa kamu akan membuat pesta ulang tahun juga?" tanya Aldrich iseng menepuk pundak Andrew saat ia tengah menutup pintu loker. Andrew yang tak tersenyum lalu membanting pintu loker di depan Aldrich sampai membuat ia mengernyit."Kenapa memangnya?" sahut Andrew dengan rahang mengeras."Aku hanya bertanya. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Aldrich lagi masih dengan wajah kebingungan dan tak mengerti. Andrew tak mau menjawab selain hanya memandangi Aldrich tajam lalu pergi begitu saja. Aldrich jadi berpaling dan melihat Andrew berlalu begitu saja.Andrew juga berpapasan dengan Jupiter di koridor yang sama dan melewatinya begitu saja."Andy?" panggil Ju
Erikkson menghela napasnya di depan Andrew usai menelepon Shawn dan melaporkan yang sudah terjadi."Sudah malam, saatnya kamu tidur!" perintah Erikkson pada Andrew tanpa tersenyum."Tidak ... jelaskan dulu padaku. Baru aku akan pergi!" sahut Andrew bersikeras. Erikkson menghela napas kesal sambil berkacak pinggang."Andy, jangan membuatku kesal. Masuk ke kamarmu dan istirahatlah. Aku akan menunggu Ayahmu pulang. Dia akan tiba dalam satu atau dua jam lagi!" Andy masih mengernyitkan keningnya dan menatap Erikkson dengan pandangan tidak suka."Aku ingin penjelasan Uncle!" Erikkson menggelengkan kepalanya."Apa yang ingin kamu tahu?""Siapa Rohan Kanishka?""Dia adalah penembak ibumu!" jawab Erikkson cepat. Namun ia kemudian membuang muka dan mengusapnya dengan rasa cemas."Apa yang kamu sembunyikan?""Tidak ada, Nak! Kumohon masuklah ke kamarmu!" Andrew masih mendelik pada Erikkson yang benar-benar mendelik padanya agar ia