Begitu kata-kata Yuriel keluar, keheningan jatuh dalam mobil sedan itu. Sang sopir bahkan hampir menyerempet dari jalur jalan sebelum menyeimbangkan setir mobil.
Aleandro kehilangan kata-kata mendengar ucapan Yunifer, pun dengan Sherly.
Itu bukan ungkapan kalimat cemburu. Tetapi penghinaan terhadap status istri seorang Aleandro Gilren yang notabenenya seorang Presdir dan raja bisnis di Capital, tidak sebanding dengan status seorang sekretaris.
Siapa itu Aleandro Gilren? Dia adalah seorang Presiden Direktur sebuah perusahaan raksasa terkenal di kota Capital dan berasal dari keluarga kelas atas.
Statusnya sudah bergengsi sejak dia lahir dan kini menjadi seorang Presdir dengan kemampuannya sendiri, menjadikannya sosok pria idaman banyak wanita. Tak terhitung jumlah wanita yang berlomba-lomba menjadi istrinya. Tetapi Yuriel merendahkannya seolah status istri Aleandro bukan apa-apa dan bisa dipungut dipinggir jalan
“Apa dia sudah gila?” Sherly memandang Aleandro dengan khawatir, namun diam-diam merasa senang.Dia tahu Aleandro memiliki ego tinggi, paling tidak menyukai orang yang bersikap sombong di depannya dan meremehkannya. Tindakan Yuriel meremehkannya di depan para pelayan sudah pasti membuatnya marah.Aleandro menggertakkan gigi mencoba menahan kemarahan dalam dadanya. Dia segera berbalik menyusul Yuriel yang sudah masuk duluan.Sheryl mengerutkan keningnya tidak senang dan menyusul mereka.Yuriel memandang ke sekeliling ruangan mansion yang tampak lengang. Dia melihat beberapa pelayan yang lewat menatapnya sambil berbisik-bisik.Dua orang pelayan perempuan lewat sambil menatap Yuriel dengan tatapan meremehkan sambil membawa ember yang digunakan untuk mengepel lantai.“Dia benar-benar tidak tahu malu berani muncul di rumah ini.”
Melihat Yuriel tidak mengatakan apa-apa dan hanya tertunduk dengan ekspresi sedih. Hati Kakek Hendry sakit dan membayangkan penderitaannya selama beberapa bulan ini menghadapi tuduhan perselingkuhan dan gugatan perceraian dari suaminya.Malangnya mendapat kecelakaan.Kakek Hendry mengalihkan pandangannya pada Aleandro dengan tatapan menyalahkan dan memarahinya dengan keras.“Kau anak tidak berguna! Tidak bisa menjaga istrimu dan menghiburnya di masa sulitnya. Tidak ada gunanya mengakuimu menjadi cucuku.”Ekspresi Aleandro sekeras batu.“Ayah, ini bukan salah Alen. Mengapa kau memarahinya!” Ibu Aleandro, Nyonya Katherine memprotes.Dia menatap ‘menantu perempuan’-nya dengan pandangan permusuhan.“Itu salah wanita itu karena berselingkuh dengan pria lain. Sangat tidak tahu malu masih punya muka untuk datang ke rumah kita.”
Yuriel menyilangkan tangannya di depan dada dan mencemoohnya. “Nyonya, apa Anda pikun? Kaulah menyuruhku untuk melepaskannya, ya jadinya dia jatuh dong.”Semua orang di ruang tamu terdiam memandang wanita yang berdiri di atas tangga dengan pandangan heran. Mereka tidak bodoh untuk mempercayai bahwa Yuriel yang sengaja yang menjatuhkan Amanda. Tetapi mereka tidak mengira Yunifer mampu untuk membalas tuduhan Nyonya Kindle dengan kasar. Celina memerah malu dan marah karena disebut pikun oleh wanita rendahan yang tidak dianggap oleh keluarga Gilren.“Ibu ... Sepertinya kakiku patah.” Sherlymenyembunyikan wajahnya yang memerah malu dalam pelukan ibunya dan berpura-pura patah tulang untuk mengalihkan perhatian semua orang.Karena dia jatuh dari tangga seharusnya dia patah tulang, kan?“Lihat, apa yang sebabkan pada putriku! Sheryl patah tulang jatuh dari ta
Aleandro menangkap Yuriel sebelum dia bisa jatuh ke lantai kamar mandi.Wajah Yuriel terkubur dalam dada bidang Aleandro. Dia dapat merasakan napas panas di lehernya dan tonjolan keras menusuk perutnya.Dia mematung dengan muka memerah padam.Aleandro tiba-tiba merasakan panas tak tertahankan naik di selangkangannya. Dia mengalihkan pandangannya ke bawah dan tatapannya semakin membara melihat ikatan handuk di bagian dada Yuriel yang longgar memperlihatkan payudaranya yang tumpah keluar dari handuk.Wajah Yuriel memucat merasa ngeri melihat nafsu di mata pria itu. Hei, orang itu adalah suami adiknya!Dia tidak akan se-menjijikkan itu untuk tidur dengan suami adiknya sendiri.Sambil menggertakkan gigi, dia mengangkat lututnya, dengan kejam menendang bagian menonjol di antara kaki pria itu. Aleandro tidak sempat bereaksi ketika Yuriel masuk kembali ke kamar mandi sambil membanting pintu dengan keras, menabrak hidung mancung Aleandro.&ld
