#Istri_Gaib
Bab 22 : Asal-Usul Maura
“Aku .... “ Maura terlihat ragu-ragu.
“Apa? Katakan saja! Abang akan tetap memintamu jadi istri, apapun itu!” Haikal mengangkat wajah Maura yang tertunduk.
“Bang ... jika kamu menikahiku, aku hanya akan muncul di malam hari saja sebab siang hari aku harus kembali ke sini, ke lautan.” Maura menatap Haikal, matanya memancarkan cahaya kemerahan.
“Nggak apa, Maura.” Tatapan mata Haikal terlihat tertuju pada cahaya merah yang terpancar dari mata Maura.
“Aku bukan manusia sepertimu, Bang.” Maura masih menatap pria di hadapannya.
“Nggak apa, Maura, aku akan tetap memperistrimu,” jawab Haikal mantap, mata batinnya seakan tertutup, yang ada kini hanya rasa cinta yang seakan membara.
“Aku Bengkek, Bang, siluman air penghuni sungai pawan.” Maura masih memancarkan cahaya merah lewat matanya.
“Nggak apa
#Istri_GaibBab 23 : Ocehan TetanggaMenjelang subuh, barulah Haikal bisa memejamkan mata. Semuanya dibayar tunai sekarang, Maura tersenyum puas sembari membaringkan kepalanya di dada sang suami yang kini sudah tertidur tenaga terkuras habis.Mendengar suara adzan subuh, Maura langsung memakai pakaiannya dan bersiap untuk pulang. Dengan tersenyum, ia kembali mendekat ke arah Haikal dan mendaratkan kecupan singkat di bibir sang suami.******Dengan tampang kesal, Nindi naik ke taxi, sebab suaminya tak bisa dihubungi. Dari siang kemarin hingga pagi ini nomor ponsel Haikal tidak aktif. Ia sedikit khawatir dengan keadaan suaminya yang tanpa kabar itu.Nindi turun dari taxi dan langsung melangkah memasuki perkarangan rumahnya, lalu mengeluarkan kunci rumah dan memasukkannya ke knop pintu.Pintu terbuka, Nindi segera masuk dan langsung meninjau ke arah garasi untuk melihat motor suaminya dan ternyata motor ninja hitam itu sudah ada di sana. Ia
#Istri_GaibBab 24 : HamilMelihat Haikal yang sudah tertidur, Nindi menghentikan pijitanya. Lalu beranjak keluar dari kamar suaminya itu. Ia tersenyum miring saat mengingat pengakuan Haikal yang menyebut ruangan itu tempat kerjanya, padahal jelas-jelas itu kamar.Nindi kembali menghampiri rak novel koleksiannya, sambil menunggui sang suami yang sedang tidur, ia akan membaca novel saja. Seperti biasa, dia akan kembali membaca novel karya penulis favoritnya“Evhae Naffae.” Kali ini ia akan membaca cerita yang berjudul “Terpaksa Menikahi Pria Kecil.”Halaman demi halaman mulai ia buka, senyum tak luput dari bibirnya kala membaca kisah si Zilla yang bersuamikan pria kecil yang tingginya hanya 90 cm itu. Novel bergenre romance-comedy itu membuatnya tak henti tersenyum dengan segala tingkah sang tokoh utama yang selalu dongkol dengan tingkah Mas Syafril yang ia bayangkan sebagai Mr. Ucok Babe, aktor ibukota yang tin
#Istri_GaibBab 25 : Lebih Unggul“Bang, kok bisa si Nindi sih yang hamil duluan? Padahal kalian cuma berhubungan satu kali saja? Apa jangan-jangan ... Abang gak ikhlas setiap melakukan hubungan denganku? Buktinya dua tahun kita bersama, tapi aku gak hamil-hamil juga,” tanya Maura bertubi-tubi dengan nada sengit, kilauan kemerahan keluar dari matanya setiap ia marah.“Sayang, Abang juga gak tahu. Adek jangan menuduh Abang yang bukan-bukan, Abang selalu ikhlas menjalani hubungan kita selama ini. Walaupun Nindi sudah hamil, tapi istri yang Abang cintai cuma Adek aja.” Haikal mengusap pipi Maura, berusaha membujuk istri kesayangannya itu.“Benar begitu, Bang? Jadi, kasih dan sayang Abang takkan pernah berubah ‘kan walau Nindi lebih unggul satu point dari Adek?” tanya Maura dengan cemberut, ia benar-benar kesal.“Iya, Sayang. Adik tetap istri nomor satu dan Nindi hanya istri formalitas saja.” Haikal
