Aleandro menyeringai dan berdiri di belakangnya. Dia menatap pantulan mereka di cermin lemari besar. Tubuh Yuriel setengah bugil. Dia hanya mengenakan celana dalam merah muda di tubuhnya.
“Sayang, apa kamu tidak sadar bahwa payudaramu sudah membesar. Bra-mu yang sekarang sudah tidak bisa menampung payudaramu,” bisik Aleandro memeluknya dari belakang.
Dia mengecup tengkuk Yuriel, tersenyum miring menatap payudara Yuriel di cermin dengan tatapan penuh hasrat. Dia kemudian mengulurkan tangannya untuk meremas salah satu buah dadanya dari belakang.
Yuriel dapat merasakan ereksinya yang keras menusuk pantatnya. Aleandro sudah terangsang saat Yuriel melepaskan pakaian dalamnya di depannya.
“Siapa yang suruh kamu pegang-pegang!” Yuriel memerah dan menampik tangan Aleandro dari dadanya dengan muka cemberut. Dia masih kesal karena hadiah mobil diambil kembali.
“Sayang, jangan marah terus. Tidak baik untuk anak kita.” Aleandro tidak melepaskan tang
Jangan lupa vote dan komen ya say😘
“Dia memesan secara khusus karena aku mengindam ingin melihat berlian merah muda,” lanjutnya terkikik dan terus membual di depan Grace. “Aku berpikir anakku adalah anak perempuan. Bukannya marah, suamiku justru semakin menyayangiku dan membeli banyak barang anak perempuan. Umumnya laki-laki dari keluarga kaya menginginkan anak laki-laki sebagai anak pertama untuk dijadikan pewaris. Tapi Aleandro berkata, dia tidak peduli jenis kelamin bayi kami. Selama anak yang lahir dariku, dia akan selalu mencintai kami.” Yuriel tersenyum malu-malu. Wajahnya yang memakai riasan tipis semakin bersinar dan menonjolkan kecantikan alaminya. Mata hijaunya bersinar dengan kebahagian tanpa batas. Grace merasakan telingannya berdarah mendengar ucapan pamer Yuriel, dan semakin berdarah melihat kalung bertahta berlian merah muda langka. Dia semakin cemburu melihat kecantikan alami Yuriel sangat bersinar memesona, menandakan dia menjalani kehidupan bahagia. Semua kalima
Setelah beberapa saat Aleandro berinteraksi dengan janin dalam kandungannya, Yuriel menjadi tidak sabaran dan ingat dia masih merajuk soal mobil. “Apa kamu sudah selesai? Sekarang keluar!” Dia tidak sabar mendorong Aleandro keluar dari pintu kamar. Aleandro menatap pintu yang tertutup rapat di depannya dengan perasaan frustrasi tidak bisa tidur di kamar yang sama dengan istri yang hari pertama pernikahan mereka. Selama tiga hari itu Yuriel mengacuhkan Aleandro dan tidak mau berbicara sedikit pun dengannya. Dan selama itu pula Aleandro tidur di kamar sebelah, bahkan tidak bisa menyentuh tubuh Yuriel lagi. Tetapi dia menahan diri dan menunggu keinganan Yuriel akan mobil surut. Dia terus melanjutkan pekerjannya dan pulang lebih awal untuk melihat Yuriel. Tetapi wanita itu masih mengacuhkannya. Yuriel sangat mengidamkan mengendarai mobil dan keinginannya semakin menjadi-jadi. Tetapi Laeandro tidak kunjung mengembalikan mobil padanya Dia se
“Apa! Pemotretanku dihentikan lagi!” sosok wanita berambut merah mengamuk di dalam ruang riasnya. “Ini sudah yang ketiga kalinya! Kali ini apa lagi!” Dia berujar dingin, tampak kesal pemotretannya dibatalkan. “Saya juga tidak tahu, tiba-tiba saja pihak agensi membatal pemotretan Anda dan menggantikan anda dengan model lain.” Asistennya tergagap melihat kemarahannya. Tatapan Melly menggelap memelototi asistennya. “Di mana Kevin! Aku ingin bicara dengannya sekarang juga!” dia berseru berang mencari manajernya. Dia tidak akan semarah ini jika pihak agensinya sendiri sejak awal tidak memasukkannya dalam iklan ini jika ingin menganggantikannya dengan model lain. Ini masalah harga dirinya di depan pra kru kamera saat mereka sudah tahu bahwa dia yang akan menjadi bintang dalam iklan ini, tetapi tiba-tiba saja digantikan dengan model tak dikenal. “Apa yang terjadi di sini?” sosok pria tinggi muncul dengan ekspresi lelah di wajahnya melihat rua
