Share

Bab 16 Ibu Gabriel

Penulis: Aurel Ntsya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 10:30:29

Mas Fajar menggenggam erat tanganku, membuat aku berhenti berjalan. "Ingin melihatnya? Kita bisa mengunjunginya bersama," ujar Mas Fajar.

"Aku ingin melihat keadaan Aluna saja Mas. Kalau Mas ingin melihatnya, Mas bisa pergi dengan Jonathan," ujarku.

Aku masih kepikiran dengan kondisi Aluna, aku tidak ingin dulu menambah beban pikiranku dengan yang lainnya. Aku tidak tahu siapa ibu Gabriel, dan bagaimana dia bisa mengenal Mas Fajar. Aku belum mau mengetahuinya, aku hanya ingin fokus dulu dengan Aluna.

"Aluna belum sadar karena masih dalam pengaruh obat, Bunda juga bisa menunggu," ujar Mas Fajar Masih menahanku.

"Kita lihat dia sebentar saja, dia tidak memiliki siapapun. Hanya kita," ujar Mas Fajar.

Karena dia tidak memiliki siapapun, sehingga Mas Fajar selalu mengutamakannya? Memangnya dia siapa?

"Mas, aku sedang tidak ingin bertengkar. Mas Fajar bisa pergi melihatnya sendiri jika memang Mas F
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 17 Rasa Kasihan Atau Ada Sesuatu?

    Berdasarkan keterangan dokter setelah pemeriksaan, cedera pada tulang belakang Aluna tidak parah. Hanya saja untuk penyembuhan kemungkinan diperlukan waktu tiga sampai enam bulan. Dan untuk sementara, Aluna harus menggunakan kursi roda. Selama satu minggu ini, Aluna belum pernah masuk ke sekolah dengan keterangan sakit. Mas Fajar juga tidak menghabiskan banyak waktu kerja, Ia lebih banyak menemani Aluna. Berusaha merebut kembali hatinya. Aku dan Mas Fajar sudah menjelaskan tentang Gabriel dan ibunya, termasuk kesalahpahaman yang membuat aku hampir berpisah dengan Mas Fajar. Namun, Aluna masih terlihat enggan untuk berbaikan dengan Mas Fajar, bahkan padaku juga. "Mas, kamu belum berangkat ke kantor?" tanyaku, kulihat Mas Fajar yang masih duduk di sebelah ranjang pasien tempat Aluna tertidur. "Mas menunggu Aluna bangun, Mas mau pamit dulu sebelum bekerja," ujar Mas Fajar. Mas Fajar termasuk cepat menunjukkan be

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 18 Kehidupan Yang Diimpikan

    Aku mendorong kembali kursi roda Aluna, dengan hati yang mulai tidak karuan. Apa aku yang terlalu mudah percaya dengan Mas Fajar, atau Aluna yang terlalu kritis akan masalah kecil yang disadarinya?"Mama, bisa kita pergi ke ruang ICU?" Tanya Aluna, aku menatapnya dengan gamang."Untuk apa?" Jawabku, ada perasaan tak menentu dalam diriku. Aku tidak bisa mengartikannya sebagai apa, aku hanya merasakan resah dan gelisah."Aku ingin melihat perempuan itu Ma, perempuan yang dikasihani oleh Ayah," ujar Aluna, aku segera menegurnya. Itu terdengar tidak sopan, apalagi jika di dengar oleh orang yang bersangkutan secara langsung."Tidak boleh bilang begitu, itu tidak sopan," ujarku memperingati. Aluna hanya tersenyum masam, namun Ia mengangguk menyetujui.Aku beralih, mengambil arah yang berbeda dengan jalan menuju ruang perawatan Aluna. Aku juga penasaran dengan keadaan Mbak Dian, ibu Gabriel. "Maaf Nyonya, tapi ruangan Non Aluna tidak m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 19 Hambar

