Share

Jodoh

Penulis: NARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Untuk kedua kalinya kakek Janned menampar pipi Joan sang cucu, setelah bibi Miu membawa seorang gadis yang berada di atas kasur yang sama dengan Joan.

Dimana gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Ara, pingsan. Dan dengan segera kakek Janned menyuruh Zack memanggil dokter keluarganya untuk memeriksa gadis tersebut.

Setelah mendapat tamparan keras dari sang kakek, membuat Joan yang sekarang sudah mengenakan celana boxer, mengingat apa yang terjadi semalam.

Dan dirinya sangat yakin, melakukan hubungan badan dengan Violet kekasihnya, tepatnya sih, mantan kekasihnya.

"Sejak kapan kakek mengajari kamu berbuat seperti binatang hah?!" kakek Janned benar-benar emosi mendapati sang cucu berada di dalam kamar dengan seorang gadis tanpa menggunakan pakaian.

"Kek, aku melakukan dengan Vio. Hal yang wajar melakukan tersebut dengan seorang kekasih."

Kakek Janned benar-benar tidak bisa menerima apa yang sang cucu katakan, karena baginya hubungan intim hanya di lakukan oleh pasangan yang sudah menikah. Dan agama manapun, juga melarang hubungan intim di luar nikah.

Kakek Janned tidak lagi menampar pipi Joan, yang ada sekarang ia memukul dengan kencang perut sang cucu.

Membuat Joan meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Ya, ampun Kek. Sakit,"

Tentu saja Kakek Janned tidak menghiraukan rintih kesakitan dari Joan. Yang ada menatapnya dengan tatapan tajam.

"Vio kamu bilang. Apa mata kamu buta, iya?!"

Joan tidak menjawab pertanyaan dari sang kakek, karena memang ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, memang bukan Vio yang berada di atas kasur, tapi seorang gadis yang sama sekali tidak dirinya kenal.

Kemudian Joan mengingat sedikit kejadian semalam saat mabuk berat, dimana ia turun dari dalam mobil, lalu menarik tangan Vio masuk ke dalam, dan dirinya melakukan sedikit kekerasan saat Vio menolak melakukan hubungan badan, hingga akhirnya dirinya merasa puas berhasil meniduri sang kekasih.

Tautan kening menghiasi wajah Joan, kala ia menatap sosok gadis lain setelah dirinya puas melampiaskan nafsunya, sebelum akhirnya ia tertidur lelap.

Joan yang masih berada di dalam kamar tamu, menatap sprei yang terdapat banyak bercak darah, sebelum akhirnya melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar tersebut meninggalkan sang kakek.

"Joan!" teriak kakek Janned ingin menghentikan langkah sang cucu.

Namun, tidak dihiraukan oleh Joan, dan setelah berada di luar kamar, dirinya langsung memanggil Zack. "Zack!" panggilnya dengan berteriak.

Tak berselang lama, pemilik nama segera menghampiri Joan. "Iya, Tuan. Ada yang bisa aku bantu."

"Ikut denganku!" Joan kembali melangkahkan kakinya menuju ruang pemantau cctv.

Untuk memastikan kejadian semalam.

Zack memutar kembali rekaman cctv yang mengarah ke halaman rumah dan juga pagar, mengikuti perintah dari Joan.

Setelah menemukan jawaban dari rekaman cctv, jika bukan Violet mantan kekasihnya yang ia paksa masuk, melainkan gadis yang tidak sama sekali Joan kenal.

Dan itu artinya, semalam Joan tidak meniduri Violet melainkan gadis lain.

Membuatnya sekarang menendang meja yang terdapat beberapa layar monitor pemantau cctv.

"Sial!" ucapnya lalu mengacak rambutnya dengan kasar.

"Aku sudah mengatakan pada Tuan, jangan minum minuman beralkohol dengan kadar yang lumayan tinggi apalagi sampai mabuk . Karena itu bisa membuat orang tidak waras, seperti Tuan." Zack menyindir Joan.

"Diam! Aku tidak butuh ceramah dirimu, bodoh!" seru Joan, lalu menendang kursi yang diduduki Zack, sebelum akhirnya meninggalkan ruangan tersebut, sambil mengumpat.

Setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi semalam.

Bibi Miu meninggalkan gadis yang belum sadar, meskipun sudah mendapat penanganan dari dokter keluarga tempatnya selama ini bekerja.

