Beranda / Fantasi / Istri Gaib / Bab 7 : Lamaran

Share

Bab 7 : Lamaran

Penulis: Evhae Naffae
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-17 12:35:11

Istri_Gaib

Bab 7 : Lamaran

“Bu, ini atm Haikal, Ibu peganglah! Di situ ada uang tabungan, Ibu uruslah semuanya!” ujar Haikal sambil menyerahkan kartu berwarna merah dengan lambang bank daerah itu.

“Jadi, kamu mau Ibu mengurus pernikahan dengan Nindi secepatnya?” Bu Ida  kembali mengembangkan senyum.

“Iya, lebih cepat lebih bagus, biar Ibu lega dan gak was-was lagi,” jawab Haikal dengan wajah masam.

“Ya sudah kalau gitu, minggu depan kita langsung acara lamaran dan bulan depan langsung nikah. Besok Ibu akan mulai berbelanja untuk barang hantaran pas lamaran nanti.” Bu Ida bangkit dari kursinya. “Oh iya, kalau kartu atmnya sama Ibu, terus kamu gimana? Apa masih ada atm yang lain atau gimana?”

“Itu atm khusus tabungan saja, beda sama atm gaji,” jawab Haikal sambil mengikuti ibunya yang menuju pintu.

“Oke, anak Ibu yang paling baik dan sholeh, terima kasih sudah mau menuruti mau ibumu ini.” Bu Ida memeluk tubuh anak bungsunya itu lalu mencubit pipinya dengan gemas.

Haikal hanya merengut, melihat sang ibu masih memperlakukannya seperti anak kecil. Mentang-mentang saja ia anak bungsu dan satu-satunya laki-laki pula.

“Ya sudah, Ibu pulang dulu. Oh iya, kamu udah makan belum, Nak?” Bu Ida yang sudah melangkah menuruni teras rumah Haikal, kembali membalikkan tubuh.

“Udah. Ibu hati-hati menyeberangnya!” jawab Haikal sambil duduk di kursi teras dan mengeluarkan ponselnya.

Dengan sambil melantunkan shalawat, Bu Ida menyeberangi jalan raya. Hatinya begitu senang, sebab kali ini Haikal mau menerima perjodohan darinya. Padahal sudah dari tiga tahun yang lalu, ia selalu berusaha menjadi mak coblang, tapi selalu gagal.

******

“Bang, ayo masuk!” Maura memeluk Haikal dari belakang.

Haikal menoleh dan mendapati sang istri sedang mencium pipinya. Ia merengkuh Maura ke dalam pangkuannya dan menatapnya penuh cinta. Wajah keduanya mendekat lalu saling berpagut mesra.

Ada beberapa tetangga yang sedang berjalan di depan rumah berpagar biru itu, menatap aneh pada pria petugas damkar yang terlihat sedang berbicara sendiri di depan teras rumahnya. Ia terlihat seperti sedang memeluk seseorang dan mencumbunya, namun mereka tak melihat siapa pun bersama anak bungsu dai Bu Ida itu.

Haikal menggendong tubuh Maura masuk ke dalam, lalu menutup pintu. Ia tak menyadari kalaua ad beberapa tetangga yang menguntip dirinya.

*******

“Tuh ‘kan ... Si Haikal itu benaran gila deh!”

“Mungkin dia pacaran ama makhluk halus yang kita gak bisa melihatnya.”

“Lihat gak tadi, dia kayak lagi gendong seseorang gitu? Padahal kan gak ada apa-apa.”

“Bu Ida juga sih, anaknya kayak gitu dibiarin aja. Coba diruqyah, biar waras dia!”

“Dia gak gila menurutku, hanya depresi saja karena ditinggal pacarnya nikah lima tahun yang lalu. Abis itu, dia gak pernah pacaran lagi. Tahu-tahu, udah aneh gitu aja tingkahnya.”

“Kasihan ya, ganteng-ganteng kok aneh gitu!”

“Biar aneh gitu, dia petugas damkar loh. Pekerjaannya sangat mulia, gak tega aja kalau dia berhalusinasi terus.”

