Sementara di tempat lain, saat ini Darren baru saja sampai ke rumah. Danita melihat kedatangan anaknya pun merasa keheranan, sebab Darren terlihat stres. Pria itu memijat pelipisnya yang berdenyut nyeri. Bagaimana dia tidak stress? Sementara Aluna meminta emas kawin yang rasanya mustahil untuk dikabulkan. Pria itu benar-benar akan hati-hati dalam mengambil keputusan, apalagi ini berkaitan dengan perusahaannya. Danita jadi bingung sendiri melihat reaksi Darren. Wanita itu pun langsung mendekati anaknya, duduk di samping sembari menepuk pundak pria itu. Darren menoleh dan syok mendapati ibunya sedang duduk. "Kenapa kamu malah kaget seperti itu? Ada apa?" tanya Danita. Dia tampak sekali penasaran. Sebenarnya Darren tidak mau bercerita masalah ini, tetapi dia juga harus meminta pendapat orang lain untuk mengambil keputusan. Tentu saja Danita adalah orang yang tepat, sebab keluarganya hanya wanita paruh baya itu. "Ada apa? Kenapa kamu malah diam saja? Coba katakan, jangan seperti ini.
"Ibu akan memberikan sebuah syarat untukmu, agar kamu tidak menyakiti Aluna."Darren masih benar-benar bingung dengan apa yang dikatakan oleh ibunya, karena menurutnya dia sama sekali tidak akan menyakiti Aluna. Setidaknya secara verbal. Lagi pula mereka tidak punya perasaan satu sama lain, lalu kenapa ibunya malah berpikiran seperti ini?Ya, walaupun memang Danita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Aluna dan Darren, tetapi harusnya wanita itu tidak mempersulit Darren seperti ini. Kalau sampai syarat yang diajukan oleh Danita memberatkan Darren, pria itu akan benar-benar kesulitan melepaskan Aluna. Sementara sang gadis ingin sekali segera lepas dari pria itu."Memangnya apa yang Ibu inginkan dariku?" tanya Darren akhirnya, karena kalau dia diam saja pun pembicaraan ini tidak akan pernah selesai, sementara banyak sekali yang harus dia pikirkan untuk hari lusa."Darren, semua perusahaan itu memang punyamu, karena hanya kamu anak satu-satunya dari Ibu dan almarhumah Ayah. Tap
"Baiklah. Kalau begitu, aku akan mengikuti syarat dari Ibu," ucap Derren dengan lemah.Sebenarnya, dia melakukan semua ini karena terpaksa. Darren tidak punya pilihan lain untuk mengikuti semua keinginan ibunya. Kalau misalkan dia menolak, pasti ibunya akan melakukan cara lain untuk mendapatkan persetujuannya dengan syarat yang lainnya. Entah bagaimana jika Aluna mengetahui tentang persyaratan dari ibunya ini, mungkin gadis itu akan menolak pernikahan. Tetapi Darren tidak mungkin mundur lagi, mengingat sudah banyak sekali uang yang dia keluarkan untuk Aluna.Bukan masalah perhitungan, tetapi begitu banyak pengorbanan dirinya untuk mendapatkan Aluna dan persetujuan dari gadis itu. Danita pun tersenyum tenang, akhirnya anaknya bisa dikendalikan olehnya. Dari dulu sebenarnya Danita ingin sekali mengendalikan Darren dengan berbagai cara, termasuk dalam pernikahan. Apalagi saat dulu masih berhubungan dengan Monica. Wanita ini ingin sekali menyadarkan anaknya itu, tetapi karena cinta buta,
Keesokan paginya, suasana benar-benar terasa sibuk di rumah Aluna. Padahal sebelumnya Amalia merencanakan syukuran itu setelah Aluna sah menjadi istrinya Darren. Tetapi, wanita paruh baya itu berpikir ulang dan memilih untuk secepatnya mengadakan syukuran. Ini meminimalisir agar tidak ada gosip miring tentang anaknya. Mungkin perihal utang mereka, Amalia bisa menerima sebab memang itu kenyataannya. Tetapi, kalau misalkan ada yang berbisik ketika Aluna menikah karena kecelakaan, maka Amalia tidak akan tinggal diam saja. Jadi, dia berusaha untuk melakukan sebaik mungkin agar nama Aluna bersih. Sementara itu sang gadis pun memilih untuk pergi ke kantor. Dia tidak mau menjadi pusat perhatian di rumahnya sendiri. Entah apa yang dilakukan Darren nanti di kantor, yang pasti pria itu sama sekali tidak menghubunginya sedari semalam. Mungkin karena permasalahan emas kawin yang di tuntut oleh Aluna kemarin. Sebenarnya, gadis itu merasa tidak tenang, takut jika Darren murka atau pernikahan ini
