Home / Young Adult / Istri Culun sang Raja Kampus / Hari Pertama Sebagai Suami-Istri

Share

Hari Pertama Sebagai Suami-Istri

Author: Popyani
last update Last Updated: 2023-06-30 19:44:10

"Mama juga berharap demikian. Kami sangat mengharapkan, kalau kalian berdua bisa saling menerima, walaupun kalian menikah bukan atas dasar cinta," ujar Mama Nita pula.  

Aditya menghela napasnya dalam-dalam.

Bahkan, hembusan napas pria itu terdengar sangat begitu jelas, dirinya benar-benar merasakan sesak di dalam dadanya. 

Dita seketika menunduk, diam-tanpa bersuara sama sekali. Dia hanya akan menjadi pendengar setia di sini. 

"Aku ingin, dtinggal berdua dengan Dita," ujar Aditya tiba-tiba.

Hal itu membuat Dita yang sedari tadi menunduk diam, seketika mengangkat pandangannya. 

Tidak langsung menyetujui keinginan sang putra, Papa Herman justru mengalihkan pandangannya pada Dita, "Bagaimana Dita? Apakah kamu setuju dengan keputusan Adit?"

Dita tak langsung menyambut pertanyaan yang sang ayah mertuanya ajukan. 

Rasanya, kata-kata yang hendak dia ucapkan tertahan di tenggorokannya.

"Aku....Aku......" ujarnya ragu, dan juga takut-takut. 

"Dit...Bagaimana kalau untuk sementara kau, dan Dita tinggal di rumah ini dulu?" ujar Mama Nita menyela, dan apa yang baru saja wanita paruh baya itu katakan-membuat Dita menghela napasnya lega. 

Sebab. itu yang dia inginkan. 

"Tapi, Paa–"

"Iya, Adit! Benar yang dikatakan Mamamu tadi. Jauh lebih baik, kalau untuk sementara waktu kau, dan Dita tinggal bersama kami. Dan Papa rasa, Dita pasti menyetujui usulan kami ini. Iya-kan, Dita?" tanya Papa Herman dengan kini membawa pandangannya pada Dita.

Wanita itu hanya menyambut dengan senyum kikuknya, sebab dalam dirinya takut-jika dia mengatakan keinginannya yang sebenarnya akan membuat dirinya mendapatkan masalah.

"Aku terserah di mana saja. Di sini juga boleh, atau tinggal di rumah kami sendiri juga boleh," sahut Dita dengan senyum palsunya. 

***

Awan tak lagi gelap.

Bulan, dan bintang tak lagi bersinar di atas sana-sebab kini mentari telah kembali memberi sinar hangatnya memeluk bumi yang kini telah kembali cerah.

Dengan memakai celana jeans hitam, dan juga kemeja putihnya, Dita mengayunkan langkah kakinya menuruni satu persatu anak tangga menuju lantai bawa.

Saat menuruni anak tangga, wanita 21 tahun itu tak henti-hentinya menggerak-gerakkan kecil tubuhnya.

Bukan tanpa alasan Dita merasakan sakit pada  sekujur tubuhnya, sebab semalam wanita itu harus tidur di lantai dengan beralaskan tikar kecil.

Dan tentu saja, itu terjadi karena Aditya telah mengancam agar dirinya tidak memberitahukan hal ini pada kedua orang tuanya. 

"Selamat pagi, Maa...Pa....." sapa Dita ramah, saat mendapati keberadaan kedua mertuanya di ruang makan.

Tak langsung menyambut sapaaan yang menantunya layangkan, Mama Nita justru mengalihkan pandangannya ke arah belakang tubuh sang menantu.

Wanita paruh baya itu seperti nampak tengah mencari seseorang. "Di mana Adit, Dita?"

Seperti baru menyadari keadaan dirinya yang kini telah bersuami, Dita justru tersenyum kikuk dengan raut wajahnya yang nampak sedikit pias. 

"Aditya, eh, maksud aku, Mas Aditya masih tidur Maa..,," ujarnya ragu.

"Kamu sudah membangunkannya?" tanya Mama Nita cepat.

Hanya menggeleng pelan–tanpa bersuara sama sekali–Dita menyambut pertanyaan yang Mama Nita layangkan.

