"Irene di mana? Dia nggak di toko, ya?" tanya Kris."Irene ... dia pergi mengantarkan pesanan. Sebentar lagi, dia baru akan pulang," jawab Yuna.Oleh karena itu, Kris tidak lagi menanyakan apa pun pada Yuna. Dia hanya memesan segelas kopi, duduk di atas kursi sambil meminum kopi itu dengan santai.Jika seseorang seperti Kris duduk di dalam toko seperti ini, dia tentu saja menarik perhatian. Pada saat ini, toko memang tidak ramai, tidak ada juga orang yang mengenali pria ini sebagai penguasa dunia hiburan.Namun, hanya dengan penampilannya dan aura dingin yang dia pancarkan saja, dia menarik banyak perhatian.Pada saat ini, banyak orang di dalam toko juga terus melirik ke arahnya.Bahkan Yuna juga tidak bisa menahan diri dari membuang napas. Kris hanya duduk sambil menyeruput kopi di dalam restoran ini, tetapi adegan ini terlihat seperti iklan.Bahkan Yuna sendiri juga merasa bahwa kopi di toko ini seperti menjadi jauh lebih mewah.'Kapan Irene akan kembali?' pikir Yuna. Tiba-tiba, dia
Pegangan Kris pada gelas kopi itu makin erat. "Kalau aku menyesal?" tanya Kris. Pada saat itu, dia terlalu memandang rendah pengaruh Irene terhadapnya.Dia mengira bahwa dia hanya memerhatikan Irene karena Irene memiliki penampilan yang mirip dengan orang yang ingin dia cari itu.Namun, lambat laun, dia malah menyadari bahwa pemikirannya salah. Saat dia melihat ada yang menindas Irene dan ingin memukul Irene, dia hanya merasa seakan-akan hatinya diremas. Tanpa disadari, dia langsung menerjang menghampiri Irene.Dia merasa seakan-akan jika Irene terluka sedikit saja, dia akan merasa sedih. Saat Irene akan pergi, dia merasa tidak rela, seperti berharap agar Irene bisa melihat ke arahnya lebih lama.Bahkan jika hanya sebentar saja!Sejak kapan Kris begitu memedulikan seorang wanita? Selain gadis kecil yang dulu menyelamatkannya, hanya ada Irene.Kris bahkan berpikir, mungkin dia tidak seharusnya merelakan Irene semudah itu pada Michael. Jika Irene berada di sisinya, apakah kerinduannya te
Michael terus meminum kopi dengan santai seakan-akan tadi dia hanya mengobrol santai dengan Kris, bukan sedang membahas sesuatu yang bisa menggemparkan seluruh Kota Cena.Kris mengalihkan tatapannya, dia juga meraih gelasnya dan menyeruput kopinya.Suasana antara kedua orang ini tidak lagi tegang seperti sebelumnya, melainkan seperti teman yang sedang minum kopi bersama.Dalam sekejap, Yuna merasa agak kebingungan.Sedangkan orang-orang lainnya di dalam restoran, terutama para wanita, sewaktu-waktu menatap ke arah kedua orang itu. Bagaimanapun, kedua pria itu terlihat seperti artis, bahkan ada seorang wanita yang ingin mengeluarkan ponselnya untuk mengambil foto mereka.Hanya saja, baru saja ponsel wanita itu mengarah ke Kris dan Michael, sebelum dia bisa menekan tombol untuk mengambil foto, sebuah tangan besar menahan gerakannya.Pengawalnya Michael langsung berkata pada wanita itu, "Presiden Direktur nggak suka difoto. Kalau kamu bersikeras untuk mengambil fotonya, aku hanya bisa 'me
Irene langsung tersipu malu. Dia menggigit bibirnya dan berkata pada Yuna, "Dia pacarku.""Pacarmu?!" Mata Yuna seketika terbelalak. Dia memang bisa merasakan sesuatu yang agak ambigu di antara kedua orang ini.Namun ... pacar?! Irene sudah punya pacar?! Selain itu, pacarnya adalah seorang pria yang kelihatannya tidak bisa ditebak!Benar, tidak bisa ditebak.Inilah yang Yuna rasakan. Seperti pada saat ini, meskipun pria ini tersenyum dan terlihat sangat jinak, dia sama sekali tidak akan menganggap bahwa pria ini benar-benar tidak berbahaya. Sebaliknya, firasatnya mengatakan bahwa pria ini sangat berbahaya.Pria ini memancarkan aura yang sangat superior."Benar, pacarku," jawab Irene."Ha ... halo, aku Yuna Cahya, pemilik restoran ini," kata Yuna untuk memperkenalkan dirinya pada Michael."Halo, aku Michael Yunata," jawab Michael.Yuna seketika tercengang, tatapannya benar-benar terkejut.Michael Yunata .... Tidak mungkin ... tidak mungkin ini orang dalam benaknya itu, 'kan?! Pada saat
