Home / Romansa / Istri Bayaran Sang CEO / Bab 25 Terpaksa Lunch

Share

Bab 25 Terpaksa Lunch

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2023-09-29 22:44:23

Dari kaca luar, terlihat sekali kalau anaknya itu begitu sibuk. Banyak sekali tumpukan berkas di sana. Wajahnya juga sesekali tampak menegang dan stress. Ini menandakan kalau Darren itu berusaha keras dan bersungguh-sungguh dalam pekerjaan.

Hati Danita merasa terenyuh. Seharusnya di usianya sekarang, Darren sudah mempunyai anak, setidaknya menikah. Tetapi karena beban keluarga dan tidak ada lagi yang meneruskan perusahaan ini, akhirnya Darren yang ambil alih, ditambah pengkhianatan Monica yang membuat anaknya seperti ini.

Danita benar-benar merasa kesel. Sampai kapan pun dia berjanji tidak akan pernah membiarkan Monica kembali masuk ke dalam kehidupan Darren. Apa pun yang terjadi, dia harus menutup akses Monica untuk kembali kepada anaknya. Jika suatu hari dia kelolosan dan Monica datang bertemu Darren, apa pun yang terjadi Danita harus membantu Darren untuk keluar dari masa lalunya.

Walaupun sampai sekarang wanita itu tahu jika Darren belum bisa menemukan Monica, setidaknya kehadi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 26 Meminta Keputusan

    Sementara itu di sisi lain, ternyata Danita sedang mengikuti dua orang itu. Sebelumnya dia sudah meminta izin kepada Pak Aman untuk keluar dengan alasan mencari makanan. Ya walaupun Pak Aman tahu apa yang akan direncanakan oleh Nyonya besarnya, tetapi jika karyawan lain bertanya ke mana Danita, maka jawabannya sudah dikantongi oleh Pak Aman. Sebenarnya ini sangat melelahkan untuk usia wanita yang sudah hampir sepuh itu, tetapi dia juga harus benar-benar meneliti semua gerak-gerik kedua orang itu. Melihat apakah mereka benar-benar akan menjadi seorang pasangan yang serasi atau mungkin ini adalah rencana Darren saja agar dia tidak menjodohkan pria itu dengan wanita lain. Dari luar, Danita melihat mereka masuk ke sebuah restoran. Ini sudah dipastikan kalau Darren mengajak Aluna ke sebuah restoran mewah dan merupakan sebuah loyalitas dari seorang Darren untuk calon istrinya. "Bagus, Darren. Berarti memang Aluna itu adalah calon istri yang baik." Biasanya sekretaris itu akan diikutsert

    Last Updated : 2023-10-01
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 27 Tentang Siska

    "Nyonya, kok sudah sampai?" tanya Pak Aman saat melihat Danita sudah turun dari sebuah taksi dan kembali ke perusahaan Darren. Wanita itu langsung memberikan isyarat pada Pak Aman untuk tetap diam. "Kan saya sudah bilang, Pak. Kalau di sini jangan panggil saya Nyonya, panggil saja Bu atau Bu Nita, ya?" Pak Aman langsung terkekeh dan menggaruk kepala. Dia sampai lupa kalau majikan ini sedang berakting."Iya, maaf, Bu. Tapi ngomong-ngomong, katanya sedang mengikuti Pak Darren dan juga Bu Aluna, tetapi kenapa ternyata sekarang sudah balik lagi?" "Tugas saya sudah selesai sekarang. Kalau begitu saya mau makan siang dulu, ya?" "Tapi, Bu ...."Langkah Danita langsung terhenti saat Pak Aman tiba-tiba saja memanggil namanya. "Kenapa, Pak?" "Makanan di sini kan makanan karyawan biasa, apa Ibu tidak apa-apa?" tanya Pak Aman. Dia sebenarnya segan bertanya seperti ini, tapi takutnya Danita berkomentar macam-macam perihal makanan di sini, mengingat kalau makanan karyawan itu tidak seperti

    Last Updated : 2023-10-02
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 28 Kebimbangan

