Beranda / Pernikahan / Istri Buruk Rupa / BAB 152 Tidak Percaya

Share

BAB 152 Tidak Percaya

Penulis: Nietha_setiaji
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tidak Percaya

Angela terlihat duduk bersama beberapa rekan yang lain, baik dari divisi keuangan juga divisi yang lain.

“Apa perusahaan kita sedang dikutuk? Perekonomian di dalamnya begitu stabil, bahkan pendapatan naik tajam, namun masalah yang dihadapi sungguh sangat luar biasa. Mulai dari skandal direktur Jeff, video viral pak Hanung dan sekarang fakta bahwa yang menyebarkan video itu adalah Ema, rekan kita sendiri, wah sungguh sangat luar biasa,” ucap Angela yang benar benar tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi.

“Bukan dikutuk, memang keberadaan wanita itu sudah cukup lama meresahkan,” ucap Mega dari divisi lain.

“Ya, aku bahkan tidak menyukainya,” ucap Angela.

“Jangan bicara seperti itu, kita sedang mengalami krisis yang besar,” ucap Bram.

“Ya, krisis moral, apa apa jadi berita, mengisi sosial media, heran sekali, apa tidak bisa menahan diri, menahan jari,” ucap Angela kesal.

“Aku rasa ini karma,” ucap Mega.

“Karma? Apa maksudmu?” tanya Angela menelisik.

Mereka bertiga sed
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Buruk Rupa   BAB 153 Lebih Ingin Mencintai

    Lebih Ingin MencintaiEvan terlihat duduk bersama dengan Hesti di ruang tamu rumah Hesti. Wajah Hesti menyiratkan perasaan tertekan juga khawatir."Tidak apa apa, semua akan baik baik saja," ucap Evan seraya menggenggam tangan Hesti."Apa sidangnya benar benar hari ini? Apa aku harus bertemu dengannya?" Tanya Hesti lirih."Iya, masih tiga jam lagi," ucqp Evan seraya tersenyum."Tiga jam?" Tanya Hesti."Ya, kamu sudah makan pagi?" tanya Evan seraya melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan angka 8. "Belum, tadi aku membuat makanan untuk anak anak juga bu Puji, tapi aku masih kurang berselera," ucap Hesti."Oh iya apa hari ini Bintang sudah mulai mengikuti kelas bermain di tempat Grace dulu?" tanya Evan."I-iya, bu Puji cukup telaten membantuku mengurus Bintang," ucap Hesti."Iya, dia memang cukup kompeten," ucap Evan."Baiklah, aku akan membuatkanmu sarapan sederhana," ucap Evan."Apa?" Tanya Hesti."Baiklah, kita lihat, apa yang kamu miliki," ucap Evan yang kemudian berjalan ke ara

  • Istri Buruk Rupa   BAB 154 Pendukung dan Penghujat

    Pendukung dan PenghujatDi luar persidangan seolah ada dua kubu pendukung. Pendukung Hanung dan juga Hesti. Selain dua kubu pendukung, juga ada banyak sekali wartawan dari berita cetak juga online. "Bagaimana jika kita mewawancarai salah satu pendukung dari dua belah pihak?" ucap seorang kameramen bernama Iman pada temannya yang merupakan seorang wartawan wanita bernama Bella."Baiklah, aku akan bersiap," ucap wartawan Bella."Itu adalah ide bagus, kita berikan bumbu penyedap yang banyak," ucap kameramen Iman."Berikan bumbu yang berlimpah, banyak orang yang akan menyukai ini. Wah, ini benar benar berita viral. Mereka benar benar pendukung setia," ucap kameramen Iman."Laki laki itu sangat hebat, bisa mengatakan hal hal seperti itu, untung saja, kita jadi punya berita viral," lanjut kameramen Iman."Kamu ini," ucap wartawan Bella."Kita dukung yang masanya banyak," ucap kameramen Iman dengan sangat yakin.Mereka berdua mendekat ke arah kerumunan orang itu. "Ibu bisakah saya mewawanca

