"Terus kenapa? Kalau aku mau, aku bisa membuatnya sebanding dengan wanita terhormat mana pun di kota ini!" balas Michael."Jangan lupa bagaimana ayahmu meninggal!" kata Willy sambil menggertakkan giginya.Tatapan Michael menggelap. "Aku nggak lupa. Kalaupun aku benar-benar berpacaran dengannya, hal ini nggak berarti aku akan memberikan nyawaku padanya. Aku bukan Ayah, aku nggak akan mempertaruhkan nyawaku demi seorang wanita, apalagi dikendalikan oleh seorang wanita!" seru Michael.Dialah yang selalu memegang kendali!Willy mendengus dengan dingin dan berkata, "Hari ini, kamu datang ke sini untuk mengucapkan kata-kata ini padaku?""Bukan," jawab Michael. "Aku mau menyuruh Kakek untuk nggak menyentuh dia!"Willy memicingkan matanya dan berkata dengan ekspresi datar, "Apa maksudmu? Kamu sedang mengancam kakekmu sendiri, ya? Apakah aku nggak lebih penting daripada seorang wanita?""Kakek, aku hanya memberi tahu Kakek, bukan mengancam." Michael tertawa kecil dan berkata, "Biar kuberi tahu,
Irene sepertinya mendengar suaranya Michael. Dia tiba-tiba mengernyit, keningnya juga mulai berkeringat dingin. Kemudian, kepalanya mulai berguncang ke kiri dan ke kanan, seakan-akan dia ingin menghindari sesuatu.Melihat Irene seperti ini, Michael pun mengernyit. Saat dia hendak memanggil dokter, Irene yang awalnya masih mimpi dalam tidurnya tiba-tiba membuka matanya. Irene langsung bangkit duduk sambil berteriak, "Jangan ....""Kak, ada apa?" tanya Michael.Kemudian, Irene memeluk pinggangnya Michael, seakan-akan dia sedang ketakutan. "Mike, syukurlah .... Kamu ... kamu .... Aku mimpi buruk, aku mimpi aku di penjara, orang-orang itu nggak mau melepaskanku, aku sudah memohon, aku ... aku bersujud pada mereka, tapi mereka tetap memukulku ...."Dalam mimpi itu, rasa sakit itu sangat parah, hingga bahkan pada saat ini, meskipun Irene sudah terbangun pun perutnya masih samar-samar terasa sakit.Hanya saja, setelah berbicara sampai setengah, dia tiba-tiba terdiam, lalu sekujur tubuhnya men
"Jangan ..." teriak Irene sambil berusaha untuk meronta. Namun, sekuat apa pun dia meronta, semuanya tidak berguna di hadapan Michael. Wajah Irene memerah, baju pasien yang dia kenakan terbuka, membuat bulu kuduknya berdiri karena terkena angin pendingin ruangan. "Lepaskan aku! Lepaskan aku!" teriak Irene.Dia merasa panik dan juga frustrasi.Namun, Michael tetap tenang. Jari tangannya yang panjang menahan pergelangan tangannya Irene. Dia tersenyum sambil berkata, "Kak, kamu bisa berteriak lebih keras lagi. Ada pengawal di luar, ada perawat, ada dokter yang bertugas, seharusnya mereka bisa mendengar suara teriakanmu, tapi ...."Michael terdiam sejenak sambil menatap Irene dengan matanya yang berkilau. "Aku bisa jamin, nggak akan ada orang yang masuk dan menyelamatkanmu," kata Michael.Tubuh Irene menjadi kaku. Dia tahu bahwa ucapan Michael nyata. Malam ini, meskipun Irene berteriak hingga suaranya serak, tidak akan ada orang yang berani memasuki ruang rawat ini.Karena pria ini adalah
Martin mengetahui tentang Michael dan Irene, tetapi malah Melvina-lah yang membuat identitas Michael terekspos di hadapan Irene pada waktu yang paling tidak tepat.Dasar Keluarga Susanto .... "Kalau begitu, suruh Melvina datang ke rumah sakit," kata Michael."Baik," jawab Charles. Kemudian, dia berkata lagi, "Perihal wartawan itu menyelinap ke rumah sakit sudah diselidiki. Informasi Tuan Michael membawa Nona Irene ke rumah sakit paling awal diunggah oleh seorang perawat di Instagram, lalu disebarkan oleh orang lain ke platform lainnya di internet. Meskipun sekarang berita itu sudah dihapus, kita nggak bisa memastikan sudah ada berapa orang yang melihat berita itu.""Tuntut pertanggungjawaban perawat itu secara hukum. Selain itu, perkuat pengawasan di sekitar rumah sakit. Ke depannya, aku nggak mau ada orang yang menyelinap ke dalam ruang rawat ini," kata Michael dengan dingin."Baik, hal seperti itu nggak akan terjadi," kata Charles dengan tegas.Pada saat yang sama, di Kediaman Susant
