Pagi itu, Yuriel bangun dengan perasaan kosong dan mendapati dirinya berada di tempat asing. Sambil mengumpulkan kesadarannya yang tercerai berai, dia menatap ke sekeliling kamar mewah yang ditempatinya.
Semalam entah bagaimana dia tertidur setelah bertengkar dengan Aleandro. Kasur di sisinya tampaknya dingin menandakan pria itu tidak kembali semalam.
Dia mendengus, dengan malas menuju ke mandi. Yuriel tidak peduli di mana Aleandro tidur semalam. Mansion ini sangat besar untuk membuat banyak kamar.
Setelah mandi Yuriel keluar dari kamarnya dengan hanya memakai pakaian yang dipakai kemarin. Tidak ada baju wanita di lemari kamar Aleandro selain baju pria itu.
Dia hanya memakai baju yang dipakai dari rumah sakit berupa pakaian kaus polos biru lengan pendek dan celana jeans.
Ini baju yang disiapkan Melly sesuai yang diminta Yuriel. Aleandro tidak memiliki perhatian untuk membeli pakaian yang dipakai ‘istrinya’, bahkan tidak meminta pelayan
Rachel menjadi kaku menerima tatapan dingin dari adik iparnya. Meskipun Marvin merupakan putra tertua, pengaruhnya tidak sebesar Aleandro baik di luar maupun di dalam keluarga Gilren. Tetapi Marvin tidak ambil pusing dengan hal-hal seperti itu.Ini yang membuat Racher tidak puas dengan sikap suaminya.“Apa yang kau tunggu, enyah dari sini!”Aleandro menjadi tidak sabar dengan pelayan itu dan memandang dingin kepala pelayan yang berdiri di sebelahnya.Kepala pelayan itu tersentak dan menundukkan kepalanya meminta maaf.“Maafkan kecerobohan saya karena tidak mendidik pelayan dengan ketat.” Dia kemudian memandang pelayan yang memohon di bawah kaki Yuriel.“Apa yang kau tunggu. Segera pergi dan kemasi barang-barangmu!”“Kep-kepala pelayan ....” Pelayan itu terbata-bata dengan memelas.“Cepat tinggalkan ruang makan sebelum saya membuat pelayan lain menyeretmu.”Pelayan itu tersedak isakkannya dan berdiri dengan susah payah sebelum dia
Dia selalu berwajah masam dan cemberut setiap kali memandangnya.Rachel merasa tidak senang melihat ada yang memperlakukan putranya lebih baik dari pada dirinya.“Kalian terlihat seperti sebuah keluarga.” Dia tersenyum palsu memandang Aleandro dan Sherly yang duduk berdampingan.Mereka terlihat seperti sebuah keluarga dengan Alex sebelah Aleandro.“Benarkan Yunifer?” Dia memandang Yuriel dengan provokasi.Rumah tangga Rachel tidak bahagia dan dia tidak senang melihat ada rumah tangga yang lebih baik darinya.Dia ingin melihat rumah tangga Aleandro berantakan dengan dua wanita yang bertarung ingin memperebutkannya. Satu adalah istri sahnya, sementara satunya adalah teman masa kecil yang sangat disukai keluarganya.Yuriel memutar bola matanya bosan.Sayang sekali ucapan Rachel tidak berpengaruh padanya karena dia bukan Yunifer asli yang teramat mencintai Aleandro. Tatapannya tiba-tiba bertemu dengan Aleandro. Yuriel mengerutkan ken
“Kakek, tenanglah ....” Yuriel menepuk-nepuk dada Kakek Hendry yang naik turun Karena amarah.Aleandro hanya mengatupkan mulutnya rapat-rapat dan tidak menanggapi lagi.“Yunifer, cucu menantuku yang malang ....” Kakek menatap Yuriel penuh belas kasihan dan kasih sayang.Yuriel bergerak tidak nyaman dengan kasih sayang yang ditunjukkan Kakek Hendry. Dia merasa bersalah karena sudah memanfaatkan dan memicu emosi Kakek Hendry di usia tuanya.“Ambilkan dompetku.” Kakek Hendry mengalihkan pandangannya pada perawat yang merawatnya.Perawat itu melakukan perintah Kakek Hendry tanpa banyak tanya. Dia membuka laci di meja nakas dan mengeluarkan sebuah dompet, sebelum memberikannya pada Kakek Hendry.Kakek Hendry mengeluarkan sebuah kartu kredit emas dan meletakkannya pada di telapak tangan Yuriel.“Yunifer, ambillah ini dan beli gaun-gaun cantik untuk dirimu.”Raut wajah Aleandro jatuh melihat apa yang dilakukan kakeknya. Bagaimana dia bisa mem
Dia masih merupakan menantu resmi keluarga Gilren. Tidak seperti Sherly yang bisa ber-“delusi”.Dia terkekeh bahagia dan memerintahkan pelayan untuk membersihkan pecahan galas sebelum bersiap untuk menghadiri kegiatan sosialita seperti biasa.... ..“Tuan Muda, kita sudah sampai.” Jon, sopir memberitahu ketika mobil berhenti di depan gerbang mansion yang tak kalah besar seperti kediaman utama Gilren.“Kembalikan.”Yuriel menghentikan kegiatan membuka sabuk pengaman, menoleh untuk menatap Aleandro dengan sebelah alis terangkat.“Kembalikan apa?”“Kartu Kredit Kakek.” Aleandro yang tidak pernah menjelaskan dirinya, menjadi mulai merasa jengkel.Dia mengulurkan tangannya pada Yuriel, meminta kartu Kredit Kakek Hendry.Yuriel bersedekap menatapnya tidak percaya.“Tuan Gilren, mengapa kau begitu pelit sampai meminta kembali kartu kredit yan