  • Istri Buruk Rupa   BAB 155 Hati Yang Kalut

    Hati Yang KalutHesti mulai kalut, tidak lagi berpegang teguh pada prinsipnya, bahwa dia adalah korban. Dia merasa bersalah, mungkin saja semua hal yang terjadi juga merupakan kesalahannya. Hesti menangis, ayah ibunya terlihat begitu khawatir, begitu juga dengan Ivanka dan Bram. Mereka hanya bisa menyaksikan dari jauh, tanpa bisa menenangkan, atau sekejap memberi pelukan.Ivan berusaha menahan diri, di sini dia adalah pengacara, tidak mungkin dia mengambil peran sebagai seorang kekasih. Ivan berusaha keras, bersikap profesional sebagai seorang pengacara yang sudah terkenal handal.Seolah seperti yang sudah direncanakan Hanung dan timnya, pengadilan akhirnya ditunda karna kondisi Hesti sudah tidak lagi memungkinkan. Hesti tidak mampu menahan dirinya, kesedihan sudah begitu jelas menguasai hati juga pikiran.Evan terlihat memeluk Hesti setelah persidangan berakhir.“Tidak apa apa, kita bisa melewati ini bersama,” ucap Evan. Mereka berdua berada di salah satu ruangan yang ada di sana, la

  • Istri Buruk Rupa   BAB 156 Mencoba Memahami

    Mencoba MemahamiSetelah tekanan demi tekanan, Hesti berusaha memahami dari hati kecilnya sendiri. Apa yang sebenarnya dia inginkan, dia harapkan, hingga menemukan benang merah terbaik.Hesti duduk di ruang tamu, setelah mengantar kedua anaknya pergi ke sekolah. Hesti melihat ponselnya terus berbunyi, beberapa diantaranya dari mantan ibu mertuanya, juga ada dari beberapa kerabat Hanung. Dia sudah bisa menebak, apa yang sekiranya ingin mereka katakan.“Seharusnya mereka tahu, tidak boleh menghubungiku,” gumam Hesti. Hesti meletakkan ponselnya di dalam mangkuk, lalu menutupnya dengan piring.Hesti melangkah menuju ke kamarnya, mengambil sebuah buku yang sudah dia baca sejak beberapa hari lalu, sebagai sebuah penyejuk, buku motivasi yang diharap mampu memberikan kekuatan.Tiba tiba dia mendengar pintu depan rumah digedor gedor oleh seseorang. Hesti segera melompat dari dari tempat tidurnya yang tadi dia duduki bersiap untuk melanjutkan bacaannya.“Siapa,” bisik Hesti, lalu dia bergegas k

  • Istri Buruk Rupa   BAB 157 Tidak Bisa Berkutik

    Tidak Bisa BerkutikTania menemui Hanung di kantor polisi.“Aku sudah mendengar sidang pertamamu, cukup bagus,” ucap Tania.“Cukup bagus? Tidak, itu sangat buruk sekali. Dia dipermalukan, walaupun aku menyukai hasilnya, namun itu sangat tidak bagus untuk kondisinya,” ucap Hanung.“Apa sekarang kamu memikirkannya? Kamu memihaknya? Bukan dirimu sendiri?” tanya Tania kesal.“Bukan begitu, itu karena aku tidak bersalah, aku tidak bersalah, aku yakin akan dibebaskan, aku adalah korban. Apalagi Ema sudah di tangkap, wanita itu memang benar benar gila, aku tidak habis pikir dia akan melakukan hal gila itu,” ucap Hanung.“Apa kamu tahu kenapa dia melakukan hal seperti itu?” Tanya Hanung.‘A-apa? oh, ti-tidak, mungkin hanya iseng, sesuatu yang menyenangkan untuknya,” ucap Tania yang berusaha menutupi apa yang sebenarnya terjadi.“Kamu sudah bertemu dengan Ema?” tanya Tania.“Belum, aku sebenarnya ingin bertemu dengannya, namun pak Yusuf tidak memperbolehkanku, biarlah semua berjalan seperti ya