    Mas Fajar menunduk dalam, Ia terlihat bingung sendiri. "Mas tahu, kamu melihat Mas di ruang ICU tadi," ujarnya pelan."Mas tidak pergi ke kantor, Jonathan sudah mewakili Mas untuk perpanjangan kontrak kerja sama itu. Setelah itu dia datang ke sini, membawa Gabriel. Katanya Gabriel merindukan Mas, dan dia juga ingin bertemu dengan ibunya," ujar Mas Fajar berusaha menjelaskan.Aku hanya mengangguk mengerti, aku tidak tahu lagi. Yang mana kata-kata Mas Fajar yang harus aku percaya, dia selalu bisa memberi alasan. Sehingga aku mulai sulit mengetahui, yang mana alasan yang sesuai dengan kebenaran, atau memang hanya sebagai alasan untuk mengelabui."Oh, iya Mas," ujarku mengangguk, seolah sangat percaya dengan apa yang dikatakannya."Kamu tidak marah kan?" Tanya Mas Fajar, Ia menatapku memastikan."Tidak," jawabku. Aku tersenyum meyakinkannya, untuk apalagi aku marah? Buang-buang tenaga."Mas Fajar bisa di sini sebentar, jaga Aluna. Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 20 Bunda

    "Mas, bukankah lebih baik jika Mas mengatakan yang sebenarnya?" Aku sengaja mengajak Mas Fajar berbicara, hanya berdua. "Apalagi Tari! Mas sudah mengatakan yang sebenarnya. Kenapa kamu sangat sulit untuk percaya pada Mas," desis Mas Fajar, Ia melepas tangannya dari tanganku."Aku merasa kalau Mas Fajar tidak jujur, ada yang berusaha Mas Fajar sembunyikan dari aku," aku menatap Mas Fajar, dia yang berusaha menghindari tatapan mataku membuat aku semakin yakin. Mas Fajar tidak benar-benar terbuka dengan aku."Ini yang Mas tidak suka dari kamu, mengapa Mas merasa malas menceritakan semuanya. Karena kamu tidak pernah mau percaya, kamu selalu saja menaruh curiga pada Mas. Dari dulu, hingga sekarang," kilah Mas Fajar, Ia lalu meninggalkan aku sendirian.Aku menatap punggung Mas Fajar yang semakin menjauh. Kali ini aku akan mengalah, tidak. Selama ini aku memang selalu mengalah untuknya.Haruskah aku kembali mengalah, atau bisakah aku melawan? T

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 21 Bunglon

    Aku menoleh ke belakang, melihat seorang pria dengan tubuh tinggi yang tersenyum kepadaku. Senyuman yang sama, yang aku lihat di kantin rumah sakit. Apa yang dia lakukan di sini? Dan, Bibi? Mengapa dia memanggilku demikian?"Selamat ulang tahun, Bibi," Ia kembali memberikan ucapan yang sama, dengan senyum manisnya yang khas."Baim? Apa yang kau lakukan di sini?" Aku menoleh, melihat Mas Fajar yang mendekatinya. Mereka saling bersalaman dan berpelukan sekilas.Mas Fajar mengenalnya, pria yang aku temui di kantin rumah sakit. Bagaimana mereka bisa saling mengenal."Baim? Siapa Fajar?" Bunda mendekati mereka, menanyakan sosok Baim yang sepertinya masih asing dalam ingatannya."Baim Bun, Cucu pertama Paman Liam yang sedang di rawat di ICU sekarang," ujar Mas Fajar menjelaskan. Aku yang ikut mendengarkan mulai paham, pria itu adalah keluarga Mas Fajar, Baim.Apa dia sudah mengenalku sebelumnya? Aku bahkan memutar ingatanku saat di kan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 22 Wartawan

    Aku terus kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh Baim. Tentang Mas Fajar yang menjadi sosok misterius, yang sulit dikenali. Bukan hanya padaku, tapi juga pada keluarganya.Aku menyentuh tangan Aluna yang sedang tertidur, mempertanyakan pada diriku sendiri. Apa aku juga tidak bisa mengenal Mas Fajar, atau dia hanya tidak ingin jika aku ataupun keluarganya. Tapi pada orang lain, yang bisa dipercayainya.Menatap Aluna yang masih terlelap, aku dikejutkan dengan suara berisik dari luar. Riuh suara terdengar berdesakkan, membuat aku memberanikan diri mendekat ke pintu masuk. Mengintip, dan melihat ada banyak wartawan di luar sana.Aku segera mengunci pintu, selagi para pengawal yang berjaga masih bisa menghalaunya. Aku segera mencari ponselku, yang harus aku lakukan adalah menghubungi Mas Fajar."Mas, ada banyak wartawan di luar," aku berucap dengan terburu-buru. Sesekali melihat ke arah pintu."Jangan keluar, kunci pintunya dengan rapat. Mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 23 Menunggu Penjelasan

