Mata Wang Qifeng melirik nakal ke Zhang Yulan sembari dia berkata, “Kalau aku berkata iya, apakah kau akan takjub?”Segera saja mata besar Zhang Yulan mendelik, dia tidak terima karena selalu saja kalah dari Wang Qifeng. Kali ini yang lebih parah adalah mengenai peninggalan Xiu Bou yang sangat dia agungkan, ternyata pria Wang lebih dulu memahaminya dan memiliki versi lengkapnya pula.Namun, Zhang Yulan segera menenangkan dirinya dan mengalihkan pandangan ke arah lain dengan cepat. “Huh! Itu hal yang tak perlu disombongkan jika kau memang sudah memiliki versi lengkapnya.”Wang Qifeng tersenyum, tak mau memperpanjang itu dan berkata, “Yulan, versi lengkapnya, biar untukmu saja.”“Kau yakin?” Pandangan Zhang Yulan dikembalikan ke Wang Qifeng.“Apapun untuk wanita tercintaku, calon istriku. Kalau istriku hebat, tentu sebagai suami, aku akan merasa bangga juga, kan?” goda Wang Qifeng seperti biasa.“Calon istri apanya!” Zhang Yulan menerima buku versi komplit dari Wang Qifeng tanpa sungkan
Akhirnya, sudah ditentukan bahwa Zhang Yulan yang akan turun bertanding untuk kepentingan pedang Youzu dia.Han Bing segera membawa mereka ke alun-alun kota dan melihat ke tempat terbuka yang memiliki papan informasi yang selalu diperbarui setiap beberapa waktu.Berdiri di depan papan kayu itu, ketiga orang membaca satu demi satu informasi di sana.“Hm, akan ada pelelangan besok malam di Paviliun Giok Utama.” Han Bing membaca pelan informasi yang tertera di sana. “Sudah sejak setengah tahun semenjak pelelangan terakhir mereka.”“Sepertinya itu akan menarik. Kita harus hadir, Kak Bing!” Wang Qifeng terdengar bersemangat. Han Bing mengangguk setuju.Setelah membaca informasi lainnya, ketiganya memutuskan pergi ke penginapan besar karena akan tinggal beberapa hari di kota Huangbei.***Ketika pada malamnya ketiga orang itu bersantap makan di sebuah restoran atas rekomendasi Han Bing, ada beberapa orang menyapa pria tinggi besar itu.Dari sana, Zhang Yulan bisa melihat bahwa Han Bing mema
Junior itu tak bisa menahan amarahnya dan dia segera berdiri untuk menantang Wang Qifeng, “Kau! Lekas keluar! Kita selesaikan ini di luar!” Tingkahnya berapi-api sambil menunjuk tegas ke pria Wang.Wang Qifeng masih bersikap tenang dan menyahut tanpa menatap lelaki itu. “Lebih baik kau selesaikan dulu makanmu supaya bertenaga ketika melawanku.”Menghadapi hinaan halus dari Wang Qifeng, junior itu makin murka.“Huang Lei, tenangkan dirimu.” Akhirnya, Wu Ming berkata, lalu dia bicara pada Han Bing. “Saudara Han, aku minta maaf atas tindakan murid-muridku. Mereka memang masih muda dan berdarah panas, ha ha ha!”Han Bing tahu bagaimana harus bersikap di depan Wu Ming yang biasanya penuh kuasa. “Kakak Wu terlalu sungkan.” Dia bersoja dan melanjutkan bicara, “Urusan para muda, biarlah diselesaikan para muda saja, ha ha ha!” Itu karena dia yakin Wang Qifeng tidak akan kalah jika hanya melawan murid-murid Wu Ming saja.“Ha ha ha! Aku setuju mengenai itu! Aku setuju!” Wu Ming tertawa sambil me
