Share

Vino Punya Anak?

Penulis: Annisa Rahmat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Niatnya siang ini mau jemput Juleha. Udah semangat empat lima buat meluncur ke kampusnya, tapi saat sampai di depan pintu ruang IGD malah kedatangan korban kecelakaan, alahasil gue di tarik lagi sama suster-suster cantik itu buat bantu menangani. Dan akhirnya acara penjemputan batal. Biar Juleha nggak nunggu dan khawatir, sebelumnya gue udah hubungi dia lewat pesan. Setelah itu hp gue matiin dan nggak tahu lagi Juleha ngebales apa nggak.

"Dokter Vino, di tunggu di ruang operasi."

Gue menoleh pada suster yang tadi memanggil, dan gue pun mengangguk mengiyakan. Perasaan gue dari tadi juga nggak tahu kenapa cemas begini. Apa gara-gara nggak bisa jemput Juleha ya, tapi masa secemas ini. Apalagi kata-katanya Juleha tadi pagi masih betah bersliweran di pikiran gue kayak orang nagih utang.

'Nggak tahu, Juleha juga bingung. Rasanya hari ini tuh Juleha kayak bakal dapat sesuatu gitu sama Mas Vino.'

Maksudnya apa coba dia bilang gitu, memangnya gue baka

Annisa Rahmat

Thank's for reading. :)

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Dokter Somvlak   Tamu Tak Diundang

    Dua hari setelah berada di rumah sakit, Juleha akhirnya diperbolehkan pulang. Sekarang dia sudah berada di rumah, tepatnya di kamar kami. Juleha gue suruh banyak istirahat, mengingat dirinya yang hampir keguguran. Meski gue nggak ada rasa apapun sama dia, tapi bagaimanapun, itu tetap anak gue. Jadi gue nggak bisa lepas tanggung jawab begitu saja.Reaksi Mama saat tahu menantu kesayangannya hamil … heh! jangan ditanya lagi, hebohnya seantro kampung. Apalagi tadi saat Juleha mau pulang dari rumah sakit, tiap ada orang lewat pasti dikasih tahu."Vino mau punya anak lho, Dok.""Vino mau punya anak lho, Sus.""Saya mau punya cucu, Pak."“Menantu saya hamil, Bu.”Pokoknya seluruh penghuni rumah sakit yang bersimpangan sama Mama pasti diberi tahu. Gue sama Juleha yang ngintil di belakang cuma cengar-cengir nggak jelas lihat kelakuan Mama, sambil mengangguk minta maaf dengan suara pelan sama orang yang Mama ajakin bicara,

  • Istri Dokter Somvlak   Surprise

    "Jadi gini, Kak, saya di sini ingin meminta izin untuk menikahi Juleha." What the … pemuda ini waras nggak sih, sebenarnya? Dia nggak tahu lagi minta izin ke siapa. Nekat banget. "Atas dasar apa kamu mau menikahi Juleha?" Gue nggak mau nunjukin dulu kalau gue suaminya. Pingin tau aja, apa motif tersembunyi yang dia inginkan. Kalau biasanya ya, kisah seperti ini dialami seseorang perempuan karena suaminya poligami atau nikah lagi, kayak film di ikan terbang itu lho, yang tiap harinya nampilin film istri yang tersakiti. Tapi kalau ceritanya begini, yang ada gue dong suami yang tersakiti. Ckckck, demi apapun, gue nggak rela Juleha nikah lagi, emangnya ini cerita poliandri apa. "Saya ingin bertanggung jawab atas kehamilan Juleha." Teh yang lagi gue seruput aja hampir muncrat keluar dari mulut. Coba aja kalau itu beneran terjadi, muka dia beneran bisa basah terkena semburan gue. Apa perlu kepalanya gue jedotin ke pantat panci. Dia n

  • Istri Dokter Somvlak   Mau Keluar? Ayo!

    Udah hampir seminggu Juleha bed rest di rumah. Dia emang gue larang kuliah dulu, pokoknya kalau belum sehat beneran belum gue bolehin ke mana-mana. Padahal dia sebenarnya udah lebih dari sehat, orang kemarin waktu salah ngasih susu pelangsing aja dia sehat-sehat aja kok.Gue emang nggak sempet baca waktu beli tuh susu, lihat kemasannya cewek seksi, ya udah gue beli aja. Namanya juga nggak pernah belanja susu hamil, ditambah lagi waktu itu terburu-buru, ya udah … lihat yang bening gue ambil aja. Sebenarnya ada sih susu ibu hamil yang nampilin perut gede, tapi Juleha 'kan, perutnya belum keliatan segede itu, ntar anak gue kalau melembung gimana.Oh iya, tentang reaksi Mama pas tahu gue salah ngasih susu ke menantunya, hampir aja gue disiram sama air bekas cucian piring. Marah besar pokoknya.Bagaimana beliau bisa tahu?Mudah sih, gue seperti biasa buatin Juleha susu, dengan wajah seneng nampilin senyum bangga biar dipuji Ma

