Share

Bab 15

Author: Rina Novita
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sungguh tak percaya dengan apa yang kulihat saat ini di cermin. Nyaris aku tidak mengenali diriku sendirii. Memang benar, cantik itu perlu modal. Lihat saja, entah apa saja yang di gunakan Bu Nuri ke wajahku. Mulai dari pembersih wajah, skin care sampai kosmetik. Semua produk yang kugunakan ini adalah dari merk ternama.

Walaupun hasilnya bernuansa natural, Namun sukses membuat wajahku berubah jadi sangat cantik. Phasmina instan dengan warna senada menambah sempurna penampilanku malam ini.

"Cantik ..., Nona sangat cantik," gumam Bu Nuri ketika sama-sama memandangi cermin besar di hadapan kami.

"Tentunya karena penata riasnya yang hebat." sahutku seraya tersenyum puas.

"Sempurna. Tuan Raka pasti akan terkagum-kagum pada Nona." Wanita itu nampak tersenyum puas.

"Sebenarnya Aku ini akan ke mana? Kenapa harus berpenampilan seperti ini, Bu?"

"Menemani Tuan makan malam."

"Makan malam di mana?"tanyaku polos.

Bu Nuri tersenyum memandangku. Mungkin sejak tadi ia terheran melihat kepol
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (176)
goodnovel comment avatar
Boyke Asnur
ribet coba deh aplikasi nya yang dijual berapa gitu
goodnovel comment avatar
Boyke Asnur
coba deh satu novel itu berapa gitu eeh baru beli koin 8 ribu berapa bab udah terkunci lagi.........
goodnovel comment avatar
Rinayutawan
susah baca nya klu gini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 16

    "Tenanglah! Kita makan dulu. Aku sudah sangat lapar." sahutnya seraya melangkah menuju salah satu kursi di meja makan itu. Terpaksa aku mengikuti langkahnya. Raka menarik salah satu kursi untukku dan mempersilakan aku duduk. Kemudian laki-laki itu mengambil posisi untuk duduk tepat di hadapanku. "Ayo makan dulu! Kamu pasti sudah sangat lapar, bukan? Jangan sungkan, hanya kita berdua di ruangan ini." ujarnya seraya mengisi piringnya dengan beberapa menu makanan. Hanya berdua? Aku menoleh ke kanan dan kiri. Memang benar, tidak ada siapapun selain kami berdua di ruangan ini. Tiba-tiba aku bergidik, karena berdua saja dengan orang yang baru saja aku kenal. Tanpa malu aku pun mengisi piringku dengan banyak makanan. Sejujurnya sejak pagi tadi aku memang belum makan. Rasa lapar hilang begitu saja karena kejadian siang tadi. Lenyap terbawa oleh emosi. Kami makan tanpa berbincang apapun. Namun Raka sesekali mengambilkan beberapa hidangan untukku. Yang membuatku takjub, pria terhormat i

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 17

    "Ada satu cara untuk mengakhiri semua ini. Aku akan menjamin keselamatanmu selama dua puluh empat jam," lanjutnya lagi. "Dengan cara apa?" tanyaku penasaran. "Menikahlah denganku!" "A-apaaa? Menikah?" Aku nyaris terlonjak mendengar penuturan Raka. "Santai aja! Nggak usah histeris gitu! Seperti dilamar artis saja," Raka kembali tergelak. "Huh, kepedean," cetusku seraya membuang muka dari tatapan wajah tampan itu. "Apa kamu tahu bahwa orang-orang yang ingin menghancurkanmu tidak sedikit? Mungkin saja mereka sebenarnya berada di sekitarmu selama ini." "Astahfirullahaladzim ... benarkah?" Lagi-lagi aku terkejut. "Apa sebenarnya tujuan mereka menghancurkanku?"tanyaku bingung. "Itu yang aku belum tahu sampai saat ini. Almarhum papaku belum sempat cerita. Kita harus tau siapa saja mereka. Untuk itu kita harus pancing agar mereka muncul dan menampakkan diri," jelas Raka. "Bagaimana caranya?" tanyaku penasaran. "Aku akan membuat mereka geram dengan cara menikahimu setelah masa idda

