Beranda / Fantasi / Istri Gaib / Bab 9 : Istri Nyata

Share

Bab 9 : Istri Nyata

Penulis: Evhae Naffae
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-17 12:38:17

#Istri_Gaib

Bab 9 : Istri Nyata

“Hen, di depan ada si Ella mantan pacar Haikal dulu. Kamu usir gih dia! Sekalian bawa satu lembar surat undangan pernikahan adikmu itu biar wanita tidak tahu diri tak mengira Haikal belum menikah sampai saat ini karena tida bisa move on darinya,” ujar Bu Ida kepada Henni, kakak kedua Haikal.

Henni sedikit penasaran dengan perkataan ibunya, lalu menuruti perintahnya. Ia langsung melangkah menuju teras dan mendapati Ella sudah melangkah di halaman hendak pulang.

“Ella, ini kotak kue kamu ketinggalan,” teriak Henni sambil menunjuk satu kota kue yang ada di atas meja teras.

Ella menoleh dan menghentikan langkahnya, lalu membalik tubuh ke arah Henni dan naik lagi ke teras.

“Itu kue buat Mbak Henni dan Ibu,” jawab Ella sambil menatap Henni, senyum tak lupa ia kembangkan.

“Oh, makasih deh. Oh iya, mumpung kamu ke sini ... Mbak sekalian mau ngasih kamu surat undangan pernikahan Haikal. Datang, ya! Acaranya hari minggu nanti, tiga hari lagi,” ucap Henni sembari pasang wajah manis.

Ella tertegun, ia kaget mendengar berita itu. Hatinya sedikit nyeri, padahal baru saja ia berbunga-bunga dan berharap bisa merajut kembali hubungan dengan pria yang hingga sampai detik ini masih ada di hatinya. Apalagi ia memang kesepian dan menganggap semua yang dialaminya sekarang karena telah kualat dengan sang mantan pacar yang ia tinggalkan hanya karena mengejar pria kaya.

“Ella, kok malah bengong sih?” tanya Henni sambil mendekat ke arah Ella dan mengulurkan kartu undangan itu lebih dekat lagi.

“Eh, iya, Mbak. Insyallah Ella datang kok. Semoga acaranya nanti lancar. Pamit ya, Mbak,” jawab Ella menerima surat undangan itu sembari membalikkan tubuh lalu melangkah pergi.

Henni tersenyum puas, melihat wanita yang telah mencampakan adiknya lima tahun yang lalu itu terlihat kecewa. Ia sudah mengetahui berita tentang Ella yang sudah menjanda dan peristiwa kebakaran itu sebab kompleks perumahan itu tak jauh dari rumah mertuanya.

******

Ella masuk ke dalam taxi, sambil mengusap wajahnya yang lembab karena buliran bening yang keluar tanpa komando dari netra. Diraihnya ponsel dan mengetik pesan untuk Haikal. Kini ia merasakan perih yang dirasakan Haikal dahulu, pria yang dengan tulus mencintainya itu.

[Haikal, aku sudah terima surat undangan pernikahanmu. Selamat, ya, semoga lancar sampai hari H dan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah. Ella.]

Ella mengirimkan pesan itu kepada sang mantan pacar yang nomornya ia dapatkan dari Zeki, tetangga tantenya tempat ia mengungsi sekarang.

*******

Haikal baru saja kembali dari bertugas. Dengan napas yang masih memburu, ia duduk di depan mej kerja. Diraihnya ponsel dari tas kecil lalu mengeluarkan ponsel. Ada beberapa pesan yang masuk, satunya dari Maura sedang duanya lagi dari nomor baru.

[Bang, kangen.]

Itu pesan dari Maura, sang istri tercinta. Haikal langsung mengembangkan senyum dan segera membalasnya.

[Sama, Abang juga kangen.] Haikal langsung mengirimkan pesan itu.

Haikal melanjutkan membuka dua pesan lainnya. Ia menautkan alis saat menbaca pesan dari Ella, sang mantan yang paling ia benci itu.

[Terima kasih.] Cukup dua kata itu saja, Haikal membalas pesan dari Ella.

Haikal melanjutkan membuka pesan yang terakhir.

[Bang, ini nomor Nindi. Save, ya.]

Pria berseragam orange itu menyunggingkan senyum saat membaca pesan dari sang calon istri yang tiga hari lagi akan ia nikahi itu. Hatinya sedikit bergetar saat melihat foto profil gadis berseragam serba putih dengan jilbab berwarna senada itu.

