"Tapi aku ... aku membuatmu dipermalukan di hadapan semua orang dan dianiaya seperti itu oleh Erick ..." kata Jessie.Irene langsung membalas, "Itu perbuatan mereka, bukankah nggak ada hubungannya denganmu?"'Ada hubungannya!' teriak Jessie dalam hatinya. Dalam seumur hidupnya, ini pertama kalinya dia ingin menyalahkan dirinya sendiri."Sudahlah, kalau nggak ada urusan lain lagi, aku masih harus kerja," kata Irene. Tanpa memedulikan ekspresi getir Jessie, dia menghindari Jessie dan berjalan langsung ke jalanan di seberang untuk menyapu jalanan.Meskipun dia tidak tahu mengapa Jessie datang mencarinya hari ini, dia tidak berencana untuk memaafkan siapa pun untuk kejadian hari itu.Saat Irene sudah menyapu hingga setengah jalan, sebuah bayangan tiba-tiba muncul di hadapannya. Dia pun mengangkat kepalanya dan melihat George dari Divisi Transportasi.Wajah George agak memerah, lalu dia memberanikan dirinya dan berkata, "Irene, kata Kak Shanti, kamu sekarang nggak ingin pacaran, ya. Tapi ..
Sepertinya dia terlalu banyak pikir!Melihat Irene sibuk dengan pekerjaannya, George pun menoleh dan berkata, "Irene, emm ... kalau begitu, aku pergi dulu, ya. Silakan lakukan kesibukanmu."Melihat kepergian George, Michael tiba-tiba meraih dagu Irene dengan jari tangannya, sehingga Irene menatap ke arahnya dan berkata, "Aku nggak suka Kakak melihat pria lain seperti ini."Irene tidak bisa menahan tawanya dan berkata, "Apa yang kamu pikirkan? Aku nggak punya perasaan seperti itu terhadapnya.""Apakah dia juga merasa begitu?" tanya Michael.Irene pun terdiam."Dia rekan kerja yang menyukai Kakak, 'kan?" tanya Michael lagi."Ya, aku sudah meminta bantuan Kak Shanti untuk menolaknya. Tak kusangka, hari ini dia akan datang mencariku," jawab Irene."Pria itu nggak layak untuk Kakak. Kalau Kakak nggak menyukainya, Kakak seharusnya langsung menolaknya," kata Michael.Irene tertawa lagi, lalu berkata, "Dasar kamu. Kamu memandangku terlalu tinggi. Sebenarnya, akulah yang nggak layak untuknya. D
Dalam perjalanan pulang, Irene tiba-tiba bertanya pada Michael, "Mike, apakah kamu kenal dengan Martin Susanto?""Presiden direktur Grup Susanto?" tanya Michael."Kamu kenal juga, ya. Benar, dia tokoh utama dalam berita pernikahan antara Keluarga Susanto dan Keluarga Moiras yang tersebar akhir-akhir ini. Dia juga ...." Langkah Irene terhenti, lalu dia berkata setelah terdiam sejenak, "Dia mantan pacarku."Michael juga menghentikan langkahnya dan berdiri di sisi Irene sambil mengamati Irene dalam diam.Mungkin ada kata-kata dan perasaan yang tersimpan terlalu lama dalam hati Irene, sehingga pada saat ini, dia tidak bisa menahan diri dari mencurahkan semuanya. "Apakah kamu merasa nggak percaya bahwa orang seperti aku pernah berpacaran dengan orang itu?" tanya Irene.Dia menertawakan dirinya sendiri, lalu berkata lagi, "Pada saat itu, aku adalah seorang pengacara baru yang baru lulus belum lama. Aku kira aku akan menikah dengannya. Hanya saja, aku nggak menyangka bahwa dalam sebuah kecela
Mendengar ucapan Michael, Irene hanya menganggapnya sebagai sebuah lelucon. Iklan ini dipasang secara khusus untuk pernikahan antara Keluarga Susanto dan Keluarga Moiras. Siapa yang berani melepasnya? Pada saat ini, pandangan Irene gelap. Tangan Michael yang menempel di wajahnya memancarkan kehangatan.Sesaat kemudian, dia menurunkan tangan Michael, lalu menatap Michael sambil berkata, "Mike, terima kasih, ya." Dia mengira bahwa Michael mengucapkan kata-kata ini untuk menghiburnya. "Sudahlah, ayo pulang dan makan malam," kata Irene lagi sambil menggenggam tangan Michael dan berjalan ke arah rumahnya.Michael melirik sekilas ke iklan proyeksi yang besar itu, lalu pergi dengan Irene....Sepulangnya ke kamar kontrakan Irene, Irene pun pergi ke pusat keamanan di daerah perumahan ini untuk mengambil paket kiriman. Sweter yang dia beli sudah datang.Dia membuka paket itu, mengeluarkan sweter baru itu dan memegang bahannya. Bahannya nyaman. Jika dibandingkan dengan harganya, sweter ini lumay