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 18

    Setelah salat subuh, Bu Nuri telah siap dengan segala peralatan riasnya ke kamarku. Aku pasrah saja ketika beliau memoles wajah dan memilihkan pakaian yang akan kukenakan. Kali ini aku memakai baju model stelan celana panjang berwarna hitam motif abstrak, dipadu dengan blazer panjang berwarna krem sepanjang lututku. Hijab segiempat polos yang di bentuk simple dengan hiasan bros mini berbatu swarovski, membuat tampilanku tampak sangat elegan. "Pagi, Bu Nuri. Non Shinta ditunggu Tuan Raka di ruang makan." Seorang pelayan tiba-tiba masuk. "Baik. kami segera ke sana," sahut wanita yang selalu tampil rapi dan simple itu. Syukurlah sepatu yang kupakai saat ini bukan model high heels. Menurut Bu Nuri, tubuhku yang sudah tinggi semampai ini tidak perlu memakai sepatu ber-hak tinggi. Aku kembali bercermin. Sama sekali tak mengenali diriku. Di sana terlihat seorang wanita muda berpenampilan elegan dengan kesan cantik dan berkelas. Sungguh luar biasa hasil kerja Bu Nuri. Wanita itu sukses

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 19

    Pov Alif Pagi ini aku dan Mela mulai training di kantor pusat. Beruntung kami tidak kesiangan, karena semalam beberapa kali melakukan pertempuran hingga kami kelelahan. Mela masih bermalas-malasan di tempat tidur seraya membuka ponselnya. Padahal sejak subuh Kak May berkali-kali memanggil. "Alif ... Mela ..., bangun dong! Sudah siang nih." teriak kak May untuk yang ke sekian kalinya. "Huh! Dasar perawan tua! Berisik banget sih dari tadi," ketus Mela. Semoga saja Kak May tidak mendengarnya.Ternyata aku baru tau kalau Mela selalu kasar jika berbicara. Kenapa aku baru tau sekarang? Untung saja kemarin wanita itu tidak mengetahui keributan yang terjadi di depan rumah. Kak May berhasil mengelabui Mela agar tidak beranjak keluar dari kamarnya. Setelah kami mandi bergantian, Aku yang sudah rapi lebih dulu menunggu Mela yang masih sibuk merias diri. Riasan istri baruku ini memang cukup tebal. Hingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Setelah selasai, kamipun bersiap-siap untuk sarap

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 20

    Pov AlifJika dalam seminggu aku tidak membawa Shinta kembali ke rumah, Bang Boman akan mengirim anak buahnya untuk meminta kembali uang-uang yang sudah aku terima dari preman itu. Mau pecah rasanya kepalaku memikirkannya. Belum lagi sikap Mela yang kasar terhadap keluargaku. Aku menghentikan motor di dekat tukang bubur ayam pinggir jalan. Sepertinya enak, pembelinya lumayan ramai. Semoga saja tidak mahal. "Kok berhenti di sini, lif?" "Kita sarapan dulu. Aku lagi pengen makan Bubur Ayam. Kata orang-orang di sini Buburnya enak banget." Aku mencoba meyakinkan Mela. "Nggak mau, Ah! Masa di pinggir jalan gini? Kan banyak debu," protesmya. "Sudahlah, sayang. Cuma sebentar. Lagian nanti kita bisa terlambat kalau harus muter-muter lagi," rayuku lagi. Akhirnya dengan wajah cemberut Mela turun juga dari motor. Mungkin karena memang lapar, dalam waktu singkat kami menghabiskan masing-masing semangkuk Bubur ayam. Aku mencoba terus menggodanya agar dia mau tersenyum. Apa kata teman-teman

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 21

    Pov Alif Untunglah setelah training kami diperbolehkan pulang. Namun selama pelatihan berlangsung aku sama sekali tidak konsentrasi. Ponsel terpaksa kumatikan, karena ibu dan kak May menghubungiku setiap saat. "Lif, kita jalan-jalan dulu, yuk. Aku bete banget di rumah kamu." Bagaimana ini? Mela minta jalan-jalan dulu. "Maaf, Sayang. Ibu sejak tadi telpon aku terus. Takutnya ada yang penting. Kalau kamu bete, gimana jika kita tinggal di rumah kamu aja?" "Oke, tapi kamu yang masak dan nyuci ya. Aku nggak biasa." Astaga Mela! "Ya nggak bisa begitu dong, Cantik. Kamu harus belajar dari sekarang. Bukankah kamu ini seorang istri yang sholehah, Sayang?" Aku mencoba merayunya hati-hati. "Halah! Istri sholehah kok dijadikan babu. Pokoknya aku nggak biasa melakukan semua itu. Atau carikan saja ART untukku! Gampangkan?" Sial! Mana mungkin aku bisa menggaji ART sekarang ini? Biarlah untuk sementara aku yang melakukan semua pekerjaan itu. Dari pada Mela tinggal di rumah Ibu. Pusing kepal

