Share

Bab 137

Author: Rina Novita
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kamu yakin nggak perlu aku antar ke dalam?"

"Nggak apa-apa. Kakak langsung pulang aja. Kasian Hikmah."

Shinta turun dari mobil Hafiz. Kakak tirinya itu langsung pulang karena Hikmah-istrinya sedang kurang sehat. Sebenarnya Rein menawarkan diri untuk mengantar. Namun sementara ini Shinta memilih untuk menjaga jarak dengan Rein, agar Raka tidak membolak balikkan fakta nantinya.

"Dari mana saja kamu seharian ini?" Raka tampak tak suka melihat Shinta baru saja turun dari mobil Hafiz. Suami Shinta itu telah sampai di rumah sejak sore tadi. Ia menatap kesal mobil Toyota Rush keluaran terbaru milik Hafiz yang meluncur keluar pintu gerbang.

Shinta tak menghiraukan suaminya. Mencium tangannya seperti biasa pun, tidak. Shinta langsung melangkah menuju kamarnya dan menguncinya dari dalam.

Raka yang mengikutinya dari belakang tersentak saat mendengar pintu dikunci.

"Maira ... Maira ..., tolong buka pintunya!"

Raka yang sedang emosi berusaha meredam amarahnya. Tentu Shinta akan semakin men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Imay
raka raka dari awal shinta da bisa nerima apalagi pernah punya anak dari Aini seharusnya jujur saja...byk qok yg mukanya benci jadi cinta jujur sama pasangan dan juga niat balas dendam jadi bucin...kalau udah nerima kekurangan jgn main api lagi terbajar kan jadinya
goodnovel comment avatar
Tan Djoen Lien
poin cepat habis
goodnovel comment avatar
Cinta Pakpahan
lama banget up date nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 138

    "Surat gugatan cerai?" Raka sungguh terkejut saat membaca isi surat dari amplop coklat itu. Seketika Raka panik. Dia tidak menyangka Shinta diam-diam mengurus perceraian mereka. Kemarin istrinya itu sama sekali tidak menyinggung tentang perceraian. Raka lantas berdiri dan langsung melangkah menuju ruangan Shinta. "Maira, Aku mau bicara." Shinta melihat amplop coklat dalam genggaman Raka. Ia sudah menduga kalau suaminya itu sudah menerima surat gugatannya. "Dewi, kita lanjutkan nanti. Aku mau bicara dengan Bapak dulu." Dewi mengangguk mendengar ucapan Shinta, lalu keluar dari ruangannya. Sepeninggal Dewi, Raka langsung menghampiri Shinta dan memeluknya erat. Shinta kelabakan, tak sempat mengelak, karena dipeluk secara tiba-tiba. "Maira ..., Aku mohon ..., maafkan aku, maafkan Aku ...!" "Tolong lepas, Mas!" Shinta terus berusaha melepaskan diri. "Tidak! Kamu tidak boleh pergi dariku. Kamu milikku, Maira. Tidak ada seorangpun boleh memilikimu. Kamu hanya milikku, Maira ... M

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 139

    "Surat dari pengadilan agama, Pak!" Said meletakkan amplop coklat kedua yang diterima Raka. Sejak menerima surat gugatan cerai siang itu, Raka seakan pasrah. Shinta tak lagi mau mendengar permohonan maafnya. Walaupun mereka masih tinggal satu rumah, tapi mereka berpisah kamar. Makan pun sudah tak satu meja. Setiap hari ke kantor Shinta selalu diantar Pak Pardi. Mereka berangkat sendiri-sendiri. Sungguh situasi yang tidak nyaman. Raka membuka amplop coklat dari Said. Tubuhnya bergetar ketika membaca surat undangan untuk menghadiri sidang pertama perceraiannya dengan Shinta. Sudah tak ada harapan lagi untuk tetap bisa bersama dengan wanita yang sangat dia cintai. Apalagi Shinta telah memiliki.bukti-bukti perselingkuhannya dengan Aina. Sungguh ia menyesal pernah memiliki niat yang tidak baik terhadap Shinta. Siapa yang menduga, hatinya justru bertekuk lutut pada wanita itu. Raka tak menyangka jika ia sampai begitu memuja istrinya. Hingga ia lupa dengan tujuan awalnya bersama Aina.