  • Istri Dokter Somvlak   Demi Bini

    Gue manatap pohon mangga yang tinggi menjulang kayak tiang listrik. Sebenarnya ada yang bergelayutan di bawah dan bisa digapai sih, tapi Juleha minta buah yang nggandul di tengah-tengah. Katanya buah itu paling montok dari yang lain. Padahal kalau gue lihat, sama saja aslinya. Awas banget sih matanya."Le, yang ini aja ya. Jauh banget itu.""Ih, Mas Vino kok gitu. Ini demi kecebongnya Mas Vino lho, jangan cuma bikinnya aja yang mau, giliran udah jadi, ngidam nggak mau nuruti."Ya ampun, mulutnya Juleha, perlu gue amplas apa ya biar alus dikit kalau ngomong. Frontal banget, mana ada Rayhan sama Satria lagi yang dari tadi cengingas-cengingis ngetawain gue. Berasa mereka berdua puas banget lihat gue menderita bagini."Le, mulut lo itu lho, nggak baik bilang gitu." Gue menegur Juleha pelan."Habisnya Mas Vino nggak mau nuruti Juleha kok. Cuma manjat gitu aja nggak mau, masa kalah sama monyetnya tetangga yang kemarin manjat pohon pisan

  • Istri Dokter Somvlak   Halan-Halan

    Sepulang dari rumah Satria, Juleha ngajak jalan-jalan dulu. Katanya dia belum ingin langsung pulang. Mumpung lagi di luar mending sekalian jalan katanya. Nggak tau dia ngajak jalan ke mana, gue yang dari tadi merhatiin dia ngomong, iya-iyain aja kemauan dia. Lagi pula sekali-kali nurutin kemauan Juleha, toh dia belum minta apapun selama menjadi istri gue. "Mas Vino, nanti Juleha boleh makan apapun 'kan?" "Iya, asal jangan nanas dan minuman bersoda, kasian anak gue." "Lho, kok Mas Vino nggak ngasih pengecualian ke tai juga sih. Itu artinya Mas Vino bolehin dong, kalau seandainya Juleha ngidamnya nggak terkontrol. Tega kowe Mas." Gue yang mendengar itu melongo dibuatnya. Apa katanya tadi? Ya Allah, harus gitu gue perjelas semuanya. Sekalian aja dia gue larang makan biawak. Bisa aja mikirnya sampai ke situ, Le. Ya kali, anak gue cacing perut yang doyan gituan. "Bukan begitu maksudnya. Masa iya sih, gue bakal biarin gitu aja, lagian lo juga masa bakal nekat sampai ke sana." "Mas Vino

  • Istri Dokter Somvlak   Rasa Khawatir

    “Mas Vino kenapa sih? Kok gitu banget lihatin aku.” Juleha yang hendak mau turun dari mobil ia urungkan saat gue terus saja menatapnya dengan mata yang terus mengintimidasi. Sebenarnya gue lagi kepikiran sesuatu. Meskipun kandungan dia sudah dikatakann membaik dan bisa melakukan aktivitas seperti biasa—asal tidak berat, tapi tetap saja gue khawatir. Sebenarnya gue udah nyuruh dia bolos lagi sehari, tapi Juleha menolak, katanya sudah terlalu lama berada di rumah.“Le, lo ada temen cewek yang dekat sama lo nggak?”Juleha mengernyit, dia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Lalu kemudian menggeleng. “Kalau temen dekat cewek, sebenarnya Juleha ndak punya, Mas. Temen Juleha yang paling dekat ya ….” Dia menjeda kalimatnya dan menatap ke arah gue ragu. Alis gue langsung aja terangkat untuk meminta dia melanjutkan kata-katanya itu. Penasaran, siapa teman dekat dia sebenarnya.“Siapa?” tanya gue nggak sabaran. J

