Beranda / Romansa / Istri Galaknya Om CEO / Bab 75. Tatapan Cinta

Share

Bab 75. Tatapan Cinta

Penulis: Azizah Bounty
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-22 20:04:31
"Suudd, entar panjang kalau sama mereka. Kamu aja yang milih," saran Haidar.

"Aku pilihnya ... yang kanan lebih favorit," jawab Ciara.

"Isbay, tiba-tiba ingin cium bibir kamu," bisik Haidar.

"Heh! Gak pas waktunya, tahan! Hahaha." Ciara terkekeh geli.

"Iya, lagian cuma pengen doang bukan ngajak. Ciee yang ngiranya ngajak, PD banget ya Ibu Ciara," ledek Haidar.

Ciara melotot. "Hhh, jangan pancing emosi aku di depan anak-anak!"

"Masyaallah, liat Ibu, Nak. Hari ini cantik banget ya," goda Haidar.

"Ibu antik alu," sahut Uda.

"Tuh, si generasi sweet aja mengakui. Cantik selalu ya, Kak."

"Antik anget!" imbuh Uja.

"Masyaallah, kata Adik juga cantik banget. Mmm, udah sampai nih di warung bakso. Siapa yang tidak mau bakso?"

"Au mua, Ibu!"

Ketiganya malah berebut bicara untuk menyatakan bahwa mereka mau. Keluarga bakso, semuanya suka makan bakso tanpa terkecuali terutama para Mbum. Pantas saja pipi mereka seperti bakso, membuat yang berhadapan selalu ingin mencubit.

***
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 76. Pelukan Hangat

    "Ada hati yang menunggu untuk dipeluk," kata Haidar. "Hsstt, dingin banget emang malam ini." "Makanya Ocyang peluk erat, supaya anget." Haidar melingkapkan selimutnya. "Kenapa pelukanmu sangat menenteramkan?" tanya Ciara. Adegan budak cinta dimulai. Dengan barisan kata yang seakan mereka main film. Mereka saling sambung kata dengan susunannya yang begitu manis. Menikmati angin malam yang menerbangkan vibes pelukan halal yang terbumbui roda mentari. "Karena kamu mencintaiku." Haidar memijat perlahan tubuh mungil istrinya. Ciara hampir berteriak kaget karena tangan Haidar yang secara tiba-tiba menyentuh area yang bikin Ciara geli. " Aaaa ... apakah kenyamanan selalu didasarkan oleh rasa cinta?" "Iya," jawab Haidar. "Buktinya?" timpal Ciara. "Tanyakan pada diri kamu sendiri." "Diri aku menjawab, kenyamanan tidak didasarkan pada rasa cinta." Pertengahan diskusi raga yang menggelora. Nafasnya sama-sama keluar dengan cepat. Mereka belum menyentuh tombol kunci atas segal

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 77. Sentuhan Hasrat

    "Karena kalau yang mencetak generasi gemoy itu namanya permainan tancap bola." Ciara tertawa lepas. "Hahaha, kamu pengen itu sekarang?" tanya Haidar. "Belum, masih pengen ngobrol dulu." "Masih mau ngobrol apalagi, hmm? Istriku ini hobi banget kalau ngobrol berdua," sahut Haidar. "Apa salah?" "Ya, nggak dong, malah berpahala. Justru sangat bersyukur, coba buka ingatan kamu. Tau kan? Ocyang ini spek dingin untuk perempuan dalam urusan cinta waktu sebelum menikah. Kalau gak dingin, gak mungkin papa nekat juga. Bener sih waktu ceramah suka gombal, tapi gombalnya kan kalau kamu saksikan tuh di video-video yang sebelum aku nikah sama kamu, gak ada gombalan yang tertuju ke orangnya, palingan kalau yang modelan tertuju ke orang lain, yaa untuk calonku kelak gitu. Kamu saksi dinginku, maka kamu juga penikmat hangatku." "Hhh, nggih. Kesal banget kalau ingat waktu itu! Sakitnya dalem, di luar ekspetasi!" keluh Ciara. "Hehe, kamu belum maafin Ocyang?" "Udah kok, maksud Isbay kecewa aja di