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 140

    "Aina, sampai kapan pernikahanmu dan Raka kamu sembunyikan? Mami malu sama teman-teman mami. Mereka bilang kamu ini seperti istri simpanan saja!" Aina berdecak kesal karena lagi-lagi sang Mami membicarakan hal yang sama belakangan ini. Sore itu Aina sedang menikmati cemilan sorenya di taman belakang rumah mewahnya. Rumah yang di beli Raka beberapa bulan yang lalu. "Sabar dong, Mi. Sebentar lagi Raka pasti akan menceraikan istri pertamanya. Akulah yang akan menjadi istri Raka satu-satunya." "Ya, tapi kapan doong? Mami capek dengar gunjiingan teman-teman sosialita Mami." "Nggak akan lama lagi kok, Mi. Percaya sama Aku." Aina senyum-senyum. Dia sangat yakin sebentar lagi Raka akan bercerai dengan Shinta. Aina meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Raka. "Halo, ada apa lagi? Bukankah aku baru saja mengirim banyak uang untukmu? Apa masih kurang?" Raka menjawab panggilan Aina dengan nada dingin dari seberang sana. "Hei, kamu kenapa? Nada ngomongnya nggak enak gitu?" ketus Aina s

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 141

    "Bawakan koperku ke mobil!" perintah Raka pada salah seorang pelayan. Kemudian pria yang telah siap dengan kemeja kerjanya itu menghampiri Shinta di meja makan. "Pagi, Sayang." "Pagi," sahut Shinta dingin tanpa menoleh. Shinta sedang asik menyuap nasi gorengnya yang sudah tinggal sedikit. "Maira ... " Raka menghela napas panjang saat memanggil istrinya Shinta hanya diam. "Aku ... akan ke Bandung beberapa hari. Aku akan menceraikan Aina. Mungkin wanita itu tidak akan terima aku ceraikan. Dia pasti akan berbuat apapun untuk mengungkapkan kemarahannya." Raka menjeda pembicaraannya. Walau Shinta hanya diam seribu basa, dia yakin wanita itu pasti menyimaknya. "Aku harap kamu lebih hati-hati. Perketat penjagaan. Aku akan minta pak pardi dan para bodyguard untuk selalu mendampingimu."Suara Raka semakin berat. Jelas terlihat kekhawatiran di sana. "Kamu pasti akan terkejut dengan berita terburuk tentang diriku nantinya. Aku sangat yakin, Aina akan nekad berbuat apapun demi menghancurka

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 142

    "Cukup Aina, stop! Aku sudah muak dengan semuanya. Aku ingin menghentikan semuanya. Termasuk rumah tangga kita!' tegas Raka. "Enggak, Enggak boleh. Aku tidak mau berpisah denganmu, Raka. Enggak boleh! Kamu nggak boleh pergi!" Aina sontak memeluk Raka. Dia terus berteriak dan meracau. "Lepasin aku! Biarkan aku pergi!" Raka melepaskan pelukan Aina dengan kasar. "Maafkan Aku Aina, aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini!" Setelah bicara, Raka melangkahkan kakinya keluar. Aina sangat terpukul mendengar ucapan Raka. Wanita itu diam terpaku seraya menatap kepergian Raka. "Raka, mau kemana kamu? Kalian bertengkar lagi?" Bu Yulia-Mami Aina menghampiri Raka di depan pintu. "Aku pergi, Mi." Raka melangkah menghampiri mobilnya. Namun baru saja hendak membuka pintu mobil, terdengar teriakan Bu Yulia dari dalam memanggil namanya. "RAKAAA ...., tolong Aina! Rakaa ... cepat kemari!" Suara Bu Yulia makin kencang. Raka yang tadi sudah memutuskan akan pergi, akhirnya memutar badannya dan ke

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 143

    "Aku harus kembali ke Jakarta. Besok sidang pertama perceraianku dengan Maira." Aina tersenyum senang. Raka tidak akan mungkin menceraikannya dalam keadaan hamil. Dalam hatinya dia berdoa agar secepatnya Raka bercerai dari Maira. "Baiklah. Setelah bercerai nanti, kamu harus tetap bekerja di eternal group. Kamu harus bisa menguasai eternal group pelan-pelan!" Raka hanya diam. Ia memang masih bisa bekerja di eternal group sesuai ucapan Shinta waktu itu. Namun untuk menguasai Eternal group hingga saat ini belum terpikirkan lagi olehnya. Ia hanya tak ingin Shinta sampai dipersunting oleh pria lain. ------- Shinta memutuskan untuk menyerahkan kuasa pada Elkan untuk menghadiri setiap sidang perceraiannya dengan Raka. Semua bukti sudah dipegang oleh Elkan. Pengacara itu yakin, dengan bukti-bukti yang sudah ada, persidangan ini akan berjalan dengan lancar dan segera dibuat keputusan. Raka terhenyak saat Elkan mengeluarkan bukti video pernikahan sirinya dengan Aina saat sidang berjalan.