    Tiga bulan lamanya, aku menunggu. Menunggu sebuah penjelasan yang hingga saat ini belum aku temukan, tentang semua yang terjadi secara tiba-tiba. Datang menyerang dan menggantung tanpa kejelasan dan penyelesaian."Ma, hari ini jadwal untuk aku terapi," ujar Aluna. Ia berjalan dengan pelan mendekati aku, dia sudah tidak lagi menggunakan kursi roda.Efek terapi yang dilakukannya selama tiga bulan inj, membuatnya lebih cepat untuk sembuh dibandingkan perkiraan dokter."Iya, Mama sudah menghubungi dokter. Jadwalnya sebentar sore," ujarku. Membantu Aluna untuk duduk. Meski pun sudah bisa beraktivitas kembali, tapi belum sepenuhnya lancar. Dalam beberapa hal, masih membutuhkan bantuan."Apa kita akan pergi dengan Om Baim?" Tanya Aluna, ada kekehan geli yang menyertai ucapannya."Mama juga tidak tahu," ujarku, aku tidak pernah saling memberi kabar dengan Baim. Hanya Aluna, lalu mengapa Ia kemudian menanyakannya padaku.Selama tiga bulan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 24 Dunia Yang Berbeda

    Desiran angin yang berhembus menerbangkan dedaunan kering, menyapa permukaan kulit dan memberikan rasa sejuk. Diiringi riuh kicauan burung yang saling sahut menyahut, suasana pagi hari yang sangat indah.Seminggu yang lalu, sejak kedatangan Baim mengajak Aluna untuk pergi berjalan-jalan. Dan hari ini akhirnya aku memutuskan, aku tidak lagi ingin menunggu. Aku akan mencoba apa yang disarankan Baim, mengejar dan menangkapnya.Meski aku tidak yakin, aku datang ke tempat yang tepat atau tidak. Aku hanya mencoba tempat yang direkomendasikan oleh Baim. Tempat yang menurutnya sangat tepat untuk menangkan pikiran, dan aku akui. Kali ini Ia memberikan rekomendasi yang tepat.Sebuah tempat yang berada di atas bukit, hanya ada satu rumah sebagai tempat tinggal. Tidak ada orang lain atau pun pengunjung lain, seolah tempat ini hanya dikhususkan untuk orang yang memang sudah reservasi."Ma, aku lelah. Sangat lelah," Aluna dengan napas memburu, merebahkan tubuhn

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20

Bab terbaru

  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 35 Bonus

    "Ma! Mama serius?" Aluna menutup mulutnya, tidak percaya dengan apa yang ada di dalam kertas itu.Sedangkan aku dan Mas Fajar hanya menunduk pasrah. Kami tidak menyangka juga, hal ini akan terjadi. Tapi mau bagaimana lagi, dia sudah ada diantara kami."Ma." Aluna mendesah pasrah, bingung harus mengatakan apa. "Ansel bahkan belum genap satu tahun, dan Mama hamil lagi?" Aluna memandangi foto USG yang ada di tangannya."Kakak," Aluna memegang kepalanya, pusing. Ia kemudian meletakkan foto USG itu di atas meja, Ia berjalan menuju kamarnya. Tanpa mengatakan sepatah kata lagi.Aku menoleh, melihat Aluna yang sudah menghilang dari balik pintu kamarnya yang tertutup. Aku beralih pada Mas Fajar, melayangkan beberapa pukulan padanya."Ini semua salah Mas Fajar, aku kan sudah sering bilang. Pakai pengaman," desisku. Kembali melayangkan beberapa pukulan yang diterima dengan pasrah oleh Mas Fajar."Rasanya tidak enak sayang, lagi pula. Sudah

  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 34 Akhir

    "Kamu itu sedang hamil, sudah hampir melahirkan. Banyak-banyak bergerak, jangan hanya diam di rumah saja," celetuk Bunda, saat melihatku yang sedari tadi berbaring di sebuah kursi tidur.Ibu mertuaku itu masih sama, dia dengan segala kecerewetannya. Dan aku sudah terbiasa dengan itu, aku tidak ingin lagi mengambil hati. Aku mencoba untuk melihatnya dalam sudut pandang yang berbeda, bagaimana omelannya itu yang memang baik untuk aku atau tidak."Kamu sadar tidak sih, tetangga-tetangga kamu itu terus-terusan menjadikan kamu bahan gunjingan. Kamu yang katanya jadi istri dalam sangkar emas lah, dan sebagainya. Ujung-ujungnya mereka menjelek-jelekkan anak Bunda, berpikir kalau anak Bunda mengurung dan mengekang kebebasan kamu," dengus Bunda, sepertinya Ia sempat mendengar gosip dari para tetangga. "Sesekali kamu itu harus jalan-jalan keluar, menyapa para tetangga kamu yang mulut ember itu." Lagi-lagi Bunda menggerutu, rupanya masih terbawa emosi dengan apa yan