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 22

    Pov AlifBerkali-kali mencoba menghubungi si Raka, namun tidak terjawab sama sekali. Sombong sekali dia sekarang. Menjawab telponku saja tidak mau. Sebaiknya sore ini aku ke rumahnya saja. Segera kukirim pesan pada Robi, salah satu teman SMAku, untuk menanyakan alamat Raka. Setelah mendapat balasan dari Robi, Aku dan Imah segera pergi menuju rumah Raka. Ternyata Raka tinggal di kawasan perumahan elite di kota ini. Semoga saja Aku dan Imah berhasil meminjam uang padanya. Sengaja imah dirubah menjadi lebih cantik dan seksi oleh Ibu, agar Raka tertarik pada adikku itu. Setelah satu jam perjalanan akhirnya kami tiba di depan rumah yang sangat besar dan megah ini. Luar biasa si Raka ini. Ternyata lebih kaya dari yang aku bayangkan. Imah tampak berbinar melihat kemegahan istana milik Raka. "Cari siapa, Mas?" Seorang security keluar dari post dan menghampiri kami. "Raka ada, Pak? Saya Alif, teman sekolahnya," sahutku pada laki-laki yang bajunya tertera nama Irsan itu. "Apa sudah ada j

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 23

    Aku terkikik geli mengingat kejadian tadi pagi. Hampir semua karyawan mentertawakan Mas Alif dan Mela. Pasangan pengantin baru itu sungguh tidak tahu malu. Bermesraan di tempat umum sampai salah masuk lift. Entah mengapa sudah tidak ada lagi rasa cemburu atau sakit hati melihat mereka berdua. Mungkin sudah terlalu sering merasakan sakit dan kecewa atas perlakuan keluarga itu. Setelah beberapa jam menerima berbagai pengarahan dari Mas Raka, laki-laki itu menyarankan aku untuk jalan-jalan ke mall dan ke salon untuk perawatan. Tentunya harus di dampingi oleh seorang bodiguard yang sudah dia siapkan. Sungguh terasa bagai mimpi semua ini. Salon perawatan muslimah yang di rekomendasikan oleh Bu Nuri memang luar biasa. Wanita itu sepertinya memang serba tahu. Salon ternama dan sangat mewah itu benar-benar sukses membuat wajah dan tubuhku berubah jadi sangat cantik dari ujung rambut hingga ujung kaki, setelah melakukan perawatan selama berjam-jam. Bahkan aku seperti bukan melihat diriku s

Latest chapter

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bagaimana Kisah Maira Selanjutnya?

    Hai, Pembacaku. Terimakasih sudah membaca Istri Dekilku Anak Sultan hingga tamat.Mau tau kisah Maira selanjutnya? Langsung aja baca cerita baru aku yang berjudul :Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya"Dengan wajah sok polosmu itu kamu berbohong kalau kamu masih suci! Padahal saat menikah denganku, kamu sudah tidak perawan!”Kehidupan rumah tangga Analea terasa dingin karena Hamid, suaminya, salah paham dan menuduh Analea tidak suci lagi, karena Analea tidak "berdarah" di malam pertama mereka. Ditambah lagi asal usul Analea dianggap tidak jelas dan kurang bermartabat karena merupakan anak angkat dari mantan wanita malam.Hingga akhirnya Analea menemukan suaminya tidur bersama wanita lain."Aku ingin bercerai!" Tak lagi bisa percaya pada Hamid, Analea menggugat. "Kalau tidak, aku akan sebarkan berita ini di kantormu.""Memangnya orang akan percaya padamu? Semua juga tahu dari mana asalmu! Mereka pasti lebih percaya padaku." Si suami peselingkuh enggan melepaskan Analea yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra Part 4

    Setahun kemudian. "Ayo turun, Sayang! Kita sudah sampai." Paul membantu Syafa keluar dari mobil. Wanita itu kesulitan keluar karena perutnya yang sudah sangar besar. "Jangan lahir dulu, Nak. Biarkan Ibumu ini merasakan seperti apa wisuda itu." lirih Syafa seraya mengelus perutnya dengan lembut. Paul membimbing istrinya turun dari mobil dengan sangat hati-hati. Penampilan Syafa kini berbeda. Morine merancang kebaya panjang hingga semata kaki yang sangat pas untuk Syafa yang sedang hamil tua. Paul menggandeng Syafa menuju sebuah gedung pertemuan yang cukup berkelas di kota Jakarta. "Pelan-pelan jalannya. Jangan terlalu gagah!" bisik Paul yang terlihat tampan dengan stelan jas hitamnya. Pria bule itu melangkah dengan bangga mendampingi sang istri yang baru saja meraih gelar sarjananya. Beberapa bulan belakangan ini Syafa berjuang dalam keadaan perut besar demi menyelesaikan kuliahnya sebelum bayinya lahir. Dua target dalam hidupnya yang mampu ia capai dalam waktu bersamaan. Yaitu me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 3

