Irene melihat punggung tangan kanannya yang diinjak oleh Amanda tadi."Nggak sengaja terbentur saat aku lagi menyapu hari ini, nggak apa-apa," kata Irene dengan santai karena dia tidak ingin mengkhawatirkan Michael."Oh ya?" Michael menatap Irene lekat-lekat sambil berkata, "Kak, beri tahu aku kalau ada yang menindasmu. Aku akan membelamu." Dia akan membuat orang-orang itu membayar atas perbuatan mereka, supaya kelak tidak ada lagi yang berani menindas Irene.Seketika, jantung Irene berdebar kencang. Michael seperti mengetahui sesuatu."Aku bisa jaga diri," kata Irene."Kalau nggak bisa?" tanya Michael.Jika benar-benar begitu, tidak ada gunanya juga Irene memberi tahu Michael. Hanya saja, Irene tidak mengucapkan kata-kata ini karena dia tidak mau melukai harga diri Michael."Apakah Kakak nggak suka dilindungi olehku?" tanya Michael lagi sambil menatap Irene dengan matanya yang hitam dan mendalam.Irene menggigit bibirnya dengan pelan sambil berpikir sejenak, lalu berkata, "Kalau begit
"Kalau Kakak suka, aku juga suka," kata Michael."Jangan bergantung padaku, kamu harus tentukan sendiri. Kalau kamu nggak suka, aku akan cari sweter dengan model dan warna lain," kata Irene."Nggak perlu, yang ini saja, aku suka," kata Michael."Baiklah, kalau begitu aku akan beli yang ini." Irene pun mulai berbelanja di internet.Michael menatap Irene, lalu tiba-tiba bertanya, "Kak, kenapa kamu sebaik ini padaku?" Irene membelikannya baju dan ponsel, sedangkan Irene selalu menghemat untuk dirinya sendiri."Kamu adalah adikku, tentu saja aku harus baik padamu," kata Irene dengan yakin.Namun, entah mengapa, kata "adik" terdengar menyebalkan. Apakah Irene benar-benar sudah lupa kalau Michael sebenarnya juga seorang pria?...Setelah dipermalukan di kelab, Erick dihajar lagi habis-habisan oleh ayahnya hingga dia masuk rumah sakit.Meskipun begitu, beberapa bisnis Keluarga Herawan dan bisnis yang berhubungan dengan Grup Yunata juga terkena dampaknya. Bagi Keluarga Herawan, kerugiannya lum
Pada saat ini, Jessie benar-benar membenci Amanda. Harus diketahui bahwa seorang rekan kerja di Divisi SDM yang biasanya lumayan dekat dengannya diam-diam memberitahunya bahwa pemecatannya berhubungan dengan penyalahgunaan kekuasaan untuk memerintahkan pekerja dari Pusat Sanitasi Lingkungan.Satu-satunya hal yang bisa Jessie pikirkan adalah perihal dia menyuruh Irene mengantarkan dokumen. Namun, hal ini direncanakan oleh Amanda!"Aku nggak memaksamu, kamu sendiri juga ingin melihat Irene dipermalukan, jadi kamu bersedia melakukannya. Aku paling-paling hanya mengusulkannya, tapi kamulah yang melakukannya, jadi ini nggak ada hubungannya denganku," kata Amanda yang langsung mengelak.Kedua orang ini mulai saling menyalahkan.Setelah bertengkar dengan Amanda, Jessie juga dimarahi oleh keluarganya. Namun, akhirnya, mereka tetap berupaya untuk membantunya. Mereka menghabiskan uang dan memanfaatkan relasi mereka untuk meminta bantuan, tetapi sama sekali tidak ada yang mau menerima uang dan ha
"Tapi aku ... aku membuatmu dipermalukan di hadapan semua orang dan dianiaya seperti itu oleh Erick ..." kata Jessie.Irene langsung membalas, "Itu perbuatan mereka, bukankah nggak ada hubungannya denganmu?"'Ada hubungannya!' teriak Jessie dalam hatinya. Dalam seumur hidupnya, ini pertama kalinya dia ingin menyalahkan dirinya sendiri."Sudahlah, kalau nggak ada urusan lain lagi, aku masih harus kerja," kata Irene. Tanpa memedulikan ekspresi getir Jessie, dia menghindari Jessie dan berjalan langsung ke jalanan di seberang untuk menyapu jalanan.Meskipun dia tidak tahu mengapa Jessie datang mencarinya hari ini, dia tidak berencana untuk memaafkan siapa pun untuk kejadian hari itu.Saat Irene sudah menyapu hingga setengah jalan, sebuah bayangan tiba-tiba muncul di hadapannya. Dia pun mengangkat kepalanya dan melihat George dari Divisi Transportasi.Wajah George agak memerah, lalu dia memberanikan dirinya dan berkata, "Irene, kata Kak Shanti, kamu sekarang nggak ingin pacaran, ya. Tapi ..