Michael menatap Irene sambil bertanya, "Kakak merasa pendapatanku terlalu kecil, ya?""Eh, bukan!" Irene menyangkal dan berkata, "Aku hanya berharap agar kamu bisa hidup dengan lebih baik." Mungkin, hidup Irene akan terus seperti sekarang, tetapi dia berharap agar Michael bisa hidup dengan lebih baik."Aku akan hidup dengan lebih baik. Pada saat itu, aku juga bisa memberikan Kakak hidup seperti apa pun yang Kakak inginkan," kata Michael sambil menatap Irene dengan sungguh-sungguh.Jelas-jelas bagi Michael, ini hanyalah sebuah permainan. Namun, pada saat ini, dia malah benar-benar ingin mengubah hidup Irene di masa depan. Bagi Michael, hal ini juga sangat gampang dilakukan.Irene pun tertawa. Dia merasa bahwa Michael tidak akan bisa memberikannya hidup yang dia inginkan. Namun, dia tidak ingin melukai harga diri Michael, jadi dia berkata, "Baiklah, aku akan menunggu Mike mendapat banyak uang dan menghidupiku. Dengan begitu, aku bisa hidup santai dengan nyaman.""Baik," kata Michael. Seb
"Seharusnya ada 99," kata Charles. Dia mengingat isi sebuah berita wawancara di mana Martin mengatakan bahwa dia memasang 99 iklan proyeksi tiga dimensi untuk mewakilkan cintanya dari 99 kehidupan.Kalimat ini pernah dipuji-puji oleh banyak penggemar Hannah. Sekarang, Hannah adalah artis terkenal di dunia hiburan, jadi tentu saja dia memiliki banyak penggemar."Lepaskan semuanya," kata Michael."Semuanya?" tanya Charles dengan heran."Semuanya," jawab Michael dengan tegas."Baik, akan saya lakukan," jawab Charles. Apakah Michael tiba-tiba ingin melepaskan iklan proyeksi Keluarga Susanto karena Keluarga Susanto atau Keluarga Moiras menyinggungnya? Atau apakah Michael juga tidak senang dengan pernikahan antara kedua keluarga ini? Namun, sebelumnya, bukankah Michael sudah menerima undangan untuk jamuan pertunangan antara kedua keluarga ini?Charles menebak-nebak dalam hatinya. Tiba-tiba, dia tersadar dan kepikiran akan sebuah kemungkinan.Apakah jangan-jangan Michael ingin melepaskan ikla
"Siapa kakak iparmu?!" Tiba-tiba, terdengar suara seorang wanita. Seorang wanita dengan mantel berwarna cokelat dan pakaian modis berjalan ke arah mereka. Begitu dia melihat Elena, dia tiba-tiba tersenyum sinis dan berkata, "Kukira siapa, ternyata adiknya si pembunuh, ya."Ekspresi Elena seketika menjadi sangat masam. Dia mengenali wanita ini. Wanita ini adalah Hannah, calon istrinya Martin sekarang.Hannah berjalan maju sambil menatap Elena dengan tatapan meremehkan. "Seingatku, kamu aktris kecil, 'kan? Kenapa hari ini kamu datang mencari Martin dan memanggilnya kakak ipar? Kamu mau meminta peran utama dari Martin? Dasar nggak tahu malu."Ucapan Hannah membuat Elena merasa sangat terhina. Pada saat ini, bahkan orang lain yang lewat di koridor ini seperti sedang menonton pertunjukan.Elena hanya bisa mengumpati Irene dalam hatinya. Jika bukan karena Irene menabrak orang lain, sekarang, Elena sudah menjadi artis terkenal dan tidak akan menderita seperti ini.Pada saat ini, Elena melupak
Hannah juga mengernyit sambil menatap Martin. Bagaimanapun, iklan ini dipasang oleh Keluarga Susanto.Martin pun berkata, "Coba aku tanyakan situasinya ...."Namun, sebelum dia menyelesaikan ucapannya, ponselnya tiba-tiba berdering. Saat Martin menerima panggilan telepon itu, ekspresinya menjadi sangat masam. "Apa? Dilepas? Semuanya? Mereka nggak takut bayar ganti rugi?""Pihak sana berkata bahwa meskipun mereka harus membayar ganti rugi sepenuhnya, mereka tetap akan melepaskan iklan itu." Manajer yang bertanggung jawab atas hal ini melaporkan dengan sedih, "Selain itu, Tuan Martin, kami sudah langsung menghubungi perusahaan lainnya, tapi nggak ada satu pun yang bersedia untuk menerima iklan proyeksi ini."Dengan kata lain, selain industri milik Grup Moiras dan Grup Susanto, tidak ada bangunan lainnya yang bisa memasang iklan proyeksi ini."Siapa yang sebenarnya mencari masalah dengan Keluarga Susanto?" kata Martin dengan ekspresi masam."Grup Yunata," jawab manajer itu. "Hal ini dilak