    Sekarang Aluna dan Darren sedang dalam perjalanan menuju kantor. Memang jaraknya itu cukup jauh, harus memakai mobil. Ini dikarenakan Darren tidak mau sampai ada karyawan lain yang melihat mereka. Walaupun memang nanti pernikahannya dan Aluna akan diumumkan secara resmi, tetapi untuk sekarang dia harus merahasiakannya hingga pernikahan mereka sah menurut agama dan negara.Ini meminimalisir agar tidak ada pengganggu, mengingat kalau di kantornya ada Amar yang memang menyukai Aluna dan juga harus menyingkirkan pria itu serta memberikan pelajaran dengan menjadikan Aluna sebagai milik Daren seutuhnya. Ya walaupun ini hanyalah sebagai perjanjian karena dia tidak bisa menyentuh Aluna sembarangan, tetapi setidaknya apa pun yang menjadi miliknya tidak boleh dimiliki oleh orang lain. Setidaknya selama Aluna menjadi istrinya, tidak boleh ada satupun pria yang mengganggu hubungan mereka. Beberapa kali Darren menoleh kepada Aluna yang memilih untuk melihat ke jalanan dari kaca jendela. Darren j

    Last Updated : 2023-10-02
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 29 Beban Pikiran

    Aluna terdiam. Di mejanya dia menatap lurus ke depan sembari memijat kelapa yang berdenyut. Bagaimana bisa dia melakukan perjalanan bisnis? 3 hari pula. Satu hari bersama Darren saja seperti satu minggu lamanya. Apalagi jika pria itu terus-terusan memarahinya dan menuntut Aluna macam-macam.Gadis itu memejamkan mata sembari menghela napas panjang. Ini benar-benar membuatnya stres. Tetapi kalau misalkan dia tidak mau ikut, maka Darren pasti akan membatalkan semuanya. Padahal dia tinggal menjalani semua pernikahan yang sudah dijanjikan. Ya, walaupun belum ada pertemuan antara kedua belah pihak, setidaknya Darren sudah mau membantunya. Nanti dia akan meminta uang DP terlebih dahulu untuk melunasi utang ibunya itu. Di saat seperti itu, tiba-tiba saja Danita masuk. Ini sudah hampir pulang, biasanya para petugas kebersihan akan memulai untuk membersihkan ruangan yang sudah mereka jadwalkan. Danita menautkan kedua alis saat melihat Aluna terdiam dengan wajah stres.Tentu saja ini menarik

    Last Updated : 2023-10-02
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 30 Ancaman Amar untuk Alika

    "Ya, pokoknya kamu harus bisa membuat Aluna yakin kalau aku ini adalah pilih yang baik untuknya," ucap Amar masih dengan keras kepala. Gadis itu menggelengkan kepala, memejamkan mata dan ingin sekali berteriak memaki pria di depannya ini."Dengar, Amar! Ini bukan urusanku. Kalau kamu memang mau mendapatkan Aluna setelah mendapatkan penolakan, itu bukan urusanku. Aku sudah berusaha untuk membantumu, jadi tolong jangan ganggu aku. Aku laporkan kamu ke Pak Darren kalau seperti ini terus!" seru Alika dengan wajah serius. Dia juga menantang di depan Amar, membuat pria itu mengepalkan kedua tangannya. Padahal dia sudah yakin kalau Alika itu bisa membantunya mendapatkan Aluna, tetapi yang didapat adalah sebuah ancaman. "Kamu berani seperti itu kepadaku?" "Aku terpaksa melakukan ini karena kamu itu benar-benar tidak bisa ditoleransi. Kamu tahu? Pekerjaanku sangat banyak dan aku kebetulan sudah berusaha berbicara dengan Aluna perihal ini. Kalau memang Aluna tidak bisa denganmu, terima saja

    Last Updated : 2023-10-03
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 31 Saling Menantang

    "Loh, memang aku seperti itu?" tanya Darren yang tiba-tiba saja membuat Aluna terperangah. Pria di depannya ini tidak sadar diri, seperti apa dia sebenarnya selama ini. Gadis itu sampai memijat pelipisnya yang berdenyut. Darren memang sudah matang usianya juga lebih tua jauh dari Aluna, tetapi kenapa sikap pria ini seolah-olah seperti anak ABG yang belum pubertas. Ini benar-benar membuat Aluna kelelahan sendiri, fisik maupun mental. Dia tidak tahu harus bagaimana bersikap kepada Darren agar pria itu mengerti bagaimana memperlakukan wanita dengan baik. "Bapak tidak sadar kalau selama ini Bapak itu terlalu arogan, semuanya sendiri dan pemaksa?" "Kenapa kamu berkata seperti itu? Memangnya aku sejelek itu? Bukankah aku juga berbaik hati kepadamu untuk meminjamkan uang?" ucap Darren membuat Aluna terkesiap. "Loh, Pak. Saya memang meminjam uang kepada Bapak, tapi Bapak juga kan punya timbal baliknya. Kok Bapak malah membicarakan masalah itu? Saya ini sedang membicarakan sikap Bapak yang

    Last Updated : 2023-10-03
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 32 Shoping Dadakan