Tiga orang ibu-ibu yang tadi mengamati kelakukan Haikal di teras, menggosipkan dirinya. Mereka prihatin melihat tingkah aneh dari putra bungsu Bu Ida itu.

*******

Sedangkan di dalam kamar, Haikal sedang memadu cinta dengan sang istri tercinta. Hasratnya begitu menggelora melihat tubuh mulus dihadapa itu, dan tak menunggu lama, keduanya mulai menyatukan raga dengan buaian dewa asmara hingga menuju puncak singgasana surga dunia.

“Sayang, kata Ibu ... bulan depan nanti dia akan menikahkanku dengan wanita pilihanya itu. Mungkin ... kita takkan bisa bercinta seindah malam ini lagi,” ujar Haikal dengan keringat membanjiri tubuh sixpacknya, ritual mereka telah usai ditunaikan.

“Oh, ya?” Maura mendelik Haikal yang baru saja menjatuhkan tubuh di sampingnya.

“Akan tetapi, sesuai permintaanmu, aku takkan menyentuh dia. Aku hanya milikmu, Sayang.” Haikal meraih Maura ke dalam pelukannya.

Maura menggigit bibir, sebenarnya ia tak rela jika harus berbagi suami, tapi mau bagaimana lagi. Keadaannya memang sedang terdesak saat ini, demi keamanan hubungannya bersama pria yang sangat ia cintai itu.

“Kamar ini hanya milik kita, jangan ajak dia ke sini,” ujar Maura sambil mengusap dada sang suami.

“Iya, Sayang. Kalau dia sudah tidur, aku akan menemuimu ke sini. Setiap malam kita akan selalu bersama, dia hanya akan menjadi istri di buku nikah saja,” jawab Haikal sambil mengecup dahi snag istri.

Keduanya mulai mengelapkan mata dan terbuai dalam mimpi masing-masing.

*******

Seminggu kemudian, acara lamaran pun dilangsungkan. Bertepatan dengan malam minggu. Hanya acara kecil-kecilan saja, penetapan tanggal pernikahan antara Haikal dan Nindi. 

Haikal hanya mengangguk saja dan pasang tampang manis. Ia akan mengikuti skenario yang akan disusun oleh ibu juga calon mertuanya itu.

Nindi, sang perawat cantik yang mengenakan jilbab itu terlihat begitu bahagia dengan acara lamaran ini. Akhirnya ada ada juga pria baik yang serius melamarnya, walau jodoh itu datang lewat sang mama melalui perjodohan. Apalagi, ia memang sudah jatuh hati di saat pertemuan mereka.

“Jadi, acara pernikahannya akan dilangsungkan hari minggu tanggal 6 September 2020 bulan depan. Rencana selanjutnya, kita bahas lewat wa ya, Jeng!” Bu Ida mengedipkan sebelah matanya kepada sang calon besan.

“Beres, Jeng, atur aja!” Bu Ratna tersenyum.

Dua jam kemudian, acara lamaran pun selesai. Keluarga Haikal pamit pulang kepada keluar Nindi. Kesepakatan telah mereka kantongi, tinggalkan menunggu hari H nya saja. 

Dengan bimbang, Haikal langsung masuk ke mobil abang iparnya itu, lalu pulang. Ia kepikiran terus dengan Maura yang sudah menunggunya di rumah. Ia tak tega membayangkan wanitanya itu akan kesepian tanpanya. Hatinya sudah dideru kerinduan, wajah sang istri sudah memenuhi kepalanya sejak dari rumah Nindi tadi.

Bersambung .....

