Dulu, saat Irene masih hidup senang, dia sering berpikir ingin menurunkan berat badannya. Dia takut jika dia menggemuk, dia tidak akan terlihat bagus dengan pakaian apa pun.Sekarang, dia tidak perlu mengkhawatirkan hal ini lagi karena dia sudah kurus. Namun, dia malah tidak lagi memikirkan apakah pakaian yang dia kenakan bagus atau tidak. Dia hanya akan memikirkan harga dan kegunaan pakaiannya, apakah pakaiannya tahan lama atau tidak, apakah dia bisa memakai pakaian ini selama bertahun-tahun atau tidak.Jadi, terkadang-kadang, dia merasa bahwa hal ini sangat konyol.Saat seseorang menginginkan sesuatu, dia akan berusaha keras untuk mendapatkannya. Namun, saat dia benar-benar mendapatkannya, dia malah menyadari bahwa sekarang, dia sudah tidak memedulikan hal yang dia awalnya inginkan itu.Irene mentertawakan dirinya sendiri. Kalau dipikir-pikir, dia benar-benar tidak memahami mengapa Michael masih memanggilnya dengan panggilan "kakak", seakan-akan Michael sangat memedulikannya dan meri
Namun, sebelum Irene bisa menjawab, Michael berkata lagi, "Aku pernah membenci seseorang. Aku sangat membencinya. Aku pernah memikirkan ribuan kali bagaimana aku akan balas dendam kalau aku bertemu lagi dengannya. Tapi, pada hari ulang tahunnya, aku tetap merasa nggak nyaman. Sepertinya, hanya di tempat Kakak, aku baru bisa merasa lebih tenang."Irene memejamkan matanya tanpa berbicara, seakan-akan dia sudah terlelap.'Atau mungkin Michael sebenarnya berharap agar aku sudah tidur karena dia nggak ingin aku mendengar ucapan ini?' pikir Irene. Dengan begitu, Irene juga bisa berpura-pura tidur dengan lebih natural."Aku pikir, mungkin aku benar-benar ingin bertemu lagi dengannya secepatnya. Dengan begitu, aku baru bisa balas dendam, 'kan? Di mana pun dia bersembunyi, satu hari nanti, aku akan menemukannya dan membuatnya merasakan rasanya dikhianati dan disiksa oleh orang terdekatnya," kata Michael.Suara Michael terus terdengar dengan samar-samar dalam kamar ini. Hanya saja, nada bicarany
Sopir mobil langsung berputar arah dan melaju menuju rumah sakit.Saat Michael tiba di rumah sakit, upaya penyelamatan Willy masih berlangsung. Michael berdiri di luar Unit Gawat Darurat dengan perasaan rumit.Pada saat seperti ini, pria sekuat apa pun hanya bisa bertahan hidup sekeras mungkin.Bagi Michael, dulu, kakeknya adalah seorang pria yang kuat, kejam dan dingin. Satu-satunya kasih sayang yang Willy miliki sepertinya hanya diberikan pada putranya yang berumur pendek.Bagi Willy, orang lain seakan-akan hanyalah bidak catur, termasuk cucunya ini!Willy selalu menganggap Michael sebagai calon pewaris Keluarga Yunata, bukan seorang cucu. Kakek dan cucu ini sebenarnya sama sekali tidak memiliki hubungan keluarga apa pun.Dua jam berlalu dan akhirnya pintu Unit Gawat Darurat terbuka. Seorang dokter berjalan keluar dan berkata pada Michael, "Kami sudah berhasil menyelamatkannya. Hanya saja, Tuan Besar sudah berusia dan juga sudah pernah menjalani beberapa operasi. Jadi, sekarang, kita
Pria dari Keluarga Yunata tidak boleh mencintai wanita mana pun selamanya."Kamu ...." Amarah melintas di wajahnya Willy. Bagi seseorang yang baru diselamatkan dari kematian dua hari yang lalu, amarah jelas-jelas tidak baik untuk kesehatannya.Namun, Michael malah tidak berniat untuk menenangkan kakeknya. Dia berkata dengan cuek, "Kakek, hari ini, aku sudah mengucapkan hal ini di hadapan Kakek, jadi artinya aku akan melindungi wanita itu. Kata dokter, kalau kondisi Kakek dirawat dengan baik, Kakek masih bisa hidup beberapa tahun lagi."Willy berkata dengan penuh amarah, "Baguslah, kamu memang cucuku. Sepertinya hatimu benar-benar sudah tergerak karena wanita itu. Kamu sudah lupa dengan ayahmu? Kamu berencana untuk mengikuti langkah ayahmu?""Aku nggak lupa. Walaupun aku benar-benar mencintai seorang wanita pun aku nggak akan membiarkannya mengendalikan hidupku," jawab Michael.Willy malah berkata dengan sinis, "Dulu, ayahmu juga berkata seperti ini, tapi hasilnya? Bukankah dia menyerah