[Iya.] Haikal mengirimkan balasan untuk wanita yang berprofesi sebagai perawat itu.

Ia mengembalikan ponsel ke dalam tas, dan baru teringat akan surat undangannya yang belum sempat ia berikan kepada Pak Guntur juga teman-teman lainnya.

“Eh, nikah lagi kamu, Kal? Katanya udah punya istri?” celetuk Zeki, pria kurus tinggi yang selalu penasaran dengan status temannya itu.

“Nikahnya udah lama. Acaranya aja yang baru sekarang, pada datang ya kalian semua,” ujar Haikal kepada teman-temannya.

Setelah menikahi Nindi nanti, tak ada lagi yang akan mengusik siapa istrinya, walau nanti ia akan memiliki dua istri dan hanya akan menjadikan Nindi sebagai istri formalitas saja. Haikal tersenyum miring lalu kembali ke tempat duduknya.

*******

Malam ini, seperti biasanya Haikal dan Maura memadu kasih di paraduannya. Keduanya begitu menggelora dan saling ingin memuaskan. Satu jam kemudian, pertempuran panas usai sudah. Maura mendekap di dada sang suami.

“Sayang, besok aku akan menikah dan besok malam takkan bisa tidur bersamamu lagi. Kamu jangan sedih, ya!” Haikal mengecup dahi sang istri.

“Iya, Bang, tidak apa-apa. Asal Abang selalu ingat janji saja, jangan menyentuh wanita itu walau sudah menjadi istrimu!” Maura mengusap dada suaminya.

“Iya, Sayang. Abang akan selalu ingat pesan kamu. Paling cuma pas malam pertama aja di sana, besoknya Nindi udah Abang ajak ke sini kok.” Haikal berusaha membuat Maura tak bersedih, sebab ia merasakan sakitnya kalau diduakan.

“Iya, Bang. Adek percaya sama Abang.” Maura semakin membenamkan kepalanya ke dada Haikal.

******

Hari pernikahan Haikal dan Nindi tiba juga. Acara dilangsungkan di rumah mempelai wanita. Acara akad nikah nikah dilangsungkan dari pukul 08.00 hingga pukul 10.00. Sedangkan acar resepsi dilangsungkan dari pukul 16.00 – 20.00. 

“Saya terima nikah dan kawinnya Nindi Fitrya dengan mas kawin tersebut dibayar, tunai!” ujar Haikal dengan suara lantang dan satu tarikan napas.

“Sah?”

“Sah!”

“Alhamdulillah.” Orangtua dari kedua mempelai saling melempar senyum kebahagiaan.

Nindi mencium punggung tangan pria yang kini telah sah menjadi suaminya itu. Hati wanita dengan kebaya berwarna putih itu begitu berbunga-bunga, kini status istri telah ia sandang. Hari-hari penuh kebahagiaan menantinya, walau mereka menikah karena perjodohan. Ia berharap, Haikal akan menjadi suami yang baik dan bisa mencintainya kelak walau saat ini ia masih melihat petugas damkar itu sebagai sosok yang dingin juga pendiam.

Acara resepsi berlangsung meriah. Nindi mengenakan gaun pengantin berwarna emas, sedang Haikal mengenakan jas yang berwarna senada. Keduanya terlihat begitu serasi, semua mendoakan untuk kelanggengan pernikahan itu.

Hanya Haikal saja yang terlihat selalu memaksakan senyum kepada para tamu undangan yang menyalaminya. Hati dan pikiran pria beralis tebal itu selalu tertuju pada Maura, ia sedih membayangan wanitanya itu akan menangis karena tak bisa bersamanya malam ini.

Acara resepsi selesai, Haikal dan Nindi bernapas lega. Mereka begitu keletihan karena berbagai rentetan ritual pernikahan yang menguras tenaga.

Setelah mengganti pakaian pengantin dengan baju lingerie berwarna pink berbunga-bunga, Nindi duduk di depan meja rias sambil menyisir rambut panjang yang selalu ia tutupi dengan jilbab itu.

Beberapa saat kemudia, Haikal masuk ke kamar lalu melangkah canggung menuju tempat tidur. Ia juga sudah berganti pakaian dengan setelan kaos oblong berwarna putih juga celana pendek.