  • Istri Dokter Somvlak   Kedekatan Baru

    “Bagus, kamu jangan terlalu dengarkan omongannya Mas Vino ya. Aku nggak terlalu perlu diawasin kok. Lagian, Mas Vino tuh, apa-apaan coba nyuruh begitu. Kayak Juleha anak kecil aja. Lagi pula, kamu nggak digaji, Gus. Jangan mau.” Aku dari tadi nyerocos mulu di samping Bagus. Tanpa sadar kalau pria yang ada di sampingku ini terus memperhatikanku, bahkan seulas senyum sampai terbit di bibirnya.“Nggak apa-apa kok, Leha. Aku nggak keberatan. Lagi pula, apa yang dibilang suami kamu itu ada benarnya lho. Dia hanya merasa khawatir sama anak dan istrinya. Dia hanya sedang memposisikan sebagai suami dan ayah yang siaga. Aku seneng kamu bisa mendapatkan aki-laki yang baik, dan sepertinya lebih baik dari aku.”Langkah kakiku seketika langsung berhenti dan memperhatikan dia dengan seksama. Bagus … apa yang dia katakan, dia waktu salah melamarku malam itu bukan karena suka sama aku, kan? Dia hanya kasian, makanya mau bertanggung jawab. Itu hanya sebat

  • Istri Dokter Somvlak   Ada yang Perhatian

    Bagaimana perasaanku? Setelah tadi sempat ketahuan mengagumi Mas Vino diam-diam. Sudah begitu, malah ketahuan lagi. Malu? Tentu saja. Merasa bersalah? Ini juga aku rasakan karena sempat membuatnya terjatuh dari atas ranjang tadi. Lalu sekarang … aku bahkan tidak melihatnya di manapun semenjak menuruni tangga dan membantu Mama sama Bik Minah.Katanya tadi dia mau mandi, tapi semenjak aku keluar dari kamar mandi, Mas Vino tidak ada di kamar. Tempat tidur juga masih berantakan, di bawah juga aku tidak menemukan keberadaannya.“Kamu cari siapa, Juleha? Kok dari tadi celingak-celinguk.” Mama yang sedang duduk di atas kursi dan menikmati secangkir ternyata memperhatikan tingkahku dari tadi.“Anu, Ma, kok dari tadi aku nggak lihat Mas Vino ya. Dia di mana?” Akhirnya aku jujur juga tentang kegelisahanku karena dari tadi tidak ada Mas Vino setelah kejadian pagi tadi.“Owalah, Vino. Dia tadi keluar. Biasanya sih olahraga kalau l

Bab terbaru

  • Istri Dokter Somvlak   Ekstra Part

    Gue menatap bocil gue yang lagi main air, dia cuma pakai sempak doang di depan rumah sambil nyiprat-nyipratin air ke kucing yang kemarin ia temuin di got. Padahal itu kucing imut banget lho, tapi nggak tahu kenapa bisa nyungsep di got. Gue kira punya tetangga, tapi nggak ada tuh tetangga yang heboh nyariin kucingnya. Ya udah, sekarang dia rawat aja. "Dek, kasian kucingnya jangan dicipratin air terus." Gue menegur Ara yang masih asyik mainin air. "Ndak apa-apa, Yah. Lihat, lucu ya Yah, dia lari-lari." Dasar bocil! Dibilangin malah ketawa. Batu banget sih, anak siapa coba. "Ya Allah, Ara, kenapa cuma pakai sempak doang, Nak. Nanti masuk angin lho." Juleha yang baru saja datang langsung meletakkan kopiku di atas meja yang berada di dekatku. Lalu setelahnya dia hendak mendekati anaknya yang sekarang ngambil selang dan dimainin airnya sampai tumpah ke mana-mana. "Udah, Le, biarin aja. Tadi udah gue deketin suruh pakai kaos dalam nggak mau dia. Nih lihat, baju aku basah." Juleha meliha

  • Istri Dokter Somvlak   Reuni 2

    “Kenapa, Mas?” Langkah kakiku langsung berhent begitu melihat Mas Vino yang menyentuh beberapa bagian bajunya, seperti tengah mencari sesuatu. “Handphone-ku nggak ada.” “Lho? Kok bisa? Mas Vino kan, rajin banget pijitin benda itu. Kok bisa hilang?” tanyaku ikutan panik. Apalagi itu bukan barang murah. Mengingat bagaimana bentuk gambar apel yang kegigit di belakang benda itu. Mas Vino nyengir lebar sambil menggaruk pelipisnya. “Nggak hilang kok, tapi kayaknya ketinggalan di mobil. Aku ambil dulu ya, kamu duluan saja.” “Tapi nanti kalau Mas Vino nggak nemuin Juleha gimana?” “Emang kamu sekecil upilnya semut apa, sampai nggak kelihatan. Tenang aja, dimanapun kamu bersembunyi, aku bakal tetep nemuin kamu.” Tuh kan, kumat lagi gombalannya. Ara saja sampai melongo melihat tingkah laku bapaknya itu. “Yah, Ala ajalin ngomong begitu dong.” “Ngomong apa?” Mas Vino yang semula ingin pergi jadi urung karena omongan anaknya. “Yang sepelti Ayah bilang ke Ibu tadi.” Mas Vino mengernyitkan a

