Yuriel menyilangkan tangannya di depan dada dengan angkuh. “Kau hanya seorang pelayan, kau pikir kau siapa bisa mengancam Nyonya rumah ini,” cibirnya.
Para pelayan saling pandang dengan cemas dan takut melihat sikap agresif Yuriel. Meskipun mereka meremehkan Yunifer, mereka tidak pernah melakukan sesuatu yang melampaui posisi mereka sebagai pelayan. Selly sangat kurang ajar.
“Enyah kau dari sini! Jangan sampai aku melihat wajahmu lagi.”
Selly menggertakkan giginya, dan bangkit dari lantai. Dia memelototi Yuriel, “Yunifer, tunggu saja.”
Dia melongos keluar dari kamar.
“Apa yang kalian tunggu! Cepat pindahkan semua barangnya!” Yuriel membentak melihat para pelayan hanya terpaku.
“Ba-baik Nyonya.” Mereka buru-buru memasukkan semua pakaian dan barang-barang yang dibeli Yuriel ke dalam kantong.
Yuriel mengambil salah satu pakaian ke kamar mandi untuk berganti pakaian.
 
“Nyonya, kami minta maaf atas perlakuan tidak sopan kami kemarin. Kepala pelayan sudah memecat Selly dan mengusirnya tanpa bisa mengambil apa-apa dari mansion, termasuk gaji sebulan yang belum diterima. Selly tidak ubahnya dengan seorang gelandangan ketika dipecat dari mansion ini.”Yuriel mengangguk paham. Sekarang dia tidak perlu repot-repot mengurusi para pelayan yang memandangnya rendah.“Baguslah, kalian seharusnya belajar dari ini. Seorang pelayan berani melampaui Nyonya rumah, tidak akan memiliki akhir yang baik.” Dia mendengus dingin, mengancam.“Kami akan mendengarkan Anda, Nyonya.” Para pelayan buru-buru membungkuk rendah pada Yuriel.Para pelayan berkeringat dingin, tidak ingin berakhir seperti Selly. Mereka tidak seperti Selly yang memiliki dukungan Nyonya Katherine untuk menyinggung Yuriel. Hidup mereka bergantung gaji bekerja di kediaman ini.Yuriel mengangguk dengan puas, dan sarapan tanpa peduli p
“Kyaa! Apa kau lakukan! ““Ah, Panas!”Kedua wanita itu sontak berdiri dan menjerit. Teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di lobi. Resepsionis tadi terkejut melihat tindakan Yuriel.“Kamu jalang!” Wanita memakai setelan krem sangat marah dan mengangkat tangannya untuk menampar Yuriel.Yuriel menangkap tangannya dengan sigap dan memelintir tangan wanita itu di belakang punggung dengan mudah. Dia terlatih bela diri sejak SMA. Karena Thalia, Yuriel menekan kemampuan bela dirinya dan bertahan untuk tidak menyinggung siapa pun.Tetapi sekarang statusnya sudah berubah. Dia tidak akan segan melampiaskan amarah dan ketidakadilan yang selalu dipendamnya selama ini. Yuriel menendang belakang lutut wanita itu hingga membuatnya berlutut di depannya.Dia mengangkat tangannya untuk menampar wajahnya berulang kali dengan keras.Orang-orang yang menonton tercengang, menatap Yuriel dengan tatapan ngeri, ter
“Presdir Gilren, itu tidak benar! Wanita itu memfitnah saya! Tolong jangan percaya padanya!” Dia memohon di bawah kaki Aleandro, tanpa peduli pandangan semua orang.Siapa yang peduli dengan martabatnya saat hidupnya di ujung tanduk. Tidak baik menyinggung bos besar sekelas Aleandro Gilren.Aleandro menarik kakinya menjauh dari wanita itu, dan tersenyum dingin saat dia berkata, “Mengapa aku tidak boleh percaya pada istriku sendiri?”“Presdir Gilren ....” Wanita itu terbata-bata dengan pandangan putus asa. Mengapa Aleandro tidak seperti yang dirumorkan tidak menyukai istrinya.“Presdir Gilren, istri Anda sudah berselingkuh dari Anda, mengapa Anda masih membelanya?” Dia putus asa dan menggunakan skandal perselingkuhan istri Aleandro untuk jatuhkan Yunifer di depan Aleandro.Tetapi ucapannya menyentuh garis bawah seorang Aleandro Gilren.Siapa yang tidak akan marah ketika skandal dia diseling
Aleandro mau tak mau teringat dengan perselingkuhannya. Video yang dia lihat kemarin bahwa Yuriel berkata dia lebih suka mencari pria lain memicu kemarahan Aleandro. Beberapa bulan dia tidak akan peduli, tetapi saat ini merasa seperti ada duri menggerogoti hatinya. “Katakan, apa kau akan menemui pria lain di belakangku?” Dia mendesis dengan suara berbahaya, menyudut Yuriel ke pintu. Yuriel mengerang kesakitan ketika punggungnya menabrak pintu. Dia memelototi Aleandro dengan marah “Bagaimana kalau iya, apa yang kau lakukan?!” Mata Aleandro menyipit. “Yunifer ....” Dia menyebut namanya dengan suara rendah. “Aku bisa mentolerir kekasaran dan perselingkuhanmu. Tapi aku juga punya batas kesabaran. Jangan mengujiku berkali-kali. Aku tidak sebaik itu.” “Oh, apa yang akan kau lakukan padaku? Mencincangku?” Dia menatapnya dengan ekspresi mencemooh. “Kau ingin tahu?” Sudut bibir Aleandro melengkung, menatap Yuriel penuh makna. Yuriel tiba-tiba merasa kritis ketika wajah Aleandro mendek