  • Istri Buruk Rupa   BAB 158 Penyesalan

    PenyesalanHanung kembali ke ruangannya, lalu dia duduk meringkuk, di lantai, mencengkram kepalanya dengan begitu kuat. Dia mengingat lagi, segala hal yang terjadi di dalam hidupnya. Rumah tangganya bersama Hesti, awal mula pernikahan bagaia, lalu menjadi seorang ayah, pindah ke rumah baru, menjalani kehidupan normal, lalu tiba di waktu dia mulai mencoba berbuat sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan, bahkan memikirkannya pun tidak. Mendua, membawa orang lain ke dalam hatinya, sehingga rumah tangganya hancur, berantakan, meninggalkannya begitu saja, walau sebenarnya dialah yang meninggalkan.Hanung mulai meneteskan air mata, air mata tanpa suara, namun tiba tiba tangisnya pecah, dia menangis, tangisan yang begitu menyakitkan.“Apa yang telah aku lakukan,” gumam Hanung dalam tangisnya.Konon, ketika laki laki menangis, maka luka itu adalah luka yang begitu besar, terasa, menyakitkan.“Aku seharusnya tidak meninggalkanku, bersama wanita yang justru memberikan neraka bagiku,” ucap Han

  • Istri Buruk Rupa   BAB 159 Terbelenggu Dalam Rasa

    BAB 159Terbelenggu Dalam Rasa“Apa yang akan kamu lakukan?” tanya Bram pada Ivanka yang sedang duduk di kursi presdir.“Aku? semua akan berjalan seperti biasanya, tidak ada masalah,” ucap Ivanka dengan santainya.“Tidak bisa begitu, siapa yang akan mengisi kekosongan jabatan? Kamu harus memilih orang yang benar benar kompeten. Perusahaan ini adalah hidupku, aku tidak ingin kamu menderita karena perusahaan ini dalam kondisi tidak baik baik saja,” ucap Bram yang berdiri di depan Ivanka, dengan kedua tangan menempel di atas meja, seolah menunjukkan betapa dia begitu khawatir.“Jangan khawatirkan hal itu, perusahaan ini akan bangkit dari krisis, lagipula penjualan masih cukup tinggi,” ucap Ivanka tetap dengan santai.“Tapi kamu tahu, citra perusahaan ini sudah berubah menjadi perusahaan penuh rumor, padahal sebelumnya citranya begitu baik,” ucap Bram khawatir.Ivanka terlihat menghela nafas panjang, lalu berdiri dari posisi duduknya. Dia mulai berjalan mendekat ke arah Bram.“Kamu mengkh

  • Istri Buruk Rupa   BAB 160 Pengadilan Lagi

    Pengadilan LagiEvan terlihat menguatkan Hesti, Hesti yang terlihat gugup sebelum masuk ruang persidangan. Evan menggenggam tangan Hesti, mendampinginya masuk ke ruang sidang yang sudah seperti arena perang yang dia tahu pasti akan meninggalkan luka mendalam.Evan mengangguk, seperti memberi kekuatan pada Hesti, meyakinkannya, bahwa dia pasti bisa menghadapi semua masalah ini, menyelesaikannya hingga akhir. Hesti dan Evan masuk ke ruang persidangan. Persidangan kali ini cukup ramai, juga menegangkan.Hesti duduk di tempatnya, dengan perasaan was was dna juga khawatir. Di sana ada bu Suseno yang merupakan orang tua Hanung, melihat ke arah Hesti dengan pandangan sengit, bibirnya bergerak gerak, seolah ingin sekali mengumpat, memaki, menyampaikan kekesalannya pada Hesti.Hesti terlihat menarik nafas panjang, berusaha menstabilkan perasaannya, menenangkan hati dan juga pikirannya.***Sidang dimulai, semua orang tegang, saksi saksi didatangkan, diantaranya Ema, pak Gunawan, sebagai salah

