Home / Romansa / Istri Dadakan / 78. Pegal – Pegal

Share

78. Pegal – Pegal

Author: Jesslyn Kei
last update Huling Na-update: 2022-01-15 18:56:00

Rachel memandangi wajah tampan yang nyaris sempurna di depan matanya. Lelaki itu terlihat beribu kali lebih tampan dan mempesona dalam keadaan tertidur pulas seperti saat ini.

Melihat dari jarak sedekat ini, Ia tidak dapat menahan hasratnya untuk menyentuh wajah suaminya. Ujung telunjuknya perlahan mendekat ke dahi lelaki itu kemudian perlahan turun ke sela di antara kedua matanya, terus turun ke ujung hidung, lalu ke bibir dan berakhir di dagu lancipnya.

Menyadari ada pergerakan di kelopak mata lelaki itu, Rachel segera menjauhkan telunjuknya dari wajah Dave dan menutup kembali kedua matanya seperti sebelumnya.

Tidak berselang lama Dave menguap pelan sembari membuka perlahan kedua matanya. Ia memandangi wajah Rachel cukup lama. Entah apa yang sedang di pikirkan lelaki itu sebelum akhirnya mencondongkan kepalanya mendekat.

Rachel menahan diri untuk tidak membuka kedua matanya ketika merasakan

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

  • Istri Dadakan   79. Menagih Janji

    Dave terkejut mendengar perkataan Rachel. Saking terkejutnya ia sampai berbicara dengan suara yang agak keras. "Jangan keras-keras, Dave. Kecilkan sedikit suaramu. Tidak enak kalau sampai terdengar dan menganggu yang lain. Di kiranya kita lagi bertengkar," tegur Rachel sambil mendekatkan telunjuk ke mulutnya sendiri. Dave menghela napas pelan. "Kamu serius ambil cutinya hanya seminggu?" tanya Dave setengah berbisik. Rachel mengangguk. "Aku cuma di kasih cutinya segitu, Dave." "Bisa di perpanjang bukan cutinya? Jadi kamu nggak usah ke kantor dulu besok." "Mana bisa begitu. Tetap harus ke kantor dulu kalau mau minta tambahan cuti. Itu juga kalau di izinkan. Lagi pula kalau aku ambil cuti banyak di awal, pas mau lahiran nanti aku hanya hanya bisa ambil cuti beberapa hari saja dong." Dave mengusap ujung dagu sesaat setelah mende

    Huling Na-update : 2022-01-16
  • Istri Dadakan   80. Tengah Malam

    Rachel mendadak terbangun di tengah tidur nyenyaknya. Begitu terbangun, matanya langsung tertuju pada sebuah jam besar yang tergantung di dinding kamar Dave. Waktu di jam itu masih menunjukkan pukul satu dini hari. Masih lama waktunya untuk sarapan tapi entah mengapa perutnya terasa lapar. Rachel melirik ke arah Dave yang masih tertidur pulas di sampingnya. Ia sejenak ragu. "Dave..." panggil Rachel sambil menepuk-nepuk lengan Dave. Tidak ada sahutan atau gerakan yang menunjukkan respon dari lelaki itu. Rachel kembali memanggil nama Dave dengan tepukan yang lebih keras dari sebelumnya. Dave mengeliat pelan, tapi kembali tertidur saat Rachel berhenti. Rachel tak gentar. Kali ini ia menepuk-nepuk pipi Dave sembari menyerukan nama suaminya berulang-ulang. Terdengar suara mengumam dari mulut Dave, namun matanya belum mau terbuka. "Bangun, D

    Huling Na-update : 2022-01-17
  • Istri Dadakan   81. Kecurigaan Rachel

    Dewi sedang membasuh mulutnya di depan wastafel. Begitu selesai membasuh mulut, ia mendongak. Wajahnya nampak terkejut saat melihat Rachel berdiri dari balik kloset melalui cermin yang ada di depannya. "Kenapa mbak kaget begitu lihat saya?" tanya Rachel menyadari raut wajah Dewi nampak tegang. "Enggak. Saya tadi nggak lihat kalau mbak dari dalam WC," ucapnya terbata-bata. Rachel berjalan perlahan mendekati Dewi. Melihat wajah Dewi nampak pucat pasi, ia jadi sedikit iba. Seperti merasa senasib, Rachel tiba–tiba menatap Dewi dengan wajah sendu. "Mbak, kenapa? Sakit?" "Eh? Enggak. Saya hanya lagi nggak enak badan saja. Kayanya masuk angin nih," kelit Dewi dengan cepat. "Sudah coba periksa ke dokter belum, Mbak? Muka mbak kelihatan pucat loh. Takutnya bukan masuk angin biasa," timpal Rachel terdengar seperti mencoba menakut-nakuti.

