Share

Halan-Halan

Penulis: Annisa Rahmat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sepulang dari rumah Satria, Juleha ngajak jalan-jalan dulu. Katanya dia belum ingin langsung pulang. Mumpung lagi di luar mending sekalian jalan katanya. Nggak tau dia ngajak jalan ke mana, gue yang dari tadi merhatiin dia ngomong, iya-iyain aja kemauan dia. Lagi pula sekali-kali nurutin kemauan Juleha, toh dia belum minta apapun selama menjadi istri gue.

"Mas Vino, nanti Juleha boleh makan apapun 'kan?"

"Iya, asal jangan nanas dan minuman bersoda, kasian anak gue."

"Lho, kok Mas Vino nggak ngasih pengecualian ke tai juga sih. Itu artinya Mas Vino bolehin dong, kalau seandainya Juleha ngidamnya nggak terkontrol. Tega kowe Mas."

Gue yang mendengar itu melongo dibuatnya. Apa katanya tadi? Ya Allah, harus gitu gue perjelas semuanya. Sekalian aja dia gue larang makan biawak. Bisa aja mikirnya sampai ke situ, Le. Ya kali, anak gue cacing perut yang doyan gituan.

"Bukan begitu maksudnya. Masa iya sih, gue bakal biarin gitu aja, lagian lo juga masa bakal nekat sampai ke sana."

"Mas Vino
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Dokter Somvlak   Rasa Khawatir

    “Mas Vino kenapa sih? Kok gitu banget lihatin aku.” Juleha yang hendak mau turun dari mobil ia urungkan saat gue terus saja menatapnya dengan mata yang terus mengintimidasi. Sebenarnya gue lagi kepikiran sesuatu. Meskipun kandungan dia sudah dikatakann membaik dan bisa melakukan aktivitas seperti biasa—asal tidak berat, tapi tetap saja gue khawatir. Sebenarnya gue udah nyuruh dia bolos lagi sehari, tapi Juleha menolak, katanya sudah terlalu lama berada di rumah.“Le, lo ada temen cewek yang dekat sama lo nggak?”Juleha mengernyit, dia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Lalu kemudian menggeleng. “Kalau temen dekat cewek, sebenarnya Juleha ndak punya, Mas. Temen Juleha yang paling dekat ya ….” Dia menjeda kalimatnya dan menatap ke arah gue ragu. Alis gue langsung aja terangkat untuk meminta dia melanjutkan kata-katanya itu. Penasaran, siapa teman dekat dia sebenarnya.“Siapa?” tanya gue nggak sabaran. J

  • Istri Dokter Somvlak   Kedekatan Baru

    “Bagus, kamu jangan terlalu dengarkan omongannya Mas Vino ya. Aku nggak terlalu perlu diawasin kok. Lagian, Mas Vino tuh, apa-apaan coba nyuruh begitu. Kayak Juleha anak kecil aja. Lagi pula, kamu nggak digaji, Gus. Jangan mau.” Aku dari tadi nyerocos mulu di samping Bagus. Tanpa sadar kalau pria yang ada di sampingku ini terus memperhatikanku, bahkan seulas senyum sampai terbit di bibirnya.“Nggak apa-apa kok, Leha. Aku nggak keberatan. Lagi pula, apa yang dibilang suami kamu itu ada benarnya lho. Dia hanya merasa khawatir sama anak dan istrinya. Dia hanya sedang memposisikan sebagai suami dan ayah yang siaga. Aku seneng kamu bisa mendapatkan aki-laki yang baik, dan sepertinya lebih baik dari aku.”Langkah kakiku seketika langsung berhenti dan memperhatikan dia dengan seksama. Bagus … apa yang dia katakan, dia waktu salah melamarku malam itu bukan karena suka sama aku, kan? Dia hanya kasian, makanya mau bertanggung jawab. Itu hanya sebat