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 144

    "Kalau sudah selesai, silakan kembali ke ruanganmu, Mas!" Shinta buru-buru meraih ponselnya. Jangan sampai Raka melihat wajah Rein masih terlihat jelas di sana. Dia tak ingin ada salah paham lagi. Dirinya tadi hanya membahas masalah pekerjaan dengan Rein. Namun pembicaraan mereka memang tidak terlalu serius. Raka meninggalkan ruangan Shinta masih dengan emosi yang tertahan. Sepeninggal Raka, Shinta kembali menatap layar ponselnya. "Seharusnya tadi kamu matikan ponselnya," sesal Shinta seraya melotot pada Rein. "Seharusnya tadi kamu jawab saja terus terang pada Raka, tentang perasaanmu padaku. 'Apa sih, ngaco aja!" sanggah Shinta melotot Rein terkekeh karena berhasil menggoda Shinta. Kemudian mereka menutup panggilannya, sebelum ada yang melihat dan terjadi salah paham. ------- Mobil yang dikendarai Pak Pardi melaju memasuki tol jagorawi menuju kota Bogor. Di dalamnya Raka dan Shinta tak banyak bicara. Keduanya bicara hanya seperlunya saja. "Sayang. Aku masih berharap kamu menc

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 145

    "Talak Aku, Mas!' Raka terhenyak. Permintaan Shinta bagaikan belati tajam yang menancap di dadanya. Tatapan memohon dari Shinta menghujam lubuk hatinya yang paling dalam. Betapa ia telah menorehkan luka yang menganga di hati sang istri. "Tidak. Aku tidak bisa. Aku sangat mencintaimu, Maira." Suara Raka bergetar. "Tidak, kamu tidak pernah mencintaiku, Mas. Sejak Awal hanya perempuan itu yang ada dihatimu." "Aku akui, Aku salah. Tapi cinta itu mulai tumbuh sejak pertama kali kamu pulang ke rumah. Kamu adalah separuh jiwaku, Sayang.' Raka mulai meneteskan bulir bening di sudut matanya. Ia paham, kesalahannya sangat sulit dimaafkan. Namun betapa beratnya jika harus melepas Shinta saat ini. "Raka, tolong bebaskan putriku. Aku tak sudi jika kamu menyakitinya lebih dalam. Mempertahankan rumah tangga ini, hanya akan menambah luka untuknya." Kali ini Pratama ikut berbicara. "Tenang saja, kami tidak akan pernah melupakan jasa-jasamu untuk PT Ramajaya yang kamu kelola sejak dulu. Untuk i

Latest chapter

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bagaimana Kisah Maira Selanjutnya?

    Hai, Pembacaku. Terimakasih sudah membaca Istri Dekilku Anak Sultan hingga tamat.Mau tau kisah Maira selanjutnya? Langsung aja baca cerita baru aku yang berjudul :Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya"Dengan wajah sok polosmu itu kamu berbohong kalau kamu masih suci! Padahal saat menikah denganku, kamu sudah tidak perawan!”Kehidupan rumah tangga Analea terasa dingin karena Hamid, suaminya, salah paham dan menuduh Analea tidak suci lagi, karena Analea tidak "berdarah" di malam pertama mereka. Ditambah lagi asal usul Analea dianggap tidak jelas dan kurang bermartabat karena merupakan anak angkat dari mantan wanita malam.Hingga akhirnya Analea menemukan suaminya tidur bersama wanita lain."Aku ingin bercerai!" Tak lagi bisa percaya pada Hamid, Analea menggugat. "Kalau tidak, aku akan sebarkan berita ini di kantormu.""Memangnya orang akan percaya padamu? Semua juga tahu dari mana asalmu! Mereka pasti lebih percaya padaku." Si suami peselingkuh enggan melepaskan Analea yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra Part 4

    Setahun kemudian. "Ayo turun, Sayang! Kita sudah sampai." Paul membantu Syafa keluar dari mobil. Wanita itu kesulitan keluar karena perutnya yang sudah sangar besar. "Jangan lahir dulu, Nak. Biarkan Ibumu ini merasakan seperti apa wisuda itu." lirih Syafa seraya mengelus perutnya dengan lembut. Paul membimbing istrinya turun dari mobil dengan sangat hati-hati. Penampilan Syafa kini berbeda. Morine merancang kebaya panjang hingga semata kaki yang sangat pas untuk Syafa yang sedang hamil tua. Paul menggandeng Syafa menuju sebuah gedung pertemuan yang cukup berkelas di kota Jakarta. "Pelan-pelan jalannya. Jangan terlalu gagah!" bisik Paul yang terlihat tampan dengan stelan jas hitamnya. Pria bule itu melangkah dengan bangga mendampingi sang istri yang baru saja meraih gelar sarjananya. Beberapa bulan belakangan ini Syafa berjuang dalam keadaan perut besar demi menyelesaikan kuliahnya sebelum bayinya lahir. Dua target dalam hidupnya yang mampu ia capai dalam waktu bersamaan. Yaitu me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 3