    Huling Na-update : 2022-01-18
  • Istri Dadakan   82. Secret Message

    Begitu keluar dari kamar mandi, mata Dave melebar mencari sosok istrinya. Di lihatnya Rachel masih duduk di atas ranjang. Wajahnya nampak tertunduk sembari memegang ponsel."Sudah dapat baju yang mau di beli?" sapa Dave seraya mendekati Rachel.Rachel menoleh. Tatapannya nampak dingin saat memandang ke arah suaminya."Dave...""Ya?"Rachel menyerahkan ponsel Dave tanpa berkata apapun.Dahi lelaki itu seketika mengkerut. Melihat keanehan sikap istrinya, ia lantas mengambil ponsel dan melihat sendiri ada apa di dalamnya. Begitu layar menyala, nampak aplikasi messenger yang langsung terlihat di ponsel itu."Kamu baca-baca pesan di hapeku?" tanya Dave seraya melirik Rachel."Iya. Kenapa? Enggak boleh?"Dave diam saja seakan tidak ingin mempermasalahkan sikap Rachel dan memilih mengabaikan pertan

    Huling Na-update : 2022-01-19
  • Istri Dadakan   83. Penantian

    Bagaimana Rachel tidak menuduh Dave yang macam-macam. Tidak ada angin maupun hujan, Dewi tiba-tiba mengirimkan beberapa pesan yang memberitahu kalau dirinya sedang hamil. "Mana saya tahu, Hel. Kenapa dia lapor kehamilannya segala? Memangnya saya dokter kandungan," gerutu Dave sembari mengetik sesuatu di ponselnya. "Kamu sedang berpura-pura bukan?—" Mata Rachel memicing tajam ke arah Dave. "Jawab jujur, Dave. Apa yang sebenarnya terjadi sama kalian sampai Dewi bisa hamil? Dia nggak mungkin kasih tahu kehamilannya kalau nggak ada sangkut pautnya sama kamu." Rachel terus memberondong Dave dengan berbagai pertanyaan tanpa jeda, membuat lelaki itu jadi sakit kepala mendengarnya. "Bisa diam sebentar tidak?" Dave menaruh telunjuknya di bibir. Berharap Rachel menghentikan suaranya. Namun istrinya itu tidak memperhatikan isyara

    Huling Na-update : 2022-01-23
  • Istri Dadakan   84. Pikiran Buruk

    Dave menghela napas panjang mendengar pertanyaan bernada sindiran yang keluar dari mulut Rachel."Saya sama Fabio ketemuan buat membahas Dewi. Masa iya orang yang di bahas kita ajak juga. Kamu ini ada-ada saja pertanyaannya," timpal Dave sambil mengeleng heran.Dave yang sudah selesai mengeringkan rambutnya, perlahan naik ke atas ranjang. Ia merebahkan tubuhnya di sebelah Rachel."Baca majalahnya di lanjutkan besok lagi saja. Sudah, ayo! Kita tidur," tegas Dave seraya meminggirkan majalah yang ada di atas ranjang ke nakas di sebelahnya.Rachel yang tadinya bersandar pada kepala ranjang, kini sudah berbaring di sebelah Dave. Ia melirik Dave yang hendak memejamkan mata."Kamu beneran nggak mau jelaskan apapun ke aku soal Dewi ya?" tanya Rachel tiba-tiba."Jangan sekarang ya, Hel. Saat ini saya belum bisa kasih kamu penjelasan apa-apa."