Mendapat serangan brutal dan lincah dari lawannya, ternyata tidak menimbulkan kepanikan pada Wang Qifeng. Dia masih bergerak santai menggunakan kipas lipat tertutup dia, bahkan senyum masih terkembang sempurna di wajah tampannya.Takk! Trakk! Takk!Ketika besi dan kayu beradu menimbulkan bunyi redam, kedua orang itu sudah bertukar gerakan sebanyak 25 kali. Ada siulan udara yang tercipta dari hempasan pedang besar milik Zhao Weihong.Wang Qifeng mengumpulkan energi qi dia di kipasnya untuk memblokir energi pedang yang disemburkan Zhao Weihong. Udara mendadak saja melonjak di sekitar mereka sehingga ada banyak debu beterbangan.Aliran udara terus berputar mengikuti gerakan pedang Zhao Weihong yang ganas dan tidak mengampuni, seakan ini bukan pertandingan persahabatan namun sudah seperti duel maut hidup dan mati.Wang Qifeng bukannya tidak memahami ini. Maka dari itu, dia tetap fokus pada gerakan lawannya meski wajahnya masih terus memunculkan senyum untuk memberikan tekanan psikologis p
Zhang Yulan dan yang lainnya terkejut melihat soja hormat Wu Ming terhadap Wang Qifeng, namun tidak demikian dengan Han Bing. Wajah kakak angkat pria Wang tetap tenang dan tak ada fluktuasi emosi apapun.Wu Ming melirik Han Bing yang tetap tenang, dalam hatinya dia mengutuk si junior, ‘Han Bing sialan! Kau pasti mengetahui adik angkatmu ini punya Api Inti Neraka makanya kau santai saja membiarkan dia bertarung melawan muridku? Dasar junior bedebah!’“Oh? Rupanya begitu.” Wang Qifeng tersenyum lebar penuh kemenangan sambil mengipasi dirinya tanpa ada hawa dingin dari sana. “Yah, aku juga sempat bingung dengan muridmu, kepercayaan dirinya sungguh sesuatu yang sangat tidak masuk akal. Untung saja Tuan Wu sebagai gurunya merupakan orang yang lebih masuk akal.” Dia membalas soja Wu Ming. Sudah jelas, dia memahami alur pikiran Wu Ming.Sudah tentu, Wu Ming menyadari identitas dari Api Inti Neraka yang dia keluarkan sehingga sikap pria tua itu tidak sesombong sebelumnya. Wang Qifeng memang s
Han Bing memang sudah menghubungi salah satu keluarga dan melobi untuk membiarkan Zhang Yulan menjadi wakil sewaan.“Adik Yulan, selain nanti kau mendapatkan batu roh atas keikutsertaanmu, kau juga akan mendapatkan bonus setiap menang.” Han Bing menjelaskan, “Dalam pertarungan memperebutkan tambang, setiap pihak boleh mengundang kultivator lepas yang bisa disewa. Itu sudah merupakan hal lumrah di antara mereka.”“Baik, Kak, aku mengerti.” Zhang Yulan mengangguk sambil terus menyimak ucapan Han Bing.“Keluarga Song nantinya yang akan kamu bantu.” Han Bing mengatakan apa yang sudah dinantikan kedua muda-mudi di depannya.Wang Qifeng memiringkan kepala sembari terlihat berpikir, “Hm, keluarga Song, itu bukan pilihan buruk. Banyak tokoh baik dari keluarga Song.” Dia mengangguk-anggukkan kepala, seolah menyetujui pilihan Han Bing.Sementara, Zhang Yulan yang tak tahu apapun, hanya diam dan terus menyimak.“Harus kalian ketahui, semua wakil yang bertanding, merupakan kultivator di bawah usi
“Adik Feng, kamu sungguh royal seperti biasa, ha ha ha!” Han Bing tertawa melihat tiket VIP di tangan Wang Qifeng.“Aku terbiasa senang dengan kenyamanan ruang VIP, Kak Bing, he he ….” Wang Qifeng sambil melirik Zhang Yulan dan berkata, “Lagipula, aku ingin melindungi Yulan dari mata-mata cabul di aula.”Han Bing tertawa makin keras.Ketika mereka hendak menuju ke ruang VIP mereka, ternyata bertemu dengan rombongan keluarga Song.“Wah! Saudara Han Bing! Sungguh kebetulan bertemu denganmu!” Patriark Song berjalan mendekat ke Han Bing sambil bersoja.“Saudara Gaohan! Tidak menyangka bertemu denganmu di sini.!” Han Bing membalas bersoja, terlihat hubungan mereka cukup akrab jika dari sikap yang mereka tunjukkan dalam sapaan. Zhang Yulan dan Wang Qifeng di belakangnya juga ikut melakukan soja untuk kepantasan sopan-santun.“Oh, aku membawa anak bungsuku. Dia yang akan menjadi wakil keluarga besok di pertandingan.” Song Gaohan menunjuk ke Song Yuan, pemuda 24 tahun yang berdiri di belakang
