Share

Bab 27

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ini ponselnya, Bu."

"Terima kasih, Pak." Aku meraih ponsel dari laki-laki itu, kemudian bergegas melangkah kembali menuju kantor. Khawatir Raka menungguku.

Namun aku tersentak ketika saat menyeberang. Sebuah motor berkecepatan tinggi meluncur ke arahku.

"Aaaa ...!"

"Aaw ...!"

Seseorang mendorongku kencang hingga aku tersungkur pada taman yang berada di pinggir jalan tak jauh dari pintu lobby kantor.

Bersyukur aku selamat dari motor itu. Siapa yang telah menyelamatkanku?

Perlahan aku bangkit, terdengar riuh suara beberapa orang berlarian. Aku menoleh mencari seseorang yang menolongku tadi.

Astagfirullahaladzim ...! Raka ...!

Segera kuhampiri laki-laki yang tergolek di pinggir jalan itu. Nampak Pak Karto dan beberapa orang mengangkat tubuh Raka dan membawanya masuk ke mobil. Dengan setengah berlari aku mengikuti mereka. Tak peduli rasa tubuhku yang nyeri akibat jatuh barusan. Pasti Raka lebih merasakan sakit.

"Pak Karto, Ayo segera ke rumah sakit!" pintaku seraya ikut masuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (24)
goodnovel comment avatar
Yasmin Almira
bikin penasaran ceritanya...kepotong hrs beli koin atau nonton iklan dulu baru ke buka
goodnovel comment avatar
Putra Siliwangi
aplikasi penguras kuota, iklan nya lama ceritanya seuprit doang.
goodnovel comment avatar
Maya Umayah
cape nunggunya.namun penasaaran ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 28

    "Mari saya bantu, Tuan!" Laki-laki itu mengambil alih Raka dariku. Kemudian memapahnya ke salah satu kamar di lantai bawah, tepatnya di sebelah kamarku. "Bu Nuri, Apa bisa memanggil dokter dan perawat untuk datang ke rumah? Aku khawatir luka Mas Raka ada yang serius," tanyaku ketika wanita itu menghampiriku di pintu kamar. "Bisa, Non. Nanti saya hubungi dokter pribadi Tuan." "Alhamdulilah. Untuk sementara biar Mas Raka di lantai bawah dulu." "Baiklah, Non Shinta." Kemudian Wanita itu berlalu meninggallkanku untuk menghubungi Dokter. Sementara Raka dan Pak Pardi nampak sedang berbicara serius. "Segera cari pelakunya, Cek CCTV di sekitar lokasi kejadian! Seharusnya motor tidak bisa melewati area itu. Lain kali kamu harus lebih waspada. Penjagaan terhadap Maira harus lebih ketat!" "Baik Tuan. Saya minta maaf!' ujar Pak Pardi tertunduk. Kasian, gara-gara kecerobohanku, laki-laki itu dimarahi oleh Raka. "Pak Pardi, Saya minta maaf ya. Gara-gara saya Bapak jadi dimarahi oleh Mas

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 29

    Pov Alif "Kak May, bajuku kenapa belum disetrika? Bisa-bisa aku terlambat." Aku menahan napas melihat tingkah istriku itu. Mela selalu saja berteriak jika berbicara pada Ibu dan Kak May. Padahal usia mereka jauh lebih tua. Seharusnya Mela bisa lebih sopan. "Bukankah kamu hari ini libur?" tanya Kak May tak kalah ketus. "Aku mau ada acara arisan sama teman-teman. Buruan tolong disetrika, nih!," Dengan seenaknya Mela melemparkan bajunya ke hadapan Kak May. "Nggak bisa! Kamu setrika aja sendiri! Aku mau buru-buru ke pasar, mau buka toko." Kembali Kakakku itu melempar baju Mela dan persis mengenai wajah istriku itu. "Hei! Berani kalian sama aku ya? Asal kalian tahu, Aku bisa saja mengusir kalian kapanpun. Ini rumahku. Kalian cuma numpang di sini!" teriak Mela, wajahnya memerah karena emosi. Ya Tuhan. Kenapa Mela selalu mengulang-ulang kata-kata itu. Sejak rumah kami disita oleh orang-orang suruhan Bang Boman, Kami terpaksa pindah ke rumah Mela. Walau bermula dengan penuh drama, akhi