    "Kenapa kamu itu banyak protes, sih? Lagian aneh banget, setiap wanita tuh pasti mau diberikan baju. Tetapi kenapa kamu malah seperti ini, hah?!" tanya Darren sembari berkacak pinggang.Dia benar-benar tidak menyangka dengan jalan pikiran Aluna, sangat jauh berbeda dan unik. Tetapi keunikannya itu malah membuat Darren kesal. Aluna menghela napas kasar dan menatap bosnya dengan datar. "Tentu saja, Pak. Saya juga mau seperti itu." "Lalu, kenapa kamu protes?""Tapi, saya tidak mau kalau yang memberikannya Bapak." "Loh, memang apa bedanya? Lagian saya ini kan calon suami kamu. Harusnya kamu itu tidak mempermasalahkan semua ini, kan?" tanya Darren lama-lama emosi juga dengan sikap Aluna. Saat mereka sedang adu mulut, dari kejauhan Danita sedang melihat interaksi di antara mereka. Hanya saja wanita paruh baya itu tidak bisa mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh Aluna dan Darren. Sang wanita melihat ekspresi Darren yang tampak tegang, sepertinya pria itu sedang memarahi Aluna.Danit

    Last Updated : 2023-10-04
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 33 Tamu Tak Diundang

    Selama perjalanan, Aluna sudah tidak tenang. Dia beberapa kali duduk, tidak bisa diam. Sempat menoleh ke arah Darren yang terlihat bersenandung. Wajahnya juga tampak semringah, tetapi berbeda jauh dengan Aluna. Ini sebuah bencana untuknya. Bagaimana kalau misalkan ibunya bertanya macam-macam kepada Darren atau meminta uang kepada pria itu? Ini benar-benar sangat memalukan. Namun, dia dan pria itu sudah berada di perjalanan, mana mungkin Aluna tiba-tiba saja meminta turun dan mengusir sang pria. Bisa-bisa semua yang sudah direncanakan gagal total, lalu dia harus mencari uang 100 juta ke mana lagi? Gadis itu mengaduh dalam hati, apa yang harus dia lakukan? Pertanyaan itu terus saja menggelantung tanpa ada jawabannya. Hingga beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di pelataran rumah Aluna. Amalia yang mendengar suara mobil terparkir di depan rumahnya pun menautkan kedua alis. Dari tadi dia menunggu kedatangan Aluna. Biasanya anaknya akan pulang sebelum Magrib, jadi dia pun berpikir

    Last Updated : 2023-10-04

Latest chapter

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 154 Manusia Transparan

    Aroma makanan yang menyerang itu membuat rasa lapar semakin menjadi. Bahkan suara perutnya terdengar. Gadis itu meringis sembari memegangi perut. Kalau sudah begini, apakah dia harus menyerah untuk keluar? Tetapi bagaimana kalau ternyata benar Darren ada di sana? Yang ada dia gengsi dan malu sendiri, sebab tahu kalau dirinya kabur tanpa pamit kepada bosnya. Bagaimanapun Darren itu adalah bosnya sendiri. Pasti akan ada kata-kata yang membuat Aluna kembali merasa sakit hati, tapi kalau diam saja pun dia pasti akan kelaparan dan entah sampai jam berapa pria itu akan ada di sini. Darren melihat ke sekitar, berharap kalau Aluna datang. Tetapi tidak juga keluar. Dia berbisik kepada mertuanya, apakah rencana yang tadi itu berhasil atau tidak."Aluna belum keluar, Bu?" tanya Darren memastikan."Sudah tenang aja, sebaiknya kamu makan, ya?" Amalia terlihat santai.Dia malah menyendokan makanan di piring menantunya. Sebab Amalia mengatakan kalau Aluna pasti akan keluar. Entah cepat atau lambat

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 153 Taktik Amalia

    Entah berapa lama Aluna menunggu di kamar. Tetapi dia kesel dan juga lapar kalau terus-terusan berada di kamar. Masalahnya gadis itu tidak mendengar suara mobil Darren menjauh, artinya sang suami masih ada di sini.Kalau begitu, dia terjebak di kamar dan tidak bisa ke mana-mana. Lalu, bagaimana dengan urusan perut? Cacing-cacing yang ada di perutnya juga sudah protes untuk diberi makan.Gadis itu mencoba mencari sesuatu di kamarnya, mungkin saja ada camilan atau setidaknya permen yang bisa dikunyah. Tetapi tak ada, sejak pernikahan dirinya kamar ini sudah benar-benar dibersihkan oleh ibunya dan yang tertinggal hanya barang-barang milik pribadi. Gadis itu menghela napas pelan, tak tahu apa yang harus dilakukan kalau sudah begini. Sementara itu Amalia saat ini sedang sibuk di dapur. Dia berusaha untuk memasak apa pun yang spesial untuk menantunya, karena dia juga tahu mana mungkin Aluna kuat seharian di kamar, apalagi kalau sampai mencium aroma masakan sang wanita.Mana mungkin Aluna b