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 78. Kecupan Batin

    "Itut Ibu, Adik au itut Ibu," jawab Uja. "No no! Itut Abi mua!" kilah Uda. "Gini aja, Adik ikut Ibu, Kakak ikut Abi," jawab Haidar. "No! Kaka mau ama Adik," sahut Uda. "Adik uga ama-ama," jawab Uja. "Oke, terus Abang gimana? Mau ikut siapa?" tanya Ciara. "Abang teseyah aja." Sembari mengedipkan mata, Uha menjawab dengan sangat santai. Ribetnya punya anak tiga kembar. Mau duduk saja butuh absensi pilihan terlebih dahulu. Belum lagi ternyata pilihannya tidak sama. Meskipun ribet dan terkadang bikin puyeng, tetapi bonus yang didapat Ciara dan Haidar juga besar, bonus dunia akhirat. "Gimana Bi ini? Hahaha. Puyeng dah!" Ciara tersenyum kecil ke arah Haidar. "Kakak, Adik, Abang ... hari ini Ibu sama Abi harus pisah dulu," "Pisah? Bahasa Abi yang jelas dong!" "Ehhahaa, maksudnya ... duduknya Abi sama Ibu pisah dulu, Abi di sana itu yang laki-laki. Ibu di sana untuk yang perempuan. Mbum pengen bersama, kan? Kalau begitu harus ditentukan ikut Abi atau Ibu semuanya." "Ikut Ibu aja,

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 79. Kode Fisik

    "Eh, napa Oc? Isbay gak bermaksud apa-apa," jawab Ciara ketakutan."Bener gak lagi deket sama Bumi?" "Ocyang kok jadi serem gini! Isbay gak ngapa-ngapain asal dijudge aja! Informasi apa? Masa informasi tentang tugas kuliah juga harus selalu laporan ke Oc. Mana sifatnya gak nglibatin apa-apa," kilah Ciara. Tiba-tiba berubah tiga ratus enam puluh derajat. Dari kelembutan yang disampaikan sampai berubah seperti mau menerkam. Baru sadar, ada sedikit yang menyerempet fakta tentang dia bersama Bumi."Nggak nglibatin apa-apa kenapa ngelibatin Mas Bumi?" tanya Ciara. "Yaaa, itu kan ditunjuk dari kampus. Oc, please jangan marah!" Ciara menggenggam tangan suaminya."Hahaha, prank. Ibu Cia kena prank, hahaha." Canda tawanya kembali dibajukan. Teriakan kecil dengan suara bermain dari buah hati semakin menjadi penawar atas runtuhnya serba serbi keperihan. Dunia seakan milik berdua sudah saatnya memetik lekukan di bawah sana. "Iiihh kumat! Ini udah malem banget," kata Ciara. "Lalu? Kenapa in

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 80. Relung Manis

    "Hahaha, Mbak Rasa ... kenyataannya belum tahu yaaa karena aku Alhamdulillah masih ngomong di sini berarti belum mati." Ciara menjawabnya dengan selingan tawa dan keseriusan. Kegiatan yang sangat seru. Setelah dari panggung, Rasa tertawa terbahak-bahak dengan Ciara. Kabar baiknya, kini Rasa tengah hamil anak pertamanya. Kebahagiaan pun semakin terpancar. "Huaahaa, lo alim banget tadi," kata Ciara. "Hahaha, Astagfirullah! Gini-gini juga bisa jadi Masyaallah." "Ssss, tapi aneh gak sama Toya?" "Iya! Mata gue tadi ngawasin dia mulu. Soalnya Kak Uda kan ikut Bening, pas Toya di sampingnya. Anak dia kagak dibawa. Gak tau kenapa dan ngapa-ngapain, sih, tapi kayak termor gitu." "Ehmm, lagi ghibah," celetuk Haidar. "Ocyang kenapa ngagetin, sih? Hehe, hanya anu ini," "Hahaha, ya kalian kalau nggak ghibah ngapain lagi?" goda Haidar. Persahabatan Ciara dengan Rasa begitu kental. Sampai ke anak-anak Ciara pun selalu Rasa perhatikan supaya aman dari perkiraan buruk yang menimpa. Tanpa harus