    Berita tentang Syafa ada hubungan dengan pejabat bernama Boy Azka yang dihubungkan dengan artis lawas bernama Kirana memang sempat memanas di masyarakat dan media sosial. Namun hal itu perlahan hilang dari media. Tentu saja ini adalah hasil kerja beberapa anak buah Boy Azka. Ternyata dalam hal ini, dengan uang segalanya akan menjadi mudah. Tak ada lagi media yang mengekspos berita tersebut. Sejak kejadin itu Boy Azka mulai hati-hati. Ia tak lagi berani bertemu Syafa di tempat umum, walaupun secara sembunyi-sembunyi. Sebagai gantinya, setiap sebulan sekali Syafa akan menginap di rumah Boy Azka bersama Paul. Hubungan keluarga mereka sudah sangat harmonis. Lintang yang tadinya memperlihatkan rasa tidak sukanya pada Syafa, justru kini sangat perhatian pada adik tirinya itu. Bahkan kadang membuat Paul cemburu karena Syafa begitu dekat dengan kedua kakak lelakinya. "Kak, hari ini acara syukuran Bapak dan Ibu pulang dari Haji. Kita ke sana, yuk!" Syafa bergelayut manja pada suaminya yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 2

    "Dia tampan sekali seperti Kamu, Mas." Anita memandang takjub pada bayi laki-laki yang menggeliat di dalam box bayi milik rumah sakit itu. "Ya, dia yang akan menggantikan kita nanti di perusahaan. Dia akan menjadi pebisnis handal," lirih Indra tanpa senyum. Perasaan pria itu masih belum tenang karena ibu dari sang bayi tersebut masih belum.sadar. "Semoga ibumu segera bangun, Nak!" parau suara Indra menahan sedih. Dokter bilang Aina kelihangan banyak darah ketika melahirkan tadi. Saat ini istri mudanya itu sedang ditangani oleh dokter ahli. "Sabar, Mas. Kita doakan saja semoga Aina segera sadar." Anita membelai pelan punggung suaminya. Dadanya sesak melihat Indra memandang bayinya dengan tatapan sedih. "Anita, jika terjadi sesuatu pada Aina, apakah Kamu mau merawat anak ini?" "Astaghfirullah, Mas. Ayo optimis, dong, Mas! Aina pasti akan sembuh. Aku pasti akan membantu Aina merawat dan menyayangi bayi ini sepenuh hati." Anita memandang gemas bayi merah yang berwajah tampan itu. M

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 1

    "Om Indraaa ...! Aduh, sakit, Om ...! Om Indraaa ...!" Aina berteriak sambil memegang perutnya yang sudah semakin besar. Ia terduduk lemas di ranjang kamarnya. Suaranya terdengar hingga keluar karena pintu kamar yang sengaja ia buka sejak tadi. Indra yang sedang berada di ruang kerjanya bersama Anita tergopoh-gopoh menghampiri istri mudanya. Anita pun mengikuti dari belakang dengan panik. "Kenapa Aina? Apa Kamu mau melahirkan?" cecar Indra bingung. Pria paruh baya itu berjalan mondar mandir di depan Aina, entah apa yang harus ia lakukan melihat wajah pucat Aina. Keringat dingin membasahi wajah istrinya itu. "Aduh, Om. Sakit sekalii. Aku nggak tahan ...!"Aina terus merintih. Tubuhnya bergetar hebat menahan sakit. "Maas, cepetan siapin mobil! Kita bawa Aina ke rumah sakit, segera!" teriak Anita yang juga sibuk kesana-kemari di kamar Aina seperti sedang mencari sesuatu "Mbaaak, Mbaaak, ini ART pada kemana, sih?" Anita masih berteriak memanggil para ARTnya. "Ya, Bu. Ada apa?" seora