Dan mendekati kakek Janned yang sedang duduk di ruang tengah, sambil memikirkan apa yang akan ia lakukan pada gadis yang sudah di tiduri oleh Joan.

Apakah sang cucu harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah dilakukannya pada gadis itu, dengan menikahkan keduanya.

Sedangkan kakek Janned sudah menentukan siapa istri untuk cucunya itu.

"Tuan," ucap bibi Miu yang sudah mendekati majikannya tersebut.

Kakek Janned sejenak melupakan apa yang sedang dipikirkannya, lalu menatap pada bibi Miu. "Bagaimana, gadis itu sudah sadar?"

"Belum Tuan. Oh ya, Tuan. Sepertinya aku mengenali gadis itu,"

Kakek Janned memicingkan matanya mendengar apa yang bibi Miu katakan. "Benarkah?"

"Ya Tuan."

Kakek Janned yang sudah berada di dalam kamar gadis yang belum sadarkan diri.

Menatap sebuah foto yang berada di tangannya, bergantian menatap gadis yang masih belum sadarkan diri.

Apakah benar foto gadis kecil yang ada ditanganya dan gadis yang masih belum sadarkan diri adalah gadis yang sama?

Itu yang sedang kakek Janned amati, jika benar. Kakek Janned akan sangat bahagia, karena memang dirinya sedang mencari gadis kecil yang berada di foto tersebut.

"Tuan, aku yakin gadis ini adalah gadis yang Tuan cari selama ini, meskipun foto itu adalah foto jadul, tapi wajah keduanya hampir sama." ujar Bibi Miu.

Kakek Janned menoleh pada bibi Miu. "Jika benar, itu artinya Tuhan dan juga semesta merestui keinginanku Mi." kebahagian kini menghiasi wajah kakek Janned.

"Benar Tuan,"

Namun, setelahnya kakek Janned memasang wajah murung. "Bagaimana jika dia bukan gadis yang aku cari Mi?"

"Untuk memastikan, kita tunggu saja dia sadar. Apakah dia mengenali foto Hardi atau tidak."

Kakek Janned menganggukkan kepalanya. Dan ia mengingat Hardi, supir pribadi yang sudah mengorbankan nyawa untuknya. Saat salah satu pesaing perusahaannya ingin melesatkan tembakan, dan tembakan itu di hadang oleh Hardi yang membuatnya tewas di tempat.

Dan dari kejadian lebih dari sepuluh tahun silam, kakek Janned yang mendapati Hardi memiliki anak gadis yang di bawa pergi oleh istrinya.

Bertekad untuk mencari anak gadis Hardi, dan menjodohkan dengan Joan sang cucu.

Tak berselang lama Ara membuka ke dua bola matanya, dan kali ini ia tidak lagi merasa lemas seperti sebelumnya, mungkin efek beberapa vitamin yang sudah disuntikkan dokter ke tubuhnya.

Namun, ia masih merasa perih di area sinsitifnya.

"Istirahat saja, jangan banyak bergerak," kata bibi Miu.

"Aku haus,"

Bibi Miu membantu Ara beranjak dari tidurnya, kemudian mengambil gelas berisi air mineral yang berada di atas meja nakas. "Minumlah."

Ara segera menghabiskan seluruh isi air mineral yang barada di dalam gelas.

"Kamu ingin makan?" Bibi Miu menawari Ara untuk makan.

Ara menggelengkan kepalanya. "Tolong, aku ingin pergi dari sini."

Kakek Janned yang sedari tadi duduk di sofa yang terdapat di kamar tersebut, segera berjalan mendekati Ara.

"Nama kamu siapa?" tanya Kakek Janned.

Namun, tidak di jawab oleh Ara. Dirinya masih trauma dengan kejadian semalam, jika melihat seorang pria.

"Kamu tidak perlu takut," bibi Miu mengelus lengan Ara ketika melihat gadis tersebut ketakutan ketika melihat kakek Janned. "Tuan sangat baik, apa kita boleh tahu, kamu namanya siapa?"

"Dinara," ucap Ara.

"Nama yang sangat bagus," kakek Janned memuji nama Ara. "Aku ingin menanyakan sesuatu padamu,"

Kakek Janned sudah tidak sabar menanyakan pada gadis tersebut, apakah dia gadis yang sedang dicarinya atau bukan.