Bab terbaru

  • Istri Buruk Rupa   BAB 172 Akhir Kisah

    Akhir Kisah Istri pak Jeff terlihat menghela nafas panjang. “Pak Hanung, asal kamu tahu, Tania adalah perusak rumah tangga saya sejak lama, sangat lama. Saya hanya diam, demi menjaga hubungan saya dengan suami. Namun saya tahu betul apa yang sudah mereka lakukan. Mereka mengkhianati saya dan Tania mendapat semua hal dari suami saya, salah satunya apartemen yang sekarang pak Hanung tempati,” ucap istri pak Jeff. “Apa?” ucap Hanung kaget. “Bahkan demi menutupi kebusukan mereka, Tania rela menikah dengan pria baik baik, memanfaatkannya untuk menutupi skandal mereka,” ucap istri pak Jeff. “Tuhan Maha Baik, akhirnya suami saya sadar, walaupun membutuhkan waktu lama. Saya rasa Tania sudah punya sasaran lain, pak Hanung dan pak Hanung bahkan rela meninggalkan anak dan istri demi wanita itu,” ucap istri pak Jeff. “Seharusnya pak Hanung tidak melakukan itu, kenapa menukar ham berharga dengan sesuatu yang sudah using, bahkan mungkin tidak ada harganya lagi karena sudah pernah dimiliki bany

  • Istri Buruk Rupa   BAB 171 Membuka Tabir

    Membuka TabirHesti mengompres wajah Evan yang memar, akibat hantaman bogem mentah Hanung, mantan suaminyanya.“Au,” teriak kecil Evan.“Sakit?” tanya Hesti.“Ya, tentu saja, tapi rasanya tidak lagi sakit karena kamu mengurusku,” ucap Evan.“Kamu ini,” ucap Hesti seraya menyentuh luka Evan.“Au sakit, serius,” ucap Evan.“Oh maaf maaf,” ucap Hesti.“Aku tidak menyangka mas Hanung jadi senekat itu mas, padahal dia dulu tidak pernah memukul orang, aku tidak mengerti,” ucap Hesti.“Mungkin dia depresi dengan semua masalahnya, juga fakta bahwa dia tidak bisa mengambil anaknya,” ucap Evan.“Ya, mungkin saja mas. Aku juga tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Anak bukan barang, dia boleh menemui putranya tapi tidak untuk mengambilnya bersamanya,” ucap Hesti.“Ya, akupun tidak akan membiarkan hal itu terjadi,” ucap Evan.“Sebenarnya ada ucapannya yang aku amini,” lanjut Evan.“Apa itu?” tanya Hesti.“Memiliki anak denganmu,” ucap Evan.Hesti terdiam, dia melihat kearah Evan dengan pandangan

  • Istri Buruk Rupa   BAB 170 Muslihat Tania

    Muslihat TaniaTania terlihat menemui mantan direktur Jeff, di sebuah kafe. Mereka sudah merencanakan pertemuan ini.“Untuk apa kamu ingin menemuiku?” Tanya direktur Jeff yang menemui Tania di sebuah kafe.“Saya minta pak Jeff mencabut laporan apapun,” ucap Tania. Mendengar hal itu, pak Jeff terlihat menyeringai.“Apa yang kamu katakan? Apa saya tidak salah?” Tanya pak Jeff.“Ya, saya tahu, pak Jeff sudah melewati banyak hal, tapi sebaiknya pak Jeff menghentikan semuanya sebelum kegaduhan yang lain terjadi,” ucap Tania sedikit dengan nada ancaman.“Kamu tahu, karena ulahmu saya harus melewati banyak hal, memalukan. Polisi sedang memburu orang yang menyebarkan video itu, bersiaplah,” ucap pak Jeff.“Apa? Bersiap?” ucap Tania yang kemudian tertawa.Tania terlihat mengambil sebuah penyimpan data dari tasnya, lalu meletakkannya di atas meja.“Bapak tahu ini apa? Jujur saja, selain bersama saya, saya tahu bapak bersama dengan orang lain. Ini video bapak bersama beberapa orang, ada di banya