#Istri_GaibBab 26 : Rambut Siapa?Sebulan berlalu, malam ini Maura dan Haikal kembali memadu kasih sebab Nindi sang istri kedua sedang dinas malam. Ini kesempatan meraka untuk menghabiskan malam dengan bercinta sampai subuh sebab seminggu sudah berpuasa.“Bang, pakai gaya yang kamu gunakan saat sama Nindi, ya!” ujar Maura sebelum mereka memulai adegan panas itu.Haikal menghela napas, lagi-lagi kata-kata itu yang diucapkan Maura semenjak tahu Nindi hamil, ia selalu menuntut agar bisa hamil juga.Haikal jadi merasa terbebani dengan tuntutan Maura dan segala tingkah cemburunya. Akan tetapi, ia selalu berusaha sabar demi cinta mereka. Ia bisa mengerti dengan perangai istri pertamanya itu, berbagi suami itu memang menyakitkan.“Bang, niatkan agar kita bisa punya anak, ya!” ujar Maura di sela helaan napas mereka.“Iya, Sayang, semoga Abang bisa punya anak dari Adek,” jawab Haikal lembut seraya mengecup
#Istri_GaibBab 27 : CurigaSetelah penemuan beberapa helai rambut berwarna merah itu, Nindi jadi tak tenang. Ia ingin segera menanyakan kepada Haikal, rambut siapa itu dan meminta penjelasannya. Diraihnya ponsel, tapi ia ragu untuk mencari kontak sang suami. Ia tertegun cukup lama, dengan emosi yang naik turun.“Ah, sebaiknya masalah ini tak dibicarakan melalu telepon. Tapi, hari ini kami takkan bisa bertemu lama, aku masih dinas malam. Palingan Bang Haikal akan langsung mengantarku ke tempat kerja.” Nindi membatin sembari meremas ujung jilbabnya.Nindi kembali mengusap layar ponsel, ia ingin mengirim chat saja kepada suaminya dan memutuskan untuk memending masalah rambut yang ia temukan itu.[Bang, lagi apa? Nanti sore pulang jam berapa?] Nindi langsung mengirim pesan itu.Taklam kemudian pesannya langsung dibalas oleh sang suami.[Lagi di kantor, pulang seperti biasa, pukul 16.45 buat ngantar Nindi kerja.]Nindi me
#Istri_GaibBab 28 : Yang KeduaDengan sambil tersenyum, Haikal memacu motornya menuju pulang. Hatinya terasa lega karena mama dari calon anaknya telah menghabiskan nasi bakar bawaannya. Rasanya ia sudah tak sabar untuk menanti kelahiran janin yang sedang dikandung sang istri kedua. Petugas damkar itu tak bisa membohongi perasaannya, ia mulai menyayangi anaknya, walau cintanya tetap hanya untuk Maura seorang.Haikal memasuki rumah dan langsung menuju kamar. Dengan masih tersenyum ia memutar knop pintu. Senyumnya langsung memudar kala melihat wanita berambut merah yang kini menatapnya dengan kesal, mata memerah dan bibir mengerucut.Haikal segera melepas jaket dan melangkah menghampiri istri pertamanya yang sudah bisa ia pastikan sedang marah saat ini.“Sayang,” ujar Haikal seraya mencium pipi putih mulus itu lalu memeluknya.“Abang dari mana saja? Adek baru datang, eh ... Abang malah pergi lagi.” Maura merengut dan pu
