Bagaimanapun, Leni juga tidak pernah mengalami terlalu banyak kegelapan dunia ini, tidak seperti Irene yang sudah mengalami terlalu banyak penderitaan di penjara. Terkadang-kadang, Irene bahkan tidak memiliki tenaga untuk menangis lagi."Puih!" Puding yang masih belum Leni telan pun menyembur keluar. Dia langsung mengambil tisu untuk mengelap mulutnya, lalu berkata pada Irene, "Irene, jangan bercanda saat aku sedang makan, ucapanmu konyol sekali.""Aku serius," kata Irene.Kedua orang ini saling bertatapan. Sesaat kemudian, Leni tertawa dengan sinis dan berkata, "Kalau dia benar-benar masih menyukaiku, kami juga nggak cocok. Coba kamu pikirkan, Keluarga Sinatra itu keluarga seperti apa? Kalau aku benar-benar menikah dengannya, ke depannya, hidupku akan menjadi pertarungan dalam keluarga kaya. Dengan daya tempurku, sepertinya aku akan dianiaya di sana."Jadi, Leni tidak ingin memikirkan hal-hal seperti ini. Setelah dia membayar "utangnya" pada Brandon, dia akan mendapatkan kebebasan lag
Oke! Target sudah dikonfirmasi!Leni berjalan maju dan berkata, "Tuan Kenneth Tenedy, ya? Apa kabar, aku Leni Chiara.""Apa kabar," kata pria itu sambil memerhatikan Leni."Emm ... aku mau bilang, aku ...." Leni sebenarnya ingin meminta maaf pada pria ini. Bagaimanapun, hari ini, dia hadir di kencan buta ini bukan atas kemauannya sendiri, melainkan hanya untuk menghadapi ibunya. Nanti, dia bisa mentraktir pria ini makan dan menganggap bahwa dia mendapatkan seorang teman baru.Alhasil, sebelum dia bisa menyelesaikan ucapannya, pria ini langsung berkata, "Kalau begitu, ayo jalan-jalan dulu sebentar. Sepertinya ada taman kecil di sebelah pasar swalayan ini. Ayo jalan-jalan di taman itu."Apa? Jalan-jalan di taman?Leni memandang ke arah langit yang sudah menggelap, lalu melihat jam yang sudah menunjukkan lewat pukul lima sore. Sekarang sudah hampir jam makan malam, jadi Leni bertanya, "Nggak makan dulu?"Leni hanya bermaksud untuk memberi peringatan dengan niat baik. Bagaimanapun, tempat
"Nona Leni, siapa ini?" tanya Kenneth."Iya, coba kamu katakan, aku siapa?" tanya Brandon sambil menatap Leni.Dalam sekejap, tatapan kedua pria ini tertuju pada Leni, sehingga Leni merasa seakan-akan tatapan mereka akan menembus dirinya.Salah satu pria ini adalah lawan kencan buta yang dipilih ibunya, sedangkan pria lainnya adalah penagih utangnya sekaligus pacar barunya, dia tidak bisa menyinggung keduanya!Namun, untuk meminimalkan dampak buruknya, daripada ibunya yang berada di balik lawan kencan butanya ini, Leni merasa bahwa dia lebih tidak bisa menyinggung Brandon. Oleh karena itu, dia tersenyum dengan canggung dan berkata pada Kenneth, "Hampir saja aku lupa memperkenalkan kalian. Tuan Kenneth, ini pacarku, emm, namanya Brandon."Mendengar ucapan Leni, ekspresi Kenneth seketika berubah. "Pacar? Kamu sudah punya pacar?""I ... iya ..." jawab Leni dengan perasaan bersalah. Seaneh apa pun sikap Kenneth sebelumnya, Leni-lah yang bersalah dalam hal ini.Kenneth merasa murka hingga s
Mendengar ucapan Brandon, Leni hampir tersedak. Selingkuh? Apa maksudnya?! Masalahnya, dia sebenarnya bahkan tidak bisa pacaran dengan satu pria dengan baik, terlebih lagi selingkuh!Namun, di hadapan Brandon, Leni berpikir sebentar, lalu seperti untuk menyenangkan hati pria ini, dia berkata, "Emm ... aku dipaksa oleh ibuku. Ibuku bersikeras agar aku melakukan kencan buta. Kalau nggak, ibuku akan putus hubungan denganku. Tadi, aku sebenarnya ingin mengatakan pada pria itu kalau aku sudah punya pacar, tapi dia terus memotong ucapanku."Leni tidak berbohong."Ibumu memaksamu untuk kencan buta?" tanya Brandon dengan heran."I ... iya!" kata Leni sambil tersenyum dengan canggung. Intinya, ibunya memaksanya untuk melakukannya, sedangkan Leni tidak sanggup melawan."Jadi, kamu nggak bilang ke keluargamu kalau kamu sudah punya pacar?" tanya Brandon dengan tatapan yang terlihat berbahaya.Leni seketika merasa bersalah. Bagaimana caranya dia mengatakan hal ini pada orang tuanya? Bahkan hanya st