Nindi menahan debaran di dada saat melihat Haikal menatapnya dari arah tempat tidur, ia menunggu suaminya itu menghampiri. Akan tetapi, pria yang telah sah menjadi suaminya itu malah membaringkan diri di tempat tidur begitu saja tanpa menyapanya sama sekali.

Nindi mencoba menenangkan diri dan memahami kalau mereka baru saja saling mengenal, apalagi menikah karena perjodohan tanpa pacaran terlebih dahulu. Akan perlu waktu untuk saling mendalami sifat masing-masing dan membiasakan diri dengan hubungan instant ini sebelum melakukan hubungan ala suami istri nanti.

Wanita bertubuh ramping itu melangkah mendekat ke tempat tidur. Ia mencoba memahami situasi saat ini, mungkin Haikal capek, begitu pikirnya.

Malam pertama bukan berarti harus dihabiskan dengan bercinta, karena masih ada malam-malam berikutnya. Apalagi mereka baru selesai melangsungkan acara yang cukup melelahkan. Nindi menatap punggung pria yang tidur dengan posisi membelakanginya itu. Ia tak mau berburuk sangka dan akan selalu berpikiran positif.

Bersambung ....

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mhd Wendy
ini knpa chapter nya ngulang lagi thor padahal aku dah baca sampai tamat ending cerita nya antara maura dan nindi sama" punya anak dan anak maura wujud nya tak jauh beda dngan maura karna kutukan hantu air
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Gaib   Bab 10 : Beda Kamar

    #Istri_GaibBab 10 : Beda KamarNindi membuka mata dan mencari sosok Haikal yang tadi malam tidur di sampingnya, tapi pria pendiam itu sudah tak terlihat lagi di tempat tidur. Dari arah kamar mandi, terdengar suara gemerecik air, ia langsung tahu kalau sang suami sedang mandi.Beberapa saat kemudian, Haikal sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang tergantung di lehernya. Nindi langsung tersenyum ke arahnya.“Selamat pagi, Bang,” sapa Nindi dengan tersenyum hangat, ia bangkit dari tempat tidur.“Iya, pagi juga,” jawab Haikal acuh, pesan Maura selalu terngiang di kepalanya, ia tak boleh bersikap manis kepada wanita yang telah ia nikahi semalam itu.“Nindi mandi dulu, Bang, habis itu kita sarapan sama-sama,” ujar Nindi sambil meraih handuk dari lemari dan melangkah menuju tempat tidur.Haikal mengangguk, lalu duduk di tempat tidur sembari mengusap layar ponsel. Hatinya begitu bimbang akan Maura

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Istri Gaib   Bab 11 : Pengantin Baru

    #Istri_GaibBab 11 : Pengantin BaruNindi tak mau berdebat, jadi ia menurut saja walau terasa ada yang mengganjal di hati. Dengan masih berusaha tersenyum, ia menghampiri Haikal yang kini membukakan pintu kamar untuknya.“Kamu istirahatlah, Abang masih mau nonton televisi,” ujar Haikal sambil berlalu dari kamar Nindi.Nindi mengangguk, lalu menutup pintu kamar. Diletakkannya tas yang hanya berisi baju tidur, handuk dan mukena. Setelah itu meraih handuk dan mandi, tak lama lagi sudah masuk waktu magrib. Ia akan melaksanakan sholat.Azan magrib sudah terdengar berkumandang, Nindi sudah bersiap memakain mukena. Ia melangkah keluar dari kamar dan bermaksud untuk mengajak sang suami sholat berjamaah.“Bang, Abang di dalam?” Nindi mengetuk pintu kamar yang tadi diakui Haikal sebagai kamarnya itu.“Bang!” panggil Nindi lagi.Haikal melangkah menuju pintu lalu membukanya. Tampaklah seorang wanita ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Istri Gaib   Bab 12 : Ngambek

