Tetangganya memberitahunya bahwa ayah dan ibu tirinya pergi jalan-jalan. Sekarang, tidak ada orang di rumah. Berdasarkan ucapan tetangganya, Elena membeli rumah besar di luar, jadi dia sudah jarang pulang rumah.Mendengar hal ini, Irene pun tahu bahwa ayah dan ibu tirinya sepertinya sengaja pergi. Mereka pasti tahu bahwa hari ini Irene akan pergi mengunjungi makam ibunya, jadi mereka sengaja meninggalkan rumah.Begitu Irene memikirkan uang 100 miliar yang diminta ayahnya, dia langsung merasa pusing.Dari mana dia yang sekarang bisa mendapatkan uang 100 miliar untuk ayahnya?!Setelah Irene berpamitan dengan tetangganya, dia menghubungi nomor telepon Elena. "Kamu di mana? Aku ada urusan, mau ketemu denganmu," kata Irene."Maaf, aku nggak punya waktu," kata Elena dengan nada bicara yang angkuh."Kalau begitu, aku hanya mau tanya, ke mana Ayah memindahkan makam ibuku?" tanya Irene."Aku juga nggak tahu," jawab Elena dengan sinis."Kalau begitu, sekarang, kamu tahu, 'kan, mereka jalan-jalan
Sedangkan secara bersamaan, dia malah sedang memikirkan bibir alami yang tidak dibalur dengan lipstik apa pun itu.Warna merah muda itu sangat alami, membuat Kris merasa seakan-akan itu barulah warna bibir yang paling bagus."Lap saja," kata Kris dengan cuek."Apa?" Untuk sesaat, Elena tidak mengerti."Kubilang, lap lipstikmu sekarang juga," kata Kris.Elena agak tercengang. Sekarang ... mereka berada di dalam mobil menuju aula jamuan. Hari ini, dia berias untuk terlihat lebih cantik saat dia menghadiri jamuan itu. Jika lipstiknya dilap, dia akan langsung tampak pucat. Pada saatnya, dia tidak akan terlihat menawan lagi, melainkan malah akan ditertawakan orang lain."Sekarang? Tapi kita sudah hampir tiba di tempat jamuan itu ..." kata Elena."Sekarang," jawab Kris dengan kesal, tanpa menunggu Elena menyelesaikan ucapannya.Elena merasa tidak berdaya. Bagaimanapun, dia tidak berani menyinggung Kris. Dia hanya bisa menggigit bibirnya, lalu mengambil tisu dan mulai mengelap bibirnya sendir
Dia tahu bahwa Irene tidak menyukai kegelapan. Bahkan saat tidur pun Irene suka tidur dengan lampu menyala.Dulu, di kamar kontrakan itu, meskipun ada jangka waktu di mana Irene sudah bisa tidur dengan lampu dimatikan, kemudian, kebiasaan tidur dengan lampu menyala kembali lagi.Michael mengernyit. Apakah Irene tidak berada di dalam kamar?Namun, saat dia sedang berencana untuk berbalik dan pergi, dia malah mendengar suara tangisan yang pelan.Irene berada di dalam kamar!Langkah kaki Michael seketika berhenti. Kemudian, dia meraba dinding dan menyalakan lampu kamar. Seberkas cahaya menyinari kamar ini.Dia hanya melihat sebuah sosok kurus yang meringkuk di sudut ruangan. Sosok ini bersandar di dinding sambil membenamkan kepalanya di kedua lututnya. Bahunya juga terus bergetar, suara tangisan yang teredam itu juga terus terdengar.Apakah wanita ini sedang menangis?Michael memicingkan matanya dan berjalan cepat ke depan, lalu berjongkok dan menatap Irene sambil bertanya, "Kenapa? Ada a
"Tahu," kata Irene. Namun, sekarang, selain cara ini, dia tidak tahu cara apa lagi yang bisa dia pakai untuk mendapatkan uang sebanyak 100 miliar.Michael tiba-tiba terkekeh dan berkata, "Tapi, aku nggak mau!"Tubuh Irene seketika menegang. Kemudian, dia seperti balon yang kempis, hingga bahkan cahaya di matanya juga menghilang.Iya, tentu saja Michael bisa menolak. Atas dasar apa Irene merasa bahwa asalkan dia bersedia menemani Michael dan menjanjikan segalanya untuk Michael, Michael akan memberinya uang 100 miliar?Irene menertawakan dirinya dalam hatinya. Dia menganggap dirinya sendiri terlalu berharga. Apakah dia mengira bahwa ketertarikan Michael terhadapnya seharga 100 miliar?Irene diam-diam menundukkan kepalanya. Tangannya yang awalnya memegang tangan Michael juga langsung terlepas, seperti tidak bertenaga.Michael menatap Irene dengan tatapan gelap. Sesaat kemudian, dia berdiri dan berkata, "Kak, menurutku, sebaiknya kamu istirahat dengan baik. Nanti, aku akan meminta pembantu