  • Istri Buruk Rupa   BAB 169 Luluh Dengan Rayuan

    Luluh Dengan Rayuan“Aku mencintaimu mas, amat sangat mencintaimu. AKu bahkan rela menahan semua perasaan demi menunggumu lepas dari semua masalah yang sedang kamu hadapi. Aku harap kamu tidak melupakan itu mas. Semua yang kamu katakana adalah masa lalu, aku minta maaf,” ucap Tania dengan wajah memelas.“Tapi, tapi kamu benar benar keterlaluan,” ucap Hanung.“Maafkan aku mas, mungkin dulu aku pernah berada di jalan yang salah, aku sungguh sungguh minta maaf,” ucap Tania.“ Aku sungguh sungguh mas, aku sangat mencintaimu. Saat ini kamu adalah segalanya, segalanya,” ucap Tania yang terlihat mulai berlutut di depan Hanung.Hanung kaget, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dia melihat keseriusan di wajah Tania, hatinya luluh, karena sejujurnya dia pun begitu mencintai Tania.“Apa kamu sungguh sungguh?” tanya Hanung.“Tentu saja, aku sangat sungguh sungguh, aku mencintaimu mas, bahkan aku menerimamu dengan segala hal yang ada pada dirimu. Bahkan walaupun kamu adalah mantan narapida

  • Istri Buruk Rupa   BAB 168 Dua Laki-Laki

    Dua Laki-LakiEvan duduk di sebuah sofa, sofa empuk di ruangan presdir Ivanka.“Kenapa tidak menghubungiku dulu? Aku bisa menyiapkan makan siang,” ucap Ivanka seraya menyuguhkan sebotol air mineral dingin.“Itu tidak akan menjadi kejutan, aku hanya ingin mengunjungimu,” ucap Evan.“Benarkah?” tanya Ivanka.“Tidak ada alasan lain?” lanjut Ivanka yang kemudian duduk di sebelah Evan.“Hmmm, sebenarnya aku ingin bertemu dengan Hanung. Aku dengar dia sudah mulai bekerja hari ini,” ucap Hanung.“Ya, begitulah,” ucap Ivanka.“Kamu benar benar berjiwa besar, kamu masih bisa menerimanya,” ucap Evan.“Citra perusahaan ini akan jatuh jika aku memecatnya. Ya, memang aka nada yang menghujat, tidak setuju dengan keputusanku, namun akan lebih banyak yang memahami. Ini semua juga demi nama baik Hesti,” ucap Ivanka.“Baiklah, aku mengerti, aku akan menemuinya, ada hal yang harus aku bicarakan,” ucap Evan.“Aku akan memintanya ke sini, anggaplah kantormu sendiri,” ucap Ivanka.“Baiklah,” ucap Evan sera

  • Istri Buruk Rupa   BAB 167 Berita Buruk

    Berita BurukHesti berdiri dari posisi duduknya, menatap Hanung dengan pandangan tajam, menusuk, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.“Apa maksudmu mas? Iya, aku memang sekali lagi berusaha untuk melupakan semuanya, memaafkanmu sebagai ayah dari anak anakku, tapi apa maksudmu dengan mengambil satu anak?” ucap Hesti.“Ya, kamu bisa merawat anakmu, bukan dengan cara mengambilnya dariku. Aku ibunya, mereka masih kecil, masih butuh kasih sayang ibunya, perawatan ibunya,” ucap Hesti.“Ya, aku tahu, tapi setelah peristiwa kemarin, aku jadi sadar, aku harus menjadi ayah yang baik,” ucap Hanung yang juga berdiri.“Bukan begitu caranya mas, kira rawat anak anak bersama, kamu tetap akan menjadi ayahnya, namun aku akan merawat mereka, aku tidak akan membiarkanmu mengambil mereka mas,” ucap Hesti dengan mata yang mulai berair.“Aku tetap akan mengambil mereka, entah Adam atau Bintang. Tania sudah setuju, dia akan berusaha menjadi ibu sambung yang baik,” ucap Hanung.“Mas, dengarka

