“Astaga… kalian?” Dania terkejut.Ketika dia membuka pintu, dia menemukan Sebastian dan Melody masih duduk di meja kerja, fokus pada layar laptop mereka masing-masing.Rasa haru menghangatkan hati Dania.“Kenapa malah di sini?” tanya Dania dengan kerlingan jenaka sambil memberikan sikap seperti ibu asrama memergoki anak nakal yang belum tidur.“Saya tidak tahan kalau ini belum tuntas, Nona.” Sebastian menjawab lebih dulu.“Saya tidak ingin berhenti bekerja sebelum teka-teki ini terpecahkan, Nona.” Giliran Melody yang memberikan alasan."Tapi kan ini ganggu waktu tidur kalian," ucap Dania dengan lembut.Sebastian tersenyum kecil. "Kami hanya ingin memastikan tidak kehilangan jejak, Nona."Melody menambahkan, "Ini terlalu penting, Nona. Kami merasa belum bisa istirahat sebelum ada kemajuan."Dania mendekati meja kerja dan melihat layar yang menampilkan sejumlah data tentang Alina dan Bruno.Sebastian berhasil menemukan catatan lama yang menghubungkan keduanya.“Lihat ini,” kata Sebastia
“Aku harus buktikan ke semua orang akan dominasiku!” tegas Alina pada dirinya sendiri usai menutup telepon.Namun, Alina sadar bahwa pelelangan seperti ini pasti akan menarik perhatian banyak orang kaya dan berpengaruh dari seluruh dunia.Dia harus memastikan bahwa tidak ada yang bisa menghalanginya dalam mendapatkan perhiasan itu.“Nggak peduli seberapa tinggi tawarannya nanti, aku siap kasi harga tertinggi dan bahkan menggunakan cara lain jika perlu!”Dia lalu menelepon suaminya, Arvan.“Papi, aku butuh dana tambahan bulan ini,” kata Alina tanpa basa-basi saat suaminya menjawab panggilan.Arvan terdengar terkejut di ujung telepon. "Untuk apa lagi kali ini, Mi?"Alina mendesah pelan, “Akan ada pelelangan di Parisian minggu depan. Satu set berlian hitam langka dan satu-satunya di dunia bernama Nocturna Stellaris akan dilelang, dan aku ingin mendapatkannya, Pi. Ayolah, Pi, yah!”“Apa kamu serius, Alina? Kita baru aja mengalami kerugian besar di Zenith Group dan sekarang kamu ingin meng
Hari pelelangan tiba.Alina tiba di acara tersebut dengan penuh kepercayaan diri, diapit oleh Zila dan Leona yang mengenakan gaun terbaik mereka.Ketiganya terlihat anggun dan menonjol di antara kerumunan, siap untuk menampilkan status mereka sebagai sosialita papan atas.“Aku udah nggak sabar melihat set berlian hitam itu,” ujar Zila penuh semangat.Sudah sejak kemarin ibunya terus saja menggaungkan mengenai Nocturna Stellaris. Dia penasaran seperti apa wujudnya.“Tenang aja, Zila. Kita bakalan melihatnya dari dekat nanti,” jawab Alina, suaranya penuh keyakinan.Leona yang perutnya sudah mulai terlihat menggembung, hanya menatap Alina dan Zila sambil tersenyum kecil, meski dalam hatinya masih tertekan oleh masalah asmaranya dengan Hizam.“Kak Hizam nggak ikut?” tanya Zila ketika mereka memasuki ballroom tempat pelelangan berlangsung.“Enggak. Katanya lagi sibuk menjamu klien,” jawab Leona, sedikit kesal. “Dia juga ngomong rada males sama acara para cewek gini.”“Laki-laki emang gitu,
Alina tiba di kantor Zenith dengan senyum lebar, mengenakan kalung Nocturna Stellaris yang dia menangkan di pelelangan beberapa hari lalu.Dia sengaja datang ke kantor cukup pagi hari ini, demi satu tujuan: memamerkan perhiasan barunya kepada suaminya dan kerabat-kerabat yang bekerja di Zenith Group.Ketika Hizam keluar dari ruang kerjanya, Alina segera menyapanya dengan anggun. "Sayang, gimana pendapatmu tentang Nocturna Stellaris Mama ini?" tanyanya sambil menyentuh kalung berlian hitam yang berkilauan di lehernya.Hizam yang biasanya tak terlalu peduli dengan perhiasan, hanya mengangkat alis. "Kelihatan mahal. Mama benar-benar membelanjakan uang hampir 1 triliun untuk itu?"Alina tersenyum puas. "Bukan sekadar mahal, sayang. Ini satu-satunya di dunia. Berlian hitam yang ini sangat langka, nggak ada yang bisa menandinginya," ujarnya dengan nada bangga. "Mama sekarang punya perhiasan yang nggak bisa dimiliki oleh siapapun. Kamu lihat aja nanti, semua orang bakalan iri ke Mama."Hizam