"Aku sudah mengambil keputusan, Bu. Tapi untuk saat ini, aku benar-benar ingin istirahat. Nanti mungkin sore, aku akan keluar sebentar."Darren akhirnya pergi dari hadapan Danita. Wanita itu tidak merasa yakin dengan ucapan yang diberikan oleh anaknya. Dia pun berpikir untuk mencari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada Amarudin.Tanpa perlu waktu lama, akhirnya pria di seberang sana pun menerima panggilan dari Danita. "Selamat pagi, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Amarudin. Pria di seberang sana merasa kaget, karena sang nyonya tiba-tiba saja memanggilnya di pagi hari. Tidak seperti biasanya, lalu Danita juga akan bilang kalau hari ini dia tidak bisa menyamar sebagai OG. Tentu saja takut kalau misalkan Darren curiga jika Danita tiba-tiba saja pergi tanpa memberi kabar, sementara pria itu seharian akan di rumah sampai sore. Danita mulai uring-uringan. Dia benar-benar harus memastikan dulu kalau Aluna itu ada di kantor atau mungkin di tempat lain. Padahal, Danita pun
Selama dalam perjalanan juga Aluna mulai berpikir macam-macam, karena sebelumnya dia belum pernah bertemu dengan calon mertuanya, yaitu Danita. Dia berpikir kalau orang tua Darren itu mungkin lebih galak dan seperti mertua-mertua yang ada di sinetron. Memikirkannya saja membuat Aluna merasa stres sendiri. Tetapi kalau tidak seperti ini, wanita itu tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, mengingat besok mereka harus menikah. Entah bagaimana reaksi ibunya nanti kalau tahu Darren tidak masuk sebab perbuatan Aluna kemarin. Tetapi satu hal yang pasti, Aluna harus memastikan dulu apa yang sebenarnya terjadi kepada Darren, sampai pria itu tidak menghubunginya. Bahkan Darren tidak memberitahu dirinya kalau tidak akan ke kantor hari ini. Sementara itu, di sisi lain Amarudin berusaha untuk menghubungi wanita paruh baya. Dia harus memberitahu perihal kedatangan Aluna. Kalau tidak, maka penyamaran wanita paruh baya itu akan terbongkar. Untunglah saat itu Danita sedang memainkan ponse
Setelah masuk ke dalam ruangan, dia dikagetkan lagi dengan semua arsitektur tempat itu yang begitu indah. Benar-benar seperti kastil, lebih besar dan megah. Salah satu satpam menyuruh Aluna untuk duduk. Setelahnya tak lama kemudian ada beberapa wanita paruh baya memakai pakaian khas maid, itu adalah ART yang ada di sini.Namun bukannya merasa senang, gadis itu malah jadi gugup sendiri. Takut jika Darren melakukan sesuatu yang aneh untuknya. Bagaimana kalau misalkan dia dijebak dengan semua rencana yang Darren buat? Biasanya pria itu akan melakukan hal aneh padanya. "Silakan, tunggu sebentar, ya, Nona. Saya akan bertanya dulu kepada Tuan Darren. Apakah Nona langsung masuk kamarnya atau tunggu di sini." Aluna langsung terperangah dan saat itu juga sang gadis langsung berpikiran kalau memang semua ini adalah rencana Darren. Kalau benar begitu, maka sang gadis tidak akan mau meminta maaf. Sebaliknya dia akan memaki-maki Darren karena sudah mempermainkannya seperti ini. Padahal semalama
Darren yang saat itu juga baru bangun hanya terdiam. Dia berpikir kalau saat ini pria itu sedang bermimpi bertemu dengan Aluna, karena menurutnya tidak mungkin gadis itu mau menghampirinya. Mengingat bagaimana tabiat Aluna selama ini. Jadi, pria itu berpikir kalau sekarang sedang bermimpi. Untuk beberapa saat mereka saling pandang. Maid yang ada di luar pun merasa malu sendiri melihat aktivitas mereka saat ini. Jadi, tanpa permisi wanita paruh baya itu pun meninggalkan mereka berdua. Tiba-tiba saja Darren tersenyum, membuat Aluna semakin tidak bisa berkutik. Gadis itu malah semakin mematung, sampai jari jemarinya tidak bisa digerakkan sama sekali kala melihat senyuman Darren untuk pertama kalinya. Pria itu terlihat melengkungkan bibir yang begitu tulus. Ini tabu, karena selama ini Darren jarang sekali tersenyum kepadanya. Yang dilakukan pria itu hanyalah marah-marah dan terus-terusan saja menyiksanya. Darren semakin yakin itu mimpi saat melihat kalau Aluna hanya diam saja. Pria it