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 81. Mengendus Mahkota

    "Ini bremnya udah beli. Nampannya juga udah ada. Wait, cuci tangan dulu." "Mimpi apa, sih yang buat njenengan banyak ide buat aku seneng?" tanya Ciara. "Mimpi? Kenapa harus dimimpikan? Hidup kita kan udah nyata, cintaku untuk kamu juga sudah nyata, bukan lagi hanya sebuah mimpi yang belum tahu sampai di alur mana, kita bukan bicara masa depan, yapi masa sekarang." Perasaannya sangat tenang, melihat suaminya merakit makanan kesukaannya dibuat menjadi unik. Tidak mau kalah, ia pun melangkah untuk membeli dodol kesukaan suaminya dan ikutan membentuk seperti Haidar. Mereka membuatnya di tempat yang nyempil dengan kuliner di area makam sehingga kalau ada yang kurang tinggal beli. *** "Malam ini Ocyang minta sesuatu." "Apa, Sayang?" tanya Ciara. "Kita olahraga yang lebih lama." "Tadi siang kita nonton bioskop, kan?" "Iya, kenapa?" WAHH! Suaminya minta yang lebih lama. Tentu akan dilayani dengan penuh kasih sayang. Aroma-aroma pergerakan mulai mereka peragakan dari yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 82. Belaian yang Ditunggu

    "Iya, Ocyang memang salah," jawab Haidar. "Ngapain ikut ke sini! Urus anak-anak kamu itu!" "Gak mau. Biarin aja mereka nangis," "Tega ya sama anak sendiri!" Haidar membiarkan putranya menangis. Ia justru mengejar istrinya yang sedang kembali ke kamar mereka. Sontak membuat Ciara semakin marah saja, bukannya mengurus anak malah mengikuti langkahnya. Ciara segera beralih untuk kembali melihat para Mbum. "Tuh, kan ... semarah-marahnya Ibu tetep sayang ke Mbum," goda Haidar. "Ya njenengan jangan ngaco gitu kalau ngomong! Sesuatu yang gak mungkin itu gak usah dibuat uji coba! Udah nangis jadi tambah nangis sekarang gara-gara njenengan tinggal! Lagian yang dicari itu Abinya, bukan Ibunya." Kala itu memang yang dicari Haidar. Ternyata oh ternyata, lelaki itu mengetes kesabaran dan ketegaan sang istri. Tidak mungkin juga Ciara tega tidak peduli dengan sang anak apapun keadaan dirinya. "Adik Uja kan lekat banget sama kamu, Sayang," sahut Haidar. "Lekat sih, lekat, tapi gak denger yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 83. Lekukan Indah

    "Ada i-ini Sayang, Ocyang harus---" "Ya apa? Isbay gak ngerti apa-apa," kata Ciara. "Mmm, itu loh." "Aaarghh! Palingan juga prank, Ocyang udah kena virus prank sekarang.""Serius, Ibu Cia!" Kebiasaan yang menjengkelkan secara harfiahnya. Namun, asyik untuk kegiatan mereka berduaan. Haidar kembali membuat prank untuk Ciara setelah amarahnya memuncak di malam tersebut. "Lah iya apa? Ngeselin banget sih udah digugurkan juga hukumannya. Mau hukum lagi aja, hah?" "Ini loh, Ocyang sangat terpana nyentuh kamu." "Hhhh, kan apa aku bilang! VIRUS PRANK!" ***"Kamu mau ke mana?" tanya Haidar. "Jelas ke kampuslah," jawab Ciara. "Serius pakaian kamu seperti ini, hmm?" Haidar melotot, melihat penampilan istrinya. Memang penuh lekukan yang sangat indah. Namun, sangat buruk jika ditampilkan pada khalayak umum. Karena bagusnya dan sangat indahnya ini ketika hanya dilihat sangat suami saja. Haidar kesal, karena pakaian istrinya itu membungkus aurot, bukan menutup aurot. "Emang napa? Cantik

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04

Bab terbaru

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 119. Sayang, Aku Cinta Kamu!

