Sherly mencoba untuk tenang dan memendam kekesalannya di hatinya.
“Tanyakan pada Nona Muda Flint kapan dia akan selesai,” ujarnya tenang pada staf toko itu.
“Baik Nyonya Sherly.” Staf toko itu bisa menolak permintaan Sherly karena suaminya merupakan salah satu pemegang saham di Neon Plaza.
Dia berbalik masuk ke dalam toko.
Yuriel sedang menyesap teh yang dibuat staf toko di sofa. Dia sudah selesai berbelanja dan tidak berniat keluar. Dia menyaksikan kekesalan Sherly dari dalam toko karena dikerjai menunggu sejam di luar.
Staf toko itu menghampirinya dan berhenti di depannya.
“Nona Muda, Nyonya Sherly bertanya kapan Anda akan selesai?”
Yuriel menyesap tehnya dengan anggun lalu melirik staf toko itu sambil menyeringai.
“Katakan padanya aku lelah karena mencoba-coba banyak baju dan tidak ingin bertemu dengan siapa pun.”
Staf toko itu menatapnya dengan mata membelalak. Nona Mud
Setelah berbelanja, Yuriel menghabiskan waktu di spa terbaik untuk perawatan tubuh selama beberapa jam. Begitu dia selesai, hari sudah gelap. Yuriel merasa segar usai melakukan perawatan tubuh. Dengan tangan penuh tas belanja, dia memanggil taksi. Sebuah taksi berhenti di depannya. Yuriel membuka pintu dan masuk ke dalam taksi. “Nona ingin di antar ke mana?” tanya Sopir taksi itu melirik melalui kaca spion. Matanya berkilat melihat gaun yang dikenakan Yuriel dan tas belanjaannya di kursi penumpang. Jika dia tidak salah lihat, tas belanjaan itu memiliki logo Neon Plaza. Melihat begitu banyak tas belanjaan wanita itu, dia pasti orang yang sangat kaya. Sopir itu mendengar harga satu set pakaian di toko Neon Plaza sangat fantastis untuk rakyat miskin. Tatapan sopir taksi itu jatuh di leher Yuriel. Sorot matanya berkilau semakin serakah melihat kalung bertakhta berlian di lehernya. Matanya p
“Teman-teman, ambil senjata kalian.” Dia memerintahkan anak buahnya. Sebenarnya para preman itu selalu siap dan menyimpan senjata-senjata mereka di dalam mobil. “Baik bos.” Para preman itu segera mengambil senjata-senjata mereka yang tersimpan di dalam mobil. Mereka mengeluarkan tongkat baseball, rantai besi, pisau, dan bahkan sebuah tongkat besi yang miliki duri. “Hey, kusarankan kamu tidak usah campur dan segera enyah,” ancam pemimpin preman memegang pisau di tangannya memandang Remix yang mendekat. Remix mendekati mereka dengan langkah tenang tanpa membawa senjata apa pun di tangannya. Dia Bahkan tidak takut melihat preman memiliki senjata di tangan masing-masing. “Kalian yang seharusnya segera enyah. Tetapi karena kalian berani menargetkan Nona Muda, aku tidak akan melepaskan kalian,” ujar Remix dengan dingin berhenti di depan para preman itu. “Cih, kami tidak takut dengan kamu. Kamu hanya seorang diri tidak bisa meng
Dia tidak butuh bantuan Aleandro untuk memberi pelajaran pada wanita.Dia punya cara sendiri untuk membuat wanita berpikir dua kali jika ingin bermacam-macam dengannya.Sekarang wanita pasti sudah menerima ‘hadiah’ darinya.…Sherly baru saja selasai berendam dan keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi membungkus tubuhnya. Dia duduk di meja rias dan memakai perawatan kulit.Dia memeriksa ponselnya dan mengerutkan belum menerima berita dari pria yang diutus untuk menculik dan memperkosa Yuriel.“Lupakan saja. Mereka pasti bersenang-senang dengan wanita itu,” gumam Sherly menyeringai menatap pantulan dirinya di dalam cermin.Dia meraba-raba wajahnya yang halus dan kencang. Dia belum menemukan keriput di wajahnya.“Dasar perempuan jalang!” Dia mengepalkan tangannya memukul meja riasnya teringat dengan kejadian di mal. Amarahnya masih belum reda setelah pulang dari mal.Beraninya