  • Istri Dokter Somvlak   Reuni

    Ara terlihat tertawa riang saat bermain dengan kakeknya. Saat ini kami tengah berada di rumah Pak Lik Jatmiko, sesekali kami memang mengunjungi beliau, kadang juga sampai bermalam di sini. Beliau sudah kembali ke kampong halamannya. Jadi, selama ada waktu luang atau sedang berlibur, kami akan datang ke sini, kadang juga beliau yang datang ke rumahnya Mas Vino.Tanggapan Mama mertuaku?Tentu saja Mama menyambutnya dengan baik. Tidak semua orang sugih itu kejam kayak di pilm-pilm. Meski pada awalnya aku juga berpikir begitu sih. Hihihi.Bukan hanya itu, Mas Vino juga memberi modal untuk lelaki paruh baya ini agar tidak perlu lagi bekerja keras di luar. Sekarang beliau jualan sembako di rumahnya. Toko kecil yang dibangun atas bantuan Mas Vino. Beruntung sekali aku mempunyai suami sepertinya.“Lho, cucunya berkunjung lagi, Pak?” Salah satu pembeli yang hendak membeli sesuatu itu bertanya saat melihat Ara sedang bermain di took. Aku hanya mengamatinya dari dalam sebelum akhirnya masuk ke d

  • Istri Dokter Somvlak   Little Family

    Empat tahun sudah berlalu, kehidupan gue benar-benar berubah. Di umur gue yang sudah menginjak tiga puluh dua tahun ini, akhirnya gue mempunyai keluarga kecil, bersama seorang wanita yang tak pernah gue sangka sebelumnya. Seorang wanita ndeso, katrok yang jauh dari kriteria idaman gue selama ini. Tapi kalau Tuhan sudah menggariskan dia jodoh gue, gue bisa apa selain menerima, toh … ternyata dia juga jadi sumber kebahagiaan gue. Oh iya, anak gue udah umur empat tahun seperempat, dan pastinya makin aktif dong. Dia udah bisa jalan ke sana-ke mari nangkepin nyamuk, sampai emaknya aja dibuat kualahan sama tingkahnya yang begitu aktif. Awalnya gue sedih waktu lihat kondisi dia saat itu. Gue takut kalau dia bakal berbeda dengan bayi normal lainnya, tapi alhamdulilah, sekali lagi gue wajib bersyukur dengan perkembangannya sekarang yang begitu aktif dan cantik. Bibit cogan gue nurun ke dia dong pastinya, tapi ini versi cewek. "Ayah." Arabella berteriak begitu melihat gue keluar dari mobil, di

  • Istri Dokter Somvlak   Kehidupan Baru

    “Mas, ini gimana cara pakainya?”“Nggak tahu, aku nggak pernah pakai soalnya.”Juleha kembali memberenggut. Pagi-pagi sudah heboh sendiri. Maklum, hari ini adalah hari pertamanya kuliah setelah mengambil cuti. Anak kita juga sudah pulang ke rumah. Dia sudah diperbolehkan keluar dari incubator. Begitu dia diperbolehkan pulang, Mama dengan antusiasnya langsung menjemput cucu kesayangannya itu. Bahkan besoknya langsung mengadakan syukuran atas pulangnya Arabella.“Mas Vino bantuin dong!”Gue yang awalnya lagi siap-siap dengan mengancingkan lengan kemeja jadi urung, dan malah mendekati Juleha yang lagi memegang bulatan putih di tangannya itu. Untung saja Arabella sedang diajak Mama jalan-jalan di depan rumah, sambil sekalian berjemur. Jadi kami bisa siap-siap tanpa khawatir.“Biasanya ada cara pakainya lho, Le. Dikemasannya apa nggak ada?”“Oh iya-ya, coba Mas Vino baca biar Juleha yang praktikan.”“Ha?” Gue sampai menggaruk rambut mendengar usulan Juleha. Ada-ada saja sih. Duh, harusnya