"Kamu mengenal foto ini?" kakek Janned menunjukkan foto Hardi.

Ara menautkan keningnya melihat foto pria yang sangat ia rindukan.

Membuatnya segera mengambil foto tersebut dari tangan kakek Janned. "Ayah? Dari mana anda mendapat foto ayah?" tanya Ara pada kakek Janned.

Namun, bukannya menjawab pertanyaan dari Ara, yang ada kakek Janned tersenyum penuh dengan kebahagiaan, karena jodoh untuk sang cucu yang selama ini dicarinya, kini datang sendiri.

Bab terkait

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Lima Ratus Juta

    Karena tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya, membuat Ara terus menatap pada foto dirinya dan sang ayah, yang diambil beberapa tahun silam. Sebelum sang ibu membawanya pergi menjauh dari sang ayah, tanpa alasan apa pun.Dan dari saat itu Ara kehilangan sosok seorang ayah yang sangat dicintainya, apa lagi saat itu sang ayah‐lah yang selalu berada di sampingnya dua puluh empat jam, karena sang ibu sibuk bekerja.Bulir air mata jatuh membasahi kedua pipi Ara, air mata kerinduan untuk sang ayah yang sangat disayanginya.Melihat Ara menangis, kakek Janned yang sudah duduk dipinggiran tempat tidur, mengulurkan tangannya, lalu menghampus air mata yang membasahi kedua pipi Ara.Membuat Ara segera menoleh pada kakek Janned, lalu menjauhkan tangannya."Dimana ayah?" tanyanya."Aku akan membawa kamu menemui ayahmu," kata kakek Janned, yang harus menunjukkan dimana orang yang sangat berjasa dalam hidupnya, kini berada."Aku mau menemui ayah sekarang juga," Ara coba untuk turun dari tempat ti

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Curahan Hati

    Bibi Miu selalu berada di samping Ara, menemani gadis tersebut yang merasa bingung. Bagaimana Ara tidak bingung, baru kali ini ia di perlakuan seperti seorang putri dalam Kerajaan dongeng yang sering ia baca. Membuatnya tidak bisa berkata apa-apa lagi, selain menatap orang-orang berpakaian pelayanan yang didominasi warna putih, keluar masuk ke dalam kamar dimana dirinya. Membawakannya, bukan hanya keperluan sekunder, tapi juga kebutuhan primer yang sering Ara lihat di drama televisi. Dari pakaian, tas, sepatu dan aksesori lainnya yang sama sekali tidak pernah Ara miliki, jangankan memilikinya melihatnya secara langsung pun, Ara belum pernah. Tapi sekarang Ara bisa melihat langsung kebutuhan primer yang begitu banyak di kamar dimana ia berada, yang baru di susun rapi oleh beberapa pelayan. "Nona Ara, ini semua milikmu," kata bibi Miu. Tentu saja Ara yang masih duduk diatas tempat tidur setelah menyelesaikan sarapan, itu pun di layani oleh bibi Miu yang menyuapinya meskipun Ara

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Pernikahan

    Bibi Miu menghampiri kakek Janned di dalam kamar yang selalu ia tempati jika berada di rumah sang cucu, karena memang, kakek Janned sebenarnya tinggal di rumah lainnya.Kakek Janned menoleh pada papa bibi Miu. "Bagaimana Mi, apa Ara sudah lebih tenang?" tanya kakek Janned, pasalnya setelah pulang dari pemakaman beberapa saat lalu, Ara masih bersedih."Syukurlah, gadis itu sudah lebih tenang Tuan."Kakek Janned yang sedang duduk diatas sofa di ruangan tersebut, sekarang beranjak dari duduknya."Dia tidak mengatakan apa pun padamu?""Ara hanya mengatakan ingin pulang, Tuan."Kakek Janned tidak mengatakan apa pun untuk menimpali ucapan bibi miu."Persiapkan acara pernikahan Ara dan Joan!" perintah kakek Janned."Baik Tuan."Kakek Janned masuk ke dalam kamar dimana Ara berada, ingin mengatakan tentang pernikahan.Karena memang kakek Janned belum memberi tahu tentang hal tersebut.Ara yang sedang duduk diatas kasur dengan punggungnya ia sandarkan di sandaran tempat tidur, menoleh pada kake

