Share

Bab 67. Sehebat Dunia

"Menurut kamu taruh mana?" tanya Haidar.

"Paling ikut mama," jawab Ciara.

"Kalau sudah tahu kenapa nanya?"

"Ditanyain gitu aja sewot!"

"Ocyang naruh Mbum di atas kompor, percaya gak?" ledek Haidar.

"Iishh! Yang bener aja! Leher Isbay udah pegel ini jangan nambahin beban!" seru Ciara.

"Oohh, lehernya pegel. Sini Om pijit pakai bibir!" Haidar menenggelamkan kepala Ciara dalam dekapan kuatnya.

Ciara tampak memberontak, bukannya tidak mau melayani tujuan suami, tetapi khawatir dengan Uda yang masih belum jelas. "Apaan, sih? Kak Uda di mana? Belum tenang ini."

"Aman, ya nggak mungkin juga darah daging sendiri kok ditaruh atas kompor." Haidar terkekeh kecil sembari berbisik.

"Ssstt, jadi inget. Nabi Ibrahim tuh pernah mau menyembelih Nabi Ismail," kilah Ciara.

"Beda kasus dong, Sayang! Aaaahh kamu ini ngebandinginnya kok ke situ. Gak paslah," sahut Haidar.

"Lalu, Kak Uda di mana?"

Niatnya, Haidar ke situ untuk memperpulas tidur istrinya. Akan tetapi, sebuah jalur panjang menyapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status