  • Istri Buruk Rupa   BAB 166 Cinta Tetaplah Cinta

    Cinta Tetaplah CintaBram terlihat kembali masuk ke dalam kantor Ivanka, dengan membawa kotak makanan berisi nasi putih yang dibelinya dari kantin.“Ini dia, ayo kita makan,” ucap Bram antusias.“Kamu lama tinggal di luar negeri tapi tetap saja tidak bisa makan tanpa nasi,” ucap Bram seraya tersenyum.“Ya, itu benar sekali,” ucap Ivanka.“Apalagi makanan seperti ini, tidak lengkap tanpa nasi,” lanjut Ivanka.Mereka berdua terlihat menikmati makanannya, dari wajah mereka tergambar jelas ekspresi bahagia, mereka benar benar menyukai masakan Hesti.“Enak sekali, dia memang tidak pernah gagal,” gumam Ivanka.“Oh iya Bram, kamu tahu, aku tidak bisa memasak,” ucap Ivanka.“Tidak apa apa, masih banyak restoran yang buka,” ucap Bram santai seraya tetap menikmati makanannya.“Aku juga tidak pandai membersihkan rumah, melakukan pekerjaan rumah dan sejenisnya,” ucap Ivanka.“Tidak masalah, sekarang jasa pembersih rumah sudah sangat banyak tersedia,” ucap Bram masih dengan santainya.“Akku juga,

  • Istri Buruk Rupa   BAB 165 Mereka Masih Tetap Bersama

    Mereka Masih Tetap BersamaHanung menemui bu Ivanka di kantornya.“Bu Ivanka, saya mohon beri saya kesempatan. Saya akan bekerja dengan sebaik baiknya, saya tidak akan membuat perusahaan malu, saya berjanji,” ucap Hanung dengan sangat serius.Ivanka hanya menatap Hanung seraya mengulaskan senyum.“Benarkah?” Tanya Ivanka.“Ya, berikan saya kesempatan, saya akan bekerja sebaik mungkin,” ucap Hanung dengan nada memohon.“Saya tahu, pak Hanung mungkin tidak bersalah, tapi, apa pak Hanung yakin akan bekerja dengan baik? Apalagi pak Hanung sepertinya tidak bisa membedakan antara pekerjaan dan urusan pribadi,” ucap Ivanka.“Tidak, bu Ivanka salah dalam menilai saya, saya sangat professional,” ucap Hanung.“Benarkah? Pak Hanung tidak apa apa bekerja di perusahaan milik adik ipar mantan istri pak Hanung?” Tanya Ivanka seraya memusatkan sorot mata pada lawan bicaranya.“Mak-maksud bu Ivanka?” Tanya Hanung.“Pak Hanung tidak lupa bukan bahwa saya adalah adik dari laki laki yang akan menikah den

  • Istri Buruk Rupa   BAB 164 Keluarga Yang Luar Biasa

    Keluarga Yang Luar BiasaEvan, Hesti dan kedua anaknya turun dari mobil, tepat di depan rumah mewah milik keluarga Hartawan.“Ini rumah uncle Evan?” Tanya Adam pada Evan yang berdiri di sampingnya.“Iya, Adam, kita akan bertemu dengan orang tua uncle, nanti panggil grandma dan grandpa ya,” ucap Evan.“Benarkah? Jadi Adam punya kakek nenek baru?” Tanya Adam antusias.“Iya, Adam akan punya kakek dan nenek baru,” ucap Evan seraya tersenyum.Hesti yang sedang menggendong Bintang terlihat hanya mengulaskan senyum, lebih ke pada senyum kelegaan, penuh rasa syukur karena dia memiliki laki laki hebat seperti Evan yang seolah dengan mudah mengambil hati anak anaknya.“Ayo kita masuk,” ajak Evan.Mereka berempat masuk ke dalam rumah mewah itu. Ada sedikit rasa cemas di hati Hesti, walaupun ini bukan kali pertama anak anaknya bertemu dengan orang tua Evan, namun mereka belum menyapa secara pribadi, belum ada obrolan pribadi yang mendekatkan antara kedua calon keluarga, kakek nenek dan cucu angka

DMCA.com Protection Status