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab152 Prestasi bagi Darren

    Amalia pun tidak bisa mengelak lagi kalau Darren sudah mengatakan hal seperti itu. Dengan senyuman tulus Amalia menganggukkan kepala, tetapi tidak mengatakan kalau Aluna ada di sini.Wanita paruh baya itu memberikan isyarat kepada Darren dengan menganggukan kepala dan mengacuhkan jari jempol ke arah kamar Aluna. Seketika pria itu tersenyum. Dia mengerti apa yang dikatakan oleh Amalia. Dengan suara pelan Amalia pun memberikan wejangan kepada menantunya itu. "Sepertinya dia masih merajuk. Kalau kamu mau, tunggu saja sampai sore di sini. Ibu akan siapkan kamar lagi di sini, kalau perlu kamu menginap saja. Lagi pula Aluna mana mungkin bisa tahan seharian di kamar. Bagaimana?"Mendengar itu Darren terdiam. Dia benar-benar takut dengan apa yang dikatakan oleh mertuanya. Pria itu pikir Amalia akan marah besar karena tahu mereka bertengkar. Padahal baru dua hari menjadi suami istri, tapi semua di luar dugaan. Amalia bahkan begitu bijak memberikan solusi terbaik. "Ibu tidak akan ikut campur

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 151 Mencari Aluna (2)

    "Kamu mau makan sesuatu?" tanya Amalia saat melihat Aluna yang hanya berdiam diri."Tidak, Bu. Aku hanya istirahat sebentar, kok," ucap gadis itu. "Ya, sudah kalau begitu. Sebaiknya kamu ke kamar saja." Aluna setuju. Mungkin memang sebaiknya dia menjernihkan pikiran sebentar di dalam kamar, tempat ternyaman yang tidak ada siapapun mengganggu. Baru juga 10 menit wanita itu tiduran di kamar, tiba-tiba saja suara deru mobil terparkir di depan rumah Amalia. Sang wanita paruh baya langsung melihat dan yang keluar dari mobil ternyata Darren. Dengan cepat wanita itu menyambut kedatangan menantunya."Nak Darren? Tumben ke sini? Memang sudah pulang kerja?" tanya Amalia.Sebenarnya dia hanya basa-basi, sebab tahu kalau menantunya ini pasti akan menjemput Aluna. Tetapi dia tidak mau ikut campur terlalu jauh. Kalaupun memang ada masalah, biarkan saja seperti ini. Lagi pula mereka sudah berumah tangga, hal yang wajar jika ada pertengkaran kecil. Berharap ini tidak akan membuat hubungan mereka m

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 150 Mencari Aluna (1)

    "Baiklah, Bu. Aku tidak akan menginap Aku hanya ingin istirahat di sini aja, boleh?" tanya Aluna, akhirnya memilih untuk mengalah. Dia tidak mau membuat ibunya semakin kepikiran. Aluna yakin, ibunya pasti mengatakan hal itu untuk meminimalisir pertengkaran antara dirinya dan Darren. Bisa gawat juga kalau Danita bertengkar dengan Amalia karena mengizinkan seorang menantu kabur dari rumah mertua tanpa mengatakan apa-apa. "Baiklah kalau begitu. Sebaiknya kamu duduk saja dulu. Istirahatlah sebisanya. Setelah itu kamu kembali kepada suamimu, ya?" ucap Amalia yang membuat Aluna hanya bisa terdiam. Tampaknya sekarang dia harus mencari tempat persembunyian yang sekiranya tidak akan diketahui oleh siapa pun, terutama Darren. Karena kalau dia pergi ke rumah ibunya ataupun bersama dengan Alika, itu pasti akan mudah sekali terbaca oleh Darren. Gadis itu menghela napas panjang dan memilih untuk menyandarkan punggung. Dia akan istirahat dan menenangkan pikiran dulu, sampai benar-benar tahu baga