Bab terkait

  • Istri Gaib   Bab 8 : Restu dari Istri Pertama

    #Istri_GaibBab 8 : Restu Dari Istri PertamaSesampainya di depan rumah sang ibu, Haikal bergegas turun dari mobil abang iparnya lalu pamit pulang ke rumah. Ia begitu bimbang dengan Maura, tak mau istrinya yang cantik itu bersedih. Ia seakan bisa merasakan kegundahan yang dirasakan wanita berambut merah itu."Langsung pulang kamu, Kal? Gak masuk dulu?" tanya Henni menangkap raut cemas di wajah adik bungsunya itu."Haikal langsung pulang, Mbak, semuanya... assalammualaikum," ujar Haikal seraya membalikkan tubuh saat langkahnya telah tiba di depan pagar rumah ibunya.Bu Ida dan Henni hanya saling pandang melihat tingkah Haikal, lalu masuk ke dalam.*******"Sayang, Abang sudah pulang," ujar Haikal saat membuka pintu rumahnya.Pria berjas hitam itu celingukan dan mengedarkan pandangan ke seisi rumah, sambil melangkahkan kaki menuju kamar.Akan tetapi, langkahnya langsung terhenti saat melihat sosok wanita yang s

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Istri Gaib   Bab 9 : Istri Nyata

    #Istri_GaibBab 9 : Istri Nyata“Hen, di depan ada si Ella mantan pacar Haikal dulu. Kamu usir gih dia! Sekalian bawa satu lembar surat undangan pernikahan adikmu itu biar wanita tidak tahu diri tak mengira Haikal belum menikah sampai saat ini karena tida bisa move on darinya,” ujar Bu Ida kepada Henni, kakak kedua Haikal.Henni sedikit penasaran dengan perkataan ibunya, lalu menuruti perintahnya. Ia langsung melangkah menuju teras dan mendapati Ella sudah melangkah di halaman hendak pulang.“Ella, ini kotak kue kamu ketinggalan,” teriak Henni sambil menunjuk satu kota kue yang ada di atas meja teras.Ella menoleh dan menghentikan langkahnya, lalu membalik tubuh ke arah Henni dan naik lagi ke teras.“Itu kue buat Mbak Henni dan Ibu,” jawab Ella sambil menatap Henni, senyum tak lupa ia kembangkan.“Oh, makasih deh. Oh iya, mumpung kamu ke sini ... Mbak sekalian mau ngasih kamu surat undangan pe

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Istri Gaib   Bab 10 : Beda Kamar

    #Istri_GaibBab 10 : Beda KamarNindi membuka mata dan mencari sosok Haikal yang tadi malam tidur di sampingnya, tapi pria pendiam itu sudah tak terlihat lagi di tempat tidur. Dari arah kamar mandi, terdengar suara gemerecik air, ia langsung tahu kalau sang suami sedang mandi.Beberapa saat kemudian, Haikal sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang tergantung di lehernya. Nindi langsung tersenyum ke arahnya.“Selamat pagi, Bang,” sapa Nindi dengan tersenyum hangat, ia bangkit dari tempat tidur.“Iya, pagi juga,” jawab Haikal acuh, pesan Maura selalu terngiang di kepalanya, ia tak boleh bersikap manis kepada wanita yang telah ia nikahi semalam itu.“Nindi mandi dulu, Bang, habis itu kita sarapan sama-sama,” ujar Nindi sambil meraih handuk dari lemari dan melangkah menuju tempat tidur.Haikal mengangguk, lalu duduk di tempat tidur sembari mengusap layar ponsel. Hatinya begitu bimbang akan Maura

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Istri Gaib   Bab 11 : Pengantin Baru

    #Istri_GaibBab 11 : Pengantin BaruNindi tak mau berdebat, jadi ia menurut saja walau terasa ada yang mengganjal di hati. Dengan masih berusaha tersenyum, ia menghampiri Haikal yang kini membukakan pintu kamar untuknya.“Kamu istirahatlah, Abang masih mau nonton televisi,” ujar Haikal sambil berlalu dari kamar Nindi.Nindi mengangguk, lalu menutup pintu kamar. Diletakkannya tas yang hanya berisi baju tidur, handuk dan mukena. Setelah itu meraih handuk dan mandi, tak lama lagi sudah masuk waktu magrib. Ia akan melaksanakan sholat.Azan magrib sudah terdengar berkumandang, Nindi sudah bersiap memakain mukena. Ia melangkah keluar dari kamar dan bermaksud untuk mengajak sang suami sholat berjamaah.“Bang, Abang di dalam?” Nindi mengetuk pintu kamar yang tadi diakui Haikal sebagai kamarnya itu.“Bang!” panggil Nindi lagi.Haikal melangkah menuju pintu lalu membukanya. Tampaklah seorang wanita ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Istri Gaib   Bab 12 : Ngambek