  • Istri Dokter Somvlak   Cinta yang Terbalas

    "Emh." Aku mengerjapkan mata perlahan, tapi saat hendak menarik tanganku malah terasa berat, ternyata ada yang memegangnya. Melirik jam yang tergantung di dinding, ternyata udah mau masuk subuh.Aku mengusap surai hitam yang saat ini tengah rebah dengan wajah yang menghadap ke arahku. Mas Vino begitu manis, dia bahkan rela menjagaku sampai pagi begini, apalagi dengan posisi seperti ini. Pasti pegal sekali. Kenapa dia tidak tidur di sofa saja sih, kalau bangun nanti, pasti lehernya sakit.Aku menghembuskan napas perlahan, menyadari hari di mana Mas Vino ketemu sama Mbak Lidya dan berpelukan mesra, mereka memang pasangangan yang romantis, aku saja yang tak tahu dirinya mengiyakan permintaan Mama untuk menikah dengan Mas Vino. Sesak rasanya menyadari kalau suamiku belum juga mencintaiku. Mencintai sendirian itu menyakitkan. Tahu yang lebih parahnya lagi di mana? Aku malah berhalusinasi Mas Vino mengatakan mencintaiku dan tidak ingin merawat anaknya kalau bukan denganku. Aneh sekali 'kan.

  • Istri Dokter Somvlak   Harapan

    Sepi. Itu yang gue rasain sekarang, gue kagen banget sama celotehnya Juleha, sama sikap katroknya yang dulu bikin gue ogah-ogahan dan ilfiel, bahkan sama bibir manyunnya yang sering bikin gue gemes. Kemarin gue emang salah sampai membandingkan scenario temen sama yang sudah diusun ke gue. Harusnya gue bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk menjadi Ayah. Lagi pula, setiap orang pasti ada jalan ceritanya sendiri dalam menggapai kebahagiannya.Sebenarnya kalau disuruh pilih, gue pingin banget kejadian kemarin adalah mimpi buruk belaka, dan saat bangun sudah disambut dengan senyuman Juleha, tapi apa daya … kalau penulis scenario hidup gue berkata lain, gue bisa apa selain menerima."Vin, kamu mau ke rumah sakit sekarang?" Mama menghentikan aktifitasnya begitu melihat gue turun dari tangga."Iya, Ma, kasian anak Vino sendirian." Gue tersenyum."Halah, alasan, paling kamu mau apel sama suster, kan." Mama memicing curiga."Hahaha, apanya yang mau diapelin sih, Ma. Menantu kesayangan

  • Istri Dokter Somvlak   Melepasmu

    Gue duduk di ruang tunggu dengan tangan gemetaran, di samping gue ada Pak Lik Jatmiko yang dari tadi mencoba menguatkan dengan sesekali mengusap punggung gue. Kepala gue dari tadi menunduk dengan posisis tangan saling menyatuh. Sungguh, perasaan gue nggak karuan, bahkan kemungkinan terburuk dari tadi terus kepikiran, meskipun sudah mencoba meyakinkan diri bahwa mereka akan baik-baik saja, tapi bayangan buruk sialan itu tetap aja berkelebat.Tes!Sial! Kenapa gue nangis lagi sih, cengeng banget. Andai saja gue dibolehin masuk buat lihat kondisi Juleha atau ikut menanganinya, mungkin gue sekarang bisa menyaksikan perjuangannya di dalam, tapi apa daya, para pihak medis yang menangani Juleha melarang gue, katanya nanti ditakutkan gue panik di dalam sana dan menganggu proses operasi."Vin?"Gue menoleh ke arah orang yang memanggil gue. Rayhan, Satria, dan Aris datang menghampiri gue dan menepuk pelan punggung gue. Gue emang sengaja ngabarin mereka buat meminta do'a untuk keselamatan anak d

  • Istri Dokter Somvlak   Luka 2

    Wanita ini masih tidak menjawab, dia malah berontak mencoba melepaskan cengkraman gue. Tidak mau kami jadi pusat perhatian dan terjadi drama kayak film Bollywood, gue langsung aja narik dia keluar, kemudian memutar tubuhnya dan menghadapkan ke arah gue.."Le, jangan nunduk. Angkat kepala kamu."Wanita ini masih menggeleng, rambutnya yang panjang nutupin mukanya, makanya nggak terlalu jelas. Karena nggak ada pilihan lain, gue sedikit memaksanya untuk mendongakkan kepalanya, lalu menyibak rambut di depan wajahnya, dan benar saja dugaan gue."Aku kangen sama kamu, Le. Kenapa pergi gitu aja, hmm?" Gue langsung memeluk dia di pinggir jalan, bodo amat jika kelakuan kita jadi tontonan. Gue terlalu rindu sama wanita ini. meskipun ada rasa kecewa, karena tidak ada balasan sama sekali dari wanita yang ada dalam rengkuhan gue ini. Bahkan setelah lima detik berlalu."Mas Vino lepasin Juleha, anak kita penyet ntar, kalau dipeluk keras begini."Gue terkekeh, senang sekali mendengar suaranya kembali

DMCA.com Protection Status