Share

Bab 131

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Raka duduk memandang wajah Shinta yang terpejam. Shinta tertidur setelah diberi obat pereda nyeri oleh dokter tadi. Selang infus sudah terpasang di tangan kanan istrinya itu. Rasa menyesal yang menggunung menggerogoti jiwanya. Kini dia semakin khawatir Shinta akan meninggalkannya. Apalagi setelah kejadian tadi. Andai saja janin itu masih ada, tentu akan menjadi pertimbangan yang besar, agar dia tetap masih bersama dengan Shinta.

"Maira .... maafkan Aku! Aku memang bodoh. Aku pria lemah yang mudah tergoda. Aku mohon tolong maafkan Aku!" suara serak Raka terdengar diantara isak tangisnya.

Raka terus memandang wajah cantik istrinya. Wajah itu tampak pucat. Lagi-lagi dia merutuki dirinya sendiri.

Ponsel di saku celana Raka terus bergetar sejak tadi. Pria itu beranjak keluar untuk menerima panggilan. Raka berdecak kesal melihat puluhan panggilan dari Aina. Seperti biasa, wanita itu tidak akan berhenti menghubunginya sebelum Raka menerima panggilannya.

Raka memutuskan menekan tombol mer
Rina Novita

Mohon maaf emak updatenya dikit. Tiba-tiba aja sejak pagi kurang sehat. Semoga bisa dimaklumi. (Salam sayang)

| 6
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (27)
goodnovel comment avatar
apong surowati
cepat sehat ya bun supaya updatenya 2bab
goodnovel comment avatar
Umi Nurfaizah
mohon bonus koinya bund hehe
goodnovel comment avatar
saparyanto
Boros di Koin, 1 Bab brp koin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 132

    "Ayah ...!" lirih Shinta saat terjaga. Pratama mengangguk lemah. Berusaha untik tersenyum. Walau sebenarnya ia pun ikut merasakan kesedihan kehilangan calon cucu keduanya. Dengan lembut, diusapnya kepala Shinta yang masih tertutup hijab. "Kamu yang sabar, kalian masih muda. Masih banyak kesempatan untuk.bisa punya anak lagi." Tangis Shinta semakin pecah. Yang ada dipikirannya bukan itu. Namun penghianatan Raka kembali terlintas di kepalanya. Dengan matanya sendiri, dia menyaksikan suaminya baru saja selesai mereguk kenikmatan di ranjang itu bersama wanita lain. Pratama semakin tak tega mendengar tangisan Shinta yang menyayat hati. Pratama merasa sedikit aneh dengan tangisan itu. "Maira, ada apa sebenarnya? Ceritakan saja pada kami!" ujar Hafiz yang sudah menduga ada yang tidak beres. Shinta hanya menggeleng. Belakangan ia tau ayahnya punya penyakit jantung. Ia khawatir jika ia ceritakan sekarang, Pratama akan kena serangan. Sementara Raka yang berdiri di belakang Pratama dan H

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 133

    "Buat apa perempuan itu kemari?" gerutu Hafiz, kakinya melangkah hendak menghampiri wanita yang ternyata adalah Aina. "Biarkan! Kita tunggu apa yang akan terjadi! Kita tetap di sini!" Rein menghentikan langkah Hafiz. Lalu mengawasi gerak-gerik Aina dari jauh. Tak lama kemudian, nampak Raka keluar dari kamar Shinta, pria itu terkejut melihat kedatangan Aina. Raka menahan Aina agar jangan masuk, lalu memaksa Aina untuk menjauh. Nampak keributan diantara mereka. Sesekali Raka menyisir pandangannya ke sekeliling, khawatir ada yang melihatnya. Dia tak menyadari ada dua pasang mata yang memantaunya dari kejauhan. Sementara di dalam ruang rawat, Shinta sudah mulai membaik. "Ayah, besok aku ikut Ayah pulang ke Jakarta." "Baiklah. Biar Raka yang melanjutkan pekerjaanmu di sini," sahut Pratama. "Pekerjaanku di sini sudah selesai. Tapi kalau Mas Raka masih mau di sini, biarin aja." Diam-diam Shinta mengetik pesan di ponselmya untuk Hafiz. [Kak, carikan aku pengacara. Aku mau pisah dari Ma