“Dia… kenapa dia pakai Nocturna Stellaris?” Alina tak bisa menahan kagetnya.Tak jauh darinya, Dania berjalan anggun dengan Sebastian dan Melody menyertai seakan pengawal.Dania mengenakan kalung berlian hitam yang tampak persis 100 persen sama seperti Nocturna Stellaris milik Alina!Zila dan Leona ikut mematung heran sekaligus bingung.Alina berhenti di tempat. Dadanya tiba-tiba sesak oleh amarah yang mendidih. "Nggak mungkin, ini nggak mungkin! Berlianku satu-satunya di dunia!" gumamnya dengan suara rendah. "Itu nggak mungkin Nocturna Stellaris. Aku yang punya satu-satunya!"Tanpa pikir panjang, Alina langsung menghampiri Dania dengan langkah cepat. Zila dan Leona mengikuti dari belakang, bingung dengan apa yang terjadi.“Berani sekali kamu!” seru Alina begitu mendekati Dania. “Apa kamu nggak punya rasa malu? Beraninya kamu pakai Nocturna Stellaris palsu di acara elit kayak gini?”Karena suara Alina cukup kencang, maka banyak para tamu di sana yang menoleh untuk mencari tahu, ada ap
“Nyonya Grimaldi! Anda keterlaluan!” teriak salah satu hadirin.Diiringi bisikan-bisikan tajam yang mulai terdengar dari segala penjuru ruangan, beberapa orang bahkan mendekat untuk melindungi Dania.Sedangkan Dania dengan tenang berdiri menghadapi badai amarah Alina.“Nyonya, seharusnya Anda tidak begitu.” Seorang wanita menggelengkan kepala dengan wajah iba ke Alina yang seperti kesetanan.Acara amal yang semula penuh keanggunan berubah menjadi arena drama memalukan bagi Alina Grimaldi.“Kalian….” Suara Alina bergetar saat memandang orang-orang di sekitarnya, tak ada yang membelanya. Dengan mata liar penuh amarah, dia mengacungkan telunjuk ke arah Dania, wajahnya memerah. "Kamu penghasut!"Para hadirin yang awalnya menatap kalung berlian hitam milik Dania kini beralih memandang Alina yang semakin tak terkendali. “Nyonya, bagaimanapun, Anda yang keterlaluan!” Pria di dekat Dania berkomentar.“Kenapa?! Kalian semua dibutakan olehnya!” Alina mengangkat suaranya, suaranya bergetar penu
Alina membeku. "Apa? Perusahaan… bodong?" Matanya melebar, tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.Perusahaan pelelangan itu, yang dia percaya telah menjual Nocturna Stellaris kepadanya dengan harga hampir satu triliun rupiah, ternyata sebuah penipuan.Dia ditipu 700 miliar rupiah. Rasa malu dan syok menyelubungi wajahnya.“Astaga, ternyata ditipu perusahaan bodong!”“Memang banyak sih perusahaan semacam itu berkeliaran di luar negeri untuk menjerat kaum-kaum elit yang kurang waspada, nggak kusangka mereka sekarang udah masuk ke Morenia.”“Ya ampun, untung aja aku nggak nawar apa pun di pelelangan kala itu. Robert sayang, maafkan aku saat itu aku marah karena kamu nggak mau kasi uang. Aku bakalan memasakkan mie instan telur setengah matang kesukaanmu nanti kalau kita pulang, yah!” Ada seorang wanita menoleh penuh senyum sayang ke suami di sampingnya.“Ternyata Nyonya Grimaldi korban penipuan, wah kasian….”Orang-orang di sekitar mulai berbisik-bisik, beberapa bahkan menunj
"Sa-satu triliun? Dia... dia mendonasikan satu triliun!"Ruangan seketika hening ketika pembawa acara mengumumkan jumlah donasi yang fantastis itu. Semua mata tertuju pada Dania, yang berdiri dengan anggun di atas panggung.Senyum Dania yang lembut dan tatapan penuh percaya diri menambah pesona yang memukau seluruh hadirin.Zila yang duduk tak jauh dari panggung, tampak tertegun. Wajahnya memucat, bibirnya sedikit bergetar saat mendengar jumlah donasi yang disebutkan.Bahkan Alina yang biasanya mendominasi perhatian di setiap acara, kali ini tidak bisa berkata apa-apa. Semua orang terpesona oleh aksi Dania yang luar biasa.Sambil menatap Zila, Dania berkata dengan nada ringan namun menusuk, “Oh, Zila, maafkan aku, sepertinya aku harus meminjam sedikit dari ‘bandot tua’ itu untuk donasi ini. Mudah-mudahan kamu nggak keberatan.”Kata-kata itu penuh sindiran halus, namun bagi Zila, setiap kata terasa seperti cambuk.Wajah Zila memerah, tapi dia tidak berani menjawab. Rasa malu bercampur