Wajah Yuriel memerah. Sapuan napas beraroma mint lelaki itu terasa menerpa wajahnya. Dia linglung sesaat, namun tersadar ketika melihat lelaki itu mundur dan berbalik pergi. Dia dengan marah berbalik dan merutuk di belakang punggungnya. “Dalam mimpimu, brengsek!” Dia tidak sudi bersama dengan bajingan itu, bahkan jika hanya berpura-pura. Aleandro tetap terus berjalan lurus, tak menghiraukannya. Senyum tipis mengembang di wajahnya yang dingin saat dia naik mobilnya, pergi ke hotel dengan perasaan ringan. Sementara itu di sini lain, Yuriel menghela napas sedih ketika menyadari dia sedang membutuhkan dana untuk membantu panti asuhan. Bajingan busuk! Yuriel mengumpat dalam hati. Setelah semua yang dia alami dan kehilangan keperawanannya, Yuriel tidak mendapatkan apa-apa dari lelaki itu. Yuriel menggertakkan gigi, dan kembali ke panti asuhan dengan perasaan sedih. Dia semakin sedih menyaksikan dengan
Ibu Hanna kemudian menatap Yuriel dengan senyum lebar mengembang di wajah bulatnya.“Yuriel kami adalah gadis yang baik dan bisa merawat anak-anak. Kenapa tidak menjadikannya istri Tuan Smith?”Yuriel menatap Ibu Hanna tidak percaya. Dia merasa seperti dijual.“Hahahaha, aku setuju!” Tuan Smith tertawa gembira dan bertepuk tangan saking senangnya. Dia sampai mengabaikan gadis belia yang meringis di pelukannya karena terjepit dengan tangan gemuknya.“Sudah saatnya Mark memiliki seorang Ibu.”“Karena Tuan Smith sudah setuju, bagaimana kalau kita membahas mas kawin untuk Yuriel,” ujar Ibu Hanna dengan serakah.Dia bahkan tidak mempertimbangkan Yuriel akan setuju apa tidak dan menjual pernikahannya demi uang.“Apa! Tidak! Aku tidak mau!” Seru Yuriel menolak keras mendengar ide mengerikan Ibu Hanna. Dia menarik tangannya dari cengkeraman Ibu Hanna dengan kasar.Ibu Hanna te
Yuriel tampak jijik menatapnya. Tubuhnya yang pendek dan bulat seperti bola membuatnya terlihat sangat jelek dan menjijikkan. Biadab! Memperlakukan hidup manusia seperti binatang. Yuriel mengutuknya dalam hati. “Oh, calon istriku sudah datang.” Tuan Smith mengalihkan pandangannya pada Yuriel. Tatapannya menjelajahi tubuh Yuriel dengan rakus, nafsu binatang terlihat jelas dalam sorot matanya. Raut wajah Yuriel memucat. Jantungnya berdebar ketakutan di depan lelaki yang seperti binatang buas. “Akh!” Dia mengaduh ketika salah satu laki-laki itu mendorongnya jatuh di depan Tuan Smith. Pundaknya ditahan oleh dua anak buah Tuan Smith, membuatnya berlutut di bawah pria tua gemuk itu. Dia mendongak, hanya untuk melihat wajah jelek Tuan Smith yang menatapnya bernafsu. “Kamu lebih cantik jika dilihat dari dekat.” Tuan Smith membungkuk dan mencubit dagunya dengan tangan bunteknya. Yuriel mengatupkan bibirnya, menahan jijik d
Tuan Smith mundur dengan ketakutan melihat tatapan mematikan Aleandro. Dia merintih kesakitan merasa rasa sakit tajam di kedua bahunya saat bergerak mundur. Mengumpulkan keberaniannya, dia berteriak memanggil anak buahnya. “Cato! Deni! Di mana kalian! Cepat datang dan tangkap orang-orang ini!” Aleandro mendengus dan mencibir, “Bodoh.” Dia tidak akan bisa menerobos masuk kalau tidak menyingkirkan anak buah Tuan Smith yang berjaga di luar. Raut wajah Tuan Smith memucat melihat tidak ada satu pun anak buahnya yang datang. Orang-orang yang seperti anak buah lelaki itu menodongnya dengan senjata api. Barulah dia merasakan perasaan takut. Orang itu tanpa ragu menembaknya dua kali. Ada kemungkinan dia akan membunuhnya. “Tuan, tolong jangan bunuh saya!” Tuan Smith berjuang untuk berlutut di depan mereka. Dia mengabaikan luka di tubuhnya. “Jika kau menginginkan uang, aku akan memberikan semua uangku padamu! Tolong biarkan aku hidu