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 134

    "Pakaianmu sudah aku ambil, Sayang. Jadi kita tidak perlu kembali ke hotel lagi," ujar Raka setelah mengemasi pakaian istrinya. Shinta hanya mengangguk tanpa menoleh. Tak ada sedikitpun senyum yang terbit di bibirnya. Ia hanya berbicara seperlunya saja pada Raka. Pratama yang sejak kemarin menemani putrinya, hanya diam memperhatikan mereka. Keributan dalam rumah tangga adalah wajar menurutnya. Mungkin saja sudah terjadi kesalahpahaman di antara mereka. Apalagi belakangan ini ia beberapa kali melihat Rein di dekat Shinta. Bisa saja Shinta tak terima saat Raka menegurnya agar tak lagi berdekatan dengan Rein. Lalu siapa wanita yang kemarin malam bersama Raka? Apakah menantunya itu juga bermain api di belakangnya? Selama ini Pratama sangat mempercayai Raka. Anak dari sahabatnya itu telah dikenalnya sejak lahir. Namun.hati seseorang siapa yang tahu. Sebagai seorang Ayah, Pratama hanya ingin anak dan menantunya bahagia. "Ayah kenapa melamun?" Pratama terkejut karena tiba-tiba saja Shin

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 135

    "Bersiaplah, Maira. Sebentar lagi aku akan menjemputmu bertemu dengan Rein. Dia akan memperkenalkan kita dengan temannya yang pengacara itu." Shinta baru saja selesai rapat dengan para staf keuangan, saat ingin beranjak dari ruang meeting, ia menerima sebuah panggilan masuk dari Hafiz pada ponselnya. "Baiklah. Aku tunggu." Setelah menutup panggilan dari Hafiz, Shinta melangkah menuju ruangannya. Sejak kepulangannya dari Bandung, hubungannya dengan Raka semakin jauh. Walau suaminya itu terus berusaha untuk meminta maaf. Namun Shinta tak menghiraukannya..Bahkan sejak malam itu dia tidak lagi tidur di kamar mereka di lantai atas. Shinta lebih memilih tidur di kamarnya dulu di bawah bersama Kaisar. "Dewi, setelah ini apa masih ada meeting atau janji dengan yang lainnya?" Shinta berhenti sejenak di meja Dewi, sebelum ia masuk ke ruangannya. "Tidak ada, Bu." "Baiklah. Sebentar lagi aku akan keluar bersama Pak Hafiz. Jika ada yang bertanya katakan saja ada urusan keluarga. Nanti aku la

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 136

    "Apa kalian telah menemukan bukti-bukti perselingkuhan mereka?" Pengacara tampan itu mulai bertanya beberapa hal. Rein memang tidak main-main mencarikan pengacara untuk Shinta. Hafiz beberapa kali melihat Elkan di televisi. Pria gagah dan tampan dengan penampilan perlente itu sudah banyak di kenal di kalangan pejabat dan artis papan atas. "Aku siap menjadi saksi perselingkuhan mereka," tegas Shinta dengan suara bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca. Luka yang baru saja ditorehkan oleh suaminya itu kembali berdarah. "Shinta ...! Tenangkan dirimu!" Rein mengingatkan Shinta dengan hati-hati. Sungguh dia tak sanggup melihat kesedihan di mata wanita pujaannya. Andai saja bisa, ia akan meraih wajah cantik itu dan mendekapnya ke dalam dadanya. "Elkan, sebenarnya aku punya satu bukti lagi." Shinta sontak menoleh pada Hafiz. "Apa yang kamu ketahui, Kak?" Hafiz dan Rein saling memandang. Mereka tak tega mengatakan hal ini sekarang pada Shinta. Namun mau sekarang atau besok, Shinta akan ta

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 137

    "Kamu yakin nggak perlu aku antar ke dalam?" "Nggak apa-apa. Kakak langsung pulang aja. Kasian Hikmah." Shinta turun dari mobil Hafiz. Kakak tirinya itu langsung pulang karena Hikmah-istrinya sedang kurang sehat. Sebenarnya Rein menawarkan diri untuk mengantar. Namun sementara ini Shinta memilih untuk menjaga jarak dengan Rein, agar Raka tidak membolak balikkan fakta nantinya. "Dari mana saja kamu seharian ini?" Raka tampak tak suka melihat Shinta baru saja turun dari mobil Hafiz. Suami Shinta itu telah sampai di rumah sejak sore tadi. Ia menatap kesal mobil Toyota Rush keluaran terbaru milik Hafiz yang meluncur keluar pintu gerbang. Shinta tak menghiraukan suaminya. Mencium tangannya seperti biasa pun, tidak. Shinta langsung melangkah menuju kamarnya dan menguncinya dari dalam. Raka yang mengikutinya dari belakang tersentak saat mendengar pintu dikunci. "Maira ... Maira ..., tolong buka pintunya!" Raka yang sedang emosi berusaha meredam amarahnya. Tentu Shinta akan semakin men