  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 33 Menuju Akhir

    Aku meletakkan bunga yang aku bawa, menatap nama yang tertulis di sana. Dian Dwi Putri, Adikku. Aku belum benar-benar menyapanya sebagai kakak, aku bahkan tidak tahu kalau dia adalah adik aku.Kami bertemu diwaktu yang tidak tepat, kami sama-sama sakit. Kami yang terluka, dan kami yang tidak saling mengenal. Seharusnya tidak begini, andai saja sejak awal semuanya berjalan dengan baik.Akukemudian berpindah, pada makam yang berada di sebelahnya. Makam ibunya, istri kedua bapak. Aku meletakkan bunga yang sama."Maaf, karena pernah berpikiran jahat-" Aku mengucapkan banyak hal, dari permintaan maaf hingga ucapan terima kasih. Aku mungkin pernah membencinya dengan sangat, karena Ia yang merebut bapak dari aku dan ibu. Tapi, aku sudah memaafkannya. Bapak dan dia, mereka sama-sama bersalah. Tapi dia tidak benar-benar jahat. Aku masih mengingatnya, saat kami tinggal bersama. Dia sangat suka membuat makanan, memberikannya padaku dan mencoba men

  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 32 Kicauan Burung

    Aku merasa kelopak mataku terasa berat, membuat aku nyaman dalam keadaan terpejam. Meski pikiranku terasa tidak bisa berhenti. Terus berputar pada titik yang membuatku sesak."Mas, apa maksudnya?" tanyaku, menatap Mas Fajar bingung.Dan melihat wajah Mas Fajar yang jauh lebih bingung dengan pertanyaanku, membuat aku menyadari. Aku benar-benar dalam keadaan buruk. Aku bahkan mendengar berbagai macam suara, jeritan, hingga bisikan. Apa aku sudah akan gila."Sayang," panggil Mas Fajar, saat aku hanya fokus pada jam yang menempel di dinding.Aku sedikit terkejut, mendengar suara lembut Mas Fajar yang setengah berbisik. Seolah menarikku untuk tersadar, saat mulai mendengar kembali suara dentingan jarum jam yang beradu."Ada apa Mas?" tanyaku, menatapnya."Bukankah di sini terlalu membosankan? Bagaimana kalau kita keluar? Pemandangan di luar sana sangat indah, juga tidak begitu ramai. Tidak seperti di rumah sakit yang biasa kita kunjun

  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 31 POV Mas Fajar (2)

    Saat aku mengetahuinya. Dian, perempuan itu. Adalah adik dari Istriku, Mentari. Dan seolah semuanya berputar pada poros yang salah, membuat aku berada di ambang batas kemampuanku. Semuanya terjadi tanpa bisa aku kendalikan.Kekuasaan yang dimiliki keluarganya, ancaman dan kelemahan yang kumiliki, menjadi sasaran empuknya. Mereka bahkan tahu, Istri dan Anakku adalah kelemahan terbesar yang kumiliki."Aku hanya memintamu untuk menikahi cucuku, dan kau tetap bisa mendapatkan segalanya. Jabatanmu di perusahaan, istri dan anakmu." Suara lembut itu, jauh lebih mencekam dari yang aku perkirakan."Mentari, anak itu. Bukankah dia sudah cukup beruntung? Dia mendapatkan kembali Ayahnya, keluarganya. Dan sekarang, Ia juga memiliki suami yang sangat wow," kelakarnya, lebih terdengar seperti cemoohan."Cucuku yang malang, Ia bahkan harus kehilangan ibunya. Tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, membuatnya menjadi pembangkang. Dia bahkan mendapatkan suami