Mama Nita menghela napasnya dalam, mengetahui jawaban yang baru saja terucap dari bibir menantunya.

Terjadi keheningan beberapa saat sebelum Mama Nita kembali  bersuara, "Bangunkan Adit, Dita!"

Raut wajah Dita berubah. "Me...Membangunkan Mas adit?"

Kembali, ia memastikan apa yang diminta oleh Ibu mertuanya.

"Iya. Bangunkan Adit sekarang!" titah Papa Herman yang sedari tadi diam.

Dita menelan susah payah ludahnya, setelah mendengar titah dari kedua mertuanya. 

Membangunkan Aditya? Bahkan Dita tak berani-mengusik tidur pria itu. Terbayang kekejaman “suaminya itu”.

"Dita..." ucap Mama Nita mengingatkan menantunya itu.

Dengan berat hati, Dita pun mengangguk. "I...Iya, Maa.." 

****

Kini, Dita telah kembali berada di dalam kamar. Ia memandang Aditya tanpa melakukan apa pun. 

"Bangunkan-nggak, yaa?" gumamnya ragu, dan juga takut-takut, hingga yang bisa Dita lakukan hanyalah menatap Aditya tanpa melakukan apa pun.

Saat ini Dita tengah berperang dengan kata hatinya. Dia sangat takut membangunkan Aditya. Namun, di lain posisi saat ini kedua mertuanya telah menanti kedatangan anak laki-laki mereka. 

"Dia pasti hanya akan membentakku, dan tidak mungkin akan sampai membunuhku. Sebab kami masih berada di rumah kedua orang tuanya," gumamnya, menguatkan diri.

Dengan alunan langkah kaki yang berat, Dita pun mendekat ke arah ranjang. 

Berdiri di tepian, Dita membangunkan suaminya, "Adit....Adit...." panggilnya takut-takut, dengan menarik-narik kecil ujung selimut yang menutupi tubuh lelaki tampan itu. 

Namun, Aditya hanya bergumam, dan kembali melanjutkan tidurnya.

Dan yang bisa Dita lakukan, hanyalah menghela napasnya berat. Dan wanita itu kembali membangunkan suaminya.

"Dit...Adit....." panggilnya-dengan menarik-narik lebih banyak kain selimut.

Aditya yang merasa terusik dengan tidurnya akhirnya terpaksa membuka kedua mata itu. 

Raut wajah itu seketika berubah menyeramkan, saat mendapati kalau orang yang sudah mengganggu tidurnya adalah Dita.

"Hei Culun! Apakah kau mau mati?!" hardiknya dengan nada penuh emosi, dan hal itu membuat Dita seketika tersentak kaget, dan juga nyalinya yang menciut.

Segera memberi jarak sedikit jauh guna melindungi diri, Dita bersuara pada Aditya dengan menunduk takut, "Maafkan aku, tapi aku diminta sama Papa, dan Mama untuk membangunkan kamu," ujarnya ragu.

Aditya menghela napas berat. Segera, ia bangun dari atas ranjang, dengan menghempaskan selimut itu kuat, hingga menutupi wajah Dita.

"Dasar!" bentaknya-dan Dita kembali tersentak.

Menurunkan pelan, Dita hanya bisa menghela nafasnya pelan, dengan perlakuan Aditya yang semena-mena padanya.

Beberapa detik kemudian, Dita mendengar suara air-yang berarti Aditya tengah melakukan kegiatan mandinya.

Ia memutuskan untuk merapikan tempat tidur yang Aditya tempati, Dita segera berlalu dari dalam kamar. 

"Aku heran pada wanita-wanita di luar sana. Mereka sangat begitu tergila-gila padanya. Namun, apa bagusnya dia. Aku aja, rasanya pengen lari," gumam Dita dengan wajah kesalnya. 