Zhang Yulan ingin tahu, siapa gadis yang berbicara pada Wang Qifeng. Saat melihatnya, dia mendapati seorang gadis yang sepertinya berusia 18 hingga 19 tahun, masih terlihat remaja dan manja, khas nona muda keluarga kaya.“Oh? Nona Song ingin duduk di sampingku?” Wang Qifeng menyahut dengan kedua alis terangkat pada gadis manis itu. “Bolehkah aku tahu alasannya?”“Mei’er, jangan keterlaluan!” Song Yuan segera memperingatkan si gadis manis itu. Dia segera melakukan soja ke Wang Qifeng seraya berkata, “Maafkan Yimei, adik sepupuku. Dia memang kekanakan, manja dan seenaknya.”“Kak Yuan!” Song Yimei menggembungkan pipinya karena kesal. “Aku sudah dewasa! Aku 19 tahun, kau tahu! Aku bahkan sudah sering mengalahkan Bou Lim yang berusia 23 tahun! Huh!”“Mei’er ….” Song Yuan seperti tak berdaya menghadapi adik sepupunya yang manja.“Pokoknya aku ingin duduk di samping Tuan Wang!” Secara provokatif, Song Yimei langsung memeluk lengan Wang Qifeng, menimbulkan keterkejutan pada wajah Zhang Yulan.
Demi bertahan hidup, Yao Xiren bersedia membunuh istrinya sendiri dengan cara bengis meskipun sudah tidak memiliki basis kultivasi, bahkan dia mengabaikan putranya.Belum lagi dia mendapatkan cemoohan pedas dari Zhang Yulan. Ini sungguh membakar emosi Yao Xiren.“Kau! Kau yang memaksa! Kau dan suami sialanmu itu yang memprovokasi aku sehingga aku harus kehilangan Wen’er!” Tubuh Yao Xiren bergetar akibat marah.“Huh! Kau yang lemah tapi menyalahkan orang lain?” hina Zhang Yulan. Sama sekali tidak ada belas kasihan untuk lelaki yang pernah menjadi suaminya di masa lalu. Yang diingat dia mengenai Yao Xiren hanyalah kepahitan dan pengkhianatan. Semua cinta sudah terkikis oleh dendam.“Kau jalang bedebah! Serahkan anakku! Kau sudah mendapatkan apa maumu! Enyah saja sana kau dan suami sialanmu ke neraka! Kalian berdua iblis! Kalian—akkhhh! Haakkhh!” Ucapan Yao Xiren terhenti akibat lidahnya jatuh usai ditebas tangan Wang Qifeng.“Kau dan istrimu sama-sama bermulut busuk! Sungguh sia-sia mem
Zhang Yulan menatap tajam ke suaminya yang sedang menghampiri mantan suaminya. Meski begitu, dia tetap waspada dan mengarahkan ujung Youzu ke Yao Xiuwen.Mata Wang Qifeng berkilat tajam saat menatap Yao Xiren yang ketakutan di tempatnya.Namun, Yao Xiren tak mampu bergerak meski dia ingin melawan. Seakan tatapan dari Wang Qifeng mampu melumpuhkan semua saraf di tubuhnya. Dia membeku di tempatnya dengan tubuh gemetar.Putra Yao Xiren justru yang pertama kali bereaksi ke Wang Qifeng. “Jangan sakiti ayahku!” Dia hendak memukul pria Wang menggunakan kekuatan di ranah Pengumpulan Qi tingkat awal.Wang Qifeng cukup memukul ringan bahu bocah itu dan si bocah langsung pingsan dan dililit oleh lengannya.“Zhan’er!” Yao Xiren membara penuh amarah melihat anaknya dipukul meski tidak sampai terluka, hanya pingsan. Terlebih, putranya seakan sedang disandera oleh pria Wang. Dia mengerahkan keberaniannya menyerang Wang Qifeng meski kultivasinya terpaut 4 tingkatan mayor.Energi besar yang Yao Xiren