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 149 Bersembunyi

    Sudah 10 menit berlalu, tapi tidak ada kabar dari Aluna. Darren mulai uring-uringan. Dia sudah berusaha untuk meminta Alika mencari Aluna, sayangnya belum juga ketemu. Kalau sudah begini maka kejadiannya akan benar-benar membuat Darren bahaya. Bagaimana kalau Danita tahu kejadian tadi? Bisa-bisa dia akan dimarahi habis-habisan, lebih parahnya warisan yang seharusnya milik Darren akan dibekukan. Membayangkannya saja membuat Darren tak kuasa, apalagi kalau jadi kenyataan. Darren mengerang dan mengacak-ngacak rambut yang sudah disusun rapi. "Ah, sial! Kalau sudah begini, aku harus turun tangan sendiri," ucap pria itu. Dia pun tidak mau menunggu kabar dari Alika ataupun Amarudin, dia akan mencari Aluna bagaimanapun caranya Darren harus bertemu dengan Aluna dan membawa gadis itu pulang. Sementara itu, Aluna sama sekali tidak kembali ke kantor dan memilih untuk pulang ke rumah ibunya. Dia akan berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depan ibunya, berharap kalau di sana mendapat ketenang

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 148 Bahan Gosip

    "Lo tahu ngga? Tadi itu Bu Aluna keluar dari ruangan Pak Darren dengan wajah marah. Terus tak lama kemudian Pak Darren juga keluar, dia malah kebingungan." Tak sengaja Alika mendengar pembicaraan salah satu rekan kerjanya yang tempat duduknya bersebelahan dengan dia. Sontak Alika pun menoleh dengan alis saling bertautan. "Tunggu, tunggu, tunggu! Kalian berdua lagi ngomongin apa?" tanya Alika membuat kedua wanita itu langsung menoleh. "Ini temen lo tuh, Aluna. Katanya udah keluar dari kantor Pak Darren dengan wajah marah. Apa mereka bertengkar, ya?" tanya salah satu di antara mereka kepada Alika, membuat sang gadis kaget. "Salah lihat kali," ucap Alika, karena nggak mau sampai salah bicara atau diam saja. Takut jika rekan-rekan kerjanya berpikiran macam-macam terhadap dua orang itu. "Mana mungkin salah lihat! Orang gue lihat sendiri, kok," timpal salah satunya yang sedang berdiri. "Bu Aluna kan teman lo, apa nggak sebaiknya lo cari tahu? Jangan-jangan mereka sedang bertengkar ata

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab147 Salah Ucap

    Darren dan Aluna saling pandang. Pria itu tampaknya benar-benar baru sadar apa yang sudah dikatakannya barusan. Apalagi melihat Aluna yang marah dengan wajah memerah, dia itu juga melihat kalau sang gadis mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Ini bahaya. Jika seorang Aluna bisa marah seperti ini, artinya dia sudah keterlaluan mengatakan hal tadi. "Aluna, dengarkan aku dulu. Tadi itu--" "Nggak, Pak. Cukup! Saya sudah mengerti. Bapak menilai saya serendah itu. Padahal Bapak sendiri yang membuat aturan, tapi Bapak yang melanggarnya. Harusnya Bapak sadar, kalau bukan karena saya mungkin saat ini Bapak masih dikejar-kejar untuk mencari jodoh." "Iya, aku tadi salah. Aku benar-benar minta maaf dan tidak sengaja mengatakan itu." "Tidak sengaja, Pak? Bapak spontan mengatakan itu sambil tertawa. Itu membuat harga diri saya diinjak-injak." "Loh, aku tidak menginjak harga dirimu. Aku benar-benar menghormatimu, bahkan aku khawatir terjadi sesuatu kepadamu. Sampai mencari ke mana-mana."Al

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab146 Bapak Pikir Lucu?!

    Darren langsung memundurkan tubuhnya, tapi dia masih menatap gadis itu dengan tajam. Entah kenapa reaksi yang diberikan oleh Darren membuat Aluna ketakutan sendiri. Mungkinkah pria itu tahu kalau dirinya tidak ada di pantry saat itu. "Jangan bohong! Aku tadi ke pantry dan tidak ada siapa-siapa." Seketika Aluna hanya bisa terdiam, suaranya tidak keluar sama sekali menandakan kalau dirinya benar-benar sudah terpojok. Gadis itu merutuki diri, tapi juga tidak tahu harus berbuat apa-apa. Sebab dirinya malu jika berhadapan dengan Darren. Saat ini saja kalau Darren tidak memberikan ekspresi marah, mungkin kelebatan saat mereka melakukan adegan ciuman itu akan kembali terulang. "Katakan, Aluna. Kenapa kamu menghindariku? Apa gara-gara aku menciummu?"Tubuh Aluna menegang. Wajahnya saat ini benar-benar memerah. Haruskah Darren mengatakan hal seperti itu di depan gadis yang belum pernah tersentuh oleh pria manapun? Ini memalukan untuk Aluna. Gadis itu sampai menunduk karena malu. Melihat r

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status