Leni terlihat seperti seekor babi kecil yang tamak.Brandon tidak mengetahui restoran mana yang enak di daerah ini, tetapi Leni membawanya ke sebuah restoran yang Leni sukai."Makanan di restoran ini agak spesial, ada beberapa hidangan yang nggak ada di restoran lain," kata Leni. Begitu mereka memasuki restoran ini, Leni langsung mengambil menu dan mulai memesan makanan dengan penuh semangat.Sambil memesan makanan, Leni mulai memperkenalkan makanan itu pada Brandon. Saat dia sedang berbicara, dia tiba-tiba menyadari bahwa Brandon sedang menatapnya lekat-lekat."Eh, maaf, aku terlalu cerewet, ya," kata Leni."Nggak apa-apa, katakan saja, biar aku dengar," kata Brandon dengan santai.Leni menggosok hidungnya. Untuk sesaat, dia tidak tahu apa yang harus dia katakan. "Emm, hari ini, kenapa kamu datang ke sini?" tanya Leni. Hanya saja, begitu dia menanyakan pertanyaan ini, dia langsung menyesali perbuatannya.Topik kencan buta itu sudah dilewatkan dengan susah payah, tetapi dia malah berin
"Aku pikir ...." Leni tiba-tiba tersadar. Dia menatap lekat-lekat pada pria di hadapannya. Kalau dipikir-pikir, sekarang, Brandon adalah pemimpin Keluarga Sinatra, tentu saja dia memiliki relasi yang luas. Jika Brandon bisa membantu Leni menyelidiki tentang kasusnya Irene, Brandon seharusnya akan lebih mudah mendapatkan beberapa petunjuk yang lebih berguna daripada Leni.Sambil memikirkan hal ini, cahaya di mata Leni makin terang. Saat dia menatap Brandon, tatapannya seperti sangat tergoda."Emm ... aku tahu dulu aku melakukan kesalahan padamu. Aku sudah mengakui semuanya, aku juga jamin aku pasti akan melakukan sesuai ucapanmu. Tapi, emm ... dalam jangka waktu kita pacaran, bisakah kamu memberiku sebuah bantuan kecil?" tanya Leni sambil menatap pria ini dengan tatapan penuh ekspektasi."Bantuan?" Brandon bertanya dengan heran, "'Bantuan kecil' seperti apa yang kamu inginkan?" Melihat Leni yang berusaha mengucapkan kata-kata yang bisa menyanjung dirinya, Brandon pun tahu bahwa bantuan
Brandon menatap sepasang tangan Leni yang sedang menggenggam erat tangannya sendiri dengan tatapan tercengang, seakan-akan bahkan tangan ini juga sedang menunjukkan sejenis kesenangan.Brandon mengangkat kepalanya dan melihat senyuman Leni yang bahagia. Tiba-tiba, dia merasa cemburu karena Leni tersenyum bukan karena dia, melainkan karena Irene.Bagi Leni, jelas-jelas Irene lebih penting daripada Brandon!...Di dalam mobil, Kris duduk bersandar di kursinya sambil mengurut keningnya dengan pelan.Setelah menerima sebuah panggilan telepon, sekretarisnya yang juga berada di dalam mobil berkata pada Kris, "Pak Kris, setelan perhiasan yang diminati Nona Elena di toko perhiasan berharga 40 miliar. Apakah Anda akan membiarkan Nona Elena membeli setelan perhiasan ini?"Karena harga 40 miliar agak mahal, bos toko perhiasan itu baru secara khusus menghubungi Kris untuk menanyakan hal ini.Kris menjawab dengan cuek, "Kalau dia sudah pilih, kasih saja.""Baik," jawab sekretaris itu. Dia pun menya
Kalau dipikir-pikir, awalnya, Kris menganggap Elena sebagai pengganti gadis kecil dalam ingatannya itu karena bibir Elena mirip dengan bibir gadis kecil itu.Namun, kemudian, tujuannya sepertinya pelan-pelan berubah. Terkadang-kadang, jika dia mendengar Elena menceritakan beberapa hal tentang Irene saat dia merasa frustrasi, suasana hatinya seperti menjadi tenang.Akan tetapi, Irene jelas-jelas bukanlah gadis kecil yang pernah menyelamatkannya.Mungkin karena penampilan Irene memiliki kemiripan dengan gadis kecil itu, Kris ingin memperlakukan wanita ini dengan lebih spesial. Saat dia melihat Irene, dia ingin mendekati wanita ini.Namun ... wanita ini adalah milik Michael, jadi Kris tidak ingin berselisih dengan Michael hanya demi seorang wanita. Bagaimanapun ... Irene bukanlah orang yang benar-benar ingin dia cari.Saat mobil ini melewati sebuah jalanan, Kris melihat ke arah jalanan itu. Tanpa disadari, dia melihat orang-orang yang mengenakan seragam petugas kebersihan di jalanan.Iren