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 426

    "Tolong cepat, Pak!" Rein menepuk pelan bahu sang supir yang melajukan mobil ke Bandar Udara International Kuala Lumpur. Supir itu mengangguk. Berkali-kali Rein menoleh pada jam tangannya. Ia tak ingin terlambat ikut penerbangan pagi itu. Semalam, setelah menerima panggilan dari Yuda, Rein merenung. Awalnya ia berpikir Yuda tidak serius. Bagaimana mungkin Maira bisa hamil, sementara ia sudah divonis oleh dokter akan sulit untuk memiliki keturunan? Lalu ia ingat kata-kata Maira yang mengatakan, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Sulit untuk punya keturunan, bukan berarti tidak bisa. Sempat terlintas di benaknya hal negatif tentang Maira. Jangan-jangan itu bukan anaknya? Namun dugaan itu segera ia tepis, karena ia sangat percaya Maira adalah seorang istri yang setia. Pria dengan jambang lebat itu ingin membuktikan sendiri ucapan Yuda semalam. Apa ini hanya akal-akalan sahabatnya saja agar dia kembali ke indonesia? Akhirnya malam itu juga Rein yang belum tidur sejak kemarin,

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 425

    Maira wanita yang kuat. Walau hatinya menangis. Ia tetap terlihat tegar di depan semua orang. Rein memang pergi dari kehidupannya. Namun pria itu tetap selalu ada di hatinya. Meninggalkan buah cinta mereka yang kini ada di dalam perut Maira. "Bu Shinta, Pak Yudatara dan istrinya ingin mengundang Ibu makan siang di rumahnya." "Yuda? Hmmm ... apa mungkin ada kabar tentang Rein?" gumam Maira yang baru saja selesai rapat dengan para relasi bisnisnya. "Baiklah. Katakan pada Yuda Aku mau. Kamu jadwalkan saja secepatnya!" ujar Maira sebelum meninggalkan ruang meeting. "Maira, bagaimana dengan pertemuan di Samarinda dua hari lagi? Apa Kamu bisa ke sana?" Raka menghampiri Maira ke ruangannya. Sejak Pratama memaksa Maira untuk membiarkan Raka membantunya, wanita itu tak lagi membantah. Apalagi Laura juga mendukung. Ia bersyukur Raka sudah banyak berubah. Mantan suaminya itu kini lebih paham akan batas-batas yang wajar diantara mereka. "Nanti Aku pikirkan, Mas," sahutnya bingung. Biasanya Re

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 424

    "Aku nggak mau sendirian di rumah!" Aina cemberut saat duduk di ruang makan, sejak melihat Indra sudah bersiap hendak ke kantor. "Astaga Aina. Tolong jangan mulai lagi! Banyak rapat penting yang harus Aku hadiri. Apalagi sejak Rein keluar negeri. Aku agak kewalahan." Indra kembali membujuk Aina. "Nggak apa-apa kalau Mas mau temani Aina di rumah. Biar Aku yang handle kerjaan di kantor." Anita muncul dengan pakaian yang sudah rapi. Indra memandang istri pertamanya yang tampak banyak berubah. Sejak Aina tinggal satu atap dengan Anita lima bulan yang lalu, Anita perlahan berubah. Wanita paruh baya itu kini tak pernah lagi berpakaian seksi jika keluar rumah. Ia lebih banyak di rumah saat libur. Wanita itu pun lebih sabar menghadapi Aina yang semakin manja di saat kehamilannya yang sudah masuk sembilan bulan. "Tidak. Aku harus ke kantor hari ini. Banyak janji dengan relasiku." "Kalau tiba-tiba Aku mau melahirkan gimana, Om?" tanya Aina lagi dengan nada manja. Anita dan Indra saling me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 423

    " Terima kasih, Syafa. Pemotretan cukup sampai di sini. Luar biasa, kamu benar-benar luar biasa!" Morine tak henti-hentinya memuji Syafa yang sangat berbakat. "Sama-sama Om. Ini berkat bimbingan Om Morine juga." Morine dan para kru di studio itu kagum pada Syafa yang selalu rendah hati, walaupun kariernya sudah berkembang cukup pesat. Dalam jangka waktu tiga bulan, Syafa sudah mendapat tawaran job di mana-mana. Rekanan Morine yang bergerak di bidang fashion terus meminta Syafa untuk menjadi model produk mereka. "Aku pulang ya, Om. Kak Paul sudah nunggu sejak tadi" Syafa pamit pada Morine. "Baiklah Syafa, sampai rumah langsung istirahat! Ingat, lusa ada acara penting. Akan hadir banyak pejabat dan istrinya dalam pameran fashion itu. Kamu adalah bintangnya. Kamu harus tampil prima dan memukau. Karier kamu baru akan dimulai." Morine yang diminta sekaligus sebagai manager Syafa oleh Boy Azka, tak henti-hentinya mendisiplinkan gadis cantik itu. "Iya, Om. Siap!" Walau kadang merasa b

DMCA.com Protection Status