Senyum mengembang di wajah Thalia melihat Sherly terpancing dengan informasinya.
“Dia adalah salah satu teman sesama jurusanku di kampusku yang dulu. Namanya Yuriel Scott,” ujarnya hati-hati menatap Sherly.
“Yuriel Scott? Yunifer Jenkins?” Sherly mengerutkan keningnya membandingkan kedua nama itu.
“Apa mereka kembar?” tanyanya ingin tahu.
Dia baru kali ini mendengar Yunifer memiliki kembaran. Setahunya Yunifer hanya putri tunggal dari keluarga Jenkins.
“Itu yang aku pikirkan,” jawab Thalia.
“Jadi kau tidak yakin mereka kembar?” Sherly mengerutkan bibirnya dengan ekspresi mencibir.
“Untuk apa kamu memberikan informasi tentang kembaran Yunifer yang bahkan tidak jelas mereka saudara apa tidak. Ada banyak orang sangat mirip di dunia.” Sherly tampak tidak senang.
Waktunya terbuang percuma hanya untuk mendengar silsilah keluarga Yunifer.
“Aku s
Dia tidak bisa membayang jika saat itu Yuriel dan Yunifer tidak selamat, mungkin dalam kehidupan ini, dia tidak akan bertemu dengan Yuriel. Aleandro membuat sumpah dalam hatinya jika suatu saat orang tua Yuriel datang mencarinya. Dia tidak akan memberi mereka kesempatan untuk mengklaim hak mereka sebagai orang tua. Dia akan merawat Yuriel dan memanjakannya sepenuh hati hingga wanita itu tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Saat dia sedang berpikir untuk membuat Yuriel tidak meninggalkannya, Bibi Marry membawanya ke sebuah ruangan yang dikhususkan untuk bayi. Aleandro terdiam menatap ke dalam. Dalam ruangan beraroma susu bayi, beberapa Box bayi berjejer dengan rapi. Empat orang pengasuh yang baru diperkerjakan oleh Aleandro tampak tengah mengobrol sambil mengasuh salah satu bayi. Tatapan Aleandro terpaku pada sosok Yuriel yang menggendong bayi ke pelukannya. Dia tersenyum dengan riang bermain-main dengan bayi di gendongannya. Dia tampak alami merawat bayi seperti seorang ibu
“Kenapa dengan mukau?” Aleandro menoleh menatap Yuriel sambil tersenyum. “Mungkin demam.” Yuriel memelototinya dengan pipi bersemu. “Ya, sepertinya dia perlu diperiksa ke dokter. Tidak hanya demam, mungkin ada penyakit lain dari bekas pekerjaanmu dulu sebagai pelayan bar,” balas Katherine menyindir penuh penghinaan. Siapa yang tahu dia melayani para pria di bar dan tertular penyakit seksual. Yuriel ingin marah mendengar kata-kata Katherine dan ingin membalas wanita tua itu. Namun Aleandro menahan pahanya. “Jangan khawatir Ibu. Aku akan ‘memeriksanya’ dengan benar,” ujar Aleandro melirik Yuriel sambil berkedip. Katherine cemberut melihat reaksi Aleandro tidak seperti yang dia harapkan. Tampaknya konteks pemikiran mereka berbeda. “Ibu akan pulang.’ “Oke.” Katherine mengerutkan keningnya melihat Aleandro tidak berdiri untuk mengantarnya keluar. “Nyonya, biarkan saya mengantarkan Anda keluar,” ujar Butler Greyson yang senantiasa berdiri di samping Aleandro. Dia berpura-pura ti
Sebuah mobil Limosin berhenti di depan perusahaan besar. Beberapa orang berhenti untuk melihat siapa yang turun dari mobil yang sering digunakan bos besar mereka ke perusahaan. Jon turun dan membukakan pintu penumpang dengan hormat. Beberapa laki-laki menahan napas menatap kaki jenjang putih nan mulus bersepatu high heels merah sensual, menjulur keluar. Kemudian tubuh wanita bergaun merah seksi keluar dengan anggun. Dia menatap ke sekeliling, melihat beberapa orang menatapnya terpesona. Yuriel tersenyum acuh tak acuh mengalihkan pandangannya pada gedung perusahaan di depannya, tempat di mana sosok Aleandro Gilren membangun kerajaan bisnis. “Aleandro Gilren ... mari kita lihat, apa kau berani untuk bekerja sama dengan Sherly.” Yuriel menyungging senyum evil. Hari ini dia akan mengganggu kerja sama perusahaan Gilren dan Kindle. Dia tidak akan pernah membiarkan Sherly, wanita ular itu memiliki keberuntungan atau merayu suami orang. Dengan langkah anggun Yuriel memasuki perusahaan. B
“Nyonya Gilren!” Cindy dan Viktor menoleh dengan terkejut melihat sosok Yuriel masuk ke area kantor Presiden Direktur. Yuriel melambai pada mereka, menyapa meskipun tidak kenal dengan mereka. Dia memandang ke sekeliling ruangan kantor Presiden Direktur yang teramat luas dan canggih. Meja kerja Viktor dan Cindy berada di luar kantor pribadi Aleandro. Ada area ruang tamu di sebelah meja kerja asisten dengan sekat kaca. Terdapat sofa dan meja yang bisa menjadi tempat untuk menunggu. Sementara satu-satunya pintu utama dengan bahan berkualitas tinggi berada di ujung. Itu kantor pribadi Presiden Direktur. “Nyonya, apa yang membuatmu datang? Apa Anda mencari Tuan Gilren?” Viktor dan Cindy berdiri untuk menyambutnya. Yuriel menghampiri meja mereka. Gaun merah terang yang di kenakannya sangat mencolok. Beberapa kulitnya yang putih nan halus terbuka. Viktor menundukkan kepalanya pura-pura sibuk dengan komputernya, mati-matian menahan naluri pria untuk menatap tubuh sintal Yuriel yang sensu