Sepertinya dia terlalu banyak pikir!Melihat Irene sibuk dengan pekerjaannya, George pun menoleh dan berkata, "Irene, emm ... kalau begitu, aku pergi dulu, ya. Silakan lakukan kesibukanmu."Melihat kepergian George, Michael tiba-tiba meraih dagu Irene dengan jari tangannya, sehingga Irene menatap ke arahnya dan berkata, "Aku nggak suka Kakak melihat pria lain seperti ini."Irene tidak bisa menahan tawanya dan berkata, "Apa yang kamu pikirkan? Aku nggak punya perasaan seperti itu terhadapnya.""Apakah dia juga merasa begitu?" tanya Michael.Irene pun terdiam."Dia rekan kerja yang menyukai Kakak, 'kan?" tanya Michael lagi."Ya, aku sudah meminta bantuan Kak Shanti untuk menolaknya. Tak kusangka, hari ini dia akan datang mencariku," jawab Irene."Pria itu nggak layak untuk Kakak. Kalau Kakak nggak menyukainya, Kakak seharusnya langsung menolaknya," kata Michael.Irene tertawa lagi, lalu berkata, "Dasar kamu. Kamu memandangku terlalu tinggi. Sebenarnya, akulah yang nggak layak untuknya. D
Dalam perjalanan pulang, Irene tiba-tiba bertanya pada Michael, "Mike, apakah kamu kenal dengan Martin Susanto?""Presiden direktur Grup Susanto?" tanya Michael."Kamu kenal juga, ya. Benar, dia tokoh utama dalam berita pernikahan antara Keluarga Susanto dan Keluarga Moiras yang tersebar akhir-akhir ini. Dia juga ...." Langkah Irene terhenti, lalu dia berkata setelah terdiam sejenak, "Dia mantan pacarku."Michael juga menghentikan langkahnya dan berdiri di sisi Irene sambil mengamati Irene dalam diam.Mungkin ada kata-kata dan perasaan yang tersimpan terlalu lama dalam hati Irene, sehingga pada saat ini, dia tidak bisa menahan diri dari mencurahkan semuanya. "Apakah kamu merasa nggak percaya bahwa orang seperti aku pernah berpacaran dengan orang itu?" tanya Irene.Dia menertawakan dirinya sendiri, lalu berkata lagi, "Pada saat itu, aku adalah seorang pengacara baru yang baru lulus belum lama. Aku kira aku akan menikah dengannya. Hanya saja, aku nggak menyangka bahwa dalam sebuah kecela
Mendengar ucapan Michael, Irene hanya menganggapnya sebagai sebuah lelucon. Iklan ini dipasang secara khusus untuk pernikahan antara Keluarga Susanto dan Keluarga Moiras. Siapa yang berani melepasnya? Pada saat ini, pandangan Irene gelap. Tangan Michael yang menempel di wajahnya memancarkan kehangatan.Sesaat kemudian, dia menurunkan tangan Michael, lalu menatap Michael sambil berkata, "Mike, terima kasih, ya." Dia mengira bahwa Michael mengucapkan kata-kata ini untuk menghiburnya. "Sudahlah, ayo pulang dan makan malam," kata Irene lagi sambil menggenggam tangan Michael dan berjalan ke arah rumahnya.Michael melirik sekilas ke iklan proyeksi yang besar itu, lalu pergi dengan Irene....Sepulangnya ke kamar kontrakan Irene, Irene pun pergi ke pusat keamanan di daerah perumahan ini untuk mengambil paket kiriman. Sweter yang dia beli sudah datang.Dia membuka paket itu, mengeluarkan sweter baru itu dan memegang bahannya. Bahannya nyaman. Jika dibandingkan dengan harganya, sweter ini lumay
Michael menatap Irene sambil bertanya, "Kakak merasa pendapatanku terlalu kecil, ya?""Eh, bukan!" Irene menyangkal dan berkata, "Aku hanya berharap agar kamu bisa hidup dengan lebih baik." Mungkin, hidup Irene akan terus seperti sekarang, tetapi dia berharap agar Michael bisa hidup dengan lebih baik."Aku akan hidup dengan lebih baik. Pada saat itu, aku juga bisa memberikan Kakak hidup seperti apa pun yang Kakak inginkan," kata Michael sambil menatap Irene dengan sungguh-sungguh.Jelas-jelas bagi Michael, ini hanyalah sebuah permainan. Namun, pada saat ini, dia malah benar-benar ingin mengubah hidup Irene di masa depan. Bagi Michael, hal ini juga sangat gampang dilakukan.Irene pun tertawa. Dia merasa bahwa Michael tidak akan bisa memberikannya hidup yang dia inginkan. Namun, dia tidak ingin melukai harga diri Michael, jadi dia berkata, "Baiklah, aku akan menunggu Mike mendapat banyak uang dan menghidupiku. Dengan begitu, aku bisa hidup santai dengan nyaman.""Baik," kata Michael. Seb