“Apa kau tidak tahu siapa aku?!” Grace menggunakan kebiasaannya seperti biasa, menggertak orang lain dengan statusnya sebagai putri Walikota. “Enggak tau, dan nggak mau tau,” balas Yuriel mengejek. “Tentu saja kau tidak tau. Orang kampungan yang tidak selevel sepertimu tidak berhak tau,” balas Grace semakin sombong dan merendahkan Yuriel. Sekarang pertengkaran mereka menjadi pusat perhatian semua pelanggan di dalam restoran itu. Raut wajah Aleandro tampak suram melihat orang lain merendahkan istrinya saat dia masih ada sebelahnya. “Apa yang kamu tunggu, cepat buat mereka pergi.” Suara Aleandro semakin dingin. “Tuan, wanita ini adalah putri wali Kota Rollies. Saya tidak bisa mengusirnya begitu saja.” Manajer hotel mengelap keringat dingin di keningnya dengan sapu tangan. Grace tersenyum puas menatap Aleandro. Lelaki pasti akan berbalik menjilatnya karena ayahnya adalah seorang Walikota, sama seperti laki-laki yang pernah ditemuinya. Dia akan berbaik hati memperkenalkannya pada a
Ayahnya merupakan pekerja di kantor Walikota hingga dia tahu sedikit informasi tentang Walikota Rollies.Raut wajah Grace berubah suram. Mau tak mau membenarkan perkataan temannya.Dia dengan enggan menoleh ke arah Yuriel. Dia memelototinya melihat perempuan murahan itu tersenyum menyebalkan.Grace merasa tidak adil. Bagaimana wanita kampungan itu bisa menikah dengan orang yang berkuasa dan perhatian seperti Aleandro Gilren.Grace menggertakkan giginya merasa cemburu. Sambil menahan Kecemburuan di dalam hatinya, dia meminta maaf setengah hati pada Yuriel.“Maaf!” ketus Grace.“Apa itu yang kau sebut meminta maaf!”Ketika sudah tersinggung, Yuriel akan menjadi iblis dan tidak membiarkan orang yang sudah menyinggungnya begitu saja.“Aku sudah meminta maaf! Jangan keterlaluan!” Grace menggertakkan gigi menahan amarah.Tidak ada seorang pun di lingkaran sosialita ibu kota yang berani membu
“Omong-omong siapa nama orang tuamu?” Antonius bertanya dengan penuh perhatian. “Aku tidak punya orang tua,” jawab Yuriel ketus. Sejak masih tinggal di panti, dia selalu sensitif jika ada teman-teman sekolahnya menanyakan orang tuannya. Bahkan sampai saat ini dia menghindari kata “Orang Tua”. “Maaf Tuan, aku harus pergi. Suamiku sedang menunggu.” Dia berbalik dengan gusar, ingin meninggalkan tempat itu. “Tunggu sebentar Nona.” Antonius menghentikan langkah dan buru-buru mengeluarkan kartu namanya. “Ini kartu namaku. Kau bisa menghubungiku kapan saja.” Ucapan Antonius terdengar oleh selebritis yang keluar dari kamar mandi. Dia mengerutkan keningnya melihat pria tua itu memberikan kartu namanya pada Yuriel. Yuriel menatap bergantian pada selebriti dan lelaki tua itu, sebelum mengambil kartu namanya dan berlalu meninggalkan mereka. “Tuan Scott, siapa wanita itu? Apa Anda mengenalnya?” Selebriti itu bergelayut di leng
“Profesor Kindle, sedang apa Anda di sini?” Yuriel bertanya dengan sopan. Karena dia kakak laki-laki Sherly, dia merasa enggan berinteraksi dengannya. Rambut pirang dan biru Leon mengingatnya pada Sherly. Yuriel bersikap sopan karena dia adalah profesornya. “Aku membeli mobil baru untuk menggantikan mobil yang dulu sudah rusak.” Leon menyentuh mobil Audi hitam di sampingnya. “Bagaimana menurutmu?” Yuriel kurang paham dengan jenis mobil dan hanya menganggukkan kepalanya. Dia memerhatikan penampilan Leon yang sangat sederhana dan santai, tidak seperti seseorang yang berasal dari keluarga kaya. Di bandingkan dengan Sherly yang sangat menawan memakai pakaian bermerek tiap hari, Leon justru kebalikannya. Anak-anak orang kaya lain yang sering dia lihat memakai mobil Mercedes Benz atau Ferrari, tapi Leon membeli mobil Audi. Bukankah dia berasal dari keluarga Kindle yang terkaya setelah keluarga Gilren? “Profesor Kindle, mengap