Related chapters

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Menyiapkan Sarapan Pagi Untuk Suami

    Setelah selesai mengenakan pakaian, Aditya segera berlalu dari ruang ganti, namun, dia tak menemukan keberadaan Dita di kamar. Tak perduli, Aditya melanjutkan langkah kaki itu, menuju cermin, namun-sekejap menghentikan langkah kaki itu, saat mendapati ada ranjang nya yang sudah terlihat rapi. Raut wajah itu nampak tak biasa, dan kembali melanjutkan langkah kaki itu. Beberapa menit merapikan penampilan nya di depan cermin, Aditya segera berlalu dari dalam kamar, hingga langkah kaki itu dia hentikan, saat suara telepone menyapa gawai nya. Dan pada layar HP nya, dia mendapati nama, SAYANG, yang tak lain adalah Dina-kekasih nya. "Hallo, Yang--." "Dit--, Kenapa kemarin, lo, nggak masuk kampus?!" tanya Dina dengan nada suara nya yang terdengar kesal. Raut wajah Aditya berubah seketika, saat dilayangkan pertanyaan seperti itu oleh Dina. Seandai nya kekasih nya taju, apa yang terjadi dalam hidup nya. "Dit--!" panggil Dina tiba-tiba, saat Aditya tak kunjung menyambut panggilan telep

    Last Updated : 2023-07-01
  • Istri Culun sang Raja Kampus   Menurunkan Dita di Pinggir Jalan

    Dita terlihat berat, untuk bangun dari duduk nya. Kembali membayangkan Aditya yang selalu merundung nya di kampus, dan juga begitu membenci nya. Se malam saja-pria itu mengatai diri nya habis-habisan. "Dita! Ayo!" panggil Mama Nita tiba-tiba. "Iya, Maa--," sahut nya. Dita terlihat bak, orang bodoh. "Ayo-bangun! Aditya, sudah menunggu." Dengan berat hati, akhir nya dia pun bangun dari duduk nya, dan membawa langkah kaki nya ke luar dari dalam rumah. Mama Nita terlihat sangat begitu bahagia. Wanita paruh baya itu terus mengukir senyum di wajah nya, "Semangat Dita!" Dan menantu nya itu, hanya menyambut dengan senyuman kikuk nya. ** ** Dita mengayunkan langkah kaki yang berat, dan saat berada di depan, wanita itu mendapati Aditya yang tengah menunggu nya. Smirk iblis, dengan tatapan membunuh, tercetak jelas di wajah tampan pria itu. Dan itu membuat Dita ragu. "Mau, sampai kapan, kau berdiri di sana?!" tanya Aditya, dengan nada suara nya yang telah mengandung emosi. "Aku, akan nai

    Last Updated : 2023-07-13
  • Istri Culun sang Raja Kampus   Melepaskan Dita

    Walaupun sudah mendapatkan penolakan, Dita tak mau putus asa, sekalipun dia tahu dengan jelas sangat mustahil untuk diri nya bisa masuk, kalau itu sudah berurusan dengan geng dari Aditya. Namun, kuliah pagi ini sangat penting untuk nya, membuat Dita kembali memohon, berharap mereka akan luluh, walaupun dia tidak yakin. Masih dengan tatapan memohon nya, dan juga air mta yang telah jatuh membasahi kedua pipi, Dita kembali meminta pada petugas keamanan itu agar membukakan gerbang untuk nya. "Pak....Saya mohon.....Saya mohon.....Soal nya mata kuliah pagi ini sangat penting, jadi saya minta buka pintu nya, " lirih Dita dengan deraian air mata. Securiti berusia senja itu hanya bisa menatap nanar pada Dita, "Maaf Neng, tapi Bapak...." ujar nya ragu, dan juga takut-takut, membuat Dita hanya bisa meneteskan air mata nya. Semua orang tahu kalau Aditya Wijaya adalah anak seorang konglomerat kaya, dan ayah nya Herman Wijaya merupakan salah satu donatur di kampus itu. Dan mereka pun juga t

    Last Updated : 2023-07-14
  • Istri Culun sang Raja Kampus   Menutupi Hubungan nya dan Aditya

    Dita merasa ada yang aneh dengan sikap Aditya hari ini, yang membiarkan diri nya untuk masuk, sebab biasa nya pria itu akan membully nya habis-habisan, sebelum membiarkan diri nya begitu saja. Walaupun terselip rasa penasaran, namun-dalam diri Dita merasa lega, sebab dia tidak harus melewati perundungan dari pria, yang di juluki, RAJA KAMPUS itu. Membawa langka kaki nya setengah berlari, kini Dita telah tiba di depan kelas nya. Dan-saat tiba di depan ruangan, wanita itu mendapati proses belajar-mengajar yang sudah ber jalan. Memberikan ketukan, hingga mengalihkan pandangan Miss Rose, yang saat ini tengah menerangkan mata kuliah. Raut wajah wanita asing itu-seketika berubah-begitu mendapati kedatangan Dita,"Kamu!" gumam nya, dengan tatapan yang tajam pada Dita. "Pagi Miss," sapa Dita pelan, akibat rasa takut nya. "Pagi!" sahut nya datar, dan kembali bersuara, "Bisakah, kamu tidak selalu seperti ini?!" lanjut Miss Rose, dengan nada suara nya yang kini telah berbalut emosi. "Maafka