Sayang sekali dia tidak bisa melanjutkan kegiatan panas semalam. Saat ini dia ingin melahapnya sekarang juga. Namun ketukan di pintu menghapus khayalannya. “Tuan Gilren, waktunya meeting.” Suara Cindy terdengar hati-hati mengingatkan Aleandro dari luar. Dia tidak berani masuk dan mengganggu bos bersama istrinya. Dia mendengar jeritan Yuriel beberapa saat yang lalu ketika menunggu di luar. Siapa pun bisa menebak apa yang terjadi dalam kantor. Aleandro dengan menyesal menurunkan rok gaun Yuriel. Yuriel segera bangun ketika Aleandro tidak lagi menekannya dan menjauhinya. Dia menutup bagian dadanya yang terbuka dan menatap Aleandro dengan tatapan permusuhan. Dia tidak lagi berani memprovokasinya. “Tetaplah di sini, aku masih belum selesai denganmu. Jangan membuat ulah lagi.” Aleandro berdiri dan mengancingkan kembali kemejanya. Dia menatapnya dengan tatapan memperingatkan sebelum berbalik keluar dari kantor. “Hmph.” Yuriel mencebikkan bibirnya di belakang punggung Aleandro. Cin
Yuriel terbangun di tengah malam, tenggorokan kering. Dia tidak bisa menahan dehidrasi dan turun ke dapur.Mansion ini sangat besar, termasuk ruang makan. Lampu kuning di tiap sudut ruangan membuat ruangan tampak remang-remang. Sekarang larut malam, para pelayan pasti sudah tertidur.Tanpa menghidupkan lampu utama, Yuriel menghampiri kulkas besar di dapur dan mengambil botol air dingin di dalam kulkas. Saat dia meneguk air dari botol, Yuriel merasakan pergerakan di belakangnya. Dia hampir menyemburkan air dari mulutnya ketika sebuah lengan kekar melingkari perutnya. Dia memberontak panik untuk melepaskan diri.“Siapa!”“Sstt ....” desah laki-laki di belakangnya.Jantung Yuriel berdegup. Dia mematung ketika merasakan napas hangat menerpa lehernya. Dia dengan cepat menoleh dan wajah tampan Aleandro menyambutnya.Yuriel merasa lega, namun beberapa detik kemudian dia mengamuk.“Aleandro Gilren, beraninya kamu
“Berhenti.”Langkah Yuriel berhenti di undakan tangga. Dia menoleh memandang Aleandro menatapnya dingin di ruang tamu. Beberapa pelayan juga menatapnya dengan pandangan aneh melihatnya mengendap-endap di atas tangga seperti pencuri.Yuriel menegak punggungnya dan balik memandang ke bawah dengan dagu terangkat.“Apa?”Aleandro menatapnya tajam. Wanita itu sangat tidak sopan.“Segera bersiap, kita akan makan malam bersama keluargaku.”“Makan malam? Mengapa jauh-jauh ke sana. Aku tidak mau pergi.”Aleandro menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi. Dia memberikan jasnya pada Butler Greyson, menjawab Yuriel dengan tenang.“Tidak masalah kalau kau tidak pergi, karena keluarga Kindle akan hadir.”Yunifer akan selalu menderita cemoohan Celine dan Katherine setiap kali mereka makan malam bersama. Dia akan selalu mencari alasan untuk tidak pergi. Aleandro tidak akan heran j
Yuriel mengangkat dagu semakin sombong, menatap Sherly dengan provokatif terang-terangan.Sherly menggigit bibir bawahnya, matanya penuh kecemburuan dan kebencian.“Alen, bagaimana dengan keluargamu, apa kau akan meninggalkan ibumu?”Katherine marah dengan sikap Aleandro pada Yuriel, tampak ditenangkan oleh ucapan Sherly.Aleandro menatap Sherly datar. “Ada Marvin dan Rachel yang menemani ibu. Dia tidak akan sendirian. Lagi pula makan malam ini kalian yang atur, tapi kalian tidak memperlakukan tamu dengan hormat.” Dia menatap Celine dengan ekspresi dingin.“Aku tidak melupakan penghinaan pada istriku.”Sherly hanya menatap ibunya dengan pandangan menyalahkan.Sadar dengan situasi semakin runyam, Gerard mulai gelisah.Cain hampir pensiun dan membiarkan Aleandro menjalankan perusahaan Gilren. Dialah yang membuat hampir setiap keputusan di perusahaan, jika mereka menyinggungnya, takut kerja sama