"Menurutmu, apa yang akan Irene pikirkan kalau satu hari nanti dia mengetahui kebenaran ini?" tanya Willy.Michael tiba-tiba tersenyum, tetapi tatapannya dingin. "Dia nggak akan mengetahui kebenaran ini selamanya," katanya.Willy mendengus dan berkata, "Kamu kira dia nggak akan tahu? Kalau sekarang aku bisa mengetahuinya, aku yakin, satu hari nanti, dia juga akan ...."Namun, sebelum dia bisa menyelesaikan ucapannya, Michael memotong ucapannya. "Kakek, dia nggak akan tahu, 'kan?" kata Michael.Michael mengucapkan kata-kata ini dengan suaranya yang dingin dan merdu, tetapi hanya bisa didengar oleh mereka berdua. Namun, Willy bisa melihat ancaman di tatapan cucunya.Cucunya berani mengancamnya demi seorang wanita? Kegelisahan meluap dalam hati Willy.Kelak, apakah cucunya benar-benar tidak akan dikendalikan oleh seorang wanita?Atau apakah keadaan cucunya akan menjadi makin parah?...Pada akhir pekan, Irene naik bus ke rumah sakit tempat neneknya berada.Ruang rawat neneknya Irene sudah
Dalam sekejap, Irene mengerti. Sepertinya, tujuan mereka menyuruhnya datang ke rumah sakit adalah untuk menyuruhnya membayar biaya perawatan neneknya.Selain itu, jika dia tidak salah tebak, sepertinya orang-orang ini sebenarnya sudah merencanakan hal ini terlebih dahulu.Seperti yang dia duga, begitu Robin mengucapkan kata-kata itu, Ronny langsung berkata, "Ayah, kami nggak punya uang. Sekarang, aku bahkan nggak punya uang untuk pernikahan anakku. Kalau nggak, apa mungkin Nicho belum menikah sampai sekarang?"Robert juga bergegas menimpali ucapan kakaknya. "Iya, Ayah, kami benar-benar nggak punya uang!" Kemudian dia menatap Irene dengan ekspresi getir dan berkata, "Irene, kalau bukan karena kami nggak punya uang, kami juga nggak akan berencana untuk menikahkanmu pada Keluarga Frendi.""Jadi, karena kalian miskin, kalian bisa menikahkanku pada si bodoh itu? Sekarang, orang miskin yang berkuasa, ya?" tanya Irene dengan dingin.Robert langsung terdiam, sedangkan Ronny berkata dengan eksp
Ekspresi semua orang seketika berubah. Rita juga langsung berseru, "Apa maksudmu?""Maksudku, aku nggak mau bayar 400 juta!" kata Irene dengan dingin. "Aku nggak pernah bilang aku kenal dengan orang hebat. Nenek juga ibunya Bibi Rita. Kalian sudah seharusnya menjaga Nenek. Tapi, kalian malah memintaku sebagai cucunya Nenek untuk ganti rugi biaya transportasi dan yang lainnya. Kalian nggak merasa ini konyol?""Irene, jangan bohong. Hari itu, Kak Ronny dan Kak Robert melihat orang hebat itu menggendongmu keluar dari Kediaman Frendi dengan mata kepala mereka sendiri," kata Rita."Aku nggak tahu apa-apa. Aku hanya ingat, aku diracuni oleh Paman Ronny dan Paman Robert, lalu aku kehilangan kesadaran," kata Irene dengan sinis. "Mungkin orang itu senang membantu orang lain dan nggak tahan melihat orang lain menjahati keponakannya sendiri seperti ini. Bagaimana kalau Paman Ronny dan Paman Robert beri tahu aku siapa orang hebat itu? Biar aku bisa pergi berterima kasih pada orang itu."Robin dan
"Kalau begitu, bilang saja kita nggak sanggup mengobati penyakit ini dan akan membawa ibu kalian pulang. Dia pasti akan bayar!" kata Robin dengan penuh amarah."Tapi, kalau sampai dia benar-benar menggugat kita?" tanya Ronny dengan gelisah.Robert langsung berkata, "Iya. Dulu, dia juga adalah murid terbaik di sekolah hukum dan pernah menjadi pengacara. Selain itu, sekarang, dia didukung oleh orang hebat. Kalau dia benar-benar menuntut kita, kita nggak akan bisa memenangkan kasus ini."Robin meraba dagunya. Dengan ekspresi masam, dia berkata, "Kalau begitu, kalian bertiga bayar sisanya.""Kami?" tanya Rita."Kalau nggak? Kalian mau menunggu gadis itu menuntut kita?" Robin memelototi putrinya dengan kesal dan berkata, "Kalau kamu nggak bayar biaya pengobatan ini, jangan harap kamu akan mendapatkan uang pembongkaran dan relokasi itu!"Rita seketika terdiam. Meskipun dia adalah putri Keluarga Luwena yang sudah menikah ke luar, Keluarga Luwena pernah berjanji bahwa kelak, dia juga akan mend