Aleandro terkekeh, dia hanya menyeringai menatap Leon tanpa membalas ucapannya. Dia berbalik masuk ke dalam mobil. Leon menatap bingung punggung Aleandro yang menjauh. Tidak mengerti mengapa dia mundur dari perdebatan mereka. Bukankah dia selalu ingin bercerai dengan Yunifer? Leon tidak akan pernah tau bahwa Yunifer sudah meninggal. “Yunifer” yang sekarang ini adalah “Yuriel”, saudara kembarnya. Aleandro tidak akan pernah memberitahukan pada siapa pun identitas Yuriel. .... Sepanjang perjalanan sangat hening. Yuriel bertanya-tanya apa Jon kebingungan melihatnya tiba-tiba menghilang. Dia tidak sempat memberitahu Jon bahwa dia akan pergi dengan Aleandro. Yuriel melirik Aleandro dari ujung matanya. Raut wajah lelaki itu tampak serius dan dingin, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun dan mengendarai kembali ke mansion. Yuriel tidak tahu apa yang membuatnya marah dan tidak berani mengajaknya bicara. Ruat wajah Aleandro dari waktu ke waktu menjadi suram melihat Yuriel tidak mengucapk
Tatapan Walikota Rollies dan Grace tertuju pada Yuriel dengan pandangan berbeda. Walikota tampak memiliki pandangan tidak setuju. Grace di sisi lain menatapnya dengan penuh kecemburuan. Yuriel sebaliknya terlihat senang dan sombong. Dia mengangkat dagunya menatap Grace dengan arogan. Sedari tadi kedua orang tidak menghiraukan keberadaannya, seolah tidak menganggapnya penting. Dia jelas tidak senang. “Istriku adalah orang yang mudah tersinggung dan sangat sensitif, hingga sulit untuk menenangkannya.” Aleandro meremas bahu Yuriel lembut dengan sikap memanjakan. “Jadi Tuan Walikota, jangan tersinggung jika istri tidak senang dan tidak mau memaafkan kalian. Aku tidak ingin istriku menjadi tidak bahagia.” Sikapnya yang sangat memanjakan istrinya sangat terang-terangan membuat Walikota Rollies dan Grace tercengang. “Ah, tampaknya Tuan Gilren sangat mencinta istri Anda," puji Walikota Rollies tersenyum kaku. “Ya, siapa pun yang menghina istriku, aku akan membuat mereka membayar hargan
Keesokkan paginya. “Selamat pagi, Tuan dan Nyonya Muda.” Butler Greyson menyambut keduanya di ruang tamu. Pria paruh baya itu tersenyum melihat hubungan majikannya tampak harmonis. “Tuan, apa Anda ingin sarapan?” “Tidak, kami akan makan di luar.” Aleandro menepuk pundak Butler Greyson sebelum menggandeng tangan Yuriel ke keluar dari mansion. Aleandro membawa Yuriel ke Neon Plaza untuk sarapan sekalian berbelanja di mal itu. Aleandro ingin memanjakan Yuriel dengan menemaninya berbelanja seperti yang dilakukan pasangan lainnya. Namun, Yuriel tidak berpikir hal yang sama. Dia memandang Neon Plaza dengan wajah cemberut. Dia pernah ke sini dan mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan. “Ayo.” Aleandro menggenggam tangan Yuriel dan membawanya masuk. Keduanya berhenti untuk pemeriksaan keamanan. “Tolong, kartu keanggotaan Anda,” ujar petugas keamanan itu meminta kartu anggota Aleandro. Karena Aleandro memakai pakaian santai dan bukan jas seperti sehari-harinya, petugas keamanan it
Para wanita yang sedari tadi memusatkan perhatian mereka pada Aleandro, terlihat cemburu mendengar ucapan Aleandro yang ingin menyewa seluruh toko demi istrinya. Sementara para suami mereka berselingkuh dan menyimpan simpanan, Aleandro Gilren yang seorang miliarder menghabiskan uang untuk memanjakan istri yang berasal keluarga biasa. “Tu-tuan Presdir, Anda ingin menyewa seluruh toko ini?” Manajer toko tergagap mendengar ucapan Aleandro. Merek toko mereka bukan toko biasa seperti di mal lain. Setiap pelanggan yang masuk ke dalam toko berasal dari kalangan elite di Capital. Presdir Gilren ingin menyewa seluruh toko sendirian, apa dia menyuruh mereka mengusir para pelanggan elite? “Tuan Gilren, kami bisa membantu memilih beberapa gaun untuk istri Anda.” Manajer toko mencoba untuk bernegosiasi sambil tersenyum. Aleandro menatapnya datar. “Apa kamu tidak mendengar ucapanku? Di mana direktur mal? Aku ingin berbicara dengannya,” ujarnya dingi