  • Istri Dokter Somvlak   Ada yang Perhatian

    Bagaimana perasaanku? Setelah tadi sempat ketahuan mengagumi Mas Vino diam-diam. Sudah begitu, malah ketahuan lagi. Malu? Tentu saja. Merasa bersalah? Ini juga aku rasakan karena sempat membuatnya terjatuh dari atas ranjang tadi. Lalu sekarang … aku bahkan tidak melihatnya di manapun semenjak menuruni tangga dan membantu Mama sama Bik Minah.Katanya tadi dia mau mandi, tapi semenjak aku keluar dari kamar mandi, Mas Vino tidak ada di kamar. Tempat tidur juga masih berantakan, di bawah juga aku tidak menemukan keberadaannya.“Kamu cari siapa, Juleha? Kok dari tadi celingak-celinguk.” Mama yang sedang duduk di atas kursi dan menikmati secangkir ternyata memperhatikan tingkahku dari tadi.“Anu, Ma, kok dari tadi aku nggak lihat Mas Vino ya. Dia di mana?” Akhirnya aku jujur juga tentang kegelisahanku karena dari tadi tidak ada Mas Vino setelah kejadian pagi tadi.“Owalah, Vino. Dia tadi keluar. Biasanya sih olahraga kalau l

  • Istri Dokter Somvlak   Periksa Bareng

    “Hari ini nggak usah kuliah ya.” Mas Vino pagi-pagi sudah duduk di depan teras dengan kopinya dan handphone di tangan. Tidak lupa sama kaca mata bulat yang bertengger di hidungnya, membuat pesona ketampanannya semakin bertambah.‘Pagi-pagi memang harusnya begini sih, lihat yang seger-seger ya, Nak. Kayak bapakmu itu.’ Aku tertawa dalam hati sambil terus menyiram tanaman Mama. Sekarang aku udah nggak bantuin di dapur lagi setelah kejadian mual-mual pagi itu yang membuatku malu karena Mas Vino harus berjibaku sama muntahanku. Yah, aku tahu kalau tidak ada rasa jijik di raut mukanya itu, tapi tetap saja aku sudah membuat Mas Vino susah.“Tapi, Mas. Hari ini Juleha mau ada kuis,” kataku mencoba menolak ajakannya Mas Vino. Bagaimanapun, aku ini udah disekolahin suamiku secara gratis tanpa membayar sepeser uang pun. Setidaknya aku harus membuat nilaiku bagus dan tidak mengecewakan.“Lebih berharga mana, kuis

  • Istri Dokter Somvlak   Permen Kapas

    Juleha dari tadi manyunin bibirnya terus setelah keluar dari rumah sakit habis gue anterin periksa. Ceritanya dia lagi ngambek karena dia nggak gue kasih hasil cetak USG bayi kita. Lagian ngapain banyak-bayak coba, satu diliatin berdua kan bisa. Nggak cuma itu, dari tadi dia juga terus ngedumel nggak selesai-selesai. Persis kayak ibu-ibu yang nggak jadi dapat diskon beli semvak gratis beha.“Le, udah kenapa sih ngedumelnya.” Gue mulai negur dia yang jalan mendahului gue. Saat ini kami sedang berada di taman bermain. Buat membujuk dia siapa tahu bisa luluh. Tapi pada kenyataannya, pas udah sampai di sini, dia malah ngedumel makin keras, bikin gue malu aja. Apalagi saat ada tatapan ibu-ibu yang liatin gue sambil geleng-geleng kepala.“Bikinnya aja berdua. Giliran oroknya jadi, nggak mau berbagi berdua. Kalau soal jatah aja nomer satu, tapi kalau soal istri nomer sekian. Suami apa tuh yang sifatnya seperti itu. Bener nggak, Bu?”Nah … kan, apa gue bilang, dia sampai nanyain ibu-ibu yang