    #Istri_GaibBab 12 : Ngambek“Bang, jadi kamu akan tidur bersamanya malam ini?” tanya Maura dengan nada sinis dan melepaskan tangannya dari leher Haikal.Dengan tampang masam, Maura melepaskan tangan Haikal dari pinggangnya lalu naik ke atas tempat tidur dan berbaring kemudian menutupi seluruh tubuh dengan selimut.Haikal menghela napas panjang melihat tingkah Maura yang kini sedang merajuk. Padahal baru sehari ia beristri dua, kepala sudah pusing saja.“Sayang, jangan ngambek ah!” Haikal masuk ke dalam selimut Maura dan menggodanya.“Pergilah ke kamar istri baru Abang, keloni dia!” Maura membelakangi sang suami.Haikal menahan senyum melihat tingkah Maura, ia makin gemas saja. Ia mendekatkan tubuh dan memeluknya dari belakang, lalu mencium pundaknya dengan penuh kerinduan.“Sayang, percayalah ... yang Abang cinta itu cuma adek saja. Abang tak mempunyai perasaan apa pun kepada Nin

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Istri Gaib   Baba 13 : Terbakar Cemburu

    #Istri_GaibBab 13 : Terbakar CemburuSetelah memarkirkan motornya, Haikal melangkah masuk ke dalam kantor damkar tempatnya bekerja. Sontak, semua mata teman-temannya pria berambut belah samping dengan ekspresi datar itu. Dengan cuek, ia melangkah menuju mejanya lalu duduk.“Hmmm ... pengantin baru udah masuk kerja aja!” ujar Zeki sambil mesem-mesem.“Bukannya dapat cuti seminggu?” timpal Arya.“Gimana malam pertamanya, sukses?” Santo mendekat.“Kirain kamu bulan madu ke Bali?” Niko juga mandekat ke arah Haikal.“Apaan sih kalian ini? aku nikahnya udah lama Cuma baru dirayakannya aja sekarang, jadi bukan pengantin baru lagi. Jadi, gak perlu cuti bulan madu lagi.” Haikal melengos, sambil meraih teh di atas mejanya dan menyeruputnya sedikit untuk menghilangkan sedikit gugup karena pertanyaan beruntun dari teman-temannya itu.“Tim 1 segera bersiap, Si Jago Merah sed

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Istri Gaib   Bab 14 : Dua Istri Bikin Pusing

    #Istri_GaibBab 14 : Dua Istri Bikin PusingSetelah selesai menikmati makan malam bersama, Haikal langsung melangkah keluar dari dapur lalu duduk di depan televisi. Hatinya jadi bimbang akan keadaan Maura sang istri pertama yang ada di dalam kamar sana."Bang, ayo tidur!" Nindi tiba-tiba sudah duduk di samping Haikal dan menarik lengannya.Dengan menebalkan wajah dan ekstra percaya diri, Nindi bersikap manja kepada suaminya itu dengan harapan hubungan mereka semakin mencair dan semakin akrab. Menurutnya, kalau sama-sama diam dan tak ada yang mau memulai duluan, maka cinta mereka akan lama juga datangnya."Eh!" Haikal gugup. Entah mengapa, suhu tubuhnya akan terasa panas dingin jika didekati sang istri kedua yang senyumnya bikin hati meleleh itu."Ayo, Bang! Jangan sampai ketiduran di depan televisi! Nindi gak bakalan bisa tidur lagi kalau cuma sendirian di kamar," rengek Nindi dengan suara yang dibuat semanja mungkin, demi bisa merebut hati

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Istri Gaib   Bab 15 : Mendadak Ganjen