Jika itu dulu, Melvina sepertinya akan merasa sangat senang karena dia bisa melihat Michael sedekat ini. Namun, sekarang dia hanya ingin meninggalkan tempat ini secepatnya."Sudah datang, ya," kata Michael dengan cuek.Melvina memasang ekspresi sedih sambil bertanya dengan hati-hati, "Tuan Michael, kenapa kamu memanggilku ke sini?"Irene juga tampak heran, dia juga tidak mengetahui alasan Michael memanggil Melvina ke rumah sakit.Michael tersenyum sambil berkata pada Irene, "Kakak nggak tahu, 'kan? Pada malam tanggal 2 Januari, temanmu yang bernama Leni bertemu dengan Nona Melvina dan Nona Melvina mencari masalah dengan temanmu."Mendengar ucapan Michael, Irene tercengang sesaat. Namun, dia langsung mengetahui alasannya. Hari itu, saat mereka sedang berselisih di pusat perbelanjaan itu, Leni terus membelanya, jadi Melvina tahu bahwa Leni adalah temannya. Jika Melvina bertemu dengan Leni, dia pasti akan melampiaskan amarahnya pada Leni.Mendengar Michael memanggil Irene dengan panggilan
Melvina masih berusaha untuk menjelek-jelekkan Irene.Namun, Michael malah hanya memainkan jari tangan Irene dengan santai sambil berkata, "Terus kenapa? Aku hanya menyuruhmu untuk mengelap sepatu seorang penyapu jalanan. Hari ini, meski putrinya wali kota mengelap sepatu Irene, Irene juga pantas menerima perlakuan seperti ini!"Melvina seketika terdiam, tentu saja dia tidak bisa dibandingkan dengan putrinya wali kota."Nona Melvina, silakan cepat dilakukan. Tuan Michael nggak punya banyak kesabaran," desak Charles yang berada di satu sisi. "Kalau kesabaran Tuan Michael habis, kamu nggak akan hanya mengelap sepatu."Melvina menggigit bibirnya dengan tidak rela, tetapi apa yang bisa dia lakukan? Dia hanya bisa melangkah menghampiri Irene, lalu berlutut di hadapan Irene, mengambil tisunya dan mulai mengelap sepatu yang memang sudah bersih di kaki Irene.Irene menatap Melvina yang berlutut di hadapannya dengan tatapan tercengang. Dia sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa akan ada su
Namun, Michael malah sama sekali tidak menatap Melvina. Dia hanya berkata pada Irene, "Kak, menurutmu? Sudah cukup, belum?"Masalahnya sudah sejauh ini, jadi sebenci apa pun Melvina terhadap Irene, dia juga hanya bisa memohon pengampunan pada Irene."Irene, aku ... aku sudah tahu salah, aku nggak seharusnya memperlakukan temanmu seperti itu. Aku ... aku bisa meminta maaf pada temanmu. Kumohon, maafkan aku," kata Melvina.Irene menatap Melvina yang sedang menangis, dia tahu jelas bahwa Melvina memohon padanya karena Michael, bukan karena dirinya sendiri.Melihat Melvina seperti ini, Irene malah sama sekali tidak merasa kasihan. Begitu dia teringat bahwa sebelumnya Leni juga pernah diperlakukan seperti ini oleh Melvina, dia juga merasakan kebencian terhadap Melvina dan menyalahkan dirinya sendiri.Dia lebih memilih untuk menerima penghinaan ini sendiri daripada membiarkan Leni menderita seperti ini.Demi dia, Leni sudah mengorbankan banyak hal. Alhasil, setelah dia keluar dari penjara, d
Jika Michael benar-benar membantu Irene balas dendam pada Keluarga Susanto, Keluarga Susanto akan langsung hancur. Pada saat itu, sepertinya Keluarga Susanto akan dikeluarkan dari kelompok keluarga kaya di Kota Cena."Tuan ... Tuan Michael, saya ...." Martin bergegas ingin membela diri.Namun, Irene langsung memotong ucapannya dan berkata pada Michael, "Nggak perlu. Setelah kami berpisah, dia sudah menjadi orang asing bagiku. Setidaknya, aku harus bersyukur bahwa kecelakaan itu bisa membuatku melihat hubungan itu dengan baik."Ekspresi Martin menjadi masam, tapi wajahnya juga memucat. Dia merasa malu. Saat Irene mengucapkan kata-kata ini, Irene sama sekali tidak menatap Martin."Baiklah kalau begitu." Michael berdiri dan berjalan ke hadapan Martin, lalu menepuk bahu Martin dengan pelan dan berkata, "Kamu harus berterima kasih padanya karena dia nggak ingin balas dendam padamu. Kalau nggak, tahun depan, sepertinya perusahaannya Keluarga Susanto nggak akan terlihat lagi di Kota Cena."Ma