  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 30 POV Mas Fajar

    Aku menyentuh permukaan kulit Mentari, Istriku. Terasa dingin dan lemas, juga sedikit bengkak pada bagian tertancapnya jarum infus yang mengantarkan cairan.Aku bahkan masih bisa merasakan keterkejutanku, saat melihat Tari yang mengambang di kolam renang. Bagaimana bisa Ia sampai di sana, seharusnya aku tidak meninggalkannya. Mengapa aku begitu lalai, padahal aku yang paling tahu kondisinya sekarang.Tari memiliki trauma, dengan semua masalah yang dulu dilaluinya. Penghianatan yang dilakukan Ayahnya, penderitaan yang dirasakan ibunya. Membuat Ia nyaris melakukan hal jahat. Membuat istri kedua Ayahnya celaka, adalah niat yang membara dalam dirinya. Namun Ia belum benar-benar melakukannya, saat Ia melihat Istri ayahnya itu terpeleset dan jatuh ke kolam. Membuat warnah air yang semula bening, berubah warna menjadi merah. Ibu tirinya yang malang, Ia bahkan belum merealisasikan niatnya.Namun karena niat itu semula ada dalam pikirannya. Kembali menyer

  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 29 Luka

    "Mas...." Pikiranku mulai melayang-layang, tentang Mbak Dian dan aku. "Tidak mungkin Mas," tolakku. Saat melihat tatapan mata Mas Fajar yang meyakinkan aku, seolah Ia tahu apa yang ada di dalam isi kepalaku."Dia sudah meninggal!" racauku.Aku berusaha menolak apa yang ada dalam pikiranku. Itu tidak mungkin, tapi mengapa aku malah merasa kalau sisi lain dari dalam diriku membenarkan hal itu.Aku menggigit jari telunjukku, merasakan bibirku yang bergetar diiringi napas berat yang memburu, aku mulai ketakutan. Dan aku kembali melakukan kebiasaan buruk yang sudah nyaris terkubur dalam-dalam, kebiasaan buruk yang sudah aku lupakan sejak lama."Tari, lihat Mas," lirih Mas Fajar menyadarkanku, tapi aku menepisnya. Aku seolah ditarik untuk masuk kembali ke lubang gelap yang nyaris terlupakan.Aku mencoba untuk berdiri dan menjauh dari Mas Fajar, tapi aku merasa lemah. Tubuhku terasa tidak bertenaga, seluruh pengelihatanku menggelap. A

  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 28 Resah

    Seperti yang dikatakan Mas Fajar, yang mengakui bahwa dirinya akan kehilangan pekerjaan. Dan benar saja, ternyata selama ini Mas Fajar tidak hanya lari dan bersembunyi dari aku. Tapi, juga dari kondisi perusahaan yang harus berada di ujung tanduk karena kasus ini.Tidak ada pilihan lain, Mas Fajar harus diasingkan selama beberapa waktu. Menunggu kondisi kembali membaik, dan kalaupun Mas Fajar kembali ke kantor, mungkin Mas Fajar tidak bisa lagi mendapati jabatannya yang lalu.Tapi untuk sementara waktu, kita sepakat untuk tidak memikirkan hal itu. Karena ada hal lain yang perlu kami pikirkan lebih jauh, tentang keluarga kami dan segala kepingan-kepingan kebenaran yang harus aku kumpulkan satu-persatu."Apa Aluna akan baik-baik saja Mas? Ini kali pertama aku jauh dari Aluna dalam waktu lama," cemasku, memikirkan Aluna yang pergi ke negeri kincir angin. Bersama dengan Bunda dan Baim, menghadiri acara keluarga Mas Fajar. Aluna adalah satu-satunya perwakilan y

  • Istri Dalam Sangkar Emas    Bab 27 Melupakan Sejenak

    Aku menatap Mas Fajar dan Aluna yang sedang belajar bersama, meski terlihat ada sekat yang masih menjadi penengah. Namun Mas Fajar tampak berusaha mendekati Aluna.Aku telat bangun karena kelelahan, sehingga aku tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya. Bagaimana mereka berdua kemudian bisa duduk bersama.Perlahan senyumku terbit, saat melihat Mas Fajar yang mencoba bersikap hangat pada Aluna yang masih berusaha memberi jarak.Aku beralih menatap Mas Fajar, membuat aku teringat dengan obrolan kami semalam. Saat Mas Fajar menceritakan beberapa hal, meski belum selesai dan belum jelas. Tapi kami hentikan dengan Mas Fajar yang berjanji akan melanjutkannya lagi."Mama sudah bangun?" tanya Aluna, Ia menyadari keberadaan aku yang berdiri menatap mereka."Ah iya." Aku berjalan mendekati mereka, mengusap rambutku yang masih terasa lembab sehabis keramas.Aku duduk di dekat Aluna, sehingga Aluna berada ditengah. Diantara aku dan Mas Fajar.

DMCA.com Protection Status