    Last Updated : 2023-07-14
  • Istri Culun sang Raja Kampus   Perlawanan Dita

    Raut wajah Jeni berubah seketika, dengan tatapan yang semakin dia tajamkan pada Dita setelah mendengar apa yang baru saja wanita itu katakan. Dan menurut nya Dita nampak sedikit aneh. Dan Dita yang menyadari kalau saat ini Jeni tengah menatap nya dengan tak biasa-segera bersuara, "Ke--Kenapa kamu menatap ku seperti itu?" tanya nya terbata, dan terlihat jelas sedikit pias yang memenuhi wajah nya. "Kamu nampak aneh hari ini." Wajah pias, dengan senyuman kikuk nya seketika memenuhi wajah Dita-mendengar kata-kata yang baru saja terucap dari bibir Jeni,"Aneh, bagaimana? Bahkan wajah ku masih sama." "Wajah mu memang tidak ada yang berubah. Namun-tingkah mu nampak aneh. Sebab tidak biasa nya kamu menolak saat aku akan tidur di rumah mu." Dita menelan susah payah ludah nya, dengan penuturan yang baru saja terucap dari bibir Jeni, "Aku beberapa hari ini menginap di rumah Bibi ku, jadi hal itu lah yang membuat aku tidak mengijinkan kamu menginap di rumah." Kedua alis mata Jeni bertaut. Raut

    Last Updated : 2023-07-15
  • Istri Culun sang Raja Kampus   Arman

    Dita mengayunkan langkah kaki nya setengah berlari, saat berlalu dari taman. Tidak pernah terbayang di dalam diri wanita itu, kalau dia akan melakukan perlawanan pada seorang Aditya Setyo Wijaya, setelah ber tahun-tahun pria itu merundung nya di kampus. Sangat sulit untuk di jabarkan, bagaimana suasana hati seorang Anandita saat ini. Takut, senang, rasa nya campur aduk. Merasa diri nya sudah berlalu jauh, Dita menghentikan langkah kaki nya ,dengan napas yang ter-engah-engah. Memijak kan diri nya di sana, Dita berusaha untuk menenang kan diri nya dari rasa yang tak menentu itu. "Dita---," panggil seseorang tiba-tiba. Dita memaling kan pandangan nya pada asal suara. Menegak kan tubuh nya, setelah mendapati kedatangan Jeni. "Kamu baik-baik saja?" tanya Jeni-dengan kekhawatiran telah memenuhi wajah nya, saat mendapati ada sesuatu yang tak biasa dari sahabat nya itu. Menghembuskan napas nya dalam-dalam, Dita berusaha untuk menahan gemuruh di dalam dada nya, "Aku, baru saja bertemu d

    Last Updated : 2023-07-16
  • Istri Culun sang Raja Kampus   Menjemput Dita

    Suara pura-pura batuk, membuat pandangan Dita, dan juga Arman ter-alihkan. Dan di sana ke dua nya mendapati Jeni, yang datang dengan membawa se gelas minuman dingin, dan makanan ringan. Wanita muda itu meletakkan minuman di atas meja, sembari menyimpulkan senyuman di bibir nya, senyuman yang tersimpan sebuah makna di dalam nya. "Seperti nya, aku datang di waktu yang tidak tepat," ujar Jeni, masih dengan memasang senyum penuh arti. "Nggak! Itu hanya perasaan kamu saja," sahut Dita cepat, namun-wanita itu tak dapat menyembunyikan wajah nya yang nampak memerah, akibat malu dengan apa yang terucap dari bibir Jeni. Jeni hanya menyambut nya dengan senyuman. Mengalihkan pandangan nya pada sang Kakak, yang juga tengah mengukir senyum di wajah tampan nya. Setelah beberapa menit kemudian. "Dit, ngomong-ngomong sekarang kamu tinggal sama siapa? Sebab Papa mu baru saja meninggal," tanya Arman. Raut muka Dita berubah seketika. Ntah, sampai kapan dia akan menutupi kenyataan tentang diri