Pagi itu, Yuriel bangun dengan perasaan kosong dan mendapati dirinya berada di tempat asing. Sambil mengumpulkan kesadarannya yang tercerai berai, dia menatap ke sekeliling kamar mewah yang ditempatinya.Semalam entah bagaimana dia tertidur setelah bertengkar dengan Aleandro. Kasur di sisinya tampaknya dingin menandakan pria itu tidak kembali semalam.Dia mendengus, dengan malas menuju ke mandi. Yuriel tidak peduli di mana Aleandro tidur semalam. Mansion ini sangat besar untuk membuat banyak kamar.Setelah mandi Yuriel keluar dari kamarnya dengan hanya memakai pakaian yang dipakai kemarin. Tidak ada baju wanita di lemari kamar Aleandro selain baju pria itu.Dia hanya memakai baju yang dipakai dari rumah sakit berupa pakaian kaus polos biru lengan pendek dan celana jeans.Ini baju yang disiapkan Melly sesuai yang diminta Yuriel. Aleandro tidak memiliki perhatian untuk membeli pakaian yang dipakai ‘istrinya’, bahkan tidak meminta pelayan
Rachel menjadi kaku menerima tatapan dingin dari adik iparnya. Meskipun Marvin merupakan putra tertua, pengaruhnya tidak sebesar Aleandro baik di luar maupun di dalam keluarga Gilren. Tetapi Marvin tidak ambil pusing dengan hal-hal seperti itu.Ini yang membuat Racher tidak puas dengan sikap suaminya.“Apa yang kau tunggu, enyah dari sini!”Aleandro menjadi tidak sabar dengan pelayan itu dan memandang dingin kepala pelayan yang berdiri di sebelahnya.Kepala pelayan itu tersentak dan menundukkan kepalanya meminta maaf.“Maafkan kecerobohan saya karena tidak mendidik pelayan dengan ketat.” Dia kemudian memandang pelayan yang memohon di bawah kaki Yuriel.“Apa yang kau tunggu. Segera pergi dan kemasi barang-barangmu!”“Kep-kepala pelayan ....” Pelayan itu terbata-bata dengan memelas.“Cepat tinggalkan ruang makan sebelum saya membuat pelayan lain menyeretmu.”Pelayan itu tersedak isakkannya dan berdiri dengan susah payah sebelum dia
Dia selalu berwajah masam dan cemberut setiap kali memandangnya.Rachel merasa tidak senang melihat ada yang memperlakukan putranya lebih baik dari pada dirinya.“Kalian terlihat seperti sebuah keluarga.” Dia tersenyum palsu memandang Aleandro dan Sherly yang duduk berdampingan.Mereka terlihat seperti sebuah keluarga dengan Alex sebelah Aleandro.“Benarkan Yunifer?” Dia memandang Yuriel dengan provokasi.Rumah tangga Rachel tidak bahagia dan dia tidak senang melihat ada rumah tangga yang lebih baik darinya.Dia ingin melihat rumah tangga Aleandro berantakan dengan dua wanita yang bertarung ingin memperebutkannya. Satu adalah istri sahnya, sementara satunya adalah teman masa kecil yang sangat disukai keluarganya.Yuriel memutar bola matanya bosan.Sayang sekali ucapan Rachel tidak berpengaruh padanya karena dia bukan Yunifer asli yang teramat mencintai Aleandro. Tatapannya tiba-tiba bertemu dengan Aleandro. Yuriel mengerutkan ken
“Kakek, tenanglah ....” Yuriel menepuk-nepuk dada Kakek Hendry yang naik turun Karena amarah.Aleandro hanya mengatupkan mulutnya rapat-rapat dan tidak menanggapi lagi.“Yunifer, cucu menantuku yang malang ....” Kakek menatap Yuriel penuh belas kasihan dan kasih sayang.Yuriel bergerak tidak nyaman dengan kasih sayang yang ditunjukkan Kakek Hendry. Dia merasa bersalah karena sudah memanfaatkan dan memicu emosi Kakek Hendry di usia tuanya.“Ambilkan dompetku.” Kakek Hendry mengalihkan pandangannya pada perawat yang merawatnya.Perawat itu melakukan perintah Kakek Hendry tanpa banyak tanya. Dia membuka laci di meja nakas dan mengeluarkan sebuah dompet, sebelum memberikannya pada Kakek Hendry.Kakek Hendry mengeluarkan sebuah kartu kredit emas dan meletakkannya pada di telapak tangan Yuriel.“Yunifer, ambillah ini dan beli gaun-gaun cantik untuk dirimu.”Raut wajah Aleandro jatuh melihat apa yang dilakukan kakeknya. Bagaimana dia bisa mem