#Istri_GaibBab 29 : Ulah MauraMaura duduk di pinggir sungai sambil mengamati dua orang penambang pasir yang menyelam untuk mengambil pasir lalu memasukkannya ke sampan. Ia tak senang dengan kegiatan para manusia itu, sama tak senangnya dengan Nindi yang sudah berusaha merebut Haikal darinya.Kini ia sudah bersiap untuk menarik salah satu dari pria perusak ekosistem sungai itu, membuat sang penambang tak bisa timbul lagi ke permukaan. Temannya yang menungggu di atas sampan mulai gusar sebab temannya yang menyelam tak kunjung muncul.“Yok, kok lama banget nyelamnya?” teriak temannya sambil masuk ke air dan menenggelamkan kepala.Akan tetapi, makhluk berambut merah itu telah membawa si penambang pasir ke dasar sungai dengan tak lupa menghisap ubun-ubunnya terlebih dahulu. Itulah sumber kehidupannya dan resep wajah cantiknya di malam hari. Ia tersenyum puas lalu melepas pemuda yang sudah tak bernyawa itu.Dengan tanpa berdosa, Maur
#Istri_GaibBab 30 : Kalah SaingHaikal segera turun dari taxi dan berlari memasuki perkarangan rumahnya. Dengan cepat, ia segera membuka kunci rumah dan segera masuk. Langkahnya langsung menuju kamar Nindi. Ia sudah tak sabar untuk mengetahui keadaan dari mama calon anaknya itu.Segera dibukanya pintu kamar dan melangkah masuk. Nindi terlihat berbaring di tempat tidur dengan mata terpejam.“Nin, Abang udah pulang. Kamu kenapa?” tanya Haikal sambil mengusap pipi istrinya yang terlihat lembab.Nindi membuka mata dengan tangan masih memegangi perutnya.“Nin, kamu kenapa? Perutnya kenapa? Ayo kita segera ke rumah sakit saja!” ujar Haikal dengan panik.“Gak usah ke rumah sakit dululah, Bang! Ini udah tengah malam,” jawab Nindi lagi.Haikal memegang perut Nindi, ia benar-benar cemas dengan keadaan keduanya, istri juga calon bayi mereka.“Sekarang udah agak baikan, Bang,” ujar Ni
#Istri_GaibBab 83 (Tamat)“Pa, aku nggak bisa berubah menjadi manusia seutuhnya lagi .... “ ujar Meiry sambil menangis sambil mendekat ke arah papanya yang masih setia menunguinya.“Jadi ... Papa harus gimana, Nak?” Haikal menggenggam tangan putrinya.“Selama tinggal, Pa, jangan lupakan aku ... putrimu .... “ ujar Meiry sambil menyeka cairan merah yang terus berjatuhan dari matanya.“Nggak, Mei, Papa tetap akan membawamu pulang ... ayo!” Haikal mengeluarkan Meiry dari air dan menggendongnya.“Jangan, Pa, wujudku tak sempurna sekarang ... nanti Mama Nindi, Nenek Ida dan Kak Hana akan takut kepadaku ... biarkan aku tetap hidup di sungai, Pa,” bantah Meiry.Haikal tak memperdulikan perkataan putrinya itu, ia langsung memasukkan Meiry ke dalam mobilnya dan segera memacunya menuju arah pulang.Tiba-tiba, rasa sesak juga susah bernapas mulai dirasakan Meiry lagi, ia memegan
#Istri_GaibBab 82 : Sakit“Meiry .... “ Haikal yang ketika masuk ke dalam rumah langsung mendekati kamar Meiry kaget saat melihat putrinya itu basah kuyup.“Papa ... pulang ... Meiry .... “ Meiry memegangi dadanya yang terasa sesak, ia sekana tak bisa keluar dari dalam itu.“Kamu kenapa, Mei?” Haikal mendekat.Meiry segera berlari masuk ke dalam kamar mandi, lalu masuk ke dalam bak dan menenggelamkan dirinya. Kondisinya benar-benar kacau saat ini, padahal ia tak pernah seperti ini sebelumnya. Sekarang baru pukul 20.00 padahal, beda halnya jika sudah pukul 00.00.“Nak, kamu kenapa?” tanya Haikal sambil mengejar Meiry ke kamar mandi.Setelah menyelam beberapa detik, Meiry mengeluarkan kepalanya. Sedangkan Haikal, ia menatap putrinya itu dengan raut cemas.“Meiry ... kamu kenapa, Nak?” tanya Haikal sambil mengelus rambut merah putrinya.“Aku nggak tahu, Pa,