    #Istri_GaibBab 15 : Mendadak Ganjen“Nindi, besok udah masuk kerja ‘kan kamu?”“Iya, Ma.”“Motormu gak diambil?”“Nggak usah deh, Ma! Nanti Nindi pulang perginya minta jemput antar ama Bang Haikal aja.”“Oh gitu. Ya udah, Mama cuma mau ingatin itu aja. Kamu baik-baik ya sama Haikal. Minggu depan ajak dia main-main ke sini, Mama kangen sama kamu.”“Iya, Ma.”Nindi mengakhiri percakapan telepon dengan mamanya. Ia memang sengaja tak mau mengambil motornya di tempat sang mama, sebab ia maunya diantar jemput aja ama suaminya biar cepat akrab dan bisa nemplok di belakangnya.“Ya ampun, aku kok mendadak ganjen gini, ya?” Nindi tersenyum geli. “Ganjenin suami sendiri, sah-sah aja kali yah. Daripada ikutan jadi beruang kutub kayak dia,” sambungnya sambil meraih kembali sebuah novel yang berjudul ‘Diyya, Muridku’ kary

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19

Bab terbaru

  • Istri Gaib   Bab 83 (Tamat)

    #Istri_GaibBab 83 (Tamat)“Pa, aku nggak bisa berubah menjadi manusia seutuhnya lagi .... “ ujar Meiry sambil menangis sambil mendekat ke arah papanya yang masih setia menunguinya.“Jadi ... Papa harus gimana, Nak?” Haikal menggenggam tangan putrinya.“Selama tinggal, Pa, jangan lupakan aku ... putrimu .... “ ujar Meiry sambil menyeka cairan merah yang terus berjatuhan dari matanya.“Nggak, Mei, Papa tetap akan membawamu pulang ... ayo!” Haikal mengeluarkan Meiry dari air dan menggendongnya.“Jangan, Pa, wujudku tak sempurna sekarang ... nanti Mama Nindi, Nenek Ida dan Kak Hana akan takut kepadaku ... biarkan aku tetap hidup di sungai, Pa,” bantah Meiry.Haikal tak memperdulikan perkataan putrinya itu, ia langsung memasukkan Meiry ke dalam mobilnya dan segera memacunya menuju arah pulang.Tiba-tiba, rasa sesak juga susah bernapas mulai dirasakan Meiry lagi, ia memegan

  • Istri Gaib   Bab 82 : Sakit

    #Istri_GaibBab 82 : Sakit“Meiry .... “ Haikal yang ketika masuk ke dalam rumah langsung mendekati kamar Meiry kaget saat melihat putrinya itu basah kuyup.“Papa ... pulang ... Meiry .... “ Meiry memegangi dadanya yang terasa sesak, ia sekana tak bisa keluar dari dalam itu.“Kamu kenapa, Mei?” Haikal mendekat.Meiry segera berlari masuk ke dalam kamar mandi, lalu masuk ke dalam bak dan menenggelamkan dirinya. Kondisinya benar-benar kacau saat ini, padahal ia tak pernah seperti ini sebelumnya. Sekarang baru pukul 20.00 padahal, beda halnya jika sudah pukul 00.00.“Nak, kamu kenapa?” tanya Haikal sambil mengejar Meiry ke kamar mandi.Setelah menyelam beberapa detik, Meiry mengeluarkan kepalanya. Sedangkan Haikal, ia menatap putrinya itu dengan raut cemas.“Meiry ... kamu kenapa, Nak?” tanya Haikal sambil mengelus rambut merah putrinya.“Aku nggak tahu, Pa,