    Huling Na-update : 2022-01-24
  • Istri Dadakan   85. Panggilan Darurat

    Kate menghela napas pelan setelah mendengar pengakuan jujur Rachel. "Anak mamah yang satu itu memang garing, Sayang. Mungkin karena kurang suka bercanda juga. Tapi dia sebenarnya orangnya apa adanya, Hel. Bahkan cenderung tidak bisa berpura-pura." Kate mendadak mengulas senyum lembut. "Kamu takut suamimu itu tidak menyayangimu?" Rachel mengangguk pelan. "Tenanglah, Rachel. Sebagai wanita yang melahirkan dan membesarkan Dave, mamah tahu anak itu sangat sayang sama kamu. Buktinya dia sampai rela gantiin pak Jiman jadi supir papah." "Maksud mamah?" "Dave tadi minta pak Jiman buat antar kamu pergi. Bahkan dia sampai kirim pesan ke mamah segala buat memastikan kamu berangkat kerjanya nggak sendirian," sambung Kate seraya memperlihatkan pesan singkat Dave di ponselnya. Rachel seketika menundukkan kepal

    Huling Na-update : 2022-01-25
  • Istri Dadakan   86. Misterious Gift's

    Melihat istrinya diam saja, Dave jadi ikut terdiam. Mata keduanya saling berpandangan untuk beberapa saat."Rachel sudah makan siang?" tanya Dave tiba-tiba."Ini baru mau makan siang."Dave mengangguk paham."Saya tutup teleponnya dulu ya.""Kenapa buru-buru pengen tutup teleponnya sih? Kamu males ngobrol sama aku ya."Mendengar nada merajuk sang istri, membuat Dave terkekeh pelan."Bukan begitu. Saya juga belum makan siang, Hel. Nanti kita sambung lagi kalau sudah selesai makan saja ya.""Oh kirain.""Kirain apa?" sela Dave dengan cepat."Enggak apa-apa," elak Rachel sembari mengeleng."Jangan lupa makan siang ya."Rachel terlihat mengangguk patuh sebelum panggilan telepon itu terputus. Ia lalu mengambil napas panjang dan membua

    Huling Na-update : 2022-01-26

Pinakabagong kabanata

  • Istri Dadakan   115. Extra Part – Menepati Janji

    Rachel menatap lama ke sebuah tanggal pada kalender yang tengah di pegangnya. Ia baru sadar kalau bulan ini dirinya belum juga kedatangan tamu bulan. Pembalutnya yang tersimpan di box penyimpanan masih utuh. Meski sudah pernah mengandung Darrel, tetap saja kali ini dia kecolongan. "Bodoh. Kenapa kamu baru menyadarinya sekarang setelah dua bulan berlalu?" umpatnya pada diri sendiri. Rachel yakin dirinya hamil, tapi ingin memastikannya dulu sebelum memberitahukan kabar bahagia ini pada sang suami. Pagi-pagi sekali Rachel pergi ke apotek dekat rumah untuk membeli alat tes kehamilan. Begitu sampai di rumah, Dave memarahi Rachel karena pergi tanpa izin. "Darimana saja kamu? Kenapa pergi tanpa membangunkanku dulu?" cecar Dave begitu Rachel kembali. "Aku hanya pergi ke apotek dekat sini," jawab Rachel santai. "Kamu sakit?" Dave mendekat. Di sentuhnya kening dan leher istrinya bergantian dengan punggung tangannya.&nbs

  • Istri Dadakan   114. Extra Part – Arti Hidupmu

    Dewi yang tengah mengatur laju napasnya yang masih memburu, seketika terlonjak kaget. Ia mendongak, menatap Alex yang kini sudah terbaring di sampingnya dengan mata terpejam.Dewi mengumpat melalui tatapan matanya. Ia tidak menyangka Alex malah menyebut wanita lain saat bercinta dengannya."Jadi yang kau bayangkan saat bercinta denganku tadi itu Rachel," desis Dewi nampak tersinggung.Percuma saja Dewi berbicara, Alex sepertinya tidak mendengarkannya. Napasnya yang teratur diiringin suara dengkuran halus yang keluar dari mulut Alex, menandakan lelaki itu sudah tertidur nyenyak.Kekagumannya pada sang bos membuatnya lupa diri, berharap suatu saat Alex dapat melihat cintanya yang teramat besar. Logikanya seakan hilang, tergantikan akan keinginannya untuk memiliki Alex seutuhnya.Kini Dewi hanya bisa menyesal dan terus menyalahkan diri sendiri. Tindakan bodohnya waktu itu ternyata membuahkan hasil hingga dirinya sekarang berakhir terkurung dalam