    Berita tentang Syafa ada hubungan dengan pejabat bernama Boy Azka yang dihubungkan dengan artis lawas bernama Kirana memang sempat memanas di masyarakat dan media sosial. Namun hal itu perlahan hilang dari media. Tentu saja ini adalah hasil kerja beberapa anak buah Boy Azka. Ternyata dalam hal ini, dengan uang segalanya akan menjadi mudah. Tak ada lagi media yang mengekspos berita tersebut. Sejak kejadin itu Boy Azka mulai hati-hati. Ia tak lagi berani bertemu Syafa di tempat umum, walaupun secara sembunyi-sembunyi. Sebagai gantinya, setiap sebulan sekali Syafa akan menginap di rumah Boy Azka bersama Paul. Hubungan keluarga mereka sudah sangat harmonis. Lintang yang tadinya memperlihatkan rasa tidak sukanya pada Syafa, justru kini sangat perhatian pada adik tirinya itu. Bahkan kadang membuat Paul cemburu karena Syafa begitu dekat dengan kedua kakak lelakinya. "Kak, hari ini acara syukuran Bapak dan Ibu pulang dari Haji. Kita ke sana, yuk!" Syafa bergelayut manja pada suaminya yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 2

    "Dia tampan sekali seperti Kamu, Mas." Anita memandang takjub pada bayi laki-laki yang menggeliat di dalam box bayi milik rumah sakit itu. "Ya, dia yang akan menggantikan kita nanti di perusahaan. Dia akan menjadi pebisnis handal," lirih Indra tanpa senyum. Perasaan pria itu masih belum tenang karena ibu dari sang bayi tersebut masih belum.sadar. "Semoga ibumu segera bangun, Nak!" parau suara Indra menahan sedih. Dokter bilang Aina kelihangan banyak darah ketika melahirkan tadi. Saat ini istri mudanya itu sedang ditangani oleh dokter ahli. "Sabar, Mas. Kita doakan saja semoga Aina segera sadar." Anita membelai pelan punggung suaminya. Dadanya sesak melihat Indra memandang bayinya dengan tatapan sedih. "Anita, jika terjadi sesuatu pada Aina, apakah Kamu mau merawat anak ini?" "Astaghfirullah, Mas. Ayo optimis, dong, Mas! Aina pasti akan sembuh. Aku pasti akan membantu Aina merawat dan menyayangi bayi ini sepenuh hati." Anita memandang gemas bayi merah yang berwajah tampan itu. M

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 1

    "Om Indraaa ...! Aduh, sakit, Om ...! Om Indraaa ...!" Aina berteriak sambil memegang perutnya yang sudah semakin besar. Ia terduduk lemas di ranjang kamarnya. Suaranya terdengar hingga keluar karena pintu kamar yang sengaja ia buka sejak tadi. Indra yang sedang berada di ruang kerjanya bersama Anita tergopoh-gopoh menghampiri istri mudanya. Anita pun mengikuti dari belakang dengan panik. "Kenapa Aina? Apa Kamu mau melahirkan?" cecar Indra bingung. Pria paruh baya itu berjalan mondar mandir di depan Aina, entah apa yang harus ia lakukan melihat wajah pucat Aina. Keringat dingin membasahi wajah istrinya itu. "Aduh, Om. Sakit sekalii. Aku nggak tahan ...!"Aina terus merintih. Tubuhnya bergetar hebat menahan sakit. "Maas, cepetan siapin mobil! Kita bawa Aina ke rumah sakit, segera!" teriak Anita yang juga sibuk kesana-kemari di kamar Aina seperti sedang mencari sesuatu "Mbaaak, Mbaaak, ini ART pada kemana, sih?" Anita masih berteriak memanggil para ARTnya. "Ya, Bu. Ada apa?" seora