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Psikopat

    Ara yang masih setengah sadar, dan nyawanya belum terkumpul karena baru saja terjaga dari tidur nyenyaknya.Hanya menatap pada Joan yang baru saja menariknya hingga turun dari atas tempat tidur, kemudian mendudukkan bokongnya di pinggiran tempat tidur tersebut."Keluar!" perintah Joan dengan kencang, membuat nyawa Ara akhirnya terkumpul sempurna.Kemudian Joan menarik kedua tangan Ara agar beranjak dari duduknya, lalu mendorong tubuhnya dengan kencang.Untung saja tidak membuat Ara jatuh, dan membuatnya hanya menatap pada pria yang sudah resmi menjadi suami."Apa lihat-lihat, hah?! Pergi dari kamarku sekarang juga, dan jangan sampai kamu masuk ke dalam kamarku ini, paham!"Ara yang malas menanggapi sang suami, memilih segera pergi dari dalam kamar tersebut.Namun, baru saja membuka pintu. Joan menghentikan langkahnya."Jangan bilang aku mengusirmu dari kamar ini. Awas saja kalau kamu sampai mengadu pada kakek, aku akan membuat perhitungan denganmu paham!" ancam Joan, yang tidak ingin

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Rahasia

    Ara yang ketiduran di tempat tidur Joan, setelah suaminya itu meninggalkannya. Segera membuka kedua bola matanya ketika mendengar suara pintu di buka dengan kencang.Dan segera turun dari tempat tidur, ketika melihat Joan masuk ke dalam kamar tersebut.Tautan kening menghiasi wajah Ara, ketika melihat sang suami masuk dengan tubuh di papah oleh Zack."Aku cari obat dulu," kata Zack setelah mendudukkan bokong Joan di pinggiran tempat tidur.Ketika atasan dan juga sahabatnya terluka di salah satu kakinya, setelah tadi melarikan diri dari kejaran musuh Joan.Ara hanya diam mematung melihat Zack yang keluar dari dalam kamar dengan terburu-buru, kemudian menatap pada Joan yang sedang menahan sakit, disalah satu kakinya."Jangan hanya berdiri disitu bodoh! Cepat ambilkan aku minum!" perintah Joan yang sangat haus setelah tadi melarikan diri dari kejaran musuhnya.Bergegas Ara mengambil segelas air putih yang berada diatas meja nakas, lalu mendekati Joan. "Silakan,"Joan mengambil gelas ters

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Pikiran Negatif

    Hati Ara langsung luluh mendengar permintaan dari kakek Janned.Membuatnya mengurungkan niat untuk meninggalkan pria kejam yang sudah berstatus sebagai suaminya itu."Aku akan tetap tinggal disini dan menjadi istri untuk selamanya bagi cucu kakek itu." kata Ara."Terima kasih Ra, kakek berharap kamu bisa mengubah keras kepala Joan." tentu saja kakek Janned berharap suatu saat Ara bisa mengubah cucunya itu menjadi pria yang tidak keras kepala lagi.Meskipun Joan bukankah cucu kandungnya, tapi kakek Janned sudah menganggapnya sebagai cucunya sendiri, yang akan menjadi pewaris kekayaannya.Mengingat lagi, kakek Janned tidak memiliki keturunan lagi setelah anak dan juga menantunya yang Joan pikir adalah orang tuanya, telah meninggal dunia karena kecelakaan.Ara menganggukkan kepalanya untuk menimpali ucapan kakek Janned.Dimana pria paruh baya tersebut kini beranjak dari duduknya. "Ra, panggil Joan. Ajak dia sarapan, kakek tunggu kalian berdua di meja makan.""Baik Kek,"Setelah kakek Jan

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Hamil

    Bibi Miu segera membawa Ara ke rumah sakit, setelah Joan memanggilnya. Ketika mendapati sang istri tiba-tiba pingsan setelah ia dorong dan mengeluh sakit di bagian perutnya.Tanpa merasa bersalah setelah apa yang terjadi pada Ara, Joan kembali menghisap puntung rokok yang menyala, berharap frustasi yang sedang ia rasakan segera menyingkir.Karena sampai detik ini Joan belum juga menemukan keberadaan Vio, yang seolah hilang di telan bumi. Padahal Joan sudah pergi kesana kemari mencari wanita yang sangat dicintainya."Arrggggg!" Joan memukul meja kaca dihadapannya sampai hancur, dan membuat telapak tangannya terluka. "Vio, kembalilah padaku. Aku tidak bisa hidup tanpamu,"Sementara itu di rumah sakit. Bibi Miu merasa lega setelah Ara ditangani oleh dokter, kini kondisinya baik-baik saja dan sudah sadarkan diri.Ruang perawatan VIP menjadi tempat Ara beristirahat setelah dokter menyuruhnya untuk menjalani rawat inap."Non, apa yang terjadi sebenarnya?" tanya bibi Miu, yang belum mengetah