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 30

    Pov Alif"Nanti mau dijemput jam berapa, Mel?" tanyaku ketika diperjalanan. "Nggak usah jemput. Aku mau ke mall cari baju untuk acara pernikahan Raka nanti." "Aku dibeliin juga dong, Sayang!" rayuku. "Halaah, baju kamu banyak gitu di lemari. Ngapain beli lagi?" sahutnya. "Raka acaranya di hotel terkenal, bajunya harus yang bagus dong, Mel. Di lemari baju-bajuku sudah jelek dan lama semua." Aku kembali mencoba merayu istriku itu. "Udah nggak usah sok-sok pakai baju baru! Gaji nggak seberapa aja, mana cukup!" ketus mela. Astaga! Gaji nggak seberapa dia bilang? Tapi setiap bulan dia selalu antusias untuk menguasai gajiku. Biasanya hampir tiap bulan Aku ke mall beli pakaian baru. Namun sejak menikah dengan Mela, sekalipun aku belum pernah belanja lagi. Bagaimana mau beli baju baru, gajiku semua diminta oleh istriku itu. --------- Lumayan hasil ngojek hari ini. Walau hanya setiap libur kerja saja, tapi hasilnya bisa untuk mengisi kuota ponsel dan sekedar ngopi bareng dengan teman

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 31

    Sejak subuh semua orang sibuk. Apalagi Bu Nuri. Wanita serba tahu dan serba bisa itu sepertinya hampir tidak tidur semalaman. Raka berkali-kali berpesan agar acara akad nikah kami sesuai dengan harapannya. Apakah Raka menikahiku karena keinginannya? Atau hanya karena ingin melindungi diriku atas permintaan orangtuanya? "Non Shinta, para penata rias sudah datang. Ditunggu di kamar tamu." Seorang pelayan menghampiriku. Sejak tadi aku hanya mondar mandir saja. Raka melarangku untuk membantu. Dia khawatir nanti aku kelelahan. Karena besok malam adalah acara resepsi kami. Aku melangkah menuju kamar tamu. Disana sudah ada beberapa wanita yang akan meriasku. "Silakan Nona!' Salah satu penata rias mempersilakan aku untuk duduk di depan cermin besar. Salah seorang dari mereka yang konon katanya adalah make up artis, begitu terampil merubah diriku menjadi sangat cantik bagaikan seorang putri. Andai saja saat ini Ayah dan Bunda ada di sini, pasti mereka sangat bahagia melihatku tampil seca

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 32

    Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Kami bersiap-siap menuju hotel. Rencananya akad nikah akan diselenggarakan di sana. Berlanjut besok malam dengan resepsi di hotel yang sama. "Maira ..kamu cantik sekali," lirih Raka, ketika kami bertemu dalam satu mobil yang akan menuju hotel. Please Mas Raka, jangan bikin aku grogi kayak gini. Aku takut kamu mendengar suara jantungku yang berdetak kencang saat ini. Selama perjalanan menuju hotel. Kami di kawal oleh beberapa mobil. Tampak Raka berkali-kali menelpon seseorang. Wajahnya begitu tegang. Sepertinya ada sesuatu yang sedang direncanakan. "Mas, kok tegang gitu? Ada masalah apa?" tanyaku setelah dia menutup ponselnya. "Ada." "Hah! Masalah apa?" tanyaku khawatir. "Masalahnya ... apa aku sanggup menunggu sampai malam untuk bisa peluk kamu?" bisiknya ke telingaku. "Mas Rakaaaa ...!" jeritku seraya mencubit pinggangnya. "Aaww ...! Sakit tau ..! Awas ya nanti malam aku bales!" "Bodo, ah!" Spontan aku menyembunyikan wajah menghadap jend

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 33

    "A-ayah ... benarkah ini Ayah?" tanyaku tak percaya dengan apa yang aku lihat. "Iya, Sayang ... ini Ayah. Maira Anakku ..." Laki-laki itu lantas meraih memelukku. Aku masih terpaku tak percaya. Kenapa orang-orang itu dulu mengatakan bahwa Ayah sudah meninggal? Aku yang ketika itu masih kanak-kanak tidak tau apa yang terjadi. Bahkan tidak pernah tau dimana makam Ayah dan Bunda. Kemudian hari ini, sesuatu yang tidak pernah aku duga terjadi. Walau setiap saat aku mengharapkan keajaiban ini. Bertemu Ayah dan Bunda selalu menjadi impianku. Lalu hari ini, seorang laki-laki setengah tua, dengan tubuh tinggi tegap. Wajah tampannya yang masih terlihat jelas di antara kulitnya yang mulai berkerut. Wajah yang memandangku penuh kasih dan rindu. "Ayah ... Ayah ..." Aku terus tergugu di dada bidangnya. Hingga kemeja di balik jas hitam itu basah karena air mataku. Tangan kekarnya terus membelai hijab putihku yang telah terpasang sebuah mahkota kecil. Hingga tangan itu turun ke bahuku. Tepukan