  • Istri Dokter Somvlak   Pertemuan

    Hari ini aku bahagia banget pokoknya, Mas Vino dengan senang hati mau nurutin kemauan aku. Seneng deh kalau dia jadi jinak gini. Nggak cuma itu, dia juga banyak ngalah sama Juleha. Entah apa alasannya, bahkan aku sendiri sampai nggak nyangka bisa seberani itu sama Mas Vino, padahal biasanya aku hanya diem aja, kicep nggak berani berkutik kalau di hadapan Mas Vino. Udah mirip anak kucing mau dieksekusi. Tapi sekarang … lihat saja, bahkan Mas Vino masih mau menemaniku makan di salah satu kedai yang tak jauh dari taman bermain. "Mas Vino ndak makan?" Aku menatap Mas Vino yang malah asik sama benda persegi di tangannya yang setiap hari selalu dielus dan dipijit. 'Istrinya aja jarang dibelai, masa benda keramat berupa handphone itu selalu menjadi teman utamanya sih.' "Mas Vino denger Juleha ngomong nggak sih?!" Tuh 'kan, jadi ngegas. Ya Allah maafkan Juleha kalau hari ini bikin stok sabar Mas Vino makin menipis, makin nambahin keriput di pipinya dia. "Iya, Le, denger. Kamu makan aja, g

  • Istri Dokter Somvlak   Masih Rahasia

    Satu bulan sudah berlalu. Hubunganku dengan Mas Vino semakin membaik. Tidak ada masalah berat yang menghampiri kami selama itu. Semua membaik. Aktivitas Mas Vino juga masih sama, selalu membuatkanku susu ibu hamil untukku setiap pagi. Mengantarkanku pergi ke kampus kalau seandainya kami berangkat bareng dan dia ada waktu buat nganterin, kalau tidak … biasanya aku akan memesan online. Kalau pulang kuliah, biasanya Bagus yang mengantarkanku jika Mas Vino berhalangan tidak bisa menjemput.“Hai, Leha.”Aku mendongak, menatap seorang gadis cantik yang berpenampilan modis menghampiriku dan duduk di depanku. Aku tidak terlalu mengenal teman-teman kampusku. Maklum, aku jarang bergaul, hanya sedikit dari mereka yang kukenal, itu pun tidak terlalu akrab. Salah satunya Siska, gadis cantik yang sekarang sedang duduk di depanku ini, kabarnya tengah menyukai Bagus.“Hai.” Aku balas menyapanya canggung, kami tidak terlalu dekat memang.“Emm … boleh kan, gue duduk di sini.”“Silahkan. Ini tempat umum

  • Istri Dokter Somvlak   Ngidam Katanya

    Hari yang terasa panas. Siang tadi aku membantu Mama untuk mengurus tanaman di halaman, dan membantu menanam juga yang baru. Sebenarnya beliau sudah melarang, tapi melihat bagaimana antusiasnya mama mertuaku itu, aku jadi ikut tertarik. Tidak tega juga jika membiarkan beliau mengurusnya sendirian. Memang, kadang Bik Minah juga ikut membantu, atau pekerja kebun lainnya, tapi untuk beberapa waktu, Mama lebih suka melakukannya sendiri.“Iklan kok ditonton terus, memangnya nggak bosan apa?”Aku menoleh ke samping, di sana sudah ada Mas Vino yang duduk di sebelahku dengan salah satu kaki diangkat dan ditumpukan di atas pahanya. Punggungnya rubag di puggung sofa dengan tangan kirinya berada di belakangku dan tangan kanan yang terus mengambil cemilan di dalam toples yang ia letakkan di sisi kanannya. Ah iya, jangan lupakan kaki kirinya yang terus bergerak.“Mas, aku pingin makanan yang ada di televise itu.”“Iya. Nanti kalau keluar gue belikan.”“Nggak mau, maunya sekarang, Mas. Ini demi ana