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 426

    "Tolong cepat, Pak!" Rein menepuk pelan bahu sang supir yang melajukan mobil ke Bandar Udara International Kuala Lumpur. Supir itu mengangguk. Berkali-kali Rein menoleh pada jam tangannya. Ia tak ingin terlambat ikut penerbangan pagi itu. Semalam, setelah menerima panggilan dari Yuda, Rein merenung. Awalnya ia berpikir Yuda tidak serius. Bagaimana mungkin Maira bisa hamil, sementara ia sudah divonis oleh dokter akan sulit untuk memiliki keturunan? Lalu ia ingat kata-kata Maira yang mengatakan, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Sulit untuk punya keturunan, bukan berarti tidak bisa. Sempat terlintas di benaknya hal negatif tentang Maira. Jangan-jangan itu bukan anaknya? Namun dugaan itu segera ia tepis, karena ia sangat percaya Maira adalah seorang istri yang setia. Pria dengan jambang lebat itu ingin membuktikan sendiri ucapan Yuda semalam. Apa ini hanya akal-akalan sahabatnya saja agar dia kembali ke indonesia? Akhirnya malam itu juga Rein yang belum tidur sejak kemarin,

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 425

    Maira wanita yang kuat. Walau hatinya menangis. Ia tetap terlihat tegar di depan semua orang. Rein memang pergi dari kehidupannya. Namun pria itu tetap selalu ada di hatinya. Meninggalkan buah cinta mereka yang kini ada di dalam perut Maira. "Bu Shinta, Pak Yudatara dan istrinya ingin mengundang Ibu makan siang di rumahnya." "Yuda? Hmmm ... apa mungkin ada kabar tentang Rein?" gumam Maira yang baru saja selesai rapat dengan para relasi bisnisnya. "Baiklah. Katakan pada Yuda Aku mau. Kamu jadwalkan saja secepatnya!" ujar Maira sebelum meninggalkan ruang meeting. "Maira, bagaimana dengan pertemuan di Samarinda dua hari lagi? Apa Kamu bisa ke sana?" Raka menghampiri Maira ke ruangannya. Sejak Pratama memaksa Maira untuk membiarkan Raka membantunya, wanita itu tak lagi membantah. Apalagi Laura juga mendukung. Ia bersyukur Raka sudah banyak berubah. Mantan suaminya itu kini lebih paham akan batas-batas yang wajar diantara mereka. "Nanti Aku pikirkan, Mas," sahutnya bingung. Biasanya Re

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 424

    "Aku nggak mau sendirian di rumah!" Aina cemberut saat duduk di ruang makan, sejak melihat Indra sudah bersiap hendak ke kantor. "Astaga Aina. Tolong jangan mulai lagi! Banyak rapat penting yang harus Aku hadiri. Apalagi sejak Rein keluar negeri. Aku agak kewalahan." Indra kembali membujuk Aina. "Nggak apa-apa kalau Mas mau temani Aina di rumah. Biar Aku yang handle kerjaan di kantor." Anita muncul dengan pakaian yang sudah rapi. Indra memandang istri pertamanya yang tampak banyak berubah. Sejak Aina tinggal satu atap dengan Anita lima bulan yang lalu, Anita perlahan berubah. Wanita paruh baya itu kini tak pernah lagi berpakaian seksi jika keluar rumah. Ia lebih banyak di rumah saat libur. Wanita itu pun lebih sabar menghadapi Aina yang semakin manja di saat kehamilannya yang sudah masuk sembilan bulan. "Tidak. Aku harus ke kantor hari ini. Banyak janji dengan relasiku." "Kalau tiba-tiba Aku mau melahirkan gimana, Om?" tanya Aina lagi dengan nada manja. Anita dan Indra saling me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 423

    " Terima kasih, Syafa. Pemotretan cukup sampai di sini. Luar biasa, kamu benar-benar luar biasa!" Morine tak henti-hentinya memuji Syafa yang sangat berbakat. "Sama-sama Om. Ini berkat bimbingan Om Morine juga." Morine dan para kru di studio itu kagum pada Syafa yang selalu rendah hati, walaupun kariernya sudah berkembang cukup pesat. Dalam jangka waktu tiga bulan, Syafa sudah mendapat tawaran job di mana-mana. Rekanan Morine yang bergerak di bidang fashion terus meminta Syafa untuk menjadi model produk mereka. "Aku pulang ya, Om. Kak Paul sudah nunggu sejak tadi" Syafa pamit pada Morine. "Baiklah Syafa, sampai rumah langsung istirahat! Ingat, lusa ada acara penting. Akan hadir banyak pejabat dan istrinya dalam pameran fashion itu. Kamu adalah bintangnya. Kamu harus tampil prima dan memukau. Karier kamu baru akan dimulai." Morine yang diminta sekaligus sebagai manager Syafa oleh Boy Azka, tak henti-hentinya mendisiplinkan gadis cantik itu. "Iya, Om. Siap!" Walau kadang merasa b

DMCA.com Protection Status