  • Istri Dadakan   113. Sebuah Kisah Masa Lalu

    Trauma itu akan tetap ada. Bahkan setelah berbulan-bulan lamanya Alex tak lagi mengusik rumah tangga Rachel. Wanita itu terkadang masih di dera ketakutan yang sama. Takut jika suatu hari nanti Alex datang menemui Rachel di saat lelaki itu sedang tidak waras seperti waktu itu. Bayang-bayang masa lalu dimana wanita itu mendapat perlakuan tidak menyenangkan kembali melintas seketika. Saat itu Rachel sedang bersembunyi dari kejaran Alex. Lelaki itu terlihat seperti orang gila setelah Rachel dengan tegas berterus terang ingin memutus hubungan dengannya. Wanita itu awalnya mengira dapat terbebas setelah bersembunyi. Namun Alex rupanya menemukan tempat persembunyian Rachel. "Lex, aku mau pulang. Kita bicara besok lagi ya. Sampai ketemu besok," ujar Rachel berbicara setenang mungkin. Melihat mata Alex yang mengelap seperti bukan dirinya, Rachel segera bergegas pergi. Namun wanita itu terlambat. Alex tiba-tiba meraih pergelangan tangan Rachel, menariknya

  • Istri Dadakan   112. Menyelesaikan Kesalahpahaman

    Dave menatap wajah Rachel lekat. "Kamu pernah bilang nggak sabar mau lihat anak kamu. Tapi kenapa begitu Darrel lahir, kamu jadi cuek begini?" Wajah Dave yang semula tanpa ekspresi kini malah tersenyum miring. "Anak saya? Apa kamu yakin kalau Darrel itu anak saya?" Rachel tersentak dengan pertanyaan Dave. Ia tidak menyangka Dave akan meragukan keberadaan Darrel. "Apa maksudmu, Dave?" Dave memandang wajah Rachel dengan tatapan yang sulit di artikan. "Waktu saya ke kantor kamu buat kasih surat pengunduran diri itu, Alex sempat berkata sesuatu ke saya. Soal anak itu—" Rachel seketika merasa was-was sekaligus penasaran dengan apa yang di katakan Alex ke Dave. "Lelaki itu bilang kalian berdua pernah berhubungan badan di belakang saya. Benar begitu?" tanya Dave nampak tenang. "Dave... Aku bisa jelaskan semuanya ke kamu." Sudut bibir Dave seketika tertarik ke atas. "Jadi tangis kesedihan s

  • Istri Dadakan   111. Drama di Pagi Hari

    Damian dan Kate terlihat terkejut setelah mendengar penuturan Cindy. Mereka tidak habis pikir dengan kelakuan anak lelakinya yang hingga kini belum terlihat juga batang hidungnya."Anak itu ya benar-benar kelakuannya. Awas saja nanti kalau sudah datang. Papah pukul kepalanya. Biar tahu rasa," sungut Damian seraya mengeleng kesal."Padahal sudah sering mamah kasih tahu. Kejadian juga. Istrinya mau lahiran, malah pergi kemana lagi tuh anak."Kate juga ikut meruntuki dengan berbagai caci maki yang ditujukan untuk Dave."Sudahlah, Pah, Mah. Mengomelnya nanti saja pas kak Dave sudah ada. Lebih baik sekarang kita berdoa semoga persalinan kak Rachel diberi kelancaran," saran Cindy menengahi.Damian dan Kate saling berpandangan untuk beberapa saat. Kemudian mengangguk. Kini mereka sudah lebih tenang. Walaupun sesekali Damian terlihat mondar-mandir di depan ruang bersalin. Sedangkan. Cindy dan Kate yang duduk bersebelahan terlihat saling menguatkan se