Bab terbaru

  • Istri Dokter Somvlak   Ekstra Part

    Gue menatap bocil gue yang lagi main air, dia cuma pakai sempak doang di depan rumah sambil nyiprat-nyipratin air ke kucing yang kemarin ia temuin di got. Padahal itu kucing imut banget lho, tapi nggak tahu kenapa bisa nyungsep di got. Gue kira punya tetangga, tapi nggak ada tuh tetangga yang heboh nyariin kucingnya. Ya udah, sekarang dia rawat aja. "Dek, kasian kucingnya jangan dicipratin air terus." Gue menegur Ara yang masih asyik mainin air. "Ndak apa-apa, Yah. Lihat, lucu ya Yah, dia lari-lari." Dasar bocil! Dibilangin malah ketawa. Batu banget sih, anak siapa coba. "Ya Allah, Ara, kenapa cuma pakai sempak doang, Nak. Nanti masuk angin lho." Juleha yang baru saja datang langsung meletakkan kopiku di atas meja yang berada di dekatku. Lalu setelahnya dia hendak mendekati anaknya yang sekarang ngambil selang dan dimainin airnya sampai tumpah ke mana-mana. "Udah, Le, biarin aja. Tadi udah gue deketin suruh pakai kaos dalam nggak mau dia. Nih lihat, baju aku basah." Juleha meliha

  • Istri Dokter Somvlak   Reuni 2

    “Kenapa, Mas?” Langkah kakiku langsung berhent begitu melihat Mas Vino yang menyentuh beberapa bagian bajunya, seperti tengah mencari sesuatu. “Handphone-ku nggak ada.” “Lho? Kok bisa? Mas Vino kan, rajin banget pijitin benda itu. Kok bisa hilang?” tanyaku ikutan panik. Apalagi itu bukan barang murah. Mengingat bagaimana bentuk gambar apel yang kegigit di belakang benda itu. Mas Vino nyengir lebar sambil menggaruk pelipisnya. “Nggak hilang kok, tapi kayaknya ketinggalan di mobil. Aku ambil dulu ya, kamu duluan saja.” “Tapi nanti kalau Mas Vino nggak nemuin Juleha gimana?” “Emang kamu sekecil upilnya semut apa, sampai nggak kelihatan. Tenang aja, dimanapun kamu bersembunyi, aku bakal tetep nemuin kamu.” Tuh kan, kumat lagi gombalannya. Ara saja sampai melongo melihat tingkah laku bapaknya itu. “Yah, Ala ajalin ngomong begitu dong.” “Ngomong apa?” Mas Vino yang semula ingin pergi jadi urung karena omongan anaknya. “Yang sepelti Ayah bilang ke Ibu tadi.” Mas Vino mengernyitkan a

  • Istri Dokter Somvlak   Reuni

    Ara terlihat tertawa riang saat bermain dengan kakeknya. Saat ini kami tengah berada di rumah Pak Lik Jatmiko, sesekali kami memang mengunjungi beliau, kadang juga sampai bermalam di sini. Beliau sudah kembali ke kampong halamannya. Jadi, selama ada waktu luang atau sedang berlibur, kami akan datang ke sini, kadang juga beliau yang datang ke rumahnya Mas Vino.Tanggapan Mama mertuaku?Tentu saja Mama menyambutnya dengan baik. Tidak semua orang sugih itu kejam kayak di pilm-pilm. Meski pada awalnya aku juga berpikir begitu sih. Hihihi.Bukan hanya itu, Mas Vino juga memberi modal untuk lelaki paruh baya ini agar tidak perlu lagi bekerja keras di luar. Sekarang beliau jualan sembako di rumahnya. Toko kecil yang dibangun atas bantuan Mas Vino. Beruntung sekali aku mempunyai suami sepertinya.“Lho, cucunya berkunjung lagi, Pak?” Salah satu pembeli yang hendak membeli sesuatu itu bertanya saat melihat Ara sedang bermain di took. Aku hanya mengamatinya dari dalam sebelum akhirnya masuk ke d

