Irene langsung tersipu malu. Dia menggigit bibirnya dan berkata pada Yuna, "Dia pacarku.""Pacarmu?!" Mata Yuna seketika terbelalak. Dia memang bisa merasakan sesuatu yang agak ambigu di antara kedua orang ini.Namun ... pacar?! Irene sudah punya pacar?! Selain itu, pacarnya adalah seorang pria yang kelihatannya tidak bisa ditebak!Benar, tidak bisa ditebak.Inilah yang Yuna rasakan. Seperti pada saat ini, meskipun pria ini tersenyum dan terlihat sangat jinak, dia sama sekali tidak akan menganggap bahwa pria ini benar-benar tidak berbahaya. Sebaliknya, firasatnya mengatakan bahwa pria ini sangat berbahaya.Pria ini memancarkan aura yang sangat superior."Benar, pacarku," jawab Irene."Ha ... halo, aku Yuna Cahya, pemilik restoran ini," kata Yuna untuk memperkenalkan dirinya pada Michael."Halo, aku Michael Yunata," jawab Michael.Yuna seketika tercengang, tatapannya benar-benar terkejut.Michael Yunata .... Tidak mungkin ... tidak mungkin ini orang dalam benaknya itu, 'kan?! Pada saat
Yuna teringat bahwa sebelumnya, saat dia menarik Irene ke satu sisi, Irene menjawab pertanyaannya dengan sangat tegas."Iya, Kak Yuna, dia Michael Yunata dari Grup Yunata yang kamu katakan itu," kata Irene.Yuna hanya merasa bahwa otaknya seperti terkena sambaran petir, sehingga dia merasa pusing.Pengantar makanan di restorannya adalah pacarnya Michael Yunata? Siapa yang akan memercayai hal ini?Terlebih lagi, saat Irene mengatakan bahwa masih ada pesanan yang harus dia antarkan, Michael malah berkata, "Kalau begitu, aku tunggu kamu di sini saja. Lagi pula, hari ini aku nggak sibuk."Oleh karena itu, Irene pergi mengantar makanan, sedangkan pacarnya ... membaca buku di restoran!Yuna merasa bahwa dia sudah pernah mengalami banyak hal dalam hidup ini. Namun, sekarang, dia malah merasa kebingungan.Irene jelas-jelas memiliki seorang pacar sehebat ini. Mengapa dia masih mau bekerja di restoran ini? Selain itu, apakah Michael tulus terhadap Irene?Namun, kalau dilihat dari interaksi antar
Setelah ragu-ragu sesaat, Yuna berkata, "Aku ... mengerti, aku nggak akan mengatakan apa pun padanya. Sekarang, aku memang tahu kalau Irene pacarmu. Tapi, dari awal, aku nggak pernah berniat untuk memanfaatkannya. Ke depannya, tentu saja hal ini nggak akan berubah. Awalnya, aku menerima dirinya hanya karena aku merasa bahwa dia mirip denganku, kami pernah dipenjara dan mungkin memiliki penderitaan yang sama, jadi aku ingin memberikannya sebuah kesempatan untuk bekerja."Mendengar ucapan Yuna, kedinginan di mata Michael sedikit menghilang. "Aku nggak akan ikut campur dalam masalahmu dengan Jeffry. Aku hanya ingin Irene bisa bekerja dengan baik di sini. Kalau ada apa-apa dengannya, kamu bisa hubungi aku kapan pun itu," kata Michael.Seusai berbicara, Michael memberikan nomor teleponnya pada Yuna.Yuna bergegas menyimpan nomor tersebut. Sepertinya, hanya ada sedikit saja orang yang bisa mendapatkan nomor ini di Kota Cena. Sedangkan sekarang, dia malah mendapatkannya dalam situasi seperti
Dalam beberapa hari terakhir, Michael selalu bermalaman di kamar Irene, berbaring di ranjang yang sama dengan Irene. Meskipun mereka tidak melakukan apa pun, tanpa disadari, sepertinya tidur di ranjang yang sama sudah menjadi sebuah kebiasaan.Irene harus tidur dengan lampu menyala, jadi dia juga berkata, "Kamu nggak akan terbiasa tidur dengan lampu menyala. Bagaimana kalau kamu tidur di kamarmu saja?"Akhirnya, Michael malah berkata, "Aku ingin tidur dengan Kakak, walaupun lampunya menyala sekalipun."Oleh karena itu, Irene hanya bisa menelan kembali ucapannya yang berikutnya.Pada saat ini, Michael melihat Irene berjalan ke arah ranjang, jadi dia bertanya, "Kamu sudah mau tidur, ya?""Iya," jawab Irene dengan wajahnya yang memerah.Saat Irene mengangkat selimut dan naik ke atas ranjang, tangan Michael sudah merangkul pinggangnya dan memeluknya dengan kuat. Michael membenamkan wajahnya di tubuh Irene, seperti anak kecil yang sedang bermanjaan dengan orang dewasa.Michael yang seperti