    #Istri_GaibBab 12 : Ngambek“Bang, jadi kamu akan tidur bersamanya malam ini?” tanya Maura dengan nada sinis dan melepaskan tangannya dari leher Haikal.Dengan tampang masam, Maura melepaskan tangan Haikal dari pinggangnya lalu naik ke atas tempat tidur dan berbaring kemudian menutupi seluruh tubuh dengan selimut.Haikal menghela napas panjang melihat tingkah Maura yang kini sedang merajuk. Padahal baru sehari ia beristri dua, kepala sudah pusing saja.“Sayang, jangan ngambek ah!” Haikal masuk ke dalam selimut Maura dan menggodanya.“Pergilah ke kamar istri baru Abang, keloni dia!” Maura membelakangi sang suami.Haikal menahan senyum melihat tingkah Maura, ia makin gemas saja. Ia mendekatkan tubuh dan memeluknya dari belakang, lalu mencium pundaknya dengan penuh kerinduan.“Sayang, percayalah ... yang Abang cinta itu cuma adek saja. Abang tak mempunyai perasaan apa pun kepada Nin

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Istri Gaib   Baba 13 : Terbakar Cemburu

    #Istri_GaibBab 13 : Terbakar CemburuSetelah memarkirkan motornya, Haikal melangkah masuk ke dalam kantor damkar tempatnya bekerja. Sontak, semua mata teman-temannya pria berambut belah samping dengan ekspresi datar itu. Dengan cuek, ia melangkah menuju mejanya lalu duduk.“Hmmm ... pengantin baru udah masuk kerja aja!” ujar Zeki sambil mesem-mesem.“Bukannya dapat cuti seminggu?” timpal Arya.“Gimana malam pertamanya, sukses?” Santo mendekat.“Kirain kamu bulan madu ke Bali?” Niko juga mandekat ke arah Haikal.“Apaan sih kalian ini? aku nikahnya udah lama Cuma baru dirayakannya aja sekarang, jadi bukan pengantin baru lagi. Jadi, gak perlu cuti bulan madu lagi.” Haikal melengos, sambil meraih teh di atas mejanya dan menyeruputnya sedikit untuk menghilangkan sedikit gugup karena pertanyaan beruntun dari teman-temannya itu.“Tim 1 segera bersiap, Si Jago Merah sed

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Istri Gaib   Bab 14 : Dua Istri Bikin Pusing

    #Istri_GaibBab 14 : Dua Istri Bikin PusingSetelah selesai menikmati makan malam bersama, Haikal langsung melangkah keluar dari dapur lalu duduk di depan televisi. Hatinya jadi bimbang akan keadaan Maura sang istri pertama yang ada di dalam kamar sana."Bang, ayo tidur!" Nindi tiba-tiba sudah duduk di samping Haikal dan menarik lengannya.Dengan menebalkan wajah dan ekstra percaya diri, Nindi bersikap manja kepada suaminya itu dengan harapan hubungan mereka semakin mencair dan semakin akrab. Menurutnya, kalau sama-sama diam dan tak ada yang mau memulai duluan, maka cinta mereka akan lama juga datangnya."Eh!" Haikal gugup. Entah mengapa, suhu tubuhnya akan terasa panas dingin jika didekati sang istri kedua yang senyumnya bikin hati meleleh itu."Ayo, Bang! Jangan sampai ketiduran di depan televisi! Nindi gak bakalan bisa tidur lagi kalau cuma sendirian di kamar," rengek Nindi dengan suara yang dibuat semanja mungkin, demi bisa merebut hati

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Istri Gaib   Bab 15 : Mendadak Ganjen

    #Istri_GaibBab 15 : Mendadak Ganjen“Nindi, besok udah masuk kerja ‘kan kamu?”“Iya, Ma.”“Motormu gak diambil?”“Nggak usah deh, Ma! Nanti Nindi pulang perginya minta jemput antar ama Bang Haikal aja.”“Oh gitu. Ya udah, Mama cuma mau ingatin itu aja. Kamu baik-baik ya sama Haikal. Minggu depan ajak dia main-main ke sini, Mama kangen sama kamu.”“Iya, Ma.”Nindi mengakhiri percakapan telepon dengan mamanya. Ia memang sengaja tak mau mengambil motornya di tempat sang mama, sebab ia maunya diantar jemput aja ama suaminya biar cepat akrab dan bisa nemplok di belakangnya.“Ya ampun, aku kok mendadak ganjen gini, ya?” Nindi tersenyum geli. “Ganjenin suami sendiri, sah-sah aja kali yah. Daripada ikutan jadi beruang kutub kayak dia,” sambungnya sambil meraih kembali sebuah novel yang berjudul ‘Diyya, Muridku’ kary

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19
  • Istri Gaib   Bab 16 : Menggoda Suami

