"Aku tidak berbohong, aku berani bersumpah, dengarkan penjelasan ku dulu!" Adam berjongkok mengimbanginya Renata yang masih duduk di lantai.Flashback on.Sudah hampir satu Minggu berlalu tetapi, sampai saat ini pun Zidan tidak pernah mau membalas pesan maupun menjawab panggilan darinya.Padahal pernikahan Adam sudah esok hari, Adam, Zidan, dan Renata adalah sahabat lama bahkan semenjak duduk di bangku SMA.Keduanya memiliki kedekatan yang luar biasa, bahkan sampai kuliah di akademi kedokteran di universitas yang sama.Adam tidak tahu penyebabnya tapi, ia sangat penasaran mengenai perubahan sikap Zidan dan itu terjadi saat memberitahukan pernikahan nya dengan Renata akan segera berlangsung.Akhirnya saat malam itu Adam menghampiri Zidan ke rumahnya."Kemana saja, kau tidak bisa di hubungi, apa kau tidak akan hadir di pernikahan sahabat mu ini?" Tanya Adam saat Zidan baru saja membuka pintu rumahnya.Zidan shock tidak menyangka jika Adam menemuinya, dengan segera ia mempersilahkan Adam
Malam ini Agatha Sanjaya dan istrinya Sarah memutuskan untuk menemui Kinanti, ingin berbicara langsung.Tok tok tok!!Terdengar suara ketukan pintu, Kinanti bangun dari duduknya yakin jika itu adalah Serena yang datang dan akan menjemput dirinya.Namun, saat pintu terbuka ternyata yang datang adalah kedua orang tua Adam.Kinanti terdiam mematung bersiap menerima segala makian yang akan di terimanya lagi, semua seakan terasa hampa bahkan air mata pun sudah tidak lagi ada untuk menetes.Hatinya sudah sakit bahkan mati rasa."Boleh kami masuk?" Pinta Sarah.Kinanti berdiri ke samping, pintu masih terbuka lebar mempersilahkan Sarah dan Agatha Sanjaya untuk masuk.Sarah menatap sekeliling rumah, masih saja sama, rumah itu masih sangat berantakan Sarah tahu itu karena Renata kemarin menghancurkan semua barang-barang dalam rumah Kinanti.Sarah dan suaminya duduk di sofa tanpa di persilahkan sekalipun oleh Kinanti yang masih berdiri di depan pintu, baginya dirinya hanya menumpang di rumah ter
Semua anggota keluarga sudah tahu Adam memiliki dua istri, bahkan Agatha meminta Adam untuk adil kepada kedua istrinya. Berhari-hari Adam hanya menemani Renata terpuruk dalam luka yang sangat dalam, sehingga hari ini Adam memutuskan untuk mengunjungi Kinanti.Adam melihat pintu rumah terbuka lebar, padahal malam sudah larut, rumah masih berantakan tanpa di bersihkan.Sisa-sisa pecahan masih berserakan, sudah dua hari berlalu tetapi sampai saat ini rumah masih berantakan.Segera Adam menuju kamar, melihat keadaan Kinanti.Kamar kosong, seisi rumah kosong tak ada siapapun di sana.Adam bertanya-tanya perihal Kinanti, segera mengambil ponselnya dan menghubungi Kinanti tapi tidak satu kali pun terhubungkan.Dengan segera Adam menghubungi Serena, dan panggilan terhubung."Halo Tuan Adam," jawab Serena di sebrang."Di mana Kinanti," tanya Adam langsung tanpa ingin basa-basi."Kinanti sudah meninggal dua hari yang lalu," papar Serena."Kau jangan main-main!!!""Aku serius, seharusnya anda d
Janin dalam rahim Kinanti terlalu berharga bagi keluarga Agatha Sanjaya, Adam adalah anak laki-laki satu-satunya, artinya anak Adam adalah penerus Agatha Sanjaya yang sebenarnya setelah Adam memutuskan untuk menjadi seorang dokter dengan syarat kelak anaknya harus meneruskan perusahaan Agatha Sanjaya.Saat anak itu dewasa nanti Agatha akan mewariskan kerajaan bisnis nya, semua akan di wariskan kepada anak Adam sebagai penerusnya.Jadi, mulai saat ini Agatha akan ikut campur dalam urusan rumah tangga Adam dan Kinanti."Saat ini Kinanti berada dalam lindungan ku, siapa pun yang berani menyakiti nya artinya berhadapan dengan aku!" Papar Agatha Sanjaya.Kinanti terdiam tidak menyangka saat ini ada orang yang dapat membelanya, paling tidak sampai di sini tidak selalu berada dalam penderitaan dan tekanan dari Adam, Renata atau keluarga Adam.Adam pun tidak lagi bisa berbicara, hanya bisa mendengar takut malah Agatha menyembunyikan Kinanti tanpa bisa ditemuinya lagi.Selanjutnya Kinanti di b