“Kau bisa tenang bertarung, Yulan, aku akan menjadi wasit untukmu.” Wang Qifeng berkata sambil berdiri mengawasi keadaan meski terlihat santai.Baru saja dia berkata demikian ke istrinya, tak selang berapa lama, muncul beberapa orang berjubah merah mendekat dan melewati formasi dengan santainya.Kening Zhang Yulan berkerut. Dia membatin, ‘Bukankah itu seragam dari orang-orang dari Paviliun Giok utama? Kenapa mereka ada di sini?’“Pangeran!” Salah satu dari mereka menyapa dan diikuti lainnya sambil bersoja.“Bagus kalian datang.” Wang Qifeng mengangguk. “Tangkap dan eksekusi anggota sekte ini yang masih tersisa agar tidak menjadi gangguan untuk mataku.”“Baik, Pangeran!” Mereka segera melaksanakan perintah Wang Qifeng. Tak berapa lama, terdengar suara jeritan dari murid sekte yang tersisa.“Itu … itu bukankah itu seragam dari Paviliun Giok Utama?” Yao Xiren tak bisa menahan keheranannya.“Kenapa? Apakah kau heran?” tanya Wang Qifeng dengan wajah mencemooh ke Yao Xiren.“Kenapa mereka a
Tetua Pertama yang hubungannya dekat dengan Yao Ming, dia kerap diajak pergi ke Dunia Tengah, bertemu dengan banyak tokoh sekte iblis lainnya, kini mengingat suatu hal yang sama seperti ketua sektenya. “Be—benar! Kau! Kau ternyata Pangeran Sekte Iblis Dunia Atas! Ouyang Qifeng! Ya, itu namamu! Aku pernah melihatmu mewakili ayahmu pergi ke Dunia Tengah untuk menghadiri konferensi sekte iblis kala itu!” Suara Tetua Pertama bergetar mengatakannya. Wang Qifeng menghela napas panjang karena identitasnya kini sudah terungkap. Bahkan nama aslinya! Mau bagaimana lagi, dia beberapa kali harus mewakili ayahnya di beberapa pertemuan meski enggan. “Kau bahkan dicalonkan sebagai Putra Suci Sekte Iblis Surgawi Dunia Atas, Sekte Iblis Diyu Gongdian (Istana Neraka)!” Yao Ming mengatur energi qi yang terus mengamuk di tubuhnya sembari teringat aka nasal-usul sekte iblis Diyu Gongdian milik ayah Wang Qifeng. Sekte iblis di Dunia Atas, seperti apa eksistensinya? Tentu sangat tinggi dan mampu menginja
Zhang Yulan menggenggam Youzu erat-erat, meskipun ini terakhir dia bernapas, tapi dia tidak ingin menyerah begitu saja. Tetap harus berjuang hingga akhir!‘Mungkin di kehidupan mendatang, aku bisa benar-benar membalas dendam pada mereka,” batin Zhang Yulan sambil melirik Yao Xiren dan Yao Xiuwen, pasangan yang paling membuat dia sakit hati begitu mendalam.“Kau sebaiknya patuh dan menjadi persembahan untukku!” seru Yao Ming.Zhang Yulan sudah bersiap untuk apapun yang terjadi.“Kau pikir kau siapa berhak bicara seperti itu?” Mendadak ada suara bergema masuk ke pendengaran semua orang di sana.Zhang Yulan rasanya ingin menangis karena sangat mengenal suara tersebut.Sesosok berjubah merah dan putih, senada dengan warna gaun Zhang Yulan, terbang dan menjejakkan kaki di sebelah wanita Zhang. Dengan satu kibasan tangan saja sudah mampu mementalkan Yao Ming ke belakang.Yao Ming segera menstabilkan tubuhnya ketika mendarat. Energi vitalnya bergolak usai mendapatkan hempasan energi dari sos
Melihat ayahnya terluka parah oleh mantan istrinya, mana mungkin Yao Xiren memiliki nyali? Dia sadar dia sendiri bukan tandingan ayahnya dan kini Zhang Yulan bisa mengalahkan sang ayah?Tetua Pertama berbaring di tanah, dia sekarat dan mencoba menolong dirinya menggunakan berbagai macam pil penyembuh yang dia punya.Sementara itu, Zhang Yulan kembali memakan buah Qishu yang bisa mengembalikan vitalitas dan energinya.Sebelum Zhang Yulan benar-benar pulih, mendadak saja Yao Xiren yang sudah ketakutan, berteriak agar mereka semua lekas melarikan diri dari area tersebut. Dia juga bergegas hendak membawa anak dan istrinya keluar dari sana.Tapi, Zhang Yulan tertawa keras mendengar seruan mantan suaminya. “Ha ha ha! Kau menyuruh mereka pergi? Tak perlu repot! Kalian bisa menemaniku di sini sampai aku puas membasmi kalian!”“Apa maksudmu, wanita keji?” teriak Yao Xiren penuh kecaman menatap mantan istrinya.Wajah meremehkan ditampilkan Zhang Yulan ketika dia menjawab, “Percuma saja kalian i
