Jason menekan sebuah link berita yang dikirimkan oleh Brian pada pesan yang baru saja diterimanya. Lelaki itu juga menunjukkan isi berita yang baru saja terbuka pada Yuna. Dengan begitu, ia tak perlu memberikan penjelasan pada dokter pribadinya.Sebuah berita seputar perusahaannya. Tentu saja bukan berita baik, melainkan berita buruk. Serentak wajah keduanya terlihat memerah penuh kekesalan dan amarah.“Siapa yang berani melakukan ini semua?” kesal Yuna seraya mengepalkan kedua tangannya.Bagaimana tak kesal, dirinya diberitakan merayu Jason. Kehidupan pribadinya, hingga lisensi kedokterannya dipertanyakan. Ia kira gosip yang didengarnya dari karyawan kantornya Jason tak akan menyebar, tetapi kali ini sudah terlalu berlebihan.Dalam berita tersebut bahkan terlihat beberapa foto dirinya tengah memeluk Jason atau menyentuh tubuh lelaki tersebut. Walaupun wajah dirinya dan Jason disamarkan, tetapi tetap saja mereka menggunakan inisial yang mengarah langsung pada dirinya. Tubuh Yuna teras
“Tuan Jason, kita perlu bicara mengenai perusahaanmu.” “Tentu, Tuan Wang. Silahkan!” ucap Jason mempertahankan sikap santunnya. Tuan Wang dan putranya tampak saling bertukar pandang. Keduanya seolah saling bertanya untuk siapa yang lebih dahulu bersuara. Hingga akhirnya Vicky memilih melangkah sedikit maju dengan wajah terlihat dipenuhi rasa sesal. “Sebelumnya aku minta maaf, Tuan Jason. Entah dari mana aku menceritakannya,” ucap pria tampan itu bingung. “Biarkan papa saja yang berbicara!” Tuan Wang berkata seraya menepuk pundaknya. Putranya mengangguk dan mundur. Jason hanya diam mempersiapkan semua kemungkinan terburuknya. Ia bahkan tak berani menembak raut kebingungan Vicky dan tuan Wang saat ini. Hanya menunggu lelaki tua yang masih tampak gagah itu bersuara. “Mm ... begini, Tuan Jason. Aku menyesal atas semua kejadian yang melibatkan Anda dan ....” Tuan Wang tiba-tiba meragu saat menatap wajah tenangnya Jason. “Tidak apa-apa, Tuan Wang! Jangan ragu dan katakan saja tujuan
Tak menunggu lama, Jason dan Yuna langsung menaiki pesawat yang membawanya pulang ke Indonesia tanpa memberi kabar pada Brian—ayahnya. Bahkan Jason pun tak memberi kabar pada Adam. Hanya Dimas—pamannya Yuna yang diberi kabar dan dimintai tolong untuk menjemput mereka ke bandara.Semuanya atas rencana Jason. Tentu saja Dimas tak keberatan, apalagi dia tahu berita tentang perusahaan lelaki itu. Selama dalam perjalanan dari bandara barulah Jason menyalakan ponselnya mencari tahu perkembangan tentang perusahaannya.“Ada apa, Jason?” tanya Yuna menyadari lelaki itu tersentak saat menatap layar ponselnya.“Tidak apa-apa. Hanya sesuai dugaanku saja ... Adam mengabariku kalau para anggota dewan akan mengadakan rapat darurat yang dipimpin oleh papaku,” jawab Jason dengan raut wajah menahan
Suara ricuh dari mulut-mulut mereka yang mengatasnamakan anggota dewan komite perusahaan langsung terhenti saat pintu terbuka lebar. Jason dan Yuna masuk dengan penuh percaya diri. Dalam hati, Jason bersorak puas melihat wajah tegang dan terkejut mereka semua. Serentak mereka bagaikan patung menatap lamat tak percaya pada dirinya. Bahkan Brian yang memimpin hampir mengeluarkan kedua bola matanya. Bibir ayahnya bergetar, melafalkan namanya gagap. “J—jason?” “Iya, Tuan Brian. Saya Jason, CEO ABR Company Group,” jawab Jason penuh percaya diri. Kemudian CEO tampan itu memutar kursi rodanya menghadap meja persegi panjang, tempat para anggota dewan berada saling berhadapan. Lelaki tampan itu menunduk memberi hormat dan langsung menyadarkan tubuh mereka yang sedari tadi mematung. Serentak mereka kembali duduk dengan tenang tanpa diberi aba-aba. Hening sesaat, tak ada suara dari mereka. Bak seorang maling yang tertangkap basah, semuanya me