Tetapi dia masih ragu bagaimana wanita biasa seperti Yuriel melakukan hal kejam membunuh orang dan mengirim kepala mereka pada Sherly untuk menerornya.“Lalu sekarang kita lakukan?” Felix menatap Sherly bertanya.“Kamu masih bertanya?!” Sherly menatapnya tidak puas.Dalam situasi ini mengapa pria itu sangat bodoh!Tentu saja mereka harus menyingkirkan lima kepala preman itu menghilangkan bukti bahwa keduanya terlibat dengan lima preman itu.“Cepat singkirkan mereka! Jangan sampai pelayan melihat lima kepala itu ada di kamarku!” Sherly berkata tidak sabar.Felix menggerutu dan mendekat ke tempat tidur. Dia mengambil selimut untuk membungkus lima kelapa tanpa tubuh itu. Dia tidak takut melihat lima kepala berdarah.Sherly mengalihkan pandangannya dan menahan mual mencium amis darah yang menyengat.“Kalau begitu aku akan pergi menyingkirkan kepala para preman ini,” ujar Felix menggen
“Apa kamu lebih memilih membuangku dan memilih istrimu?” Dia menyilangkan tangannya di depan dada dengan ekspresi tidak senang.”“Patuh, oke. Setelah mereka pergi aku akan meladenimu.” Aleandro mengusap rambutnya dengan memanjakan.“Terus aku harus bersembunyi seperti wanita simpanan gitu?!”Aleandro terdiam tidak bisa menjawabnya.Di berada di posisi sulit. Dia tidak ingin Deon melihat Yuriel dan mengutuk wanita yang dicintainya. Dia tahu Deon memiliki temperamen buruk dan akan mengamuk jika tidak senang.Yuriel memeluk leher Aleandro dengan manja.“Sayang, aku sudah mengambil cuti untuk datang ke kantormu hari jni. Kamu tahu waktu istirahat siang tidak banyak dan susah bagiku untuk mendapatkan cuti.”“Kita jarang memiliki waktu berdua. Apa kamu benar-benar mengusirku demi menemui anak dan istrimu?”Aleandro menghela napas dan mengecup bibirnya beberapa kali.
“Nona Flint tampaknya kamu sangat percaya Aleandro akan mencintaimu selamanya. Meski Aleandro menyukaimu, itu hanya sesaat karena kamu hanyalah pengganti ibu kandung Yuri. Suatu saat kamu akan dibuangnya karena ada banyak wanita yang mirip dengan ibu kandung Yuri yang mengantre untuk menjadi wanita simpanan Aleandro.” Yuriel menghentikan gerakannya mendengar kata-kata Sherly. Dia mencengkeram bedak di tangannya. “ Aleandro akan sadar bahwa dia hanya mengejar bayangan ibu kandung Yuri yang sudah mati. Pada akhirnya dia akan kembali pada pernikahan kami demi anak-anak kami.” Sherly menatap Yuriel sambil tersenyum melihatnya berhenti mengoleskan riasan. Raut wajahnya tampak dingin memelototinya dari balik cermin. “Nona Flint jangan membuang waktu untuk menjadi bayangan orang yang sudah mati. Seorang pengganti tetaplah seorang pengganti. Kamu tidak akan bisa mengganti ujung jari pun tentang ibu kandung Yuri.” Brak! Yuriel membanting bedakn
Yuriel menundukkan kepalanya dan mencengkeram ponsel di tangannya. Pelayan kembali datang ke kamar privat Yuriel. “Apa Anda akan memesan sekarang?” Dia menatap Yuriel dengan hati-hati dan tidak melihat pria yang menjadi pacar wanita itu di kamar privat itu. Hanya dia sendirian di dalam kamar privat itu. Yuriel menoleh dengan senyum palsu. “Ya, aku ingin memesan ….” Yuriel dengan asal-asal menyebutkan nama-nama makanan di buku menu. Pelayan itu dengan sigap mencatat. “Dan aku ingin tiga botol wine, tolong cepat ….” Yuriel menyerahkan buku menunya pada pelayan itu. “Baik Nona, mohon tunggu sebentar,” ujar pelayan itu sebelum berbalik meninggalkan kamar privat Yuriel. Tidak lama kemudian dia kembali dengan membawa makanan yang dipesan Yuriel dan tiga botol gelas Wine. “Selamat menikmati Nona,” ucap pelayan itu sopan dan meninggalkan kamar privat Yuriel bersama pelayan lain. Yuriel tidak menyentuh makanannya. Dia me
“Yes! Waktunya istirahat siang!” Agnes berdiri dari bangkunya dan meregangkan tubuhnya. Dia berbalik menatap Yuriel.“Yuriel, yuk makan siang di luar. Makanan di kantin mulai terasa membosankan.”“Kamu pergi saja. Aku sedang tidak mood keluar.” Yuriel berkata dengan malas dan menelungkup di atas mejanya dengan wajah bete.“Kamu kenapa? Bad mod banget seharian. Apa kamu putus dengan pacarmu?” Agens bertanya dengan ingin tahu.Yuriel cemberut mendnegar pertanyaan Agnes mengingatkannya dengan pertengkarannya dengan Aleandro tadi pagi.Dia memang meminta putus pada Aleandro. Tapi setelah dipikir-pikir dia hanya akan rugi dan membuat Sherly merasa menang jika berhasil membuatnya putus dengan Aleandro.“Tidak. Aku tidak putus dengan pacarku.” Yuriel tiba-tiba menegakkan tubuhnya dan memukul meja dengan marah.“Kamu tampak benar-benar putus tuh,” komentar Agnes melihat l