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 138

    "Surat gugatan cerai?" Raka sungguh terkejut saat membaca isi surat dari amplop coklat itu. Seketika Raka panik. Dia tidak menyangka Shinta diam-diam mengurus perceraian mereka. Kemarin istrinya itu sama sekali tidak menyinggung tentang perceraian. Raka lantas berdiri dan langsung melangkah menuju ruangan Shinta. "Maira, Aku mau bicara." Shinta melihat amplop coklat dalam genggaman Raka. Ia sudah menduga kalau suaminya itu sudah menerima surat gugatannya. "Dewi, kita lanjutkan nanti. Aku mau bicara dengan Bapak dulu." Dewi mengangguk mendengar ucapan Shinta, lalu keluar dari ruangannya. Sepeninggal Dewi, Raka langsung menghampiri Shinta dan memeluknya erat. Shinta kelabakan, tak sempat mengelak, karena dipeluk secara tiba-tiba. "Maira ..., Aku mohon ..., maafkan aku, maafkan Aku ...!" "Tolong lepas, Mas!" Shinta terus berusaha melepaskan diri. "Tidak! Kamu tidak boleh pergi dariku. Kamu milikku, Maira. Tidak ada seorangpun boleh memilikimu. Kamu hanya milikku, Maira ... M

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 139

    "Surat dari pengadilan agama, Pak!" Said meletakkan amplop coklat kedua yang diterima Raka. Sejak menerima surat gugatan cerai siang itu, Raka seakan pasrah. Shinta tak lagi mau mendengar permohonan maafnya. Walaupun mereka masih tinggal satu rumah, tapi mereka berpisah kamar. Makan pun sudah tak satu meja. Setiap hari ke kantor Shinta selalu diantar Pak Pardi. Mereka berangkat sendiri-sendiri. Sungguh situasi yang tidak nyaman. Raka membuka amplop coklat dari Said. Tubuhnya bergetar ketika membaca surat undangan untuk menghadiri sidang pertama perceraiannya dengan Shinta. Sudah tak ada harapan lagi untuk tetap bisa bersama dengan wanita yang sangat dia cintai. Apalagi Shinta telah memiliki.bukti-bukti perselingkuhannya dengan Aina. Sungguh ia menyesal pernah memiliki niat yang tidak baik terhadap Shinta. Siapa yang menduga, hatinya justru bertekuk lutut pada wanita itu. Raka tak menyangka jika ia sampai begitu memuja istrinya. Hingga ia lupa dengan tujuan awalnya bersama Aina.

Bab terbaru

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bagaimana Kisah Maira Selanjutnya?

    Hai, Pembacaku. Terimakasih sudah membaca Istri Dekilku Anak Sultan hingga tamat.Mau tau kisah Maira selanjutnya? Langsung aja baca cerita baru aku yang berjudul :Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya"Dengan wajah sok polosmu itu kamu berbohong kalau kamu masih suci! Padahal saat menikah denganku, kamu sudah tidak perawan!”Kehidupan rumah tangga Analea terasa dingin karena Hamid, suaminya, salah paham dan menuduh Analea tidak suci lagi, karena Analea tidak "berdarah" di malam pertama mereka. Ditambah lagi asal usul Analea dianggap tidak jelas dan kurang bermartabat karena merupakan anak angkat dari mantan wanita malam.Hingga akhirnya Analea menemukan suaminya tidur bersama wanita lain."Aku ingin bercerai!" Tak lagi bisa percaya pada Hamid, Analea menggugat. "Kalau tidak, aku akan sebarkan berita ini di kantormu.""Memangnya orang akan percaya padamu? Semua juga tahu dari mana asalmu! Mereka pasti lebih percaya padaku." Si suami peselingkuh enggan melepaskan Analea yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra Part 4

    Setahun kemudian. "Ayo turun, Sayang! Kita sudah sampai." Paul membantu Syafa keluar dari mobil. Wanita itu kesulitan keluar karena perutnya yang sudah sangar besar. "Jangan lahir dulu, Nak. Biarkan Ibumu ini merasakan seperti apa wisuda itu." lirih Syafa seraya mengelus perutnya dengan lembut. Paul membimbing istrinya turun dari mobil dengan sangat hati-hati. Penampilan Syafa kini berbeda. Morine merancang kebaya panjang hingga semata kaki yang sangat pas untuk Syafa yang sedang hamil tua. Paul menggandeng Syafa menuju sebuah gedung pertemuan yang cukup berkelas di kota Jakarta. "Pelan-pelan jalannya. Jangan terlalu gagah!" bisik Paul yang terlihat tampan dengan stelan jas hitamnya. Pria bule itu melangkah dengan bangga mendampingi sang istri yang baru saja meraih gelar sarjananya. Beberapa bulan belakangan ini Syafa berjuang dalam keadaan perut besar demi menyelesaikan kuliahnya sebelum bayinya lahir. Dua target dalam hidupnya yang mampu ia capai dalam waktu bersamaan. Yaitu me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 3