  • Istri Dokter Somvlak   Little Family

    Empat tahun sudah berlalu, kehidupan gue benar-benar berubah. Di umur gue yang sudah menginjak tiga puluh dua tahun ini, akhirnya gue mempunyai keluarga kecil, bersama seorang wanita yang tak pernah gue sangka sebelumnya. Seorang wanita ndeso, katrok yang jauh dari kriteria idaman gue selama ini. Tapi kalau Tuhan sudah menggariskan dia jodoh gue, gue bisa apa selain menerima, toh … ternyata dia juga jadi sumber kebahagiaan gue. Oh iya, anak gue udah umur empat tahun seperempat, dan pastinya makin aktif dong. Dia udah bisa jalan ke sana-ke mari nangkepin nyamuk, sampai emaknya aja dibuat kualahan sama tingkahnya yang begitu aktif. Awalnya gue sedih waktu lihat kondisi dia saat itu. Gue takut kalau dia bakal berbeda dengan bayi normal lainnya, tapi alhamdulilah, sekali lagi gue wajib bersyukur dengan perkembangannya sekarang yang begitu aktif dan cantik. Bibit cogan gue nurun ke dia dong pastinya, tapi ini versi cewek. "Ayah." Arabella berteriak begitu melihat gue keluar dari mobil, di

  • Istri Dokter Somvlak   Kehidupan Baru

    “Mas, ini gimana cara pakainya?”“Nggak tahu, aku nggak pernah pakai soalnya.”Juleha kembali memberenggut. Pagi-pagi sudah heboh sendiri. Maklum, hari ini adalah hari pertamanya kuliah setelah mengambil cuti. Anak kita juga sudah pulang ke rumah. Dia sudah diperbolehkan keluar dari incubator. Begitu dia diperbolehkan pulang, Mama dengan antusiasnya langsung menjemput cucu kesayangannya itu. Bahkan besoknya langsung mengadakan syukuran atas pulangnya Arabella.“Mas Vino bantuin dong!”Gue yang awalnya lagi siap-siap dengan mengancingkan lengan kemeja jadi urung, dan malah mendekati Juleha yang lagi memegang bulatan putih di tangannya itu. Untung saja Arabella sedang diajak Mama jalan-jalan di depan rumah, sambil sekalian berjemur. Jadi kami bisa siap-siap tanpa khawatir.“Biasanya ada cara pakainya lho, Le. Dikemasannya apa nggak ada?”“Oh iya-ya, coba Mas Vino baca biar Juleha yang praktikan.”“Ha?” Gue sampai menggaruk rambut mendengar usulan Juleha. Ada-ada saja sih. Duh, harusnya

  • Istri Dokter Somvlak   Cinta yang Terbalas

    "Emh." Aku mengerjapkan mata perlahan, tapi saat hendak menarik tanganku malah terasa berat, ternyata ada yang memegangnya. Melirik jam yang tergantung di dinding, ternyata udah mau masuk subuh.Aku mengusap surai hitam yang saat ini tengah rebah dengan wajah yang menghadap ke arahku. Mas Vino begitu manis, dia bahkan rela menjagaku sampai pagi begini, apalagi dengan posisi seperti ini. Pasti pegal sekali. Kenapa dia tidak tidur di sofa saja sih, kalau bangun nanti, pasti lehernya sakit.Aku menghembuskan napas perlahan, menyadari hari di mana Mas Vino ketemu sama Mbak Lidya dan berpelukan mesra, mereka memang pasangangan yang romantis, aku saja yang tak tahu dirinya mengiyakan permintaan Mama untuk menikah dengan Mas Vino. Sesak rasanya menyadari kalau suamiku belum juga mencintaiku. Mencintai sendirian itu menyakitkan. Tahu yang lebih parahnya lagi di mana? Aku malah berhalusinasi Mas Vino mengatakan mencintaiku dan tidak ingin merawat anaknya kalau bukan denganku. Aneh sekali 'kan.