    #Istri_GaibBab 16 : Menggoda Suami“Bang, apa masih sibuk?” teriak Nindi dari depan pintu kamar disertai ketukan beberapa kali.Haikal menghela napas panjang, kemudian melangkah menuju pintu. Ia tak mau terlihat sebagai suami yang aneh, walau kini hatinya sedang didera kebimbangan akan keadaan Maura, si istri kesayangan.“Ada apa, Nin?” tanya Haikal seraya keluar dari kamar.“Jangan tidur di ruang kerja lagi, tidurnya di kamar. Ayo!” Nindi langsung menggandeng lengan sang suami menuju kamar.Haikal menurut saja, ia juga yakin Maura takkan kembali malam ini. Ia hanya bisa berdoa agar istri pertamanya itu baik-baik saja. Ia tak kuasa menolak saat Nindi menggandeng tangannya ke kamar.“Bang, besok Nindi udah masuk kerja, nanti antarin ya! Besok kena dinas pagi,” ujar Nindi saat mereka sudah bersiap berbaring di atas tempat tidur.“Iya, pukul berapa?” tanya Haikal sambil

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19
  • Istri Gaib   Bab 17 : Istri Formalitas

    #Istri_GaibBab 17 : Istri Formalitas“Bang, bisa gak?” tanya Nindi sambil menoleh wajah suaminya yang terlihat merona.Haikal menarik napas grogi dan segera memalingkan wajah, ia sedikit bergeser ke samping sambil berusaha menahan diri agar tak terpesona akan kemolekan tubuh istri keduanya itu yang sungguh menggoda iman itu.“Bang, gimana?” tanya Nindi sambil memundurkan tubuh ke belakang hingga punggunganya menyentuh dada sang suami.“Ah, iya ... sini Abang coba lagi!” jawab Haikal dengan menghembuskan napas tak berdaya, ia hampir kehilangan akal.Dengan menahan napas, Haikal meraih kalung di leher Nindi dan mencoba mengaitkannya. Ia masih berusaha menguasai diri, walau wangi tubuh sang istri begitu menggoda indra penciumannya. Apalagi tubuh Nindi tak kalah idealnya dengan Maura, sama-sama putih mulus. Hanya warna rambut dan bola mata saja yang membedakan keduanya.“Udah, Nin,” j

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19

Bab terbaru

  • Istri Gaib   Bab 83 (Tamat)

    #Istri_GaibBab 83 (Tamat)“Pa, aku nggak bisa berubah menjadi manusia seutuhnya lagi .... “ ujar Meiry sambil menangis sambil mendekat ke arah papanya yang masih setia menunguinya.“Jadi ... Papa harus gimana, Nak?” Haikal menggenggam tangan putrinya.“Selama tinggal, Pa, jangan lupakan aku ... putrimu .... “ ujar Meiry sambil menyeka cairan merah yang terus berjatuhan dari matanya.“Nggak, Mei, Papa tetap akan membawamu pulang ... ayo!” Haikal mengeluarkan Meiry dari air dan menggendongnya.“Jangan, Pa, wujudku tak sempurna sekarang ... nanti Mama Nindi, Nenek Ida dan Kak Hana akan takut kepadaku ... biarkan aku tetap hidup di sungai, Pa,” bantah Meiry.Haikal tak memperdulikan perkataan putrinya itu, ia langsung memasukkan Meiry ke dalam mobilnya dan segera memacunya menuju arah pulang.Tiba-tiba, rasa sesak juga susah bernapas mulai dirasakan Meiry lagi, ia memegan

  • Istri Gaib   Bab 82 : Sakit

    #Istri_GaibBab 82 : Sakit“Meiry .... “ Haikal yang ketika masuk ke dalam rumah langsung mendekati kamar Meiry kaget saat melihat putrinya itu basah kuyup.“Papa ... pulang ... Meiry .... “ Meiry memegangi dadanya yang terasa sesak, ia sekana tak bisa keluar dari dalam itu.“Kamu kenapa, Mei?” Haikal mendekat.Meiry segera berlari masuk ke dalam kamar mandi, lalu masuk ke dalam bak dan menenggelamkan dirinya. Kondisinya benar-benar kacau saat ini, padahal ia tak pernah seperti ini sebelumnya. Sekarang baru pukul 20.00 padahal, beda halnya jika sudah pukul 00.00.“Nak, kamu kenapa?” tanya Haikal sambil mengejar Meiry ke kamar mandi.Setelah menyelam beberapa detik, Meiry mengeluarkan kepalanya. Sedangkan Haikal, ia menatap putrinya itu dengan raut cemas.“Meiry ... kamu kenapa, Nak?” tanya Haikal sambil mengelus rambut merah putrinya.“Aku nggak tahu, Pa,