    Berita tentang Syafa ada hubungan dengan pejabat bernama Boy Azka yang dihubungkan dengan artis lawas bernama Kirana memang sempat memanas di masyarakat dan media sosial. Namun hal itu perlahan hilang dari media. Tentu saja ini adalah hasil kerja beberapa anak buah Boy Azka. Ternyata dalam hal ini, dengan uang segalanya akan menjadi mudah. Tak ada lagi media yang mengekspos berita tersebut. Sejak kejadin itu Boy Azka mulai hati-hati. Ia tak lagi berani bertemu Syafa di tempat umum, walaupun secara sembunyi-sembunyi. Sebagai gantinya, setiap sebulan sekali Syafa akan menginap di rumah Boy Azka bersama Paul. Hubungan keluarga mereka sudah sangat harmonis. Lintang yang tadinya memperlihatkan rasa tidak sukanya pada Syafa, justru kini sangat perhatian pada adik tirinya itu. Bahkan kadang membuat Paul cemburu karena Syafa begitu dekat dengan kedua kakak lelakinya. "Kak, hari ini acara syukuran Bapak dan Ibu pulang dari Haji. Kita ke sana, yuk!" Syafa bergelayut manja pada suaminya yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 2

    "Dia tampan sekali seperti Kamu, Mas." Anita memandang takjub pada bayi laki-laki yang menggeliat di dalam box bayi milik rumah sakit itu. "Ya, dia yang akan menggantikan kita nanti di perusahaan. Dia akan menjadi pebisnis handal," lirih Indra tanpa senyum. Perasaan pria itu masih belum tenang karena ibu dari sang bayi tersebut masih belum.sadar. "Semoga ibumu segera bangun, Nak!" parau suara Indra menahan sedih. Dokter bilang Aina kelihangan banyak darah ketika melahirkan tadi. Saat ini istri mudanya itu sedang ditangani oleh dokter ahli. "Sabar, Mas. Kita doakan saja semoga Aina segera sadar." Anita membelai pelan punggung suaminya. Dadanya sesak melihat Indra memandang bayinya dengan tatapan sedih. "Anita, jika terjadi sesuatu pada Aina, apakah Kamu mau merawat anak ini?" "Astaghfirullah, Mas. Ayo optimis, dong, Mas! Aina pasti akan sembuh. Aku pasti akan membantu Aina merawat dan menyayangi bayi ini sepenuh hati." Anita memandang gemas bayi merah yang berwajah tampan itu. M

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 1

    "Om Indraaa ...! Aduh, sakit, Om ...! Om Indraaa ...!" Aina berteriak sambil memegang perutnya yang sudah semakin besar. Ia terduduk lemas di ranjang kamarnya. Suaranya terdengar hingga keluar karena pintu kamar yang sengaja ia buka sejak tadi. Indra yang sedang berada di ruang kerjanya bersama Anita tergopoh-gopoh menghampiri istri mudanya. Anita pun mengikuti dari belakang dengan panik. "Kenapa Aina? Apa Kamu mau melahirkan?" cecar Indra bingung. Pria paruh baya itu berjalan mondar mandir di depan Aina, entah apa yang harus ia lakukan melihat wajah pucat Aina. Keringat dingin membasahi wajah istrinya itu. "Aduh, Om. Sakit sekalii. Aku nggak tahan ...!"Aina terus merintih. Tubuhnya bergetar hebat menahan sakit. "Maas, cepetan siapin mobil! Kita bawa Aina ke rumah sakit, segera!" teriak Anita yang juga sibuk kesana-kemari di kamar Aina seperti sedang mencari sesuatu "Mbaaak, Mbaaak, ini ART pada kemana, sih?" Anita masih berteriak memanggil para ARTnya. "Ya, Bu. Ada apa?" seora