#Istri_GaibBab 81 : BimbangHaikal kembali ke rumahnya setelah mengantar Bu Ida pulang. Ia jadi terus kepikiran akan pembericaraan mereka tadi. Dengan menghela napas berat, ia duduk di sofa ruang tengah lalu memegangi kepalanya dengan segala macam permasalahan. Hana belum sadar dari komanya, tapi kini ia malah resah akan nasib Meiry jika ibunya memanggil Ustaz Bumi.“Ya Tuhan ... bagaimana ini?” gumam Haikal.Haikal menggelengkan kepalanya. Ia tahu, Meiry siluman tapi ia ingin tetap bersamanya dan tak ingin kebersamaan mereka terusik. Sudah cukup ia merelakan berpisah dengan Maura dulu, tapi kini ia tak mau kehilangan darah dagingnya bersama sang istri gaib. Ia sangat berharap Meiry bisa menjadi manusia dan hidup layak, bersamanya.“Papa udah pulang?” Meiry yang baru keluar dari kamarnya, sambil menghampiri sang papa yang terlihat begitu kusut, duduk dengan memegangi kepalanya.“Eh, iya, Nak. Kamu lagi ngapain
#Istri_GaibBab 80 : Dugaan Bu IdaSiluman Buaya Putih menunggui Hana semalaman dan memastikan gadis itu masih hidup. Pagi ini ia sudah bersiap mengantar putri dari Haikal dan Nindi itu ke dasar pantai agar bisa menghirup udara segar dan tak sepertinya yang hanya menghabiskan waktu di dalam air. Andai ia bisa memilih, maka ia ingin terlahir sebagai manusia.Ketika matahari sudah menampakkan sinarnya, siluman buaya putih dengan wujud silumannya mulai membawa tubuh Hana ke permukaan air, ia memasukkan Hana ke dalam mulut panjangnya. Sesampainya di permukaan air, ia celingukan untuk meletakkan tubuh gadis berambut merah itu karena jilbabnya sudah terlepas saat Hana tenggelam waktu itu.“Toloong ... ada buaya!” teriak seseorang dari pinggir pantai saat melihat siluman buaya putih menampakkan kepalanya ke permukaan.“Mana? Ini pantai, Bro, air asin, mana mungkin ada buaya!” sanggah pria lainnya.“Itu ... lihat
Istri GaibBab 79 : TenggelamHaikal dan Nindi sudah kembali ke pinggir pantai, sedangkan Hana dan Meiry masih belum bisa ditemukan. Supir speadboat sudah meminta bantuan kepada teman-temannya untuk membantu mencari, juga sudah menghubungi tim pengawasan pantai guna membuat pengaduan adanya pengunjung pantai yang tenggelam agar bisa dibantu mencari dua penumpang banana boat yang hilang itu.“Bang, semoga kedua putri kita baik-baik saja .... “ Nindi mengusap air matanya yang terus berjautuhan sejak tadi.“Kita berdoa saja, Sayang.” Haikal merangkul bahu Nindi, ia juga sedang bersedih sekarang.Sedangkan di tengah-tengah pantai, beberapa tim masih melakukan pencarian. Tim penyelam juga sudah diturunkan ke dasar pantai untuk mencari dua putri Haikal yang tenggelam.***Meiry yang sudah melempar Hana ke dasar laut, segera berenang ke permukaan. Ia berharap saudara tirinya itu segera mati agar ia bisa hidup tenang d