    Haidar segera bangun lagi dan berharap tangis yang didengar bukanlah tangis untuk kematian sang istri dan anak. Bendera kuning yang tertancap, Haidar harap itu hanya salah penempatan. Mencoba berlari meskipun kakinya seperti tetap berhenti di tempat."Assalamu'aalikum. Mama, ini ada apa!" Haidar mengepalkan tangan, melihat semua keluarga berkumpul dengan tangis."Abiiiiiiiiii! Huaaaaaaaa!" Ketiga anak kembarnya langsung memeluk Haidar."Nak, i-ibu sama adik masih di rumah sakit sudah membaik kan? Iya kan?" tanya Haidar.Masih belum ada jawaban. Kembar tiga justru semakin menangis saat dagu mereka diraba oleh Haidar. Jika tidak ada jawaban, jawaban dari diam itu sudah bisa diartikan. Emosi Haidar membludak, ia justru bertanya dengan berteriak!"Orang sebanyak ini kenapa tidak ada yang menjawab!" Air matanya tidak mampu ditahan, ini terlalu sakit.KLING.[ "Selama

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 118. Sayang, Sini Kupeluk!

    Keadaan Ciara dan Kiara kritis. Tentunya tidak berada di ruang biasa. Sita segera menghubungi Haidar akan kabar tersebut. Firasat Haidar nyata, Ciara bukannya melanggar perintah Haidar,melainkan terpaksa ke luar karena mengejar putrinya. Sita: "Hai, pulang sekarang." Haidar: "Ada apa, Mam?" Sita: "(Mengirim foto rumah sakit)" Sita tak mampu mengatakan secara langsung. Raganya terasa lemah sembari memangku ketiga cucu kembarnya yang kini tengah menangis. Ia juga berpikir, pasti di sana Haidar sedang hancur dengan kabar yang akan diberitahukan. Haidar: "Mam, siapa yang sakit? Perasaan Haidar dari kemarin gak enak. Siapa Mam?" Sita: "Yang penting kamu pulang, Nak." Haidar: "Siap pulang, Haidar segera urus, tapi siapa yang sakit? Anak-anak sama Ciara baik-baik saja?" Sita: "Ciara sama Adik Kia." Haidar: "Ya Allah, sakit barengan?" Sita: "Kecelakaan di depan rumah." Haidar: "Innalillaah, kenapa mereka ke luar? Mama kenapa juga membiarkan? Sudah Haidar bilang loh, jangan ke luar!

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 117. Sayang, Kamu Hebat!

    "Hmmm, nggaklah menurut Ocyang, dia ya dia, Toya ya Toya. Saudara jauh juga, gak terlalu kelihatan deket mereka," kata Haidar. "Kita nggak tahu secara onlinennya!" sahut Ciara. "Sayang ...." Haidar hanya menatap istrinya dengan lama kemudian memberinya pelukan. Sempat berdebat juga antara ada ulah campur tangan Toya. Pikiran Ciara memang suka begitu, tetapi cepat juga kembali ke mode awal. Bodoamat pun menjadi jurus, mereka diamkan sosmednya dulu, baru besok pagi dilihat. *** Haidar: "Sayangku." Ciara: "Iya Sayang." Haidar: "Perasaan Ocyang gak enak. Jangan keluar rumah." Ciara: "Terus? Anak-anak sekolahnya gimana?" Haidar: "Izin aja." Ciara: "Ada apa sebenarnya? Ocyang dapet kabar?" Haidar: "Iya, Sayang." Ciara: "Izin alasannya apa coba?" Haidar: "Biar Ocyang yang izinin. Kamu gak usah mikir itu." Ciara: "Emang ada apa? Ngomong yang jelas dong!" Haidar: "Ada yang berulah karena salah paham." Ciara: "Hah?" Haidar: "Hati-hati lagi dengan Toya dan Galaxy. Galaxy tidak ik

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 116. Sayang, Kamu Cerdas!