Petugas itu terkejut melihat kartu hitam tanpa limit. Setelah memeriksa keaslian kartu hitam itu, dia merubah wajahnya dengan penuh hormat mempersilakan Melly dan Yuriel lewat tanpa pemeriksaan lebih lanjut.Yuriel melewati petugas itu dengan ekspresi mencibir.Melly mengangkat jempol padanya begitu petugas mempersilakan mereka masuk sangat cepat. Dulu dia bahkan harus mengantre setengah jam sebelum di persilakan masuk.Mata Yuriel hampir silau dengan kemegahan inferior dalam mal. Semuanya berkilau dengan cahaya keemasan yang elegan. Dia seperti masuk ke dunia lain. Yuriel membandingkan mal ini dengan pasar baju yang sering dikunjunginya. Dia sangat menyadari perbedaan mencolok antara rakyat jelata dan kolongmerat.Ya, ini bedanya dunia orang kaya dan orang miskin, Yuriel bergumam mengejek dalam hati.Mata Melly berkilau dengan kegembiraan saat melihat pakaian berwarna-warni. Dia bergegas menarik Yuriel untuk masuk melihat mode musim terbaru merek toko
“Seperti yang kau bilang, tidak buruk menjadi wanita simpanan. Pria tahu bagaimana memanjakan simpanan mereka. Bukankah begitu, Sherly?”“ Suamiku benar-benar sangat memanjakanmu hingga aku sampai begitu terinspirasi. Tapi sepertinya kamu perlu bekerja keras untuk melayani suamiku yang ‘tidak mampu'.”Semua orang mengalihkan pandangannya pada Sherly setelah mendengar kata-kata Yuriel.Beberapa dari mereka mengenalnya. Sherly terkenal di kalangan keluarga kelas atas, semua orang tahu dia akan menjadi calon menantu ideal yang diidamkan keluarga Gilren. Dia menjadi sekretaris Aleandro Gilren dan mendampinginya ke mana-mana di majalah gosip.Mereka tidak menduga Sherly yang tidak menjadi istri Aleandro Gilren, tetapi menjadi simpanannya.Melihat perbedaan pakaian yang dikenakan Yuriel dan Sherly bagaikan langit dan bumi.Mereka mau tak mau memikirkan ucapan Yuriel. Pria paling memanjakan wanita simpanan mereka dibandingkan istri sah.Beberapa or
Dia ingin tahu apa Aleandro sudah mulai perhatian pada Yunifer. Gerakan tangan Aleandro sesaat terhenti sesaat sebelum dia menjawab dengan acuh tak acuh. “Aku tahu, kau bisa tenang.” Sherly menghela napas lega melihatnya tidak membela Yunifer dan acuh tak acuh seperti biasa. Dengan tenang dia mengikuti Cindy keluar. Viktor menyusul mereka di belakang, meninggalkan kantor Aleandro. Begitu semua orang meninggalkan kantornya, Aleandro berhenti memeriksa dokumen. Dia melonggarkan dasinya gerah. Ding! Ponsel di samping laptop berkedip, menandakan sebuah pesan masuk. Sudut bibir Aleandro berkedut menerima pesan pemberitahuan pengeluaran kartu kreditnya. Dia memijat pangkal hidungnya merasakan sakit kepala. Yunifer, istrinya adalah pembuat onar terbesar yang pernah ditemuinya. Tidak hanya menyebar rumor buruk tentang dia dan Sherly, Yunifer sangat berani menghabiskan semua uang kartu kredit hitam yang diberikannya. Sudut bibir Aleandro melengkung saat dia melepaskan kancing atasnya
Yuriel linglung dengan ciuman penuh gairah yang tiba-tiba dan tubuhnya di lemparkan di atas ranjang. Ciuman pria itu berlanjut semakin panas. Otak Yuriel mendadak kosong. Yang dia rasakan napas hangat berbau mint memenuhi seluruh indranya menggelitiknya. Yuriel tanpa sadar mengerang dengan suara centil, membuat pria di atasnya semakin bersemangat. Tangannya mulai menjalar menyusuri tubuh halus di bawahnya. Yuriel tersadar. Rasionalnya kembali dari sensasi ciuman pria itu. Yuriel menggelengkan kepalanya, melepaskan bibirnya tawanan bibir Aleandro. “Aleandro Gilren, brengsek kau!” Dia memberontak. Wajah Yuriel memerah, napasnya mulai terengah-engah. Dia menggelengkan kepala kuat-kuat, mencegahnya larut ciuman gairah Aleandro. Yuriel menggertakkan giginya, dan membuka mulutnya untuk menggigit kuat-kuat bibir kurang ajar pria itu. Aleandro melepaskan bibirnya dengan napas terangah-engah. Matanya semakin berkabut menatap wajah menggairahkan wanita di bawahnya. Tonjolan keras di ant