  • Istri Dadakan   110. Kontraksi

    Entah sengaja atau tidak, Dave dengan polosnya malah bertanya pertanyaan yang membuat mamahnya semakin jengkel mendengarnya."Benar-benar ini anak ya," geram Kate sembari meremas ponsel Rachel.Tidak ingin keributan semakin meluas, Rachel pun berusaha menenangkan mertuanya."Sudahlah, Mah. Tidak apa-apa. Mamah tidak perlu cemas. Kata dokter masih seminggu lagi. Lagipula masih ada Dave yang bakal selalu jagain Rachel. Ya kan, Dave?""Hmm..."Dave berdeham sekenanya. Lelaki itu mengiyakan saja perkataan Rachel agar dapat terbebas dari amukan mamahnya.☆☆☆Rachel melirik ke arah jam di dinding yang saat ini menunjukkan pukul empat sore. Melihat hari sudah mulai senja, ia lantas bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.Walau gerakannya sudah tidak bisa segesit dulu lagi, namun ia tidak terlihat mengeluh. Wanita itu malah akan bosan kalau hanya duduk-duduk bersantai, menunggu suami pulang kerja. Untuk itu Rach

  • Istri Dadakan   109. Salah Paham

    Setelah Dave berhasil melepaskan diri, lelaki itu malah bangkit dan berjalan ke luar kamar. Mata Rachel kembali berkaca-kaca ketika melihat bayang-bayang yang perlahan menghilang dari balik pintu. Rachel kembali merasa sedih saat menyadari suaminya sudah tidak tertarik lagi padanya. Semenjak kejadian malam itu, Dave benar-benar menghentikan frekuensi hubungan intim mereka. Entah mengapa lelaki itu jadi kehilangan gairahnya, seperti malam ini. Andai saja wanita itu tahu. Dave sebenarnya hampir menyentuh Rachel kembali malam ini, tapi gairah Dave mendadak padam ketika terbayang Rachel pernah di sentuh lelaki lain saat masih berstatus sebagai istrinya. Andai lelaki itu tidak teringat kata-kata Alex tempo hari, mungkin mereka tidak akan tidur di ranjang yang terpisah malam ini. ☆☆☆ Seorang lelaki berambut pirang nampak tengah berjalan memasuki kawasan poliklinik ibu dan anak di sebuah rumah sakit. Langkah kakinya mendadak berhenti saat melihat peman

  • Istri Dadakan   108. Merindukan Sentuhanmu

    Rachel tiba-tiba kembali menyinggung nama Alex saat mereka tengah makan bersama. Dave yang tengah menyendokkan makanan ke mulutnya, jadi berhenti begitu nama lelaki itu disebut. Selera makannya mendadak hilang entah kemana."Bukankah saya sudah cerita ya? Tidak dengar? Waktu itu telingamu kemana saat saya sedang bicara," ketus Dave menahan kesal.Mata hazel wanita itu mendadak berkaca-kaca mendengar nada tidak bersahabat yang keluar dari mulut suaminya."Aku tidak tahu apa saja yang Alex katakan padamu. Tapi kumohon jangan percaya apapun yang di ucapkannya. Dia itu," lirih Rachel menahan isak tangis yang ingin keluar.Suara sendok yang beradu dengan piring seketika membungkam mulut Rachel. Wanita itu berjingkat kaget mendengar suara bunyi sendok yang di lempar Dave. Entah di sengaja atau tidak, Dave tiba-tiba menaruh sendok makannya dengan kasar."Alex lagi. Alex lagi. Apa kamu tidak bisa membicarakan hal lain selain lelaki itu, Hah?"

  • Istri Dadakan   107. Kejutan Untuk Dave

    Rachel membuka matanya, merasakan sebuah tendangan kuat di perutnya. Sontak ia mendongak sembari mengusap-usap perut besarnya."Kenapa, Sayang? Sudah lapar ya. Tunggu sebentar ya, Sayang. Kita makan sama-sama setelah menunggu papa pulang ya. Mama yakin papamu pasti sebentar lagi pulang," gumam Rachel seakan tengah berbicara dengan anak yang di kandungnya.Bayi di perutnya semakin aktif saja bergerak setiap harinya. Rachel memakan beberapa keping biskut dicampur dengan susu untuk menganjal rasa lapar. Ia tidak ingin anaknya ikut kelaparan menunggu suaminya yang tak kunjung pulang.Keinginan Rachel yang ingin makan malam bersama Dave yang menjadikan alasan wanita hamil itu tetap duduk setia di depan meja makan saat ini. Berulang kali ia menghela napas panjang setelah menyadari Dave belum juga pulang padahal hari sudah mulai petang."Sepertinya hari ini Dave lembur lagi," desah Rachel sembari menatap jam dinding.Hubungan Dave dan Rachel semakin

DMCA.com Protection Status