#Istri_GaibBab 78 : Pantai Pulau DatokMeiry sangat kesal atas ucapan Hana kepadanya tadi, ingin rasanya ia melenyapkan saudara tirinya itu saat ini juga. Andai saja ia bisa, sudah lama ia melakukannya. Kini ia hanya bisa mengamati Hana dan cowok yang membawa kamera itu dari kejauhan saja.Ada rasa iri di hatinya jika ada cowok yang menyukai Hana dan ia takkan membiarkan hal itu terjadi sebab dia tetap harus unggul dibandingkam anak dari pelakor yang telah merebut sanga ayah dari Ibunya.Sedangkan Hana, setelah berpose dengan segala macam gaya, kini ia sedang duduk di sebuah kafe yang berada di dalam lingkup Villa. Ia sedang melihat hasil jepretan cowok yang baru dikenalnya itu.“Bagus banget, Bang, hasil fotonya,” ujar Hana.“Objeknya juga bagus, itu yang paling mendukung,” jawab cowok itu sambil melirik gadis berhijab di sebelahnya.“Hmm ... iya juga sih, hahaa .... “ Hana menutupi mulutnya sambi
#Istri_GaibBab 77 : Liburan[Pa, nanti di villa, aku nggak bisa satu kamar sama Hana soalnya Papa tahu sendirikan perubahanku setiap tengah malam.]Meiry mengirimkan pesan itu kepada Haikal, saat jam istirahat sekolahnya sedangkan papanya ia pastinya sedang berada di kantornya.Haikal menautkan alisnya saat membaca chat dari putri keduanya itu dan ia tak memikirkan sebelumnya akan hal itu. Ia mengusap wajah sambil menghembuskan napas berat, semua itu benar-benar tak ia pertimbangkan, ia hanya memikirkan asyiknya jika bisa liburan bersama.[Maafkan Papa, Mei, Papa lupa akan rahasiamu. Sekali lagi maafkan Papa, Papa hanya memikirkan asyiknya jika bisa pergi liburan bersama kalian dan melupakan tentang keadaanmu.][Iya, Pa, nggak apa-apa.][Iya, nanti Papa akan menyewa Villa yang kamarnya ada tiga. Kamu tenang saja, Nak.][Terima kasih, Meiry sayang Papa. Oh iya, chat kita langsung dihapus, Pa, takutnya ada yang baca. Meiry harap
#Istri_GaibBab 76 : Dugaan Hana“Loh ... Mey, kok udah keluar dari kamar saja, emang kapan datangnya?” Hana menautkan alisnya, menatap saudara angkatnya itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.“Hmm ... pas aku datang, kamu lagi dapur,” jawab Meiry cuek sambil melangkah menuju dapur.“Hey, aku dari tadi ada di ruang tengah, mengerjakan tugas. Apa kamu masuk rumah dengan cara menembus dinding ... kayak hantu?” Hana menatap tajam Meiry.Meiry melengos kesal melihat tingkah Hana yang selalu mencurigainya itu.“Udah ah, aku mau makan dulu.” Meiry melewati tubuh Hana dan tak lupa menyenggol bahunya dengan lumayan keras sehingga saudara tirinya itu terhuyung ke samping.Meiry melangkah cepat menuju dapur sambil tersenyum sinis, melihat Hana yang mengaduh kesakitan karena ulahnya. Ia bisa bermain lebih kasar lagi jika Hana terus mengusik ketenangannya.Hana menghentakkan kaki kesal dan
Istri GaibPart 75 : Tumbal Kedua“Bang!” Meiry tersenyuum sambil masuk kembali ke ruangan karoke itu lalu duduk di samping Tristan.“Kok lama banget, kirain tertidur di kamar mandi.” Tristan langsung merangkul Meiry dan memeluknya.“Ngantri, Bang, ada yang lama banget di kamar mandinya. Eh, tahunya ada yang pacaran di sana.” Meiry menjauhkan dirinya dari Tristan tapi pacarnya terus saja memepet tubuhnya.“Sayang, sini!” Tristan menarik tangan Meiry dan kembali memeluknya. “Aku mencintaimu, Mey, sangat cinta ... “ bisiknya di telinga sang pacar sambil mendekatkan wajah mereka.Meiry hanya tersenyum, ia senang mendengarnya tapi takkan langsung bisa percaya begitu saja sebelum membuktikannya nanti.“Aku juga mencintaimu, Bang,” jawab Meiry pura-pura, walau ia tak memiliki perasaan itu.Tristan semakin mendekatkan wajah mereka, tangannya menyentuh dagu Meiry.