“Kamu—” Melly tidak sempat berucap saat bibir pria itu menciumnya. Bau alkohol yang menyengat dari mulut laki-laki itu membuat Melly mengerutkan bibirnya. Matanya membelalak menatap wajah tampan yang tampak akrab yang tengah melumat bibirnya. “Mar— ahh!” Dia mengerang dalam mulutnya saat tangan kekar laki itu menyusup ke dalam jubahnya dan meremas dadanya. Marvin tampak mabuk dan asyik melumat bibir wanita di depannya dan tangannya menjalar ke tubuhnya. Melly merasakan firasat buruk saat lelaki itu hendak membuka tali jubahnya dan dia menyadari bahwa mereka masih berada di pintu apartemennya yang terbuka, di mana orang lain bisa saja lewat memergoki mereka. “Marvin … hentikan!” Dia mendorong tubuh Marvin sekuat tenaga. Lelaki mabuk, memudahkannya untuk mendorong tubuhnya. Marvin agak terdorong menjauh dari Melly dengan ekspresi linglung di wajahnya yang memerah mabuk. Melly secepat kilat menutup apartemennya dan berbalik menatap Marvin
Sejak di panti asuhan dia tidak pernah mendapatkan cinta dan kasih sayang begitu besar seperti yang diberikan Aleandro.“Cukup berada di sampingku dan melahirkan anak dengan sehat sudah cukup bagiku.” Alean mengulurkan tangannya untuk mengelus perut Yuriel yang membuncit.“Apa pun bisa kuberikan demi kalian. Bahkan seluruh dunia bisa kuberikan pada kalian berdua.” Dia tersenyum memikat menatap wanita dalam cermin itu.Yuriel mengangkat dagunya dengan senyum sombong.“Hmph, aku tidak jatuh dalam rayuanmu.” Namun pipimya bersemu dengan kebahagian. Wanita mana pun ingin mendengar kata-kata penuh cinta dari pria yang dicintainya.Menjadi anak yatim piatu dan tumbuh tanpa orang tua, Yuriel diam-diam selalu mengharapkan seseorang yang datang memberinya kasih sayang dan mencintai dengan sepenuh hati. Bisa dibilang dia orang sangat mendambakan kasih sayang dan cinta karena tumbuh menjadi yatim piatu. Alendro tanpa diduga
Aleandro membawanya ke ruangan lain yang terpisah dari aula pesta. Di dalam tampak sebuah ruang tamu. Saat mereka masuk, Kakek Hendry sedang tertawa berbicara dengan para tamu elite, ada Walikota Rollie dan putrinya di antara mereka. Cain dan Katherine menemaninya berbicara dengan para tamu.“Kakek, selamat ulang tahun ….” Aleandro membawa Yuriel untuk menyapa mereka.Semua orang menghentikan obrolan mereka dan menatap pasangan itu dengan tatapan tertarik, terutama wanita di sebelahnya yang tampak hamil.“Cucu menantuku, sudah lama tidak melihatmu.” Raut wajaha Kakek Hendry tampak sumringah melihat Aleandro datang bersama Yuriel.Tubuh wanita itu menjadi lebih berisi sejak terakhir kali dia melihatnya. Tatapan Kekek Hednry dengan gembira menatap perut Yurie yang agak menunjol di balik gaunnya.“Sini, duduk bersama Kakek, biarkan Kakek melihat cicitku.” Kakek Hendry menepuk
Sampai seorang staff yang mengawasi jalannya acara masuk ke dalam ruangan dan berhenti di samping Cain.“Tuan Komisaris, sudah waktunya penyambutan. Wartawan sudah dipersiapkan untuk konferensi pers perayaan berdirinya perusahaan Gilren,” ujarnya membungkuk dan berbisik di samping Cain.Selain ulang tahun Kakek Hendry, acara pesta ini juga merupakan perayaan berdirinya perusahaan Gilren.Cain mengangguk sopan mendengar pemberitahuan staff itu dan berdiri, menghampiri Kakek Hendry.“Ayah, sudah waktunya pembukaan pidato.”“Baiklah,” balas Kakek Hendry, lalu berdiri dengan bantuan tongkat yang selalu dipegangnnya. Cain juga membantunya berdiri tegak.“Tuan-tuan sekalian, terima kasih sudah hadir acara ini, mari kita pergi ke pesta,” ujar Kakek Hendry tersenyum sopan pada para tamu elite itu.Para tamu juga berdiri dari sofa dan berbasa-basi sebentar sebelum mengikuti Kakek Hendry ke
“Mana mungkin. Aku hanya menginginkan anak yang kamu lahirkan, aku tidak pedui wanita lain. Jika kamu tidak bisa hamil, kita masih mengadopsi anak untuk dibesarka,” ujar Aleandro membujuknya tanpa peduli dengan pandangan kaget orang-orang di sekitarnya.“Bohong!” Yuriel masih merajuk. Wajahnya memerah seperti anak kecil yang siap menangis.Ada banyak wanita cantik yang siap mengantre untuk menjadi wanita Aleandro dan melahirkan anak untuknya. Yuriel merasa dirinya tidak sebanding dengan mereka dan bukan siapa-siapa tanpa status keluarga dan hanyalah seorang anak yatim piatu.“Aku bisa bersumpah menjadi impoten jika kamu mandul,” Aleandro berkata dengan ekspresi serius.Apa pun yang dia lakukan untuk menyenangkan istri mudanya tanpa peduli image-nya di depan orang lain. Dia juga ingin menunjukkan bahwa istrinya sangat penting baginya pada orang lain hingga mereka tidak bisa menggertaknya lagi.Para tam