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 34

    Ayah kembali memelukku. Kami kembali terisak. semua bagai mimpi. Aku bisa kembali memeluk laki-laki cinta pertamaku. Walaupun masih banyak tanda tanya dibenak ini. Walaupun semua masih terlihat abu-abu. Setelah aku, Ayah juga memeluk Raka. Laki-laki yang telah mempertemukan kembali Aku dan Ayah. Laki-laki yang pernah mempertaruhkan nyawanya untukku. Mereka tampak sangat akrab. Apa selama ini Raka memang tahu keberadaan Ayah? Dan di mana ayah tinggal selama ini?"Raka, tolong jaga Maira baik-baik. Ayah titip anak ayah satu-satunya padamu," pesan Ayah.Raka mengangguk. "Baik, Yah. Maira sudah menjadi tanggung jawab aku sekarang. Apapun akan kulakukan demi membahagiakannya," jawab Raka tegas. "Terimakasih, Raka. Aku tenang sekarang." Mereka kembali berpelukan. Ruangan yang sepi membuat akad nikahku berbeda dari yang lainnya. Raka tidak mengundang siapapun. Bahkan ibu panti sekalipun. Namun semuanya akan hadir pada acara resepsi besok malam.. Kemudian kami bersiap akan meninggalkan

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 35

    Sejak kemarin kami tidak keluar dari kamar. Semua yang kami butuhkan diantar oleh pelayan hotel. Di depan kamar kami para bodyguard tidak pernah absen sedetikpun untuk berjaga secara bergantian. Untuk perusahaan sementara ditangani oleh Said, laki-laki yang sudah menjabat sebagai asisten pribadi Raka selama bertahun-tahun. Said juga teman kuliah Raka di Aussie dulu. "Sayang, sini dong!" ajak Raka yang sedang berenang sendiri sejak tadi. Sedangkan aku masih asik dengan ponselku sambil merebahkan diri pada kursi yang berada di pinggir kolam. Luar biasa memang kamar hotel ini. Fasilitas kolam renang pun berada di kamar yang sangat luas ini. Apapun yang aku inginkan tinggal angkat telpon dan tidak perlu menunggu lama pelayan akan mengantarkan pesananku. "Aku nggak bisa berenang, Mas," sahutku. Tubuhnya yang basah dengan bulu-bulu halus di dada bidangnya, membuatku hampir tergoda. "Sini aku ajarin, Maira," bujuk laki-laki yang makin terlihat tampan dengan rambutnya yang mulai panja

Bab terbaru

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bagaimana Kisah Maira Selanjutnya?

    Hai, Pembacaku. Terimakasih sudah membaca Istri Dekilku Anak Sultan hingga tamat.Mau tau kisah Maira selanjutnya? Langsung aja baca cerita baru aku yang berjudul :Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya"Dengan wajah sok polosmu itu kamu berbohong kalau kamu masih suci! Padahal saat menikah denganku, kamu sudah tidak perawan!”Kehidupan rumah tangga Analea terasa dingin karena Hamid, suaminya, salah paham dan menuduh Analea tidak suci lagi, karena Analea tidak "berdarah" di malam pertama mereka. Ditambah lagi asal usul Analea dianggap tidak jelas dan kurang bermartabat karena merupakan anak angkat dari mantan wanita malam.Hingga akhirnya Analea menemukan suaminya tidur bersama wanita lain."Aku ingin bercerai!" Tak lagi bisa percaya pada Hamid, Analea menggugat. "Kalau tidak, aku akan sebarkan berita ini di kantormu.""Memangnya orang akan percaya padamu? Semua juga tahu dari mana asalmu! Mereka pasti lebih percaya padaku." Si suami peselingkuh enggan melepaskan Analea yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra Part 4

    Setahun kemudian. "Ayo turun, Sayang! Kita sudah sampai." Paul membantu Syafa keluar dari mobil. Wanita itu kesulitan keluar karena perutnya yang sudah sangar besar. "Jangan lahir dulu, Nak. Biarkan Ibumu ini merasakan seperti apa wisuda itu." lirih Syafa seraya mengelus perutnya dengan lembut. Paul membimbing istrinya turun dari mobil dengan sangat hati-hati. Penampilan Syafa kini berbeda. Morine merancang kebaya panjang hingga semata kaki yang sangat pas untuk Syafa yang sedang hamil tua. Paul menggandeng Syafa menuju sebuah gedung pertemuan yang cukup berkelas di kota Jakarta. "Pelan-pelan jalannya. Jangan terlalu gagah!" bisik Paul yang terlihat tampan dengan stelan jas hitamnya. Pria bule itu melangkah dengan bangga mendampingi sang istri yang baru saja meraih gelar sarjananya. Beberapa bulan belakangan ini Syafa berjuang dalam keadaan perut besar demi menyelesaikan kuliahnya sebelum bayinya lahir. Dua target dalam hidupnya yang mampu ia capai dalam waktu bersamaan. Yaitu me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 3