  • Istri Gaib   Bab 81 : Bimbang

    #Istri_GaibBab 81 : BimbangHaikal kembali ke rumahnya setelah mengantar Bu Ida pulang. Ia jadi terus kepikiran akan pembericaraan mereka tadi. Dengan menghela napas berat, ia duduk di sofa ruang tengah lalu memegangi kepalanya dengan segala macam permasalahan. Hana belum sadar dari komanya, tapi kini ia malah resah akan nasib Meiry jika ibunya memanggil Ustaz Bumi.“Ya Tuhan ... bagaimana ini?” gumam Haikal.Haikal menggelengkan kepalanya. Ia tahu, Meiry siluman tapi ia ingin tetap bersamanya dan tak ingin kebersamaan mereka terusik. Sudah cukup ia merelakan berpisah dengan Maura dulu, tapi kini ia tak mau kehilangan darah dagingnya bersama sang istri gaib. Ia sangat berharap Meiry bisa menjadi manusia dan hidup layak, bersamanya.“Papa udah pulang?” Meiry yang baru keluar dari kamarnya, sambil menghampiri sang papa yang terlihat begitu kusut, duduk dengan memegangi kepalanya.“Eh, iya, Nak. Kamu lagi ngapain

  • Istri Gaib   Bab 80 : Dugaan Bu Ida

    #Istri_GaibBab 80 : Dugaan Bu IdaSiluman Buaya Putih menunggui Hana semalaman dan memastikan gadis itu masih hidup. Pagi ini ia sudah bersiap mengantar putri dari Haikal dan Nindi itu ke dasar pantai agar bisa menghirup udara segar dan tak sepertinya yang hanya menghabiskan waktu di dalam air. Andai ia bisa memilih, maka ia ingin terlahir sebagai manusia.Ketika matahari sudah menampakkan sinarnya, siluman buaya putih dengan wujud silumannya mulai membawa tubuh Hana ke permukaan air, ia memasukkan Hana ke dalam mulut panjangnya. Sesampainya di permukaan air, ia celingukan untuk meletakkan tubuh gadis berambut merah itu karena jilbabnya sudah terlepas saat Hana tenggelam waktu itu.“Toloong ... ada buaya!” teriak seseorang dari pinggir pantai saat melihat siluman buaya putih menampakkan kepalanya ke permukaan.“Mana? Ini pantai, Bro, air asin, mana mungkin ada buaya!” sanggah pria lainnya.“Itu ... lihat

  • Istri Gaib   Bab 79 : Tenggelam

    Istri GaibBab 79 : TenggelamHaikal dan Nindi sudah kembali ke pinggir pantai, sedangkan Hana dan Meiry masih belum bisa ditemukan. Supir speadboat sudah meminta bantuan kepada teman-temannya untuk membantu mencari, juga sudah menghubungi tim pengawasan pantai guna membuat pengaduan adanya pengunjung pantai yang tenggelam agar bisa dibantu mencari dua penumpang banana boat yang hilang itu.“Bang, semoga kedua putri kita baik-baik saja .... “ Nindi mengusap air matanya yang terus berjautuhan sejak tadi.“Kita berdoa saja, Sayang.” Haikal merangkul bahu Nindi, ia juga sedang bersedih sekarang.Sedangkan di tengah-tengah pantai, beberapa tim masih melakukan pencarian. Tim penyelam juga sudah diturunkan ke dasar pantai untuk mencari dua putri Haikal yang tenggelam.***Meiry yang sudah melempar Hana ke dasar laut, segera berenang ke permukaan. Ia berharap saudara tirinya itu segera mati agar ia bisa hidup tenang d