  • Istri Gaib   Bab 81 : Bimbang

    #Istri_GaibBab 81 : BimbangHaikal kembali ke rumahnya setelah mengantar Bu Ida pulang. Ia jadi terus kepikiran akan pembericaraan mereka tadi. Dengan menghela napas berat, ia duduk di sofa ruang tengah lalu memegangi kepalanya dengan segala macam permasalahan. Hana belum sadar dari komanya, tapi kini ia malah resah akan nasib Meiry jika ibunya memanggil Ustaz Bumi.“Ya Tuhan ... bagaimana ini?” gumam Haikal.Haikal menggelengkan kepalanya. Ia tahu, Meiry siluman tapi ia ingin tetap bersamanya dan tak ingin kebersamaan mereka terusik. Sudah cukup ia merelakan berpisah dengan Maura dulu, tapi kini ia tak mau kehilangan darah dagingnya bersama sang istri gaib. Ia sangat berharap Meiry bisa menjadi manusia dan hidup layak, bersamanya.“Papa udah pulang?” Meiry yang baru keluar dari kamarnya, sambil menghampiri sang papa yang terlihat begitu kusut, duduk dengan memegangi kepalanya.“Eh, iya, Nak. Kamu lagi ngapain

  • Istri Gaib   Bab 80 : Dugaan Bu Ida

    #Istri_GaibBab 80 : Dugaan Bu IdaSiluman Buaya Putih menunggui Hana semalaman dan memastikan gadis itu masih hidup. Pagi ini ia sudah bersiap mengantar putri dari Haikal dan Nindi itu ke dasar pantai agar bisa menghirup udara segar dan tak sepertinya yang hanya menghabiskan waktu di dalam air. Andai ia bisa memilih, maka ia ingin terlahir sebagai manusia.Ketika matahari sudah menampakkan sinarnya, siluman buaya putih dengan wujud silumannya mulai membawa tubuh Hana ke permukaan air, ia memasukkan Hana ke dalam mulut panjangnya. Sesampainya di permukaan air, ia celingukan untuk meletakkan tubuh gadis berambut merah itu karena jilbabnya sudah terlepas saat Hana tenggelam waktu itu.“Toloong ... ada buaya!” teriak seseorang dari pinggir pantai saat melihat siluman buaya putih menampakkan kepalanya ke permukaan.“Mana? Ini pantai, Bro, air asin, mana mungkin ada buaya!” sanggah pria lainnya.“Itu ... lihat

  • Istri Gaib   Bab 79 : Tenggelam

    Istri GaibBab 79 : TenggelamHaikal dan Nindi sudah kembali ke pinggir pantai, sedangkan Hana dan Meiry masih belum bisa ditemukan. Supir speadboat sudah meminta bantuan kepada teman-temannya untuk membantu mencari, juga sudah menghubungi tim pengawasan pantai guna membuat pengaduan adanya pengunjung pantai yang tenggelam agar bisa dibantu mencari dua penumpang banana boat yang hilang itu.“Bang, semoga kedua putri kita baik-baik saja .... “ Nindi mengusap air matanya yang terus berjautuhan sejak tadi.“Kita berdoa saja, Sayang.” Haikal merangkul bahu Nindi, ia juga sedang bersedih sekarang.Sedangkan di tengah-tengah pantai, beberapa tim masih melakukan pencarian. Tim penyelam juga sudah diturunkan ke dasar pantai untuk mencari dua putri Haikal yang tenggelam.***Meiry yang sudah melempar Hana ke dasar laut, segera berenang ke permukaan. Ia berharap saudara tirinya itu segera mati agar ia bisa hidup tenang d

  • Istri Gaib   Bab 78 : Pantai Pulau Datok

    #Istri_GaibBab 78 : Pantai Pulau DatokMeiry sangat kesal atas ucapan Hana kepadanya tadi, ingin rasanya ia melenyapkan saudara tirinya itu saat ini juga. Andai saja ia bisa, sudah lama ia melakukannya. Kini ia hanya bisa mengamati Hana dan cowok yang membawa kamera itu dari kejauhan saja.Ada rasa iri di hatinya jika ada cowok yang menyukai Hana dan ia takkan membiarkan hal itu terjadi sebab dia tetap harus unggul dibandingkam anak dari pelakor yang telah merebut sanga ayah dari Ibunya.Sedangkan Hana, setelah berpose dengan segala macam gaya, kini ia sedang duduk di sebuah kafe yang berada di dalam lingkup Villa. Ia sedang melihat hasil jepretan cowok yang baru dikenalnya itu.“Bagus banget, Bang, hasil fotonya,” ujar Hana.“Objeknya juga bagus, itu yang paling mendukung,” jawab cowok itu sambil melirik gadis berhijab di sebelahnya.“Hmm ... iya juga sih, hahaa .... “ Hana menutupi mulutnya sambi