    Last Updated : 2023-07-16
  • Istri Culun sang Raja Kampus   Trauma Dengan Masa lalu

    Suasana serasa horor, untuk seorang Anandita Setiawan, saat bersama dengan Aditya. Berusaha untuk mempersingkat waktu nya, bertemu dengan pria itu, namun, kini justru sebalik nya. Aditya, justru menjemput nya. Lebih memilih tak berbicara, setidak nya Aditya hanya mendiamkan nya, dan tak melakukan apa pun pada nya. Sesekali membawa pandangan nya pada Aditya, dan hingga pandangan itu, tertuju pada tangan Aditya yang terluka, akibat gigitan dari nya. "Tangan nya," gumam Dita dalam hati. Rasa bersalah itu, seketika memenuhi Dita, Dita merasa diri nya begitu kejam pada Aditya, namun-malu untuk meminta maaf pada pria itu. Masih memilih untuk bungkam, hingga sekejap Dita di kejutkan, saat tiba-tiba saja Aditya mengendarai kendraan roda empat nya, dengan kecepatan tinggi, dan pria itu sesekali menyelip kendaraan yang menghalangi jalan mereka. "Aditya---Awas!" Rasa takut yang teramat sangat pada nya saat ini, Ditasegera memegang hand grip dengan sangat kuat, guna melindungi diri. Bukan

    Last Updated : 2023-07-17

Latest chapter

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Akhir Kisah

    Beberapa jam kemudianBeberapa menit menempuh perjalanan--akhirnya mobil yang membawa Dita telah kembali berada di rumahnya. Saat akan turun dari dalam mobil, mimik wajah Dita seketika berubah setelah mendapati adanya sebuah mobil asing yang terparkir di depan rumah. Melangkahkan kakinya--namun pandangan itu tak Dita putuskan dari mobil berwarna merah itu. "Dita---." Panggil suara tidak asing-membuat pandangan Dita teralihkan, dan seketika mimik wajah Dita berubah kaget--setelah mendapati siapa yang menyeruhkan namanya itu."Anita!" gumam Dita dengan tatapan tidak percayanya. Dita segera mengambil langka lebarnya menghampiri wanita yang sudah lama tidak dia temuinya itu.Namun, adanya baby Damar dalam gendongan Anita membuat antusias di dalam diri Dita hilang sekejap. "Kapan kau datang?" tanya Dita, tanpa meminta persetujuan Anita--wanita itu segera mengambil alih Damar dalam gendongan sahabatnya, dan melabuhkan kecupan singkat pada pipi gembul baby Damar. "Sekitar dua puluh menit y

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Arman Meminta Maaf

    Kendaraan yang membawa Dita--telah terparkir di halaman depan rumah sakit. Dengan ragu, wanita bernama Anandita Setiawan itu menurunkan kedua kakinya. "Apakah perlu saya temani, Nyonya?" tanya sang sopir tiba-tiba, saat Dita tak kunjung melangkahkan kakinya ke dalam bangunan di depannya. "Tidak perlu Pak, Bapak tunggu di sini saja," sahut Dita dengan menoleh sebentar pada sopir pribadinya, dan kembali membawa pandangan pada bangunan yang berada di depan."Baiklah Nyonya, kalau begitu saya akan memarkirkan mobil-dan menunggu anda di sana saja," ujar sang sopir memberitahu, seraya jari telunjuknya mengarah pada sebuah pohon yang rindang yang berada di dekat halaman parkir. "Baik Pak," sahut Dita, dan sang sopir segera melajukan kembali kendaraan roda empat itu. Dita menghembuskan napasnya kasar, meraup udara sebanyak mungkin--saat merasa pasukan oksigen di dalam dadanya berkurang. Suasana hatinya tiba-tiba tak karuan. Antara iya, dan tidak, untuk dirinya masuk ke dalam bangunan rum