  • Istri Gaib   Bab 78 : Pantai Pulau Datok

    #Istri_GaibBab 78 : Pantai Pulau DatokMeiry sangat kesal atas ucapan Hana kepadanya tadi, ingin rasanya ia melenyapkan saudara tirinya itu saat ini juga. Andai saja ia bisa, sudah lama ia melakukannya. Kini ia hanya bisa mengamati Hana dan cowok yang membawa kamera itu dari kejauhan saja.Ada rasa iri di hatinya jika ada cowok yang menyukai Hana dan ia takkan membiarkan hal itu terjadi sebab dia tetap harus unggul dibandingkam anak dari pelakor yang telah merebut sanga ayah dari Ibunya.Sedangkan Hana, setelah berpose dengan segala macam gaya, kini ia sedang duduk di sebuah kafe yang berada di dalam lingkup Villa. Ia sedang melihat hasil jepretan cowok yang baru dikenalnya itu.“Bagus banget, Bang, hasil fotonya,” ujar Hana.“Objeknya juga bagus, itu yang paling mendukung,” jawab cowok itu sambil melirik gadis berhijab di sebelahnya.“Hmm ... iya juga sih, hahaa .... “ Hana menutupi mulutnya sambi

  • Istri Gaib   Bab 77 : Liburan

    #Istri_GaibBab 77 : Liburan[Pa, nanti di villa, aku nggak bisa satu kamar sama Hana soalnya Papa tahu sendirikan perubahanku setiap tengah malam.]Meiry mengirimkan pesan itu kepada Haikal, saat jam istirahat sekolahnya sedangkan papanya ia pastinya sedang berada di kantornya.Haikal menautkan alisnya saat membaca chat dari putri keduanya itu dan ia tak memikirkan sebelumnya akan hal itu. Ia mengusap wajah sambil menghembuskan napas berat, semua itu benar-benar tak ia pertimbangkan, ia hanya memikirkan asyiknya jika bisa liburan bersama.[Maafkan Papa, Mei, Papa lupa akan rahasiamu. Sekali lagi maafkan Papa, Papa hanya memikirkan asyiknya jika bisa pergi liburan bersama kalian dan melupakan tentang keadaanmu.][Iya, Pa, nggak apa-apa.][Iya, nanti Papa akan menyewa Villa yang kamarnya ada tiga. Kamu tenang saja, Nak.][Terima kasih, Meiry sayang Papa. Oh iya, chat kita langsung dihapus, Pa, takutnya ada yang baca. Meiry harap

  • Istri Gaib   Bab 76 : Dugaan Hana

    #Istri_GaibBab 76 : Dugaan Hana“Loh ... Mey, kok udah keluar dari kamar saja, emang kapan datangnya?” Hana menautkan alisnya, menatap saudara angkatnya itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.“Hmm ... pas aku datang, kamu lagi dapur,” jawab Meiry cuek sambil melangkah menuju dapur.“Hey, aku dari tadi ada di ruang tengah, mengerjakan tugas. Apa kamu masuk rumah dengan cara menembus dinding ... kayak hantu?” Hana menatap tajam Meiry.Meiry melengos kesal melihat tingkah Hana yang selalu mencurigainya itu.“Udah ah, aku mau makan dulu.” Meiry melewati tubuh Hana dan tak lupa menyenggol bahunya dengan lumayan keras sehingga saudara tirinya itu terhuyung ke samping.Meiry melangkah cepat menuju dapur sambil tersenyum sinis, melihat Hana yang mengaduh kesakitan karena ulahnya. Ia bisa bermain lebih kasar lagi jika Hana terus mengusik ketenangannya.Hana menghentakkan kaki kesal dan

  • Istri Gaib   Bab 75 : Tumbal Kedua

    Istri GaibPart 75 : Tumbal Kedua“Bang!” Meiry tersenyuum sambil masuk kembali ke ruangan karoke itu lalu duduk di samping Tristan.“Kok lama banget, kirain tertidur di kamar mandi.” Tristan langsung merangkul Meiry dan memeluknya.“Ngantri, Bang, ada yang lama banget di kamar mandinya. Eh, tahunya ada yang pacaran di sana.” Meiry menjauhkan dirinya dari Tristan tapi pacarnya terus saja memepet tubuhnya.“Sayang, sini!” Tristan menarik tangan Meiry dan kembali memeluknya. “Aku mencintaimu, Mey, sangat cinta ... “ bisiknya di telinga sang pacar sambil mendekatkan wajah mereka.Meiry hanya tersenyum, ia senang mendengarnya tapi takkan langsung bisa percaya begitu saja sebelum membuktikannya nanti.“Aku juga mencintaimu, Bang,” jawab Meiry pura-pura, walau ia tak memiliki perasaan itu.Tristan semakin mendekatkan wajah mereka, tangannya menyentuh dagu Meiry.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status