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Pergi

    Ara menitikan air mata dan terus menatap pada Joan, ia tidak percaya pria tersebut menyuruhnya untuk menggugurkan bayi yang ada di dalam rahimnya.Meskipun awalnya Ara sempat berpikir jika Joan tidak mungkin akan menerima bayinya, tapi tidak terlintas sedikitpun di benaknya jika pria tersebut ternyata lebih keji dengan memintanya menggugurkan bayinya."Kamu pikir, dengan kamu menangis akan mengubah keputusanku? Tidak! Keluar dari kamar ini dan segera gugurkan bayimu!""Jahat." ucapan tersebut lolos begitu saja dari bibir Ara.Namun, hanya membuat Joan tersenyum, lalu mendorong tubuh Ara Keluar dari dalam kamarnya. "Pergi dari hadapanku!"Ara yang sudah berada di depan kamar Joan, menatap pintu kamar tersebut yang baru saja di tutup dengan kencang oleh Joan.Tidak, Ara tidak boleh menangis. Membuatnya segera menghapus air mata yang membasahi kedua pipinya.Dan Ara juga tidak boleh bersedih, ada kakek Janned yang selalu mengerti akan dirinya. "Aku harus memberi tahu kakek.""Jika kamu m

Bab terbaru

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Koma

    Bahagia dan juga sedih bercampur jadi satu, itu yang sedang Joan rasakan sekarang.Bahagia karena ia akhirnya bisa melihat bayi kembarnya yang begitu sehat dan juga sempurna.Dan sedih, karena satu hari setelah Ara melahirkan secara caesar, istrinya itu belum juga sadarkan diri. Setelah dinyatakan koma beberapa jam setelah menjalani operasi caesar.Joan ditemani ibu mertuanya, menyaksikan kedua bayi kembarnya yang berjenis kelamin laki-laki, sedang di beri susu oleh perawat yang menjaga keduanya di sebuah ruang perawatan yang telah ia siapkan jauh hari, bukan hanya untuk kedua bayinya, tapi juga dengan Ara.Namun, hanya dua bayi kembarnya yang berada di ruang perawatan tersebut.Karena Ara masih berada di ruang ICU."Silakan jika Tuan ingin mencoba memberi susu pada bayi Tuan." kata perawat.Tentu saja Joan segera mengambil botol susu yang berada di tangan perawat tersebut.Dan dengan arahan perawat tersebut, Joan bisa memberi susu pada kedua putranya.Padahal Joan dan juga Ara telah

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Racun

    Dalam situasi panik, Joan menepuk-nepuk pipi sang istri yang tidak sadarkan diri. Saat sudah berada di dalam mobil untuk membawa Ara ke rumah sakit."Sayang bangunlah." dengan penuh kecemasan, Joan terus menepuk pipi Ara. Berharap istrinya tersebut segera sadar. "Aku mohon, jangan buat aku panik seperti ini sayang."Tetap saja Ara tidak merespon perkataan Joan."Pak! Bisa nyetir tidak hah?! Cepat bodoh!" seru Joan pada supir kantor yang sedang mengendarai mobilnya."Sayang, bicara yang sopan." suara Ara begitu pelan.Tapi terdengar di kedua telinga Jaon, membuatnya segera menatap wajah sang istri yang sudah berada di pangkuannya."Sayang, kamu sudah sadar?"Disaat perutnya semakin mules, Ara masih sempat tersenyum pada sang suami."Sayang, kamu baik-baik saja?" tanya Joan sambil meraup kedua pipi sang istri. "Sayang!" kini Joan berteriak, melihat sang istri kembali tidak sadarkan diri.Panik, gelisah, cemas semua bercampur menjadi satu. Setelah Joan berada di rumah sakit, dan sang ist

