Share

Ulah Si Pipit

"Anu itu Sayang ... Aa sama Pipit lagi ngomongin soal masalah tadi di warung."

"Terus? Tadi kata Aa, Aa teh mau nyari waktu buat ngomong sama, Neng? Ada apa? Ngomong aja sekarang? Mau ngomong apa emangnya? Apa warung ada masalah?" cecar Asmi.

Aku menarik napas dalam, keringat lagi-lagi basah di tubuhku.

"Gak Neng, sebenernya gak ada apa-apa kok, bukan hal penting."

"Kalau soal warung mah ya jelas aja atuh jadi hal penting, A," desaknya.

Aku makin gugup, kuseka keringat di pilipis berkali-kali.

"Ini bukan masalah di warung kok Bu, ini masalah antara kita," ucap si Pipit menimbrung.

Aku terhenyak, napasku makin berat dan sesak. Telapak tanganku juga mendadak dingin tak berasa.

Ya Tuhan, apa ini saatnya Asmi tahu semuanya?

"Bukan soal warung? Terus soal apa atuh? Tadi kata suami saya kalian teh lagi ngomongin soal warung."

"Bukan Bu, ini soal-"

"Aaa ea ea ea."

Ucapan Pipit terpotong saat kami dengar tangisan Hasjun begitu kencang di atas, sontak saja hal itu juga membuat Asmi buru-buru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status