Michael mengambil sepiring makanan itu ke hadapan Irene dan meletakkannya di hadapan wanita ini. "Kak, kalau kamu benar-benar mau mengetahui lokasi makam ibumu, sebaiknya kamu makan dulu makanan ini," kata Michael.Irene seketika mengangkat kepalanya sambil menatap Michael dengan matanya yang bengkak, tatapannya heran.Apa maksud ucapan Michael? Jangan-jangan .... "Kamu tahu di mana makam ibuku berada?" tanya Irene."Kalau kamu makan makanan ini, aku bisa beri tahu kamu," kata Michael.Mendengar ucapan ini, Irene seperti tiba-tiba bersemangat. Dia langsung mengambil piring itu dan mulai makan dengan lahap.Michael mengernyit. Pada saat ini, Irene makan dengan sangat terburu-buru, sangat berbeda dari Irene yang biasanya.Namun, hal ini juga membuktikan bahwa makam ibunya Irene sangat penting bagi Irene.Michael mengernyit sambil melihat jejak air mata di wajah Irene dan matanya yang sepertinya lebih merah dan bengkak lagi daripada sebelumnya.Jadi, tadi, setelah Michael meninggalkan kam
"Daripada meminta uang 100 miliar dariku, kenapa kamu nggak memikirkan untuk langsung meminta bantuanku untuk mencarikan lokasi pemakaman ibumu?" tanya Michael lagi.Irene seketika tercengang. Mendengar pertanyaan Michael, dia baru menyadari bahwa dia benar-benar bodoh. Apakah ayahnya benar-benar akan puas hanya dengan uang 100 miliar? Bukankah ayahnya akan menjadi makin serakah dan meminta lebih banyak lagi?Tepat seperti yang dikatakan Michael, daripada meminta uang 100 miliar dari Michael, sebaiknya Irene langsung meminta bantuan Michael untuk mencarikan lokasi makam ibunya Irene dipindahkan.Irene benar-benar sudah panik, sehingga dia tidak bisa berpikir jernih dan bahkan tidak memerhatikan hal sesimpel ini."Kalau begitu, bisakah kamu membawaku ke sana sekarang juga?" tanya Irene dengan terburu-buru. Hanya setelah dia benar-benar memastikan tempat pemakaman ibunya, dia baru bisa merasa tenang."Jangan buru-buru. Istirahat dulu sebentar. Kalau kamu kelelahan, kamu juga bisa tidur s
"Berdasarkan penyelidikan kami, setelah ayahnya Nona Irene mengeluarkan guci abu ibunya Nona Irene, dia menyewa kamar di sini untuk tiga bulan. Kemudian, setelah kunjungan singkat pada hari pertama, dia nggak pernah datang lagi," kata Charles. "Secara bersamaan, ayahnya Nona Irene juga nggak menghubungi pemakaman mana pun untuk mengurus prosedur pembelian lahan kuburan apa pun."Irene menundukkan kepalanya dan menatap guci abu di hadapannya.Dari awal ... Ayah nggak pernah benar-benar berencana untuk memindahkan makam Ibu. Dia hanya menggunakan hal ini untuk memeras uangku,' pikir Irene.'Seharusnya, setelah Ayah mendapatkan keuntungan yang cukup dariku, Ayah akan mengembalikan guci abu ini padaku.''Dengan begitu, Ayah bisa menghemat uang untuk membeli lahan kuburan!'Apa yang akan ibunya Irene pikirkan jika dia mengetahui perbuatan pria yang pernah dia cintai setelah dia meninggal?Pria ini bahkan ingin memanfaatkan seseorang yang sudah meninggal!Pada saat ini, Irene hanya merasa ba
Irene bergegas berkata, "Nggak perlu, tempat ini sangat bagus!" Lahan pemakaman yang Michael pilihkan untuk ibunya Irene adalah sepotong lahan tersendiri di pekuburan ini, bukan yang bersebelahan dengan makam orang lain.Jika deretan makam yang bersebelahan itu adalah apartemen, lahan yang Michael pilih seperti sebuah vila.Lahan ini adalah sebuah ruang kecil yang dikelilingi dengan deretan pepohonan. Beberapa meter di depan makam ini, bahkan terdapat meja dan kursi yang terbuat dari batu, yang bisa menjadi tempat istirahat bagi orang-orang yang datang ziarah kubur."Baiklah kalau begitu," kata Michael. "Kalau begitu, masukkanlah abu ibumu."Irene menganggukkan kepalanya. Dia berjongkok dan meletakkan abu jenazah ibunya di lubang di depan batu nisan, yang khusus digunakan untuk menampung abu jenazah. Kemudian, para pekerja itu pun menutupi lempengan batu itu, lalu menuangkan semen di atasnya.Sedangkan para karyawan pemakaman ini menyodorkan sebuah kontrak ke hadapan Irene, yaitu konta