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 426

    "Tolong cepat, Pak!" Rein menepuk pelan bahu sang supir yang melajukan mobil ke Bandar Udara International Kuala Lumpur. Supir itu mengangguk. Berkali-kali Rein menoleh pada jam tangannya. Ia tak ingin terlambat ikut penerbangan pagi itu. Semalam, setelah menerima panggilan dari Yuda, Rein merenung. Awalnya ia berpikir Yuda tidak serius. Bagaimana mungkin Maira bisa hamil, sementara ia sudah divonis oleh dokter akan sulit untuk memiliki keturunan? Lalu ia ingat kata-kata Maira yang mengatakan, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Sulit untuk punya keturunan, bukan berarti tidak bisa. Sempat terlintas di benaknya hal negatif tentang Maira. Jangan-jangan itu bukan anaknya? Namun dugaan itu segera ia tepis, karena ia sangat percaya Maira adalah seorang istri yang setia. Pria dengan jambang lebat itu ingin membuktikan sendiri ucapan Yuda semalam. Apa ini hanya akal-akalan sahabatnya saja agar dia kembali ke indonesia? Akhirnya malam itu juga Rein yang belum tidur sejak kemarin,

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 425

    Maira wanita yang kuat. Walau hatinya menangis. Ia tetap terlihat tegar di depan semua orang. Rein memang pergi dari kehidupannya. Namun pria itu tetap selalu ada di hatinya. Meninggalkan buah cinta mereka yang kini ada di dalam perut Maira. "Bu Shinta, Pak Yudatara dan istrinya ingin mengundang Ibu makan siang di rumahnya." "Yuda? Hmmm ... apa mungkin ada kabar tentang Rein?" gumam Maira yang baru saja selesai rapat dengan para relasi bisnisnya. "Baiklah. Katakan pada Yuda Aku mau. Kamu jadwalkan saja secepatnya!" ujar Maira sebelum meninggalkan ruang meeting. "Maira, bagaimana dengan pertemuan di Samarinda dua hari lagi? Apa Kamu bisa ke sana?" Raka menghampiri Maira ke ruangannya. Sejak Pratama memaksa Maira untuk membiarkan Raka membantunya, wanita itu tak lagi membantah. Apalagi Laura juga mendukung. Ia bersyukur Raka sudah banyak berubah. Mantan suaminya itu kini lebih paham akan batas-batas yang wajar diantara mereka. "Nanti Aku pikirkan, Mas," sahutnya bingung. Biasanya Re

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 424

    "Aku nggak mau sendirian di rumah!" Aina cemberut saat duduk di ruang makan, sejak melihat Indra sudah bersiap hendak ke kantor. "Astaga Aina. Tolong jangan mulai lagi! Banyak rapat penting yang harus Aku hadiri. Apalagi sejak Rein keluar negeri. Aku agak kewalahan." Indra kembali membujuk Aina. "Nggak apa-apa kalau Mas mau temani Aina di rumah. Biar Aku yang handle kerjaan di kantor." Anita muncul dengan pakaian yang sudah rapi. Indra memandang istri pertamanya yang tampak banyak berubah. Sejak Aina tinggal satu atap dengan Anita lima bulan yang lalu, Anita perlahan berubah. Wanita paruh baya itu kini tak pernah lagi berpakaian seksi jika keluar rumah. Ia lebih banyak di rumah saat libur. Wanita itu pun lebih sabar menghadapi Aina yang semakin manja di saat kehamilannya yang sudah masuk sembilan bulan. "Tidak. Aku harus ke kantor hari ini. Banyak janji dengan relasiku." "Kalau tiba-tiba Aku mau melahirkan gimana, Om?" tanya Aina lagi dengan nada manja. Anita dan Indra saling me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 423

    " Terima kasih, Syafa. Pemotretan cukup sampai di sini. Luar biasa, kamu benar-benar luar biasa!" Morine tak henti-hentinya memuji Syafa yang sangat berbakat. "Sama-sama Om. Ini berkat bimbingan Om Morine juga." Morine dan para kru di studio itu kagum pada Syafa yang selalu rendah hati, walaupun kariernya sudah berkembang cukup pesat. Dalam jangka waktu tiga bulan, Syafa sudah mendapat tawaran job di mana-mana. Rekanan Morine yang bergerak di bidang fashion terus meminta Syafa untuk menjadi model produk mereka. "Aku pulang ya, Om. Kak Paul sudah nunggu sejak tadi" Syafa pamit pada Morine. "Baiklah Syafa, sampai rumah langsung istirahat! Ingat, lusa ada acara penting. Akan hadir banyak pejabat dan istrinya dalam pameran fashion itu. Kamu adalah bintangnya. Kamu harus tampil prima dan memukau. Karier kamu baru akan dimulai." Morine yang diminta sekaligus sebagai manager Syafa oleh Boy Azka, tak henti-hentinya mendisiplinkan gadis cantik itu. "Iya, Om. Siap!" Walau kadang merasa b

DMCA.com Protection Status