    Haidar: "Ibu Cia ...." Ciara: "Tau ah. Nggak chat nggak langsung, bikin kesel terus." Haiadar: "Tau gitu kenapa dirindukan?" Ciara: "Ini nih bodohnya cinta." Haidar: "Kangen, asli pengen ucel-ucel kamu!" Ciara: "Parah sekali OM-OM ini! Apaucel-ucel?" Haidar: "Aisshh pura-pura gak paham." Ciara: "Ucel-ucel itu kan bahasa meremas-remas untuk baju." Haidar: "Kamu dikasih kata yang terfilter dikit gak paham, giliran meremas-remas pasti langsung paham." Ciara: "Hahaha, ciri-ciri istrimu ini cerdas." Haidar: "Kok malah cerdas?" Ciara: "Iya dong, denger kata meremas-remas pasti Ocyang di sana langsung----" Haidar: "Wanitaku, hahaha ... cerdasnya gak ketulungan. Video Call yok!" Ciara: "Haaahh? Pasti mau liat itunya aku." Haidar: "Pikiran kamu .... huuuhhhhh, ya liat wajah kamulah, di sini Ocyang lagi kumpul dengan Segara dan yang lain." Ciara: "Eh, wkwkwk." Tidak lupa Ciara bercerita tentang kejadian-kejadian bersama kembar tiga dan juga Kiara hari ini. Seperti bikin konten a

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 115. Sayang, Kamu Cantik!

    Ketenangan jiwa dan raga itu sebenarnya terdapat di mana, bisa diperoleh dari mana dan kapan saja hal tersebut bisa singgah dengan sungguh? Jawabannya, setiap detik itu adalah kesempatan untuk meraih pernyataan tersebut. Ciara belum jadi menghidupkan mobilnya dan melihat ke belakang tentang berita penumpahan ice cream. Jika dia sekarang tidak tenang, mendengar pernyataan dari Mas Uja tadi akan langsung marah seperti waktu di rumah kala itu. "Tumpah?" "Iya, kena celana Mas Uja! Adik kok nggak flend, sih!" celetuk Mas Uja. "Maaf, Adik no cengaja, Ibu." Kiara memeluk Mas Uja, tetapi justru Mas Uja menghindari. "Huaaaaaa!" Kiara menangis karena dicuekin Mas Uja. "Mas Uja, nggak boleh gitu dong sama Adik. Adik kan nggak sengaja. Peluk Adiknya dan Adik juga hati-hati kalau makan nggak boleh sambil loncat-loncat. Mas Uja ganti celana dulu itu di belakang Mas, Ibu mau beliin ice cream lagi." Ciara mencium dulu ke keempat anaknya. Mumpung masih di tempat ice cream, Ciara membelikan kembal

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 114. Pernikahan Bukan Jalan Pudar

    Manja itu suatu sifat yang misterinya melekatkan antara yang satu dengan yang lain. Orang kalau terlalu mandiri juga tidak baik karena dengan terlalu mandiri, dia tidak punya akses antara keduanya yang lebih menonjol dan terkesan seperti orang lain itu tidak terangkat. Namun, kalau terlalu manja bisa juga menimbulkan sebuah pertengkaran hebat karena adanya hal tidak sesuai antara diri yang satu dengan yang lain. Musalkan, yang ini ingin melangkah ke A, tetapi dipaksa untuk lebih dahulu ke B demi menuruti keinginannya si A."Isbay nggak pernah bosan," jawab Ciara."Nah, itu sudah terjawab. Gak ada rasa bosan untuk kamu, Cantik.Pernikahan bukan jalan bubar, termasuk kesehatan kamu.” Haidar mengecup kening istrinya sejenak."Uwaahh, bangga rasanya punya njenenengan. Makasih udah perhatian dengan banyak hal. Apapun seperti istimewa karena bersamamu," ungkap Ciara."Iya, karena membahagiakanmu, membuatmu ny