Satu Minggu sudah berlalu Adam benar-benar tidak bisa bertemu dengan Kinanti, Agatha menutup akses bagi Adam untuk menemui Kinanti seperti apa yang di inginkan oleh Kinanti sendiri.Apapun akan di lakukan oleh Agatha demi cucunya, sekalipun masih berada dalam kandungan.Sehingga hari ini Adam segera menuju perusahaan untuk menemui Agatha."Pa, dimana Kinanti?" Adam langsung masuk tanpa perduli Agatha sedang rapat bersama beberapa bawahannya.Agatha menatap Adam, menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi."Rapat satu jam lagi di lanjutkan!" Agatha meminta karyawan untuk keluar dari ruangan nya.Setelah semua keluar pintu tertutup kembali, Agatha beralih menatap putra bungsunya."Pa, Kinanti di mana?" Tanya Adam untuk kedua kalinya tidak sabar menunggu Agatha dalam menjawab pertanyaan nya."Kinanti, baik, janinnya juga baik, dan dia tidak ingin bertemu dengan mu," papar Agatha dengan santai."Pa, katakan dimana Kinanti, Adam suaminya, dan lebih berhak!""Ya, tapi dia tidak mau bertemu d
"Adam, ini semua ada penjelasan nya."Sayangnya Adam tak perduli, segera naik ke dalam mobilnya dan pulang menuju rumah, saat Adam sampai, mobil Renata juga ikut masuk kemudian turun dengan berlari secepat mungkin menyusul Adam yang sudah lebih dahulu masuk ke dalam kamar."Adam tolong dengarkan aku," Renata masih mencoba untuk bernegosiasi, rasanya ini tidak adil sebab tidak semua permasalahan murni dari dirinya."Apa lagi yang harus aku dengar! Tentang mu dan Zidan yang pernah bermain di belakang ku?! Kau, aku, dan dia, sahabat awalnya tapi, kalian tega menusuk ku dari belakang tanpa rasa malu.""Baik, aku bersalah! Lalu bagaimana dengan mu sampai menghamili wanita lain, menikahinya, dan hidup dalam satu atap bersama ku di rumah ini. Selama itu kamu seakan dingin padanya, tak mengenal dan tak ingin kenal, tapi ternyata apa?! Dia juga istri mu!" Teriak Renata sambil mencengkram erat keras kemeja Adam."Aku dan dia bukan di sengaja, tapi terjadi tanpa di sengaja, jangan tepat kan masa
Pintu tertutup rapat dan di kunci tanpa ada perasaan ingin membukanya kembali. Adam pun tak ingin menyerah, bahkan menunggu hingga pintu terbuka kembali sekalipun tak ada niatan di hati Kinanti untuk membukanya.Tok tok tok."Kinanti, tolong buka pintunya."Adam terus mengetuk pintu hingga satu jam berlalu masih setia berdiri di depan pintu berharap akan ada seseorang membukakan pintu.Sayang nya Kinanti tak mengijinkan siapa pun membuka pintu untuk Adam, tak ingin bertemu dan berdekatan yang hanya membuatnya stress.Sekalipun malam semakin larut Adam tak perduli, bahkan dengan perlahan duduk pada anak tangga masih menunggu untuk di bukakan pintu.Jam menunjukan pukul 23 : 00 artinya sudah hampir 6 jam Adam berada di sana tapi, sampai detik inipun belum ada tanda-tanda pintu akan di buka.Sulit sekali meluluhkan hati Kinanti, rasa sakit mengajarkan segala sesuatunya sehingga tak ingin mudah iba sekalipun Adam masih setia berdiri di teras.Kinanti membuka pintu balkon berdiri di sana
Sudah berulangkali kali Kinanti menolak bertemu dengan Adam, bahkan dengan terang-terangan mengatakan bahwa tak ingin bertemu dengan Adam lagi. Tapi hari ini pun Adam kembali lagi demi bisa bertemu dengan Kinanti, bahkan malam ini Adam rela tidur di depan pintu utama demi membuktikan kesungguhannya memohon maaf pada Kinanti.Ia duduk sambil bersandar pada daun pintu, dengan kaki setengah terlipat dan menatap ke arah gerbang. Pakaian kusut, tubuh bau keringat dan wajahnya terlihat kelelahan.Hingga saat malam semakin larut Adam tertidur lelap.Tiba-tiba langit gelap, petir menggelar dan hujan pun turun dengan derasnya. Adam terjaga dengan cepat berdiri dan memeluk tubuhnya yang kedinginan.Adam melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya."Jam 00 : 01."Artinya sudah cukup lama berada di depan pintu tapi sampai saat ini pun belum ada tanda-tanda pintu di buka."Haaaaatchihhhhh."Adam berulang kali menggosok hidungnya, kemudian memeluk tubuhnya sendiri karena, merasa kedinginan