  • Istri Gaib   Bab 77 : Liburan

    #Istri_GaibBab 77 : Liburan[Pa, nanti di villa, aku nggak bisa satu kamar sama Hana soalnya Papa tahu sendirikan perubahanku setiap tengah malam.]Meiry mengirimkan pesan itu kepada Haikal, saat jam istirahat sekolahnya sedangkan papanya ia pastinya sedang berada di kantornya.Haikal menautkan alisnya saat membaca chat dari putri keduanya itu dan ia tak memikirkan sebelumnya akan hal itu. Ia mengusap wajah sambil menghembuskan napas berat, semua itu benar-benar tak ia pertimbangkan, ia hanya memikirkan asyiknya jika bisa liburan bersama.[Maafkan Papa, Mei, Papa lupa akan rahasiamu. Sekali lagi maafkan Papa, Papa hanya memikirkan asyiknya jika bisa pergi liburan bersama kalian dan melupakan tentang keadaanmu.][Iya, Pa, nggak apa-apa.][Iya, nanti Papa akan menyewa Villa yang kamarnya ada tiga. Kamu tenang saja, Nak.][Terima kasih, Meiry sayang Papa. Oh iya, chat kita langsung dihapus, Pa, takutnya ada yang baca. Meiry harap

  • Istri Gaib   Bab 76 : Dugaan Hana

    #Istri_GaibBab 76 : Dugaan Hana“Loh ... Mey, kok udah keluar dari kamar saja, emang kapan datangnya?” Hana menautkan alisnya, menatap saudara angkatnya itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.“Hmm ... pas aku datang, kamu lagi dapur,” jawab Meiry cuek sambil melangkah menuju dapur.“Hey, aku dari tadi ada di ruang tengah, mengerjakan tugas. Apa kamu masuk rumah dengan cara menembus dinding ... kayak hantu?” Hana menatap tajam Meiry.Meiry melengos kesal melihat tingkah Hana yang selalu mencurigainya itu.“Udah ah, aku mau makan dulu.” Meiry melewati tubuh Hana dan tak lupa menyenggol bahunya dengan lumayan keras sehingga saudara tirinya itu terhuyung ke samping.Meiry melangkah cepat menuju dapur sambil tersenyum sinis, melihat Hana yang mengaduh kesakitan karena ulahnya. Ia bisa bermain lebih kasar lagi jika Hana terus mengusik ketenangannya.Hana menghentakkan kaki kesal dan

  • Istri Gaib   Bab 75 : Tumbal Kedua

    Istri GaibPart 75 : Tumbal Kedua“Bang!” Meiry tersenyuum sambil masuk kembali ke ruangan karoke itu lalu duduk di samping Tristan.“Kok lama banget, kirain tertidur di kamar mandi.” Tristan langsung merangkul Meiry dan memeluknya.“Ngantri, Bang, ada yang lama banget di kamar mandinya. Eh, tahunya ada yang pacaran di sana.” Meiry menjauhkan dirinya dari Tristan tapi pacarnya terus saja memepet tubuhnya.“Sayang, sini!” Tristan menarik tangan Meiry dan kembali memeluknya. “Aku mencintaimu, Mey, sangat cinta ... “ bisiknya di telinga sang pacar sambil mendekatkan wajah mereka.Meiry hanya tersenyum, ia senang mendengarnya tapi takkan langsung bisa percaya begitu saja sebelum membuktikannya nanti.“Aku juga mencintaimu, Bang,” jawab Meiry pura-pura, walau ia tak memiliki perasaan itu.Tristan semakin mendekatkan wajah mereka, tangannya menyentuh dagu Meiry.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status