Yuna teringat bahwa sebelumnya, saat dia menarik Irene ke satu sisi, Irene menjawab pertanyaannya dengan sangat tegas."Iya, Kak Yuna, dia Michael Yunata dari Grup Yunata yang kamu katakan itu," kata Irene.Yuna hanya merasa bahwa otaknya seperti terkena sambaran petir, sehingga dia merasa pusing.Pengantar makanan di restorannya adalah pacarnya Michael Yunata? Siapa yang akan memercayai hal ini?Terlebih lagi, saat Irene mengatakan bahwa masih ada pesanan yang harus dia antarkan, Michael malah berkata, "Kalau begitu, aku tunggu kamu di sini saja. Lagi pula, hari ini aku nggak sibuk."Oleh karena itu, Irene pergi mengantar makanan, sedangkan pacarnya ... membaca buku di restoran!Yuna merasa bahwa dia sudah pernah mengalami banyak hal dalam hidup ini. Namun, sekarang, dia malah merasa kebingungan.Irene jelas-jelas memiliki seorang pacar sehebat ini. Mengapa dia masih mau bekerja di restoran ini? Selain itu, apakah Michael tulus terhadap Irene?Namun, kalau dilihat dari interaksi antar
Setelah ragu-ragu sesaat, Yuna berkata, "Aku ... mengerti, aku nggak akan mengatakan apa pun padanya. Sekarang, aku memang tahu kalau Irene pacarmu. Tapi, dari awal, aku nggak pernah berniat untuk memanfaatkannya. Ke depannya, tentu saja hal ini nggak akan berubah. Awalnya, aku menerima dirinya hanya karena aku merasa bahwa dia mirip denganku, kami pernah dipenjara dan mungkin memiliki penderitaan yang sama, jadi aku ingin memberikannya sebuah kesempatan untuk bekerja."Mendengar ucapan Yuna, kedinginan di mata Michael sedikit menghilang. "Aku nggak akan ikut campur dalam masalahmu dengan Jeffry. Aku hanya ingin Irene bisa bekerja dengan baik di sini. Kalau ada apa-apa dengannya, kamu bisa hubungi aku kapan pun itu," kata Michael.Seusai berbicara, Michael memberikan nomor teleponnya pada Yuna.Yuna bergegas menyimpan nomor tersebut. Sepertinya, hanya ada sedikit saja orang yang bisa mendapatkan nomor ini di Kota Cena. Sedangkan sekarang, dia malah mendapatkannya dalam situasi seperti
Dalam beberapa hari terakhir, Michael selalu bermalaman di kamar Irene, berbaring di ranjang yang sama dengan Irene. Meskipun mereka tidak melakukan apa pun, tanpa disadari, sepertinya tidur di ranjang yang sama sudah menjadi sebuah kebiasaan.Irene harus tidur dengan lampu menyala, jadi dia juga berkata, "Kamu nggak akan terbiasa tidur dengan lampu menyala. Bagaimana kalau kamu tidur di kamarmu saja?"Akhirnya, Michael malah berkata, "Aku ingin tidur dengan Kakak, walaupun lampunya menyala sekalipun."Oleh karena itu, Irene hanya bisa menelan kembali ucapannya yang berikutnya.Pada saat ini, Michael melihat Irene berjalan ke arah ranjang, jadi dia bertanya, "Kamu sudah mau tidur, ya?""Iya," jawab Irene dengan wajahnya yang memerah.Saat Irene mengangkat selimut dan naik ke atas ranjang, tangan Michael sudah merangkul pinggangnya dan memeluknya dengan kuat. Michael membenamkan wajahnya di tubuh Irene, seperti anak kecil yang sedang bermanjaan dengan orang dewasa.Michael yang seperti
"Tapi, kalaupun Kris ingin merebutmu, dia juga nggak akan bisa melakukannya, 'kan? Karena orang yang kamu sukai adalah aku, sedangkan orang yang ditakdirkan untuk kamu cintai juga adalah aku, 'kan?" tanya Michael.Michael menggumamkan kata-kata ini, napasnya yang hangat tersebar di wajah Irene. Kemudian, bibirnya juga menyentuh bibir Irene.Dia tidak akan merelakan Irene untuk siapa pun karena Irene adalah miliknya!...Keesokan harinya, saat Irene terbangun, Michael sudah pergi bekerja. Setelah sarapan, Irene mulai siap-siap untuk memasak makan siang Michael.Kotak bekal dan bahan makanan sudah tersedia di Kediaman Yunata. Selain itu, ada juga juru masak di samping. Jelas-jelas, juru masak ini juga sudah mendapatkan instruksi untuk membantu dari samping jika Irene mengalami kesulitan atau memerlukan bantuan.Akhirnya, setelah bekal ini siap, Irene merasa bahwa keterampilan memasaknya seperti ikut meningkat.Dia membawa bekal ini ke Perusahaan Yunata. Namun, karena hari ini dia diantar