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Akan Menjenguk Jeni

    Awan tak lagi putih, langit tak lagi biru--sebab kini bumi telah diselimuti kegelapan kala malam kembali menyapa. Angin berhembus sedikit kencang, membuat tirai yang menggelantung tertiup kala angin berhasil mencuri masuk ke dalamnya. Mendapati hal itu Dita segera menghampiri. Kedua tangannya menarik ujung gorden, dan menyatukannya dengan lebih rapat lagi. Mengedarkan pandangannya menjelajahi seisi ruangan. Suasana kamar kini sangat berbanding terbalik dengan tadi. Tadinya kamar ini sangat riuh, dengan celotehan, dan tangisan ketiga buahatinya. Namun, kini telah lenggang karena bayi-bayi miliknya sudah terlelap. Menghembuskan napasnya panjang, Dita meraup oksigen sebanyak mungkin melepas lelah yang begitu menggerogoti di tubuh. Dita merasa seperti baru saja melepaskan beban yang cukup berat. "Ternyata ada asam-manisnya," gumam Dita, dengan senyuman yang dia ukir di wajahnya. Dita memutuskan untuk kembali melihat ketiga bayinya. Menyingkap tirai tipis yang menghalangi pandangan, s

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Menyerahkan Baby Damar Papa Aditya dan Dita

    Sangat tidak keberatan untuk seorang Aditya Wijaya jika Dion memberikan putranya untuk dia asuh--sebab perasaan memiliki itu sudah ada untuk anak dari sahabat baiknya itu sejak dia lahir. Namun, yang jadi pertanyaan untuk Aditya--kenapa Dion ingin memberikan anaknya pada dia, sebab pria itu sendiri pernah meminta padanya agar Aditya mengikhlaskan Damar untuknya."Katakan padaku. Apa yang sebenarnya terjadi, sampai kau ingin memberikan Damar padaku?" tanya Aditya, dengan nada suaranya yang terdengar menuntut. Kedua alis tebal Aditya menyurut, saat pupil hitam pekat pria itu semakin tajam ketika menatap Dion. Bukan hanya Aditya saja yang dibuat kaget dengan permintaan Dion, namun Dita juga. Dirinya sama sekali tidak keberatan jika Dion memberikan putranya pada dia, dan Adtya, untuk diasuh oleh mereka. Namun, yang membuat Dita heran---sebab Dion--dulu ingin merawat putranya sendiri. "Iya, Dion. Aku sama sekali tidak masalah kalau kau memberikan Damar pada aku, dan Aditya. Aku akan mer

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Kedatangan Dion

    Baby Adrian yang sudah mabuk ASI perlahan melepaskan puting susu ibunya sendiri, dan kini sudah terlihat jauh lebih tenang dari sebelumnya. Dan saat Dita kembali menyodorkan putingnya, bayi itu kembali melepaskannya dan kini justru memasukkan gumpalan jari ke dalam mulutnya. Baby Adrian kini fokus bermain."Sepertinya dia sudah kenyang," ujar Aditya. "Iya Mas," sahut Dita membenarkan, dan wanita itu memutuskan untuk membaringkan putranya disamping saudara kembarnya. Dalam keadaan kenyang, membuat baby Adrian dan juga Adriana tak lagi rewel. Kedua bayi itu kini bermain, menendang-nendang kecil kaki mereka, ataupun mengemut jari-jarinya. Dan, kegiatan kecil yang dilakukan oleh bayi kembar itu mampu membuat perasaan kedua orang tuanya terhibur. "Mereka sangat menggemaskan ya, Dit?" ujar Aditya-dengan senyuman yang terukir di wajahnya. Sekilas menatap pada Dita, dan kembali memfokuskan pandangannya pada kedua anaknya. Aditya nampak sangat menikmati apa yang dia lakukan saat ini. "Mas-

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Pemandangan Pagi

    Dua bulan kemudianWaktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa dua bulan telah berlalu, sejak kelahiran baby Adrian, dan Adriana. Banyak hal yang telah dilewati dalam dua bulan terakhir ini. Salahsatunya Dita yang kini telah pindah dari villa, dan menempati rumah barunya, yang barus atu bulan ini dibeli oleh Aditya.Hari-hari yang dilewati Dita penuh dengan kebahagiaan. Suami yang sangat mencintainya, dan memiliki kedua anak yang semakin hari, semakin menggemaskan di matanya. Dita, seperti memiliki mainan baru-sebab sejak kehadiran baby Adrian, dan baby Adriana membuat hari-hari dari Ibu muda itu terasa jauh lebih berwarna. Namun, kadang Dita suka menemukan kerepotan kalau kedua bayi kembar itu rewel bersamaan.Dan, tanpa Dita sadari dirinya sering mengabaikan tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Seperti biasa, saat pagi hari sebelum Aditya bangun Dita telah berkunjung ke kamar bayi yang bersebelahan dengan kamarnya, dan Aditya. Berada di kamar dengan cat berwarna putih yang mendomi