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Jangan Berharap

    Zazi menatap pada Zack sambil memicingkan matanya, setelah mendengar pernyataannya.Karena pernyataan Zack barusan, bagi Zazi seolah-oleh memandang jelek profesi pria yang ia cintai."Kenapa memang dengan dia yang berprofesi sebagai photografer? Kamu pikir pekerjaannya tidak benar, begitu?""Bukan bermaksud seperti itu, tapi...""Sudahlah Zack, aku tahu apa yang ingin kamu katakan." Zazi memotong perkataan dari Zack. "Kamu pasti ingin bicara yang tidak-tidak mengenai pekerjaan Rehan. Tapi, harus kamu ketahui, dia bekerja secara profesional. Dan sekarang hentikan mobilnya!"Namun, Zack tidak mendengar perintah dari Zazi dan terus mengendarai mobil."Zack, aku bilang berhenti!" seru Zazi.Dan kali ini Zack mengikuti perintahnya, dan menghetikan laju mobilnya saat sudah ia tepikan di pinggir jalan."Turun dari mobilku!"Zack menatap pada Zazi seteleh mendengar apa yang diperintahkannya."Buruan turun, ngapain malah liatin aku. Aku ingin pergi menemui Rehan,"Tanpa berpikir lagi, setelah

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Dipatahkan

    "Sialan!" Rehan mengumpat, dan satu tangannya ia pukulkan ke setir pengemudi.Ketika ia tidak bisa mengejar mobil yang Joan dan juga Ara naiki.Karena dengan begitu, Rehan gagal membuat rekayasa kecelakaan yang sudah ia susun rapi di otaknya."Ini belum saatnya, tapi lihat saja nanti. Aku akan mambuat kalian hancur sehancur hancurnya," kata Rehan.Pria baik yang menjelma menjadi iblis, hanya karena sakit hati.Joan menurunkan laju kecepatan mobil yang di kendarainya.Setelah tadi ia merasa curiga, ada sebuah mobil yang terus mengikutinya.Tapi mobil itu tidak lagi terlihat dari kaca spion mobilnya."Sayang, sebenarnya ada apa sih?" tanya Ara penasaran.Setelah suaminya tersebut memelankan laju mobilnya.Padahal belum lama sang suami mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Apa lagi Joan terus menoleh pada Spion mobilnya di luar sana.Joan menoleh sekilas pada sang istri, tidak lupa mengukir senyum. "Tidak apa-apa sayang."Tentu saja Joan tidak ingin mengatakan pada sang

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Higienis

    "Re... Rehan?" tanya Ara untuk memastikan apa yang baru saja ia dengar tidak salah.Jika Zazi sedang jatuh cinta pada pria yang bernama Rehan."Iya, Ra. Nih aku tunjukin foto orangnya, lebih ganteng tahu dari pada Zack."Zazi yang masih menyetir menunjukan foto pria yang ia cintai, di dalam galeri ponselnya."Dia seorang photografer profesional, Ra. Dan itu mengapa, sekarang aku juga tertarik dengan dunia foto." jelas Zazi.Ara masih menatap foto pria yang Zazi cintai, dan ternyata pria tersebut bukan Rehan yang Ara kenal."Ganteng bukan? Zack mah lewat.""Yakin kamu jatuh cinta padanya?""Yakin dong,""Apa dia juga mencintaimu?""Kalau itu aku kurang tahu, Ra. Aku belum mengungkapkan perasaanku padanya, tapi kalau di lihat-lihat dia juga memiliki perasaan padaku.""Bagaimana kamu tahu?""Aku dan dia beberapa kali pergi makan malam bersama, dan dia begitu perhatian padaku.""Hanya itu?""Iya,""Tapi, bagaimana jika dia tidak mencintaimu?""Aku yakin dia mencintaiku Ra,""Seandainya ti

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Pesan

    Pria tersebut kini menaruh secarik kertas diatas meja, lalu beranjak dari duduknya. "Jika kamu ingin menerima tawaran kerja sama untuk menghancurkan mereka. Hubungi aku di nomor itu,"Vio mengambil secarik kerja yang bertuliskan angka nomor ponsel. "Tunggu!" perintah Vio menghentikan pria tersebut yang baru saja beranjak dari duduknya dan mungkin saja akan meninggalkannya. "Siapa namamu?" tanya Vio pada pria tersebut yang begitu asing baginya."Rehan." jawab singkat pria tersebut, dan langsung melangkah meninggalkan dimana Vio berada.Kedua bola mata Vio terus mengikuti pria tersebut keluar dari dalam kafe. "Rehan, ada dendam apa pria itu ri pada Joan dan juga Ara?" tanya Vio penasaran.Tapi setelahnya Vio mengukir senyum, karena akhirnya ia bisa menemukan orang yang sama-sama ingin menghancurkan rumah tangga Joan dan juga Ara. Namun, setelah itu senyum Vio memudar ketika melihat kedua sahabatnya baru masuk ke dalam kafe dan menuju dimana ia berada."Sorry Vio, kita telat sampai si