  • Istri Dokter Somvlak   Harapan

    Sepi. Itu yang gue rasain sekarang, gue kagen banget sama celotehnya Juleha, sama sikap katroknya yang dulu bikin gue ogah-ogahan dan ilfiel, bahkan sama bibir manyunnya yang sering bikin gue gemes. Kemarin gue emang salah sampai membandingkan scenario temen sama yang sudah diusun ke gue. Harusnya gue bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk menjadi Ayah. Lagi pula, setiap orang pasti ada jalan ceritanya sendiri dalam menggapai kebahagiannya.Sebenarnya kalau disuruh pilih, gue pingin banget kejadian kemarin adalah mimpi buruk belaka, dan saat bangun sudah disambut dengan senyuman Juleha, tapi apa daya … kalau penulis scenario hidup gue berkata lain, gue bisa apa selain menerima."Vin, kamu mau ke rumah sakit sekarang?" Mama menghentikan aktifitasnya begitu melihat gue turun dari tangga."Iya, Ma, kasian anak Vino sendirian." Gue tersenyum."Halah, alasan, paling kamu mau apel sama suster, kan." Mama memicing curiga."Hahaha, apanya yang mau diapelin sih, Ma. Menantu kesayangan

  • Istri Dokter Somvlak   Melepasmu

    Gue duduk di ruang tunggu dengan tangan gemetaran, di samping gue ada Pak Lik Jatmiko yang dari tadi mencoba menguatkan dengan sesekali mengusap punggung gue. Kepala gue dari tadi menunduk dengan posisis tangan saling menyatuh. Sungguh, perasaan gue nggak karuan, bahkan kemungkinan terburuk dari tadi terus kepikiran, meskipun sudah mencoba meyakinkan diri bahwa mereka akan baik-baik saja, tapi bayangan buruk sialan itu tetap aja berkelebat.Tes!Sial! Kenapa gue nangis lagi sih, cengeng banget. Andai saja gue dibolehin masuk buat lihat kondisi Juleha atau ikut menanganinya, mungkin gue sekarang bisa menyaksikan perjuangannya di dalam, tapi apa daya, para pihak medis yang menangani Juleha melarang gue, katanya nanti ditakutkan gue panik di dalam sana dan menganggu proses operasi."Vin?"Gue menoleh ke arah orang yang memanggil gue. Rayhan, Satria, dan Aris datang menghampiri gue dan menepuk pelan punggung gue. Gue emang sengaja ngabarin mereka buat meminta do'a untuk keselamatan anak d

  • Istri Dokter Somvlak   Luka 2

    Wanita ini masih tidak menjawab, dia malah berontak mencoba melepaskan cengkraman gue. Tidak mau kami jadi pusat perhatian dan terjadi drama kayak film Bollywood, gue langsung aja narik dia keluar, kemudian memutar tubuhnya dan menghadapkan ke arah gue.."Le, jangan nunduk. Angkat kepala kamu."Wanita ini masih menggeleng, rambutnya yang panjang nutupin mukanya, makanya nggak terlalu jelas. Karena nggak ada pilihan lain, gue sedikit memaksanya untuk mendongakkan kepalanya, lalu menyibak rambut di depan wajahnya, dan benar saja dugaan gue."Aku kangen sama kamu, Le. Kenapa pergi gitu aja, hmm?" Gue langsung memeluk dia di pinggir jalan, bodo amat jika kelakuan kita jadi tontonan. Gue terlalu rindu sama wanita ini. meskipun ada rasa kecewa, karena tidak ada balasan sama sekali dari wanita yang ada dalam rengkuhan gue ini. Bahkan setelah lima detik berlalu."Mas Vino lepasin Juleha, anak kita penyet ntar, kalau dipeluk keras begini."Gue terkekeh, senang sekali mendengar suaranya kembali

DMCA.com Protection Status