Ekspresi Aleandro suram melihat wajah cantik Yuriel terluka. “Apa yang dia lakukan padamu?” Dia mengulurkan tangannya menyentuh wajah Yuriel. Yuriel tersentak dan bergidik merasakan tangan dingin Aleandro di wajahnya. Dia kemudian mengingat saat Tuan Smith melecehkannya. Dia merasa jijik pada dirinya sendiri karena dilecehkan dan Aleandro melihat bukti dia dilecehkan. Tidak ada yang lebih memalukan baginya daripada orang lain melihat saat dia lecehkan. “Kenapa, kau merasa jijik padaku? Mau menghina aku?” ujarnya marah dan menyentak tangan Aleandro menjauh dari wajahnya. Matanya mulai memerah, merasa terhina dan jijik pada dirinya sendiri. Air matanya perlahan mengalir. “Bagaimana mungkin aku jijik.” Aleandro menatapnya dengan lembut melihatnya menangis. Wanita yang selalu terlihat kuat dan keras kepala di depannya, terlihat sangat menyedihkan. Dia mengulurkan tangannya untuk mengelus wajahnya, dan mendekatkan wajahnya ke muka Yuriel. Dahi mereka saling menempel. Yuriel berked
Yuriel menatap bayangan dirinya di wastafel kamar mandi. Wajahnya terasa panas dan merah. Bibirnya bengkak dan merah. Dia mengumpat memutar keran dan mencuci tangannya dengan wajah memerah. Dia menggigit bibir bawahnya saat mengingat kejadian beberapa waktu lalu. Sayang sekali Aleandro tidak bisa menyentuh lebih dalam karena lukanya. “Apaan sih!” Yuriel menampar wajahnya dan mencuci mukanya untuk meredakan panas yang membara di pipinya. “Sadarlah, dia itu suami Yunifer. Kau punya dendam yang harus dipenuhi.” Yuriel menyugesti dirinya untuk tidak terpikat pada sosok Aleandro. Dia mengingatkan tujuan awalnya berpura-pura menjadi Yunifer. Namun, jauh di lubuk hatinya, ada yang perasaan yang tidak bisa dijelaskan ketika mengingat Aleandro merupakan suami Yunifer. Aleandro dan Yunifer memiliki sejarah bersama. Yuriel menggelengkan kepalanya. Tidak, jangan sampai dia terpikat dengan suami adiknya. Raut wajah Yuriel berangsur-angsur normal. Kewarasannya perlahan mulai kembali. Pintu
Senyum mengembang di wajah Thalia melihat Sherly terpancing dengan informasinya.“Dia adalah salah satu teman sesama jurusanku di kampusku yang dulu. Namanya Yuriel Scott,” ujarnya hati-hati menatap Sherly.“Yuriel Scott? Yunifer Jenkins?” Sherly mengerutkan keningnya membandingkan kedua nama itu.“Apa mereka kembar?” tanyanya ingin tahu.Dia baru kali ini mendengar Yunifer memiliki kembaran. Setahunya Yunifer hanya putri tunggal dari keluarga Jenkins.“Itu yang aku pikirkan,” jawab Thalia.“Jadi kau tidak yakin mereka kembar?” Sherly mengerutkan bibirnya dengan ekspresi mencibir.“Untuk apa kamu memberikan informasi tentang kembaran Yunifer yang bahkan tidak jelas mereka saudara apa tidak. Ada banyak orang sangat mirip di dunia.” Sherly tampak tidak senang.Waktunya terbuang percuma hanya untuk mendengar silsilah keluarga Yunifer.“Aku s
Dia tidak bisa membayang jika saat itu Yuriel dan Yunifer tidak selamat, mungkin dalam kehidupan ini, dia tidak akan bertemu dengan Yuriel. Aleandro membuat sumpah dalam hatinya jika suatu saat orang tua Yuriel datang mencarinya. Dia tidak akan memberi mereka kesempatan untuk mengklaim hak mereka sebagai orang tua. Dia akan merawat Yuriel dan memanjakannya sepenuh hati hingga wanita itu tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Saat dia sedang berpikir untuk membuat Yuriel tidak meninggalkannya, Bibi Marry membawanya ke sebuah ruangan yang dikhususkan untuk bayi. Aleandro terdiam menatap ke dalam. Dalam ruangan beraroma susu bayi, beberapa Box bayi berjejer dengan rapi. Empat orang pengasuh yang baru diperkerjakan oleh Aleandro tampak tengah mengobrol sambil mengasuh salah satu bayi. Tatapan Aleandro terpaku pada sosok Yuriel yang menggendong bayi ke pelukannya. Dia tersenyum dengan riang bermain-main dengan bayi di gendongannya. Dia tampak alami merawat bayi seperti seorang ibu