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Tujuan Kita Sama

    Setelah badai berlalu, rumah tangga Ara dan juga Joan semakin romantis.Saking romantisnya, akhir-akhir ini Joan memilih bekerja dari rumah.Apalagi persalinan Ara mulai dekat, membuat Joan ingin terus berada di samping sang istri.Takut tiba-tiba Ara mengalami kontraksi.Joan tersenyum melihat Ara masuk ke dalam ruang kerjanya, yang berada di rumah. "Ada apa sayang? Katakan saja jika kamu ingin sesuatu. Aku akan membuatkannya untukmu." tanyanya, karena belakangan ini Joan begitu aktif memasak makanan yang sang istri inginkan, meskipun dengan di bantu bibi Miu.Joan kini memeluk pinggang Ara dari samping, saat istrinya tersebut telah berada di dekatnya. Tak lupa mencium perut Ara."Atau kamu pegal, jika iya. Aku akan memijat kaki kamu, sayang."Ara hanya tersenyum mendengar ucapan Joan, yang sudah menjadi suami siaga. Karena hampir setiap hari, Joan memijat sang istri, sebelum tidur. Seolah tahu apa yang sang istri rasakan saat mengandung bayi kembar.Joan kini beranjak dari duduknya

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Pelakor

    "Jaon tidak pernah tidur dengan Vio, Ra." jelas Zazi.Ketika keduanya sedang duduk di bangku tanam, spot favorit Ara ketika berada di rumah.Hamparan berbagai bunga di taman tersebut dan juga udara sejuk yang Ara hirup, membuatnya merasa lebih baik. Hingga ia bisa menghentikan tangisnya.Apalagi ia baru saja mendengar cerita Zazi mengenai sang suami."Jadi jangan marah pada Joan, Ra."Ara menoleh pada Zazi yang duduk tepat di sampingnya. "Apa aku harus memaafkannya? Meskipun mereka tidak tidur bersama, tapi mereka bercumbu, Zi."Tentu saja Ara merasa apa yang dilakukan sang suami tidak benar."Aku rasa Joan hanya terbawa suasana.""Dan itu artinya, dia masih memiliki perasaan pada Vio.""Terus, kamu ingin membiarkan suamimu itu kembali pada Vio?"Ara menghembuskan nafasnya kasar, dan memilih diam. Jujur bagi Ara, meskipun tadi ia meminta bercerai, tapi itu hanya perkataan spontan yang keluar dari mulutnya, karena emosi sesaat.Mengingat lagi, seluruh cintanya telah ia berikan pada Jo

  • Istri Dadakan Mafia Arogan   Jadikan Aku Yang Kedua

    Joan menatap pada Ara, setelah mendengar apa yang dikatakan olehnya. "Coba katakan lagi!" pintanya."Ceraikan aku." ucap Ara lagi, dan derai air mata masih terus membasahi kedua pipinya.Menyadari kehadirannya dalam kehidupan Joan, tidak di harapkan."Dan kamu bisa bersama dengan Vio."Jaon memegang kedua lengan sang istri, setelah melempar ponsel Ara yang terdapat foto dirinya dan juga Vio.Dan Joan benar-benar tidak mengerti kenapa Vio mengambil foto diam-diam tanpa sepengetahuannya."Apa kamu tidak ingin mendengar penjelasan dariku, Ra?""Tidak ada yang perlu di jelaskan," "Aku suamimu, Ra. Kenapa kamu percaya pada ucapan orang lain, tanpa mau mendengar penjelasan suamimu ini?"Ara tidak ingin menanggapi ucapan dari Joan, dan masih terus menangis."Aku bersumpah atas nama Tuhan, jika aku tidak pernah sama sekali tidur dengan Vio." jelas Joan, meskipun sang Isrti tidak ingin mendengar penjelasannya.Namun, Joan tidak ingin Ara semakin salah paham.Joan berpikir berkata jujur untuk

DMCA.com Protection Status