Yuna tersentak. Ia ingin protes, tetapi Jason menatapnya dengan sungguh-sungguh. Jantungnya berdegup kencang, perasaannya sungguh tak karuan.“Jason, apa yang kamu ucapkan? Kamu mempertaruhkan masa depanmu hanya untuk menutupi skandal perusahaanmu!” seru Brian memutuskan tatapan Yunda dan Jason.“Saya setuju dengan pendapat Tuan Brian. Anda tak perlu menikahi dokter pribadimu, Tuan Jason,” seru salah satu dari mereka.Jason tersenyum sinis. Lelaki tampan itu menatap ayahnya dan lelaki yang mendukung ucapan Brian tadi. Kemudian ia menoleh pada Yuna yang kini tertunduk, menyembunyikan perasaan hatinya. Tentunya Jason bisa menebak isi pikiran wanitanya itu.“Dokter Yuna sudah merubah masa depan saya menjadi lebih baik. Dia adalah orang yang paling berjasa dalam hidup saya,” ucap Jason lantang. “Saya rasa tak ada yang salah dengan rencana ini. Skandal saya dan Dokter Yuna bisa berakhir ... lalu pengobatan saya, tak akan ada kendala. Bukan begitu?” paparnya.Lelaki itu menunjukkan wajah su
Yuna tertegun bersandar di balik pintu ruang rapat. Ia mendengar jelas perbincangan Jason dan papanya. Sengaja ia tak menutup rapat pintu ruangan yang seharusnya kedap suara.Hatinya terasa teriris mendengar ungkapan hati Jason. Luka lelaki itu teramat dalam, diabaikan oleh papanya. Segera ia berjalan sedikit menjauh dari arah pintu seraya mengeluarkan ponselnya.Dokter cantik itu memilih berpura-pura tak mendengar percakapan mereka. Tahu, Jason pasti tak suka tindakannya. Yang perlu dilakukannya hanyalah menghibur Jason. Ia segera memutar tubuhnya mendengar suara pintu terbuka.“Sudah selesai?” tanya Yuna dengan nada lembut seraya memberikan senyuman manisnya.Jason keluar seorang diri. Yuna menatap sebentar ke arah dalam ruangangan. Sesaat indera peng
Tak ada keraguan di wajah Yuna. Ia yakin Jason orang tepat untuk dirinya dan selalu mengerti dirinya. Tentu saja Jason berbeda dengan Ryan.Walaupun ia belum lama mengenal lelaki itu dan awalnya ragu, serta merasa rendah diri, tetapi pengakuan Jason tentang dirinya membuatnya tersentuh. Mungkin karena mereka sama-sama berasal dari masa depan dan diberikan kesempatan yang sama merubah masa dari sekarang, hingga keduanya merasa perlu saling melengkapi.Bagi Jason, Yuna adalah semangat hidupnya sejak dulu dan juga sekarang hingga selamanya. Tak ada keraguan untuknya pada dokter cantik itu, ia hanya perlu memastikan Yuna bisa melihat ketulusannya. Lamaran yang sudah ia rencanakan di waktu yang menurutnya tepat, tetapi lebih baik memutuskan dilakukan saat ini.“Maafkan aku, Yuna. Aku tak bisa memenuhi janjiku padamu,” ucap Jason dengan nada berat. Lelaki itu baru saja menerima pesan dari Adam, jumpa pers untuknya sudah siap. Sontak saja dokter cantik itu menoleh heran pada Jason yang teng
“Sebelum saya menjawab, silahkan saksikan beberapa penggalan video saat saya menjalani perawatan dan terapi dengan Dokter Yuna,” pinta Jason seraya menunjuk monitor di sebelah kanannya.Tentu saja para wartawan itu berpindah fokus pada layar besar di sudut kanan meja panggung. Semuanya sudah direncanakan dengan baik oleh Jason semenjak masih di Hongkong. Dengan bantuan tuan Wang, Jason meminta rekaman CCTV di ruang terapi di Hongkong.Tergambar jelas bagaimana perjuangan Jason menjalani terapi dan Yuna selalu sigap menemaninya. Sama seperti yang dilakukan Jason di ruang sidang para anggota dewas, menunjukkan bagaimana gesit dan profesionalnya Yuna sebagai dokter selalu memastikan keselamatan dirinya. Hingga Jason menjeda putaran videonya, tepat saat Yuna memeluk tubuhnya yang hampir terjatuh.Fokus para wartawan itu berpindah pada Jason. Lelaki tampan itu tersenyum tipis, yakin para wartawan itu mengerti tujuan dari video yang ditunjukkannya. Sunyi dan senyap dalam beberapa saat, seng