Zhang Yulan menatap tajam Tetua Keempat yang sudah terluka berat. Salah satu lengannya dia tebas sebelum ini, lalu sekarang dia juga menebas dadanya dan meninggalkan luka menganga yang lebar di sana.Dia puas. Hampir semua tetua Sekte Mogui Yao berhasil dia bunuh. Tetua Ketiga dibutakan Hei Tian dan dipenggal kepalanya oleh ketua sekte untuk mengurangi penderitaan, sedangkan Tetua Kedua dan Tetua Kelima berhasil dibunuh oleh tangannya sendiri.Kini hanya tersisa Tetua Keempat yang sekarat dan Tetua Pertama yang masih baik-baik saja.Melihat kondisi tak berdaya Tetua Keempat yang sekarat, Yao Ming sebagai ketua sekte pun mengayunkan tangan dan mengirim energinya untuk menebas kepala Tetua Keempat. Kelambu yang menutupi singgasana, sempat menyibak singkat saat energi kuat itu menerjang keluar sebelum kepala Tetua Keempat menggelinding jatuh. “Tak berguna!” sungutnya tanpa perlu beranjak dari duduk.Tetua Pertama tak berani berkata apa-apa mengenai tindakan brutal ketua sekte. Dia bisa m
Selain para tetua yang ingin melawan Zhang Yulan, ternyata puluhan murid lainnya juga mulai membentuk sebuah formasi hidup untuk membantu menyerang dia.“Tian!” teriak Zhang Yulan sambil terus bergerak maju tanpa gentar.Si ular hitam mendesis keras ketika dia bergerak melesat lincah dan seperti kilat kecepatannya saat menebarkan asam korosif dia ke puluhan murid yang hendak membentuk formasi.Sementara Hei Tian sibuk memusnahkan murid-murid sekte, Zhang Yulan mulai melawan empat tetua sekte menggunakan Youzu dan bantuan qi pedang spiritual.Ketangguhan dan keuletan wanita Zhang benar-benar diuji karena dia harus dalam posisi bertahan sekaligus menyerang ke empat tetua yang merangsek melawannya.Youzu menari agresif, bilahnya meliuk ganas, beradu dengan senjata dan tubuh kuat keempat tetua.Hanya Tetua Ketiga yang tidak ikut menyerang karena sedang memblokir serangan sakit luar biasa di matanya yang seakan cairan asam dari Hei Tian terus saja bergerak mencoba menuju ke tenggorokan.Me
Bunyi drum klasik yang ditabuh bertalu-talu menandakan dimulainya acara. Semua anggota sekte iblis Mogui Yao segera berkumpul memadati lahan khusus di puncak bukit yang sudah dipersiapkan untuk perayaan tahunan mereka sekaligus pelantikan Yao Xiren sebagai Putra Suci sekte.Namun, belum usai drum itu dipukul penuh semangat oleh beberapa murid, mendadak saja salah satu dari mereka berhenti dan memegangi lehernya yang telah tertebas energi pedang, lalu jatuh ke tanah tanpa memiliki nyawa lagi.Segera saja semua orang di lahan khusus itu terkejut dan mencari siapa pelakunya.Tak perlu berlama-lama mereka mempertanyakan siapa pelakunya, sosok gemulai bercadar dengan gaun merah terang melambai indah yang berpadu dengan kain putih di bagian dalamnya, terbang anggun, lalu kakinya menjejak di atas drum besar itu.“Siapa kau?” tanya Tetua Ketiga ketika melihat sosok perempuan yang berdiri tenang di atas drum klasik. “Berani sekali mengganggu acara istimewa kami!”“Oh? Kalian tidak ingin mengun