“Presdir Gilren saat ini lagi sibuk, dia meminta kalian untuk menunggu.” Cindy melaksanakan perintah Nyonya Yunifer untuk membuat Sherly menunggu sementara mereka berhubungan seks di dalam ruangan kerja bos besar. Sherly mengerutkan keningnya, menatapnya curiga. “Waktunya sesuai dengan janji. Apa yang disibukkan Alen?” Tentu saja bercinta dengan istrinya, jawab Cindy dalam hati. Kamu hanya akan mengganggu. “Saya tidak tahu,” jawab pura-pura tidak tahu. “Silakan menunggu di ruang tunggu. Saya akan membawakan Anda semua teh.” Sherly tidak bisa memprotes. Demi menjaga image-nya di depan Aleandro, dia hanya bisa menuruti permintaannya. Sementara perwakilan perusahaan Kindle menggerutu protes. Namun tidak bisa berkata apa-apa saat bos yang sebenarnya tidak memprotes. Sherly menyipitkan matanya menatap pintu ruang kerja Aleandro yang tertutup rapat di ujung ruangan sebelum mengikuti Cindy ke ruang yang dikhususkan untuk tamu yang menunggu. Cindy kembali ke mejanya setelah menyajik
“Selamat malam Tuan Presdir.” Cindy dan Viktor berdiri begitu melihat pasangan itu akhirnya keluar dari dalam kantor. Sekarang sudah pukul delapan malam. Cindy dan Viktor masih bekerja. Mereka tidak bisa pulang sementara sang bos masih berada di kantor. Sekarang Yuriel memakai gaun sederhana yang dikirimkan Cindy atas perintah Aleandro. Yuriel memerah melihat ke arah Cindy dan Viktor. Mereka pasti sudah tahu apa yang dia dan Aleandro lakukan di dalam kantor sepanjang hari dan mengabaikan pekerjaan. “Kalian sudah bekerja keras. Aku menaikkan gaji lembur menjadi sepuluh kali lipat bulan ini.” Mereka layak dihargai karena menangani pekerjaannya selagi dia bersenang-senang di dalam kantor. Aleandro mengakuinya tanpa malu-malu telah mengabaikan pekerjaannya demi kecantikan yang menggoda di sampingnya. “Terima kasih bos,” ujar Cindy dan Viktor dengan sepenuh hati. Sepuluh kali lipat dari jumlah uang lembur setara dengan jumlah gaji mereka setahun penuh tanpa potongan pajak. Mereka men
“Apa kau tidak tahu siapa aku?!” Grace menggunakan kebiasaannya seperti biasa, menggertak orang lain dengan statusnya sebagai putri Walikota. “Enggak tau, dan nggak mau tau,” balas Yuriel mengejek. “Tentu saja kau tidak tau. Orang kampungan yang tidak selevel sepertimu tidak berhak tau,” balas Grace semakin sombong dan merendahkan Yuriel. Sekarang pertengkaran mereka menjadi pusat perhatian semua pelanggan di dalam restoran itu. Raut wajah Aleandro tampak suram melihat orang lain merendahkan istrinya saat dia masih ada sebelahnya. “Apa yang kamu tunggu, cepat buat mereka pergi.” Suara Aleandro semakin dingin. “Tuan, wanita ini adalah putri wali Kota Rollies. Saya tidak bisa mengusirnya begitu saja.” Manajer hotel mengelap keringat dingin di keningnya dengan sapu tangan. Grace tersenyum puas menatap Aleandro. Lelaki pasti akan berbalik menjilatnya karena ayahnya adalah seorang Walikota, sama seperti laki-laki yang pernah ditemuinya. Dia akan berbaik hati memperkenalkannya pada a
Ayahnya merupakan pekerja di kantor Walikota hingga dia tahu sedikit informasi tentang Walikota Rollies.Raut wajah Grace berubah suram. Mau tak mau membenarkan perkataan temannya.Dia dengan enggan menoleh ke arah Yuriel. Dia memelototinya melihat perempuan murahan itu tersenyum menyebalkan.Grace merasa tidak adil. Bagaimana wanita kampungan itu bisa menikah dengan orang yang berkuasa dan perhatian seperti Aleandro Gilren.Grace menggertakkan giginya merasa cemburu. Sambil menahan Kecemburuan di dalam hatinya, dia meminta maaf setengah hati pada Yuriel.“Maaf!” ketus Grace.“Apa itu yang kau sebut meminta maaf!”Ketika sudah tersinggung, Yuriel akan menjadi iblis dan tidak membiarkan orang yang sudah menyinggungnya begitu saja.“Aku sudah meminta maaf! Jangan keterlaluan!” Grace menggertakkan gigi menahan amarah.Tidak ada seorang pun di lingkaran sosialita ibu kota yang berani membu