"Di simpang jalan itu, ada seorang tukang loak. Nanti, aku bisa menjual alat-alat masak dan perlengkapan tidur ini padanya. Kalau soal pakaian dan sepatu ini, aku bisa bawa pulang yang aku masih mau pakai," kata Irene.Michael melihat Irene ingin membawa pulang pakaian dan sepatu yang sudah usang. Meskipun ada beberapa pakaian yang kelihatannya masih lumayan bagus, semuanya sudah ketinggalan zaman dan bahkan warnanya pun mulai luntur.Michael tahu bahwa pakaian ini pasti dari sebelum Irene masuk penjara.Namun, Michael tidak banyak bicara. Lagi pula, kalaupun dia benar-benar ingin mengeluarkan uang untuk Irene dan mengganti semua barang lama ini ke barang baru, yang bagus, dia juga harus melakukannya selangkah demi selangkah.Michael takut kalau dia terlalu terburu-buru, dia akan menakuti Irene. Bagaimanapun, tidak mudah bagi Irene untuk menurunkan kewaspadaannya sedikit demi sedikit di hadapan Michael."Bagaimana kalau kamu tunggu sebentar di sini? Sebentar lagi, aku akan kembali," ka
Michael tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menatap Irene lekat-lekat.Dengan kebingungan, Irene bertanya, "Ada apa?""Kalau iya?" tanya Michael tiba-tiba.Irene tercengang sesaat. Senyuman di wajahnya pelan-pelan menghilang. Dia mengerutkan bibirnya dan menatap pria ini dengan sungguh-sungguh, lalu berkata, "Mike, aku nggak suka dibohongi. Aku selalu merasa, hubungan yang bisa bertahan lama itu harus jujur, nggak boleh ada kebohongan."Michael tidak berbicara, dia hanya terus menatap Irene."Apakah kamu akan membohongiku?" tanya Irene lagi. Pada saat ini, dia tiba-tiba merasa sangat gelisah, seakan-akan dia takut Michael akan menjawabnya dengan kata "iya" dan takut dia harus berpisah dengan Michael.Jika mereka bahkan tidak bisa mencapai kesepakatan dalam hal ini, bagaimana hubungan mereka masih bisa terus berlanjut?Michael mengepalkan kedua tangannya, lalu menjawab dengan pelan, "Nggak akan."Mendengar jawaban Michael, Irene hanya merasa seakan-akan batu besar dalam hatinya terang
Michael baru melonggarkan pelukannya, tetapi dia tetap memeluk Irene sambil berkata, "Kak, jangan minta putus selamanya, ya?"Michael menunduk, matanya yang hitam penuh akan sejenis kepanikan yang tidak pernah Irene lihat sebelumnya.Seakan-akan bagi Michael, kata putus yang diucapkan Irene adalah sesuatu yang bisa membuat Michael kewalahan dan panik.Apakah Irene benar-benar sepenting itu bagi Michael? Hingga bahkan Irene tidak bisa mengucapkan kata putus sebagai sebuah perumpamaan?Irene hanya merasa seakan-akan ada yang mengganjal di hatinya, membuatnya merasa tersiksa. Tanpa disadari, dia mengangkat tangannya dan membalas pelukan Michael dengan lembut."Baik, Mike, aku nggak akan bilang putus selamanya," kata Irene. Irene pun menjanjikan sesuatu untuk "selamanya" dengan pria ini.Pada saat ini, Irene bahkan tidak memikirkan harga di balik janji ini. Dia yang sekarang hanya tidak ingin melihat ekspresi Michael pada saat ini.Karena ... hal ini akan membuat Irene merasa tersiksa....
Irene seketika terdiam. Kemudian, dia tersipu malu dan berkata, "Aku ... aku ...."Irene tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Michael, dia merasa serbasalah!"Nggak boleh bilang nggak!" seru Michael sambil merangkul pinggang Irene dengan sifat dominan. "Kalau aku benar-benar punya anak, aku hanya akan punya anak dengan Kakak. Jadi ... kalau Kakak benar-benar mau menjadi seorang ibu, Kakak hanya boleh menjadi ibu dari anakku."Wajah Irene makin memerah. "Ini rumah sakit," kata Irene. Selain itu, mereka masih berada di tempat orang-orang bisa lalu-lalang. Sudah ada beberapa orang yang melihat Michael memeluk Irene seperti ini."Terus kenapa?" tanya Michael dengan bibirnya dekat dengan telinga Irene dan napasnya tersebar di telinga dan leher Irene. "Kak, apakah kamu sudah mengerti ucapanku tadi?"Irene langsung merinding. Suara dan napas pria ini seperti sejenis godaan yang tidak terlihat, membuat Irene mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaannya.Setelah mereka naik ke mobil,
"Baiklah," jawab Irene.Saat Irene menyimpan kembali ponselnya, dia mendengar Michael bertanya, "Leni, ya?""Iya," jawab Irene."Kenapa? Dia meminta bantuan Brandon untuk menyelidiki tentang kasusmu dulu?" tanya Michael."Bukan juga," kata Irene. "Dia hanya meminta bantuan Brandon untuk menyelidiki tentang seorang saksi mata di Kota Saraya. Katanya, saksi mata itu sedang ditahan, jadi dia mencari cara untuk berbicara dengan orang itu. Besok, aku akan pergi ke Kota Saraya."Meskipun Leni tidak menjelaskan cara berbicara dengan pria itu, Irene juga pernah menjadi pengacara, jadi dia mengetahui beberapa triknya.Berbicara dengan orang yang sedang ditahan tidak mudah. Dengan kesabaran Leni, seharusnya Leni tidak bisa melakukannya, jadi sepertinya ini perbuatan Brandon.Hanya saja, jelas-jelas ini masalah Irene, tetapi dia malah membuat Leni berutang budi pada Brandon lagi.Sebesar apa Leni mau berkorban demi Irene? Apakah kelak Irene masih bisa membalas budi Leni? Sambil memikirkan hal ini
"Menurutmu, apakah aku harus memberitahunya kebenaran itu?" tanya Michael dengan cuek. Namun tatapannya yang mendalam terlihat sangat dingin.Dalam sekejap, Charles langsung merinding. Dia tahu bahwa dia sudah menyentuh larangan bosnya secara tidak sengaja.Mengenai perkara hukum dan Irene, hal ini adalah sesuatu yang tidak boleh ditanyakan pada Michael.Charles hanya perlu melakukan sesuai arahan Michael dengan patuh."Kalau begitu, saya akan pergi ke Kota Saraya," kata Charles. Kemudian, dia pun meninggalkan ruang baca ini.Hanya saja, baru saja dia keluar dari ruangan ini, dia malah melihat Irene yang sedang berjalan ke arahnya."Nona Irene, kamu mencari Tuan Michael, ya?" tanya Charles dengan sopan. Dalam hatinya, dia mengerti, jika tidak ada hal yang tidak diduga, wanita di hadapannya ini sepertinya akan menjadi nyonya besar di Keluarga Yunata.Meskipun Michael awalnya hanya menganggap wanita ini sebagai sejenis permainan, sekarang, perasaan Michael terhadap wanita ini sangat tulu
"Nggak apa-apa, aku hanya ingin memelukmu sebentar," kata Michael dengan suara rendah sambil membenamkan wajahnya di leher Irene dan menghirup wangi Irene.Hanya dengan memeluk Irene erat-erat seperti ini, Michael merasa sangat terikat pada wanita ini.Entah mengapa, Irene merasa bahwa gerakan Michael pada saat ini agak kekanak-kanakan, seperti anak kecil yang sedang memeluk mainan kesukaannya dan tidak ingin melepasnya.Sedangkan Irene adalah mainan itu.Irene mengangkat tangannya dan membalas pelukan Michael dengan lembut.Saat tangan Irene memeluk Michael, tubuh Michael tiba-tiba menegang. Sesaat kemudian, Michael bergumam di telinga Irene, "Kak, aku suka kalau kamu memelukku seperti ini. Bisakah kamu memelukku lebih lama lagi?"Suara gumaman ini terdengar manja, membuat Irene tidak bisa menolak."Baiklah," jawab Irene sambil terus memeluk Michael, membiarkan waktu berlalu dengan tenang .......Keesokan paginya, Leni tiba di depan pintu Kediaman Yunata tepat waktu. Hanya saja, sela
Sebelumnya, saat Brandon memberi tahu Leni apa yang sudah dia lakukan, Leni terus memuji Brandon. Tentu saja, setelah memuji Brandon, Leni juga dimanfaatkan oleh Brandon.Namun, sebenarnya, Leni tidak membencinya, dia malah ... menyukainya.Leni pernah menganalisis dirinya sendiri, mengapa dia menyukai perbuatan Brandon. Akhirnya, dia menyimpulkan bahwa mungkin saja alasannya adalah wajah Brandon.Bagaimanapun, Leni sangat menyukai penampilan pria ini. Dia juga sangat menyukai pria tampan, jadi dia gampang terpengaruh oleh wajah tampan itu.Lagi pula, pada dasarnya, manusia adalah makhluk visual.Pada saat ini, suasana antara kedua pria yang saling bertatapan di luar mobil tidak seharmonis kedua wanita di dalam mobil."Nggak kusangka, ternyata hari ini Pak Michael juga pergi," kata Brandon."Irene pacarku, jadi urusannya tentu saja adalah urusanku juga," kata Michael dengan santai."Oh ya?" Brandon berkata, "Dulu, orang yang meninggal dalam kasusnya Irene itu sepertinya Helen Moiras, c