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 113. Pada Akhirnya Aku Sadar

    "Kamu pura-pura nggak tahu, kan?” tanya Haidar.“Pura-pura? Enggak! Emang apa yang benar?”Haidar tak kuat untuk menahan tawa lagi ketika istrinya tidak paham dengan apa yang ia maksud. Padahal, itu adalah sesuatu yang sudah melekat dalam diri mereka ketika berada di dalam kamar dan sudah menjadi kebiasaan tradisi terindah sepanjang jalan. Ya seperti tidak mungkin saja kalau Ciara tidak paham dengan apa yang Haidar ucapkan, padahal arahnya sudah jelas ke sana.Namun, memang malam itu Ciara tidak paham apa-apa. Pahamnya tentang sekedar energi yang terkuras karena mereka marah-marah. Waktu awal pembicaraan juga sudah membicarakan tentang energinya yang keluar penuh karena menghadapi emosi-emosi menghadapi mereka berdua. Haidar masih terdiam dan terus memandang ke arah wajah Ciara sampai salting akut dan ujung-ujungnya kembali ke area ngambek lagi.“Aku bukan boneka, Oc!”Sekalinya Haidar sudah mengataka

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 112. Dengan Penuh Energi

    "Kapok tuh aquarium kesayangan njenengan pecah! Isbay gak ngerasa bersalah, terserah mau dibenci karena di situ gak ada ikannya! Beresin sendiri Isbay gak mau ngeberesin!" Ciara meninggalkan Haidar dan kamar yang berantakan."Kalau kamu memang minta Ocyang marah, baik. Ocyang tidak keberatan untuk menuruti."Jujur, Haidar sangat kecewa. Setiap orang itu punya barang berharga. Aquariumnya kecil, tetapi itu sangat dirawat oleh Haidar. Sampai segitunya Ciara marah, mana malah melawan. Sebenarnya, kecewa besarnya Haidar bukan perkara aquarium pecah, Haidar kecewa besar dengan langkah Ciara yang terkesan tidak menghargai keberadaan Haidar sebagai suami.KLING KLING."Hallo, gimana? Oh, ada kerja sama ke luar kota, sipp. Besok kita berangkat," ucap Haidar dalam telepon."Ternyata cari gara-gara. Pengen trending kasus perselingkuhan, begitu hah?" bentak Ciara.Sukses membuat Ciara semakin geram.

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 111. Menjemput Pagi

    Yang harus dipikirkan lagi setelah perkara Gus Fahim beres, tidak ada. Tinggal menunggu pulih dan mempersiapkan pernikahan Tiara dengan Gus Fahim. Kabarnya, Kang Musa juga akan segera melamar Bening. Haidar terdiam dan menatap Ciara yang sedang berkomunikasi dengan putra dan putrinya. Dua tahun kemudian Putra kembar tiganya sudah berusia 4 tahun, sedangkan putri kecilnya itu sekarang sudah berusia 2 tahun. Kalau berbicara dengan waktu dan memikirkan dengan yang terjadi, hari tentu terkesan begitu cepat. Akan tetapi, berjalannya sudah begitu jauh, tak menyangka ternyata rumah tangga mereka sudah berjalan selama 5 tahun lebih. Hubungan antara keluarga Haidar dengan Toya Galaxy pun juga membaik. Mereka sering bersama dan berbagi tips ketika mengantarkan Uda, Uha, dan Uja belajar di tempat yang sama dengan Barbie. Sekarang Uja yang sangat manja itu sudah semakin pintar saja, tetapi tetap memiliki sifat khasnya, yaitu manja. Meskipun sering cemburu juga, dia sangat perhatian dengan adik

DMCA.com Protection Status