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Adrian, dan Adriana

    Dunia Dita seperti berhenti berputar, setelah dirinya mendapati kedatangan Mama Nita. Serasa seperti mimpi, bolamata wanita itu tak ada kedipan sama sekali saat menatap pada wanita yang masih berstatus ibu mertuanya nya. Hingga, Dita nampak tercengang saat menyadari kalau saat ini posisinya dan Mama Nita sudah sangat dekat. Sekian tahun tak bersua, membuat suasana canggung begitu terasa untuk kedua wanita beda generasi itu. Saling menatap, namun keduanya tetap dengan diam. Bingung, harus memulainya dari mana. "Dit--." Mama Nita bersuara pelan, setelah sekian detik keheningan melandanya dan Dita. Dia tahu, kalau menantunya itu ingin menyapanya lebih dulu namun merasa sungkan."Maa," sahut Dita, dengan senyum yang terkesan dipaksakan. Sebab, walaupun sang ibu mertua telah bersuara terlebiih dahulu namun dirinya masih merasa canggung. "Maaf, untuk semuanya. Mama sangat menyesal. sebab telah membencimu padahal kau tidak melakukan kesalahan apapun,"lirih Mama Nita. Mimik wajahnya tela

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Dita melahirkan

    Aditya membeo. Pria itu masih memfokuskan pandangannya pada kedua orangtuanya. Kedatangan mereka sama sekali tidak disangka-sangka pria itu. Terutama sang Bunda--yang juga turut datang bersama ayahnya. "Adit! Bagaimana? Apakah Dita, sudah melahirkan?" tanya Mama Nita. Mimik wajah wanita paruhbaya itu menunjukkan kekhwatirannya yang teramat sangat. Saat melayangkan pertanyaan, Mama Nita melemparkan pandangannya ke arah pintu ruang operasi. Aditya tak langsung menyambut. Sebagai orang yang turut tahu tentang dia dan Dita selama ini, Aditya melirikkan matanya-menatap sang ayah dengan lekat. Dan, Papa Herman yang ditatap seperti itu hanya menganggukkan kepalanya pelan. Pria paruhbaya itu seolah sudah mengerti tatapan dari putranya, itu. "Belum Maa," sahut Aditya, dengan nada suaranya yang terdengar berat. Saat menjawab pertanyaan Mama Nita, hati Aditya mendadak perih sebab operasinya sudah memakan waktu sedikit lama. Raut wajah pria itu mendadak layu. "Kita berdoa semoga operasinya be

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Mama Nita Mengetahui Kenyataan

    Suara dering telepone terdengar di dalam ruangan, membuat keheningan yang melanda seketika membelah. Dan, ternyata itu panggilan telepone yang datang dari gawai milik Aditya yang saat ini sedang dalam pengisian daya. "Dari tadi HPmu terus saja berbunyi, dan sepertinya itu telepone yang penting," ujar Mama Nita memberitahu.Mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Ibunya tanpa menunggu lama lagi, Aditya segera menghampiri gawainya yang tersimpan di atas sebuah kabonet kecil. Melepaskan colokannya, dan mendapati nama Bibi Supi pada layar HPnya. Meyakini ada sesuatu yang serius, Aditya segera melakukan panggilan balik pada Bibi Supi. Saat melakukan telepone balik, Aditya tak berada lagi di ruangan yang sama dengan kedua orang tuanya dan Roki. Lki-laki tampan itumemilih untuk berpisah ruang, menuju teras rumah dengan kolam renang yang berada di depannya. Apa yang Aditya lakukan, membuat ketiga sosok yang bersamanya seketika dilanda rasa penasaran. Dan, mendapati bagaimana gestur tub

DMCA.com Protection Status