    Berita tentang Syafa ada hubungan dengan pejabat bernama Boy Azka yang dihubungkan dengan artis lawas bernama Kirana memang sempat memanas di masyarakat dan media sosial. Namun hal itu perlahan hilang dari media. Tentu saja ini adalah hasil kerja beberapa anak buah Boy Azka. Ternyata dalam hal ini, dengan uang segalanya akan menjadi mudah. Tak ada lagi media yang mengekspos berita tersebut. Sejak kejadin itu Boy Azka mulai hati-hati. Ia tak lagi berani bertemu Syafa di tempat umum, walaupun secara sembunyi-sembunyi. Sebagai gantinya, setiap sebulan sekali Syafa akan menginap di rumah Boy Azka bersama Paul. Hubungan keluarga mereka sudah sangat harmonis. Lintang yang tadinya memperlihatkan rasa tidak sukanya pada Syafa, justru kini sangat perhatian pada adik tirinya itu. Bahkan kadang membuat Paul cemburu karena Syafa begitu dekat dengan kedua kakak lelakinya. "Kak, hari ini acara syukuran Bapak dan Ibu pulang dari Haji. Kita ke sana, yuk!" Syafa bergelayut manja pada suaminya yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 2

    "Dia tampan sekali seperti Kamu, Mas." Anita memandang takjub pada bayi laki-laki yang menggeliat di dalam box bayi milik rumah sakit itu. "Ya, dia yang akan menggantikan kita nanti di perusahaan. Dia akan menjadi pebisnis handal," lirih Indra tanpa senyum. Perasaan pria itu masih belum tenang karena ibu dari sang bayi tersebut masih belum.sadar. "Semoga ibumu segera bangun, Nak!" parau suara Indra menahan sedih. Dokter bilang Aina kelihangan banyak darah ketika melahirkan tadi. Saat ini istri mudanya itu sedang ditangani oleh dokter ahli. "Sabar, Mas. Kita doakan saja semoga Aina segera sadar." Anita membelai pelan punggung suaminya. Dadanya sesak melihat Indra memandang bayinya dengan tatapan sedih. "Anita, jika terjadi sesuatu pada Aina, apakah Kamu mau merawat anak ini?" "Astaghfirullah, Mas. Ayo optimis, dong, Mas! Aina pasti akan sembuh. Aku pasti akan membantu Aina merawat dan menyayangi bayi ini sepenuh hati." Anita memandang gemas bayi merah yang berwajah tampan itu. M

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 1

    "Om Indraaa ...! Aduh, sakit, Om ...! Om Indraaa ...!" Aina berteriak sambil memegang perutnya yang sudah semakin besar. Ia terduduk lemas di ranjang kamarnya. Suaranya terdengar hingga keluar karena pintu kamar yang sengaja ia buka sejak tadi. Indra yang sedang berada di ruang kerjanya bersama Anita tergopoh-gopoh menghampiri istri mudanya. Anita pun mengikuti dari belakang dengan panik. "Kenapa Aina? Apa Kamu mau melahirkan?" cecar Indra bingung. Pria paruh baya itu berjalan mondar mandir di depan Aina, entah apa yang harus ia lakukan melihat wajah pucat Aina. Keringat dingin membasahi wajah istrinya itu. "Aduh, Om. Sakit sekalii. Aku nggak tahan ...!"Aina terus merintih. Tubuhnya bergetar hebat menahan sakit. "Maas, cepetan siapin mobil! Kita bawa Aina ke rumah sakit, segera!" teriak Anita yang juga sibuk kesana-kemari di kamar Aina seperti sedang mencari sesuatu "Mbaaak, Mbaaak, ini ART pada kemana, sih?" Anita masih berteriak memanggil para ARTnya. "Ya, Bu. Ada apa?" seora

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 426

    "Tolong cepat, Pak!" Rein menepuk pelan bahu sang supir yang melajukan mobil ke Bandar Udara International Kuala Lumpur. Supir itu mengangguk. Berkali-kali Rein menoleh pada jam tangannya. Ia tak ingin terlambat ikut penerbangan pagi itu. Semalam, setelah menerima panggilan dari Yuda, Rein merenung. Awalnya ia berpikir Yuda tidak serius. Bagaimana mungkin Maira bisa hamil, sementara ia sudah divonis oleh dokter akan sulit untuk memiliki keturunan? Lalu ia ingat kata-kata Maira yang mengatakan, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Sulit untuk punya keturunan, bukan berarti tidak bisa. Sempat terlintas di benaknya hal negatif tentang Maira. Jangan-jangan itu bukan anaknya? Namun dugaan itu segera ia tepis, karena ia sangat percaya Maira adalah seorang istri yang setia. Pria dengan jambang lebat itu ingin membuktikan sendiri ucapan Yuda semalam. Apa ini hanya akal-akalan sahabatnya saja agar dia kembali ke indonesia? Akhirnya malam itu juga Rein yang belum tidur sejak kemarin,

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 425

    Maira wanita yang kuat. Walau hatinya menangis. Ia tetap terlihat tegar di depan semua orang. Rein memang pergi dari kehidupannya. Namun pria itu tetap selalu ada di hatinya. Meninggalkan buah cinta mereka yang kini ada di dalam perut Maira. "Bu Shinta, Pak Yudatara dan istrinya ingin mengundang Ibu makan siang di rumahnya." "Yuda? Hmmm ... apa mungkin ada kabar tentang Rein?" gumam Maira yang baru saja selesai rapat dengan para relasi bisnisnya. "Baiklah. Katakan pada Yuda Aku mau. Kamu jadwalkan saja secepatnya!" ujar Maira sebelum meninggalkan ruang meeting. "Maira, bagaimana dengan pertemuan di Samarinda dua hari lagi? Apa Kamu bisa ke sana?" Raka menghampiri Maira ke ruangannya. Sejak Pratama memaksa Maira untuk membiarkan Raka membantunya, wanita itu tak lagi membantah. Apalagi Laura juga mendukung. Ia bersyukur Raka sudah banyak berubah. Mantan suaminya itu kini lebih paham akan batas-batas yang wajar diantara mereka. "Nanti Aku pikirkan, Mas," sahutnya bingung. Biasanya Re

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 424

    "Aku nggak mau sendirian di rumah!" Aina cemberut saat duduk di ruang makan, sejak melihat Indra sudah bersiap hendak ke kantor. "Astaga Aina. Tolong jangan mulai lagi! Banyak rapat penting yang harus Aku hadiri. Apalagi sejak Rein keluar negeri. Aku agak kewalahan." Indra kembali membujuk Aina. "Nggak apa-apa kalau Mas mau temani Aina di rumah. Biar Aku yang handle kerjaan di kantor." Anita muncul dengan pakaian yang sudah rapi. Indra memandang istri pertamanya yang tampak banyak berubah. Sejak Aina tinggal satu atap dengan Anita lima bulan yang lalu, Anita perlahan berubah. Wanita paruh baya itu kini tak pernah lagi berpakaian seksi jika keluar rumah. Ia lebih banyak di rumah saat libur. Wanita itu pun lebih sabar menghadapi Aina yang semakin manja di saat kehamilannya yang sudah masuk sembilan bulan. "Tidak. Aku harus ke kantor hari ini. Banyak janji dengan relasiku." "Kalau tiba-tiba Aku mau melahirkan gimana, Om?" tanya Aina lagi dengan nada manja. Anita dan Indra saling me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 423

    " Terima kasih, Syafa. Pemotretan cukup sampai di sini. Luar biasa, kamu benar-benar luar biasa!" Morine tak henti-hentinya memuji Syafa yang sangat berbakat. "Sama-sama Om. Ini berkat bimbingan Om Morine juga." Morine dan para kru di studio itu kagum pada Syafa yang selalu rendah hati, walaupun kariernya sudah berkembang cukup pesat. Dalam jangka waktu tiga bulan, Syafa sudah mendapat tawaran job di mana-mana. Rekanan Morine yang bergerak di bidang fashion terus meminta Syafa untuk menjadi model produk mereka. "Aku pulang ya, Om. Kak Paul sudah nunggu sejak tadi" Syafa pamit pada Morine. "Baiklah Syafa, sampai rumah langsung istirahat! Ingat, lusa ada acara penting. Akan hadir banyak pejabat dan istrinya dalam pameran fashion itu. Kamu adalah bintangnya. Kamu harus tampil prima dan memukau. Karier kamu baru akan dimulai." Morine yang diminta sekaligus sebagai manager Syafa oleh Boy Azka, tak henti-hentinya mendisiplinkan gadis cantik itu. "Iya, Om. Siap!" Walau kadang merasa b

DMCA.com Protection Status