"Tapi, kalaupun Kris ingin merebutmu, dia juga nggak akan bisa melakukannya, 'kan? Karena orang yang kamu sukai adalah aku, sedangkan orang yang ditakdirkan untuk kamu cintai juga adalah aku, 'kan?" tanya Michael.Michael menggumamkan kata-kata ini, napasnya yang hangat tersebar di wajah Irene. Kemudian, bibirnya juga menyentuh bibir Irene.Dia tidak akan merelakan Irene untuk siapa pun karena Irene adalah miliknya!...Keesokan harinya, saat Irene terbangun, Michael sudah pergi bekerja. Setelah sarapan, Irene mulai siap-siap untuk memasak makan siang Michael.Kotak bekal dan bahan makanan sudah tersedia di Kediaman Yunata. Selain itu, ada juga juru masak di samping. Jelas-jelas, juru masak ini juga sudah mendapatkan instruksi untuk membantu dari samping jika Irene mengalami kesulitan atau memerlukan bantuan.Akhirnya, setelah bekal ini siap, Irene merasa bahwa keterampilan memasaknya seperti ikut meningkat.Dia membawa bekal ini ke Perusahaan Yunata. Namun, karena hari ini dia diantar
Justru karena Irene memahami ucapan mereka, dia seketika merasa canggung.Akhirnya, Michael malah menjawab, "Itu dia.""Oh, El, apa hubunganmu dengannya? Kekasih?" Orang asing memang cenderung berbicara dengan lebih terus terang.Karyawan lokal sepertinya tidak akan berani menanyakan Michael hal ini secara langsung.Kemudian, Irene mendengar Michael berkata, "Dia adalah orang yang paling kucintai."Dalam sekejap, Irene merasakan jantungnya seperti diremas dengan kuat oleh sebuah tangan yang tidak berbentuk, bahkan detak jantungnya juga seakan-akan berhenti sesaat.Setelah konferensi video ini berakhir, Michael berjalan ke sisi Irene dan bertanya, "Kenapa wajahmu semerah itu?""Nggak ... nggak kenapa-kenapa," jawab Irene.Namun, Michael malah memegang wajah Irene sambil mengamati rona merah di wajah Irene dengan saksama dan bertanya, "Karena ucapan orang-orang tadi, ya?"Irene tidak menjawab, tetapi kediaman ini sudah mengiakan ucapan Michael."Ke depannya, kalau ada kesempatan, aku aka
Dari ujung telepon lainnya, Yuna berkata, "Irene, operasi Brian berjalan dengan lancar. Kata dokter, setelah Brian menyesuaikan dirinya selama dua hari, dia bisa memulai pelatihan sistematis untuk mengenali suara.""Baguslah kalau begitu," kata Irene. Dia juga merasa senang atas hal ini. "Baiklah, kalau begitu, nanti sore, aku akan pergi menjenguk Brian."Kemudian, Irene menanyakan nomor ruang rawat Brian di rumah sakit, lalu mengakhiri panggilan ini."Anak yang punya masalah pendengaran itu, ya?" tanya Michael sambil menatap Irene."Iya, operasi Brian berjalan dengan lancar. Nanti sore, lagi pula, aku punya waktu, jadi aku mau menjenguk dia di rumah sakit," kata Irene."Kalau begitu, biar aku temani kamu ke sana," kata Michael."Kamu mau menemaniku?" Dengan matanya yang terbelalak karena terkejut, Irene berkata, "Tapi ... bukankah kamu mau kerja?""Aku akan menyuruh sekretarisku untuk mengundurkan urusan nanti sore. Lagi pula, semuanya bukan urusan mendesak," kata Michael dengan santa
Bahkan Irene pun tidak bisa menahan diri dari berpikir, apakah dia benar-benar sepenting itu bagi Michael? Dalam waktu setengah tahun mereka saling kenal, apakah perasaan Michael terhadap Irene benar-benar bisa sedalam itu?Namun, sepertinya Michael juga tidak memiliki alasan untuk membohongi Irene.Sekarang, Irene tidak memiliki apa pun, jadi tidak ada gunanya Michael membohongi Irene, 'kan?"Kak, bisa, nggak?" tanya Michael lagi untuk ketiga kalinya. Suara Michael sangat memikat hati, mengandung sejenis kerinduan yang tidak bisa diabaikan."Emm ... kalau aku punya waktu luang, aku akan memasakkan lebih banyak makanan enak untukmu," kata Irene. Dia baru menyadari bahwa detak jantungnya menjadi sangat kencang."Baiklah," kata Michael sambil tersenyum.Irene bergegas menunduk dan membereskan kotak bekal di atas meja. Saat dia hendak menutup tutup kotak itu, dia tiba-tiba berseru dengan terkejut, lalu menarik tangannya dengan